• Tidak ada hasil yang ditemukan

v i : Nilai centroid cluster ke-

2.5 Berat Badan Ideal

Berat badan ideal sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh manusia. Seseorang yang memiliki berat badan ideal, akan lebih kecil kemungkinannya untuk terserang penyakit dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan yang tidak ideal (Hartono, 2006).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal atau tidaknya berat tubuh seseorang. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:

1. Keseimbangan Asupan Nutrisi

Manusia membutuhkan nutrisi yang seimbang untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap fit. Asupan nutrisi ini diperoleh dari makanan dengan kadar yang berbeda-beda untuk setiap orang.

Kekurangan nutrisi akan menyebabkan kinerja organ-organ tubuh menurun yang mengakibatkan tubuh seseorang rentan terhadap serangan penyakit, karena tubuhnya tidak mampu memproteksi diri dari serangan yang terjadi. Sebaliknya, nutrisi yang berlebihan dalam tubuh menyebabkan berat tubuh naik secara drastis. Hal ini diakibatkan oleh nutrisi yang masuk lebih besar daripada nutrisi yang dibutuhkan, sehingga tubuh tidak dapat menyerap seluruh nutrisi tersebut yang mana sisanya akan menjadi timbunan lemak dalam tubuh.

2. Aktivitas Gerakan Tubuh

Tubuh manusia terdiri dari jutaan sel yang selalu aktif setiap hari menyokong sistem organ tubuh manusia. Agar sel-sel ini selalu dalam kondisi yang baik, sel- sel ini harus sering diaktifkan dengan cara menggerakkan tubuh secara aktif. Salah satu aktivitas yang cocok untuk mengaktifkan gerakan tubuh adalah dengan melakukan olah raga, karena dengan melakukan olah raga, selain mengaktifkan sel-sel di dalam tubuh, timbunan lemak juga akan berkurang, karena dibakar sebagai bahan bakar dari aktivitas olah raga yang dilakukan.

3. Gaya Hidup dan Pola Makan

Gaya hidup yang kita terapkan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap ideal atau tidaknya berat badan kita. Merokok, minum minuman keras akan membawa efek samping yang serius bagi sel-sel tubuh ynag selanjutnya akan mengakibatkan berat tubuh manusia semakin jauh dari nilai ideal.

LLB TB UK= 2.5.1 Ukuran Kerangka

Untuk menentukan ukuran kerangka tubuh, dilakukan pengukuran lingkar pergelangan tangan dengan pita meteran serta nilai tinggi badannya. Untuk menghitung nilai ukuran kerangka manusia, dapat dilihat dari ukuran lingkar lengan bawahnya sebagaimana terlihat pada Gambar 2.3. Untuk menghitung nilai ukuran kerangka manusia, dapat dilihat dari ukuran lingkar lengan bawahnya.(Hartono, 2006).

Gambar 2.2 Lingkar Lengan Bawah

Rumus untuk menghitung ukuran kerangka manusia seperti ditunjukkan pada persamaan berikut :

………. (7) Dimana :

UK = Ukuran Kerangka TB = Nilai Tinggi Badan

LLB = Ukuran Lingkar Lengan Bawah

Setelah ukuran kerangka diperoleh, untuk menentukan apakah ukuran kerangka manusia tersebut termasuk kategori kecil sedang atau besar ditentukan dengan melihat jenis kelamin dan nilai ukuran kerangkanya berdasarkan aturan yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.

2 TB

BB BMI=

Tabel 2.1 Aturan Kategori Ukuran Kerangka

Jenis Kelamin Nilai Ukuran Kerangka Kategori Ukuran Kerangka

Laki-Laki < 9,6 Kerangka Kecil

Laki 9,6 – 10,4 Kerangka Sedang

Laki >10,4 Kerangka Besar

Perempuan <10,1 Kerangka Kecil

Perempuan 10,1 – 11,0 Kerangka Sedang

Perempuan >11,0 Kerangka Besar

Sumber: Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit, Hartono, 2006.

2.5.2 BMI (Body Mass Index)

BMI (Body Mass Index) merupakan suatu pengukuran yang membandingkan berat badan dengan tinggi badan. BMI merupakan teknik untuk menghitung index berat badan, sehingga dapat diketahui kategori tubuh kita apakah tergolong kurus, normal atau gemuk. BMI dapat digunakan untuk mengontrol berat badan sehingga dapat mencapai berat badan normal yang sesuai dengan tinggi badan (Judic, 2009).

Dalam menghitung BMI diperlukan dua parameter, yaitu berat badan (kg) dan tinggi badan (cm). BMI dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

……… (8) Dimana :

BMI = Nilai body mass index BB = Berat badan dalam kilogram TB = Tinggi Badan dalam centimeter.

Untuk mengukur apakah berat badan seseorang ideal atau tidak, dapat dilakukan dengan melihat nilai BMI (Body Mass Index) tubuhnya dan membandingkan nilainya dengan aturan yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Aturan Perhitungan Berat Badan Ideal Nilai BMI Keterangan

<18,5 Berat Kurang 18,5 – 22,9 Berat Normal 23 – 24,9 Obesitas Ringan 25 – 29,9 Obesitas Sedang >= 30 Obesitas Berat

Sumber: Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit, Hartono, 2006.

Batas ambang BMI ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah 20,1 – 25,0 dan perempuan adalah 18,7 – 23,8.

Untuk kepentingan monitoring dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat danmenggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang.

2.5.3 BMR (Basal Metabolic Rate)

BMR (Basal Metabolic Rate) adalah kebutuhan kalori minimum yang diperlukan untuk mempertahankan hidupsi individu dalam keadaan istirahat. Hal ini dapat dilihat sebagai jumlah energi (diukur dalam kalori) dikeluarkan oleh tubuh dalam keadaan statis tanpa aktifitas.

BMR bertanggung jawab atas pembakaran hingga 70% dari total yang kalori yang dikeluarkan, namun angka ini bervariasi berdasarkan faktor-faktor berikut ini :

• Genetika

Beberapa orang dilahirkan dengan metabolime yang berbeda-beda.

Pria yang notabennya memiliki massa otot yang lebih besar dan presentase lemak tubuh yang rendah berarti mereka memiliki BMR yang lebih rendah dibanding wanita.

• Usia

Semakin bertambah usia seseorang maka semakin rendah nilai BMR yang mereka butuhkan. Turun setelah berusia diatas 20 tahun. Turun sekitar 2% selama kurun waktu 10 tahun.

• BMI

BMI seseorang juga menjadi faktor besar dari kebutuhan BMR seseorang. Semakin gemuk seseorang, maka tinggi pula BMR orang tersebut.

• Aktifitas & Olahraga

Aktifitas atau latihan fisik seseorang tidak hanya mempengaruhi berat badan dan pembakaran kalori saja, tapi juga berpengaruh kepada nilai BMR seorang pasien.

Rumus BMR sendiri menggunakan variabel usia, tinggi badan, berat badan dan jenis kelamin. Rumus ini lebih akurat daripada menghitung kebutuhan kalori berdasarkan berat badan saja.

BMR pasien dapat dihitung melalui rumus berikut ini, dan dibedakan berdasarkan jenis kelamin:

BMR (wanita) = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB - (4,7 x U)

BMR (pria) = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB - (6,8 x U)…………..(9)

Dimana :

BB = Berat badan dalam kilogram TB = Tinggi Badan dalam centimeter U = Usia dalam tahun

Setelah kita mendapatkan hasil BMR pasien, kita harus menghitung kebutuhan kalori harian dengan menggunakan Persamaan Harris Benedict, sebagai berikut :

Kelompok 1 : Tidak berolah raga

Kebutuhan Kalori Harian = BMR x 1.2 Kelompok 2 : Berolah raga ringan (1-3 kali seminggu)

Kebutuhan Kalori Harian = BMR x 1.375 Kelompok 3 : Berolah raga sedang (3-5 kali seminggu)

Kebutuhan Kalori Harian = BMR x 1.55 Kelompok 4 : Berolah raga berat (6-7 kali seminggu)

Kebutuhan Kalori Harian = BMR x 1.725 Kelompok 5 : Berolah raga berat dan sangat aktif

Kebutuhan Kalori Harian = BMR x 1.9………(10)

2.5.4 Manfaat Mengetahui BMI& BMR

Dengan mengetahui nilai BMI seseorang maka dapat diketahui apakah termasuk kategori kurang berat badan, normal atau kelebihan berat atau obesitas (kegemukan). Resiko penyakit yang berhubungan dengan derajat kegemukan seperti penyakit jantung, kencing manis bahkan stroke dapat dilihat dari nilai BMI yang dihasilkan. Nilai BMI dipengaruhi oleh usia namun sama pada kedua jenis kelamin. Nilai BMI dapat tidak sesuai pada derajat kegemukan dari populasi yang berbeda, dalam hubungannya dengan perbedaan proporsi tubuh. Sebagai contoh, ada orang Amerika dan orang Asia yang memiliki nilai BMI yang sama. Namun dilihat dari kenyataan, orang Asia tersebut memiliki proporsi massa lemak yang lebih banyak dari pada massa otot dibandingkan dengan orang Amerika.

Berdasarkan penelitian di bidang kesehatan, dengan mengetahui dan mengontrol nilai BMI, seseorang dapat mengurangi resiko penyakit 35 – 55 % dibandingkan orang yang tidak mengetahui berapa nilai BMI untuk standar ideal tubuhnya. Jadi dengan mengetahui cara menghitung BMI, seseorang dapat mengontrol diet makanannya sehari-hari berdasarkan kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh setiap hari (Hartono, 2006).

Sedangkan dengan mengetahui nilai BMR seseorang yang artinya kita dapat mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan untuk menjaga berat badan ideal. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah kalori yang kita butuhkan untuk menurunkan dan menaikkan berat badan sesuai dengan kondisi ideal yang kita inginkan.

Dokumen terkait