• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berat Bahan Baku x 100%

Dalam dokumen Rancang Bangun Alat Pencacah Sampah Organik (Halaman 59-71)

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan mesin ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan. Investasi di bidang mesin/alat dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang wajar, karena itu perlu dilakukan perhitungan biaya produksi. Prestasi mesin/alat harus mengimbangi total biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Biaya pemakaian alat

Biaya pokok ialah biaya yang diperlukan suatu alat/mesin pertanian untuk setiap unit produk dan diperlukan data kapasitas alat/mesin yang bersangkutan. Biaya produksi atau biaya pokok adalah biaya dari tiga unsur biaya yaitu biaya langsung, tenaga kerja langsung dan over head pabrik. Biaya-biaya ini secara

langsung berkaitan dengan biaya pembuatan produk secara fisik yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan proses produksi sehingga disebut juga dengan production cost. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya tak langsung lainnya. Ada dua kelompok biaya pemakaian alat atau mesin yang umum dibicarakan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Jumlah biaya tetap tidak dipengaruhi oleh jam kerja alsin, sedangkan biaya tidak tetap sangat dipengaruhi oleh alat dan mesin (Giatman, 2006).

Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang selalu harus dikeluarkan tanpa memandang aktivitas produksi yang sedang dilaksanakan dan tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan, misalnya: biaya penyusutan, biaya pajak, dan lain-lain (Halim, 2009).

Sedangkan biaya tidak tetap (variable cost) yaitu biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan produksi dan tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan dan biaya yang digunakan akan semakin besarjuga, misalnya: biaya perbaikan, pemebelian bahan, sewa alat, upah buruh, dan lain-lain (Waldiyono, 2008).

a. Biaya tetap

Biaya tetap terdiri dari:

1. Biaya penyusutan (metode sinking fund)

Selama suatu alat dipakai harus dianggap nilainya berkurang menyusut dan dibutuhkan suatu biaya untuk menutupnya yakni biaya penyusutan. Maka, begitu alat tidak berdaya guna lagi saat itu pula sudah

tersedia biaya sebagai pengganti alat tersebut yang dikumpulkan selama umur pemakaian alat. Penyusutan tidak selamanya bergantung pada umur daya guna alat. Bisa pula terjadi akibat perubahan zaman, perubahan keadaan pasar, dan hadirnya alat dengan teknologi terbaru yang lebih ekonomis.

Menurut Waldiyono (2008), menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengitung biaya penyusutan yaitu menggunakan metode penanaman dana (Singking fund methods). Dimana biaya penyusutan kecil di awal dan sangat besar pada akhir umur pemakaian. Maka kecilnya dana penyusutan pada awal pemakaian mungkin akan menguntungkan karena pada saat itu produksinya belum maksimal, tapi akan terasa berat pada akhir umur pemakaian yang dimana dana produksinya minimum.

Metode sinking fund memperhitungkan bunga modaldari bunga modal yangdigunakanpaling mendekati nilaipenyusutan yang sebenarnya. Persamaan yang digunakan ialah:

Dn = (P – S) (A/F, i%, n) (F/A, i%, n - 1)...(6) dimana:

Dn = Biaya penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun) P = Harga awal (Rp)

S = Harga akhir, 10% dari harga awal (Rp) N = Perkiraan umur ekonomis (tahun) n = Tahun ke-n

2. Biaya bunga modal dan asuransi

Besarnya bunga modal adalah perbandingan antara uang yang harus dibungakan selama periode tertentu dibandingkan dengan jumlah pinjaman yang diperoleh. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya:

I = i(P)(n+1)

2n ...(7) dimana:

P = Harga/nilai awal (Rp)

i = Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun) (Waldiyono, 2008).

3. Biaya pajak

Di beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alat dan mesin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya (Waldiyono, 2008).).

b. Biaya tidak tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari:

1. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.

2. Biaya bahan bakar adalah pengeluaran solar dan bensin (bahan bakar) pada kondisi kerja per jam. Satuannya adalah liter per jam, sedangkan harga per liter yang digunakan adalah harga lokasi.

Break even point

Break evenpoint merupakan analisis untuk mengetahui banyaknya bahan yang harus dicacah. Analisis break even pointadalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Sementara yang dimaksud dengan break event point adalah suatu keadaan diamana total revenue persis sama dengan total cost. Dengan demikian dalam kondisi break even pointperusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak pula menerima kerugian. Jadi analisis tersebut dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan antara lain tentang : 1. Jumlah penjualan minimal yang dipertahankan agar perusahaan tidak rugi. 2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu.

3. Sampai seberapa besar omset penjualan boleh turun agar perusahaan tidak rugi.

4. Sampai seberapa besar efek dari perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.

Analisis BEP juga digunakan untuk:

1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha.

2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi untuk peralatan produksi.

3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi

(Waldiyono, 2008).

Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak

untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Untuk mendefinisikan antara titik impas pada keuntungan (P) nol dan titik impas dengan kontribusi keuntungan, keuntungan sebelum pajak (P) perlu diperhatikan, yakni:

S =FC + P

SP - VC ...(8) dimana:

S = Sales variabel (produksi) (kg/tahun) FC = Fix cash (biaya tetap) (Rp/tahun)

P =Profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas. SP = Selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp)

VC = Variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp) (Waldiyono, 2008).

Net present value(NPV)

Net present value adalah selisih antara present value dari investasi nilai sekarang dari penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.

Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi. Cash flow yang benefit saja perhitungannya disebut dengan present worth of benefit (PWB), sedangkan jika

yang diperhitungkan hanya cash out (cost) disebut dengan present worth of cost (PWC). Sementara itu NPV diperoleh dari PWB dikurangi PWC, yakni:

NPV = PWB – PWC ...(9) dimana:

NPV = Net Present value PWB = Present worth of benefit PWC = Present worth of cost

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:

NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/ layak NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan (Giatman, 2006).

Internal rate of return(IRR)

Dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR) akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk %priode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).

Internal rate of return adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IRR = i1 NPV 1

dimana :

i1 = Suku bungabank paling atraktif i2 = Suku bunga coba-coba

NPV1 = NPV awal pada i1 NPV2 = NPV pada i2 (Kastaman, 2006).

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perhatian masyarakat terhadap soal pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini menjadi meningkat. Keadaan ini disebabkan karena semakin dirasakannya dampak negatif yang berasal dari lingkungan dan jika dibandingkan dengan dampak positifnya bagi peningkatan produktivitas tanaman pertanian pengaruh bahan kimia tersebut tidak sebanding. Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan produktivitas dan ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.

Pertanian organik merupakan bagian dari pertanian alami yang dalam pelaksanaannya berusaha menghindarkan penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Selain itu, juga untuk menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah melalui penggunaan sumberdaya alami seperti mendaur ulang sampah dedaunan yang banyak ada dilingkungan kampus, kantor dan perumahan.

Teknologi dan ilmu pengetahuan pada saat ini berkembang dengan sangat cepat, hal ini tidak lepas dari keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan mudah dan tidak menghabiskan waktu serta tenaga yang banyak. Perkembangan teknologi sangat diperlukan guna memepercepat penyelesaian pekerjaan yang dilakukan. Salah satu pekerjaan yang dilakukan manusia yang membutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga yang banyak adalah membuang

sampah atau membakar sampahuntuk mendapatkan lingkungan yang bersih. Jika sampah (daun-daunan) tersebut sangat banyak, tentu akan menyita waktu dan tenaga yang besar untuk membakar dan membuang sampah tersebut.

Alat pencacah sampah organik ini adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penghancur bahan organik seperti dedaunan, rumput-rumputan, ranting kecil pohon, dan pelepah pohon dengan cara mencacahnya sampai dengan ukuran kecil-kecil. Banyak sekali sampah organik tidak terolah dengan baik yang akibatnya menimbulkan polusi dilingkungan. Alat pencacah sampah organik ini tidak hanya berguna sebagai pencacah sampah organik sebagai pupuk, melainkan dedaunan atau rerumputan dapat dicacah sebagai pakan untuk ternak.

Memandang pentingnya pengendalian lingkungan akan sampah organik yang tidah terolah dengan baik dan memperhatikan alasan di atas, maka penulis ingin merancang dan mengembangkan alat pencacah sampah organik untuk pengolahan lebih lanjut akan sampah organik menjadi pupuk atau pakan ternak.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain, membuat dan menguji alat pencacah sampah organik.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai alatpencacah sampah organik.

3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasialat pencacah sampah organik.

Batasan Masalah

1. Pembuatan dan pengujian alat hanya pada sampah organik.

2. Komponen-komponen kelistrikan tidak dibahas atau tidak dijelaskan. 3. Kerangka pada mesin serta berbagai macam sambungan yang ada

i

ABSTRAK

DONI APRIANO PURBA: Rancang Bangun Alat Pencacah Sampah Organik, dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan SULASTRI PANGGABEAN.

Perhatian masyarakat terhadap soal pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini menjadi meningkat. Keadaan ini disebabkan karena semakin dirasakannya dampak negatif yang berasal darilingkungan jika dibandingkan dengan dampak positifnya bagi peningkatan produktivitas tanaman pertanian. Alat pencacah sampah organik adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penghancur bahan organik seperti dedaunan, rumput-rumputan, ranting kecil pohon, dan pelepah pohon dengan cara mencacahnya sampai dengan ukuran kecil-kecil. Alat pencacah sampah organik ini tidak hanya berguna sebagai pencacah sampah organik sebagai pupuk, melainkan dedaunan atau rerumputan dapat dicacah sebagai pakan untuk ternak.

Hasil penelitian menunjukkan kapasitas efektif alat 110,39kg/jam. Biaya pokok sebesar Rp. 228,275/kg untuk tahun pertama, Rp.228,590/kg untuk tahun kedua, Rp. 228,928/kg untuk tahun ketiga, Rp. 229,291/kg untuk tahun keempat, Rp. 229,681/kg untuk tahun kelima. BEP sebanyak 14.932kg pada tahun pertama, 15.738 kg pada tahun kedua, 16.604 kg pada tahun ketiga, 17.535 kg pada tahun keempat, 18.535 kg pada tahun kelima. IRR sebesar 45,46%.

Kata kunci : rancang bangun mesin, pencacahan, sampah organik.

ABSTRACT

DONI APRIANO PURBA: Design and construction of organic waste grater, Supervised by ACHWIL PUTRA MUNIR and SULASTRI PANGGABEAN.

Public attention to the agricultural and environmental problems in the last few years was increased. This situation was caused by the increasingly negative impact from the environment, compared to positive impact of the productivity of agricultural crops. This organic waste grater is an equipment that work as a chopper of organic material such as leaves, grass, small twigs of trees, and the stem by chopping them up into a small sizes. The equipment is not only useful to chop organic waste into fertilizer, but can be used as feed for livestock.

The results showed that the effective capacity of the equipment was 110,39kg/hour. Primary cost wasRp. 228,275/kg for the first year, Rp.228,590/kg for the second year, Rp. 228,928/kg for the third year, Rp. 229,291/kg for the fourth year, and Rp. 229,681/kg for the fifth year. BEP was 14.932 kg in the first year, 15.738 kg in the second year, 16.604kg in the third year, 17.535 kg in the fourth year and 18.535 kg in the fifth year. The IRR was 45,46%.

SKRIPSI

OLEH:

DONI APRIANO PURBA 110308036

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

Dalam dokumen Rancang Bangun Alat Pencacah Sampah Organik (Halaman 59-71)

Dokumen terkait