• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Sustainable Management of Fisheries Resources in Karimunjawa National Park Based on Bioeconomic Approach

ABSTRAK

Munculnya paradigma yang masih diperdebatkan berkenaan dengan potensi keuntungan pemanfaatan penangkapan ikan di suatu kawasan konservasi laut (KKL) merupakan suatu tantangan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan di kawasan konservasi laut. Metoda untuk menghitung keuntungan ekonomi dengan masih memperhatikan faktor kelestarian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di KKL terus mengalami perkembangan.

Dalam penelitian pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan di Taman Nasional Karimunjawa (TNK) ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar upaya

optimal (E*), manfaat lestari optimal (π*) dan produksi tangkapan optimal (h*)

menggunakan metoda analisis kuantitatif dengan pendekatan model bioekonomi. Data time series yang digunakan adalah hasil tangkapan nelayan Kecamatan Karimunjawa dengan menggunakan alat tangkap Pancing, Bubu dan Jaring dari tahun 1993 sampai tahun 2009. Pendugaan parameter biologi menggunakan model CYP (Clark, Yoshimoto dan Pooley), yang menghasilkan besarnya koefisien pertumbuhan alami ikan (r)= 3,142; koefisien daya tangkap (q)= 0,000527 ; dan koefisien daya dukung (K)= 262.189,799.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa upaya optimal (E*) alat tangkap Pancing, Bubu dan Jaring di perairan TNK sebesar 2.883 trip dan manfaat ekonomi optimal lestari

(π*) sebesar Rp 3,3464 milyar serta produksi lestari maksimal (h*) sebesar 205.935 kg.

Simulasi dengan memasukkan variabel luasan kawasan perlindungan menunjukkan

bahwa luasan KKL sebesar 40% memiliki upaya optimal (E*) sebesar

2.817 trip, manfaat lestari maksimal (π*) sebesar Rp 2,984 milyar dan produksi optimal

lestari (h*) sebesar 205.296 kg.

Kata kunci: perikanan, taman nasional, berkelanjutan, pemodelan, bioekonomi

ABSTRACT

The debatable paradigm dealing with the utilization of the potential benefits of fishing in marine protected areas (MPAs) is a challenge in the sustainable of fishery resources management. The method used to calculate the economic profit concerned with the sustainability factor of fishery resources management in MPAs has been delovoping.

In the sustainable of fishery resources management research in the Karimunjawa National Park (KNP) aims to find out how much the optimal effort (E*), the optimum sustainable benefits (π*) and the sustainable production of optimal catch (h*) using quantitative analysis method with bioeconomic model approach. Time series data used was the catch of Karimunjawa fishermen using fishing gear handline, traps and gill net from 1993 until 2009. Estimation of biological parameters using CYP (Clark, Yoshimoto and Pooley) model, which produces a natural growth of fish size coefficients (r)= 3.142; catch capacity coefficient (q)= 0.000527; and the coefficient of carrying capacity (K)= 262,189.799.

The calculation result shows that the optimal effort (E*) fishing gear handline, trap and gill net in the territorial waters Karimunjawa of 2,883 units, the optimum sustainable benefits (π*) of Rp 3.3464 billion, and the sustainable production of optimal catch (h*) of

205,935 kg. Simulated by including a variable area of MPAs shows that the extent of MPAs by 40% more effective, namely the optimal effort (E*) of 2,817 units, the optimum sustainable benefits (π*) of Rp 2.984 billion and the sustainable production of optimal catch (h*) of 205,296

Keywords: fisheries, national park, sustainable, modeling, bioeconomic kg.

PENDAHULUAN

Perkembangan jumlah penduduk di wilayah pesisir yang semakin pesat dan persaingan dalam memenuhi kebutuhan hidup menyebabkan pemanfaatan sumberdaya pesisir semakin tidak terkendali. Aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan oleh manusia tanpa memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian dan berkelanjutan, akan banyak menimbulkan masalah ke depannya (Gjertsen 2005). Hal ini merupakan ancaman bagi keberlangsungan kawasan konservasi, sehingga membutuhkan strategi untuk penanggulan kerusakan ekosistem (Gossling 1999). Kebanyakan nelayan lebih mengutamakan keuntungan sebanyak-banyaknya, dibandingkan memperhatikan

kelestarian sumberdaya perikanan (Merino et al. 2008).

Banyak faktor yang menyebabkan pengelolaan sumberdaya perikanan menuju

ambang kegagalan (Dahuri 2007 dan Wiadya et al. 2005): (1) kesalahpahaman bahwa

sumberdaya ikan dapat pulih (renewable resource), sehingga dieksploitasi besar-besaran;

(2) memaksimalkan hasil produksi tangkapan ikan untuk mengejar keuntungan sebesar- besarnya; dan (3) kesalahan pemahaman bahwa usaha perikanan tangkap sebagai sesuatu yang terpisah (bukan satu kesatuan) antara nelayan, ikan dan ekosistemnya.

Terjadi banyak permasalahan “tragedy of the open access” dalam pengelolaan

sumberdaya perikanan dibeberapa tempat, akibat pemahaman bolehnya eksploitasi

besar-besaran tanpa batas bagi siapa saja terhadap sumberdaya perikanan (Pezzey et al.

2000). Pengelolaan sumberdaya perikanan di kawasan konservasi perlu memperhatikan aspek ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan, aspek lingkungan, dan aspek manajemen yang baik, sehingga sumberdaya perikanan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan (Laksmi dan Rajagopalan 2000).

Keberadaan kawasan konservasi laut berdampak positif bagi sumberdaya perikanan di kawasan pesisir, yaitu untuk melindungi habitat dan stok ikan agar dapat tumbuh dengan baik tanpa gangguan di kawasan perlindungan (Dalton 2004). Limpahan

ikan-ikan dewasa dan juga ikan-ikan kecil akan berpindah tempat (spill-over effect) keluar

kawasan perlindungan (Kamukuru et al. 2004), sehingga sumberdaya dapat dimanfaatkan

ekosistem, (2) mengelola sumberdaya ikan dengan baik; (3) mendukung keberadaan ekowisata (Ami et al. 2005).

Taman Nasional Karimunjawa (TNK) telah ditetapkan sebagai Taman Nasional berdasarkan SK Menteri KehutananNo.161/Menhut-II/1988 tanggal 29 Februari 1988, yang awalnya berstatus sebagai Cagar Alam Laut. Kepulauan TNK merupakan salah satu daerah perikanan artisanal penting di Pulau Jawa. Mata pencaharian penduduk Karimunjawa sebagian besar adalah nelayan, yang sangat tergantung dari hasil menangkap ikan. Disatu sisi Taman Nasional harus dikelola dengan konsep konservasi, namun sisi yang lain mengharuskan perhatian kesejahteraan nelayan.

Pengelolaan sumberdaya perikanan di TNK memerlukan pemecahan agar kegiatan pemanfaatan sumberdaya dapat berlangsung secara berkelanjutan ditinjau dari segi

bioekonomi. Ami et al. (2005) menyatakan, bahwa indikator ekonomi ditunjukkan adanya

keuntungan optimal yang didapatkan dari hasil pemanfaatan sumberdaya perikanan untuk kesejahteraan nelayan, sedangkan indikator biologi diukur dengan masih tersedianya stok ikan dan terjaganya habitat sumberdaya perikanan. Permasalahan yang sering dialami oleh para peneliti tentang pengelolaan sumberdaya perikanan di negara berkembang adalah keterbatasan data mengenai jenis dan macam-macam biaya upaya, spesies ikan

target, produksi hasil tangkapan dan komposisi keduanya (Pezzey et al. 2000).

Paper ini mencoba mengupas pengelolaan sumberdaya perikanan di TNK dengan pendekatan pemodelan bioekonomi untuk mengetahui seberapa besar upaya dan pemanfaatan sumberdaya perikanan di TNK ini dengan memperhatikan aspek biologi dan aspek ekonomi, agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.