• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian

H. Instrumen Penelitian

I. Teknik Analisis Data 1. Langkah Analisis Data 1.Langkah Analisis Data

2) Berdasarkan Curah Hujan (Schmidt dan Ferguson)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kondisi iklim Kecamatan Parongpong secara keseluruhan berdasarkan data curah hujan 10 tahun terakhir.

Analisis ini menggunakan persamaan sebagai berikut (Rafi’i, 1995: 259-260):

Q = x 100% Md = Mw = Keterangan:

Q = Klasifikasi iklim Scmidt dan Ferguson (SF) Md = Rata-rata buan kering

Mw = Rata-rata bulan basah

∑fd = Jumlah bulan kering

∑fw = Jumlah bulan basah Bulan Kering (fd) = < 60 mm Bulan Lembab (fh) = 60 – 100 mm Bulan Basah (fw) = > 100 mm Klasifikasi Nilai Q (Rafi’i, 1995: 262).

0% < Q < 14.3% = Tipe A Sangat basah 14.3% < Q < 33.3% = Tipe B Basah 33.3% < Q < 60% = Tipe C Agak Basah

45

Revi Mainaki, 2014

60% < Q < 100% = Tipe D Sedang 100% < Q < 167% = Tipe E Agak Kering 167% < Q < 300% = Tipe F Kering

300% < Q < 700% = Tipe G Sangat Kering 700% < Q = Tipe H Ekstrem Kering d. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data secara deskriptif, analisis ini dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena atau gejala yang bersifat fisik secara umum dan tidak teknis (Tika, 2005: 116).

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan faktor geografi (fisik dan sosial) yang mempengaruhi dan bagaimana keseluruhan proses budidaya selada air di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

e. Analisis Skala Likert

Skala linkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi masyarakat terhadap sesuatu hal (Sugyono dalam Mitha, 19: 2014). Dengan melakukan skoring pada jawaban yang sudah disediakan seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.4 Skor jawaban responden.

No Keterangan Simbol Skor Item

1 Sangat Senang /Setuju SS 5

2 Cukup Senang /Setuju CS 4

3 Biasa Saja BS 3

4 Kurang Senang/Setuju KS 2

5 Sangat Tidak Senang/Setuju ST 1

Skor tersebut dituangkan dalam pedoman wawancara dengan pertanyaan tertutup. Item akan dijumlahkan dan dimasukan kedalam persamaan sebagai berikut (modifikasi Riduwan, 2011: 13).

Total skor = ((F1 x 5) + (F2 x 4) + (F3 x 3) + (F4 x 2) + (F5 x 1)) Keterangan:

F1 = Frekuensi responden yang menjawab SS F2 = Frekuensi responden yang menjawab CS F3 = Frekuensi responden yang menjawab BS F4 = Frekuensi responden yang menjawab KS F5 = Frekuensi responden yang menjawab ST

46

Revi Mainaki, 2014

Kesesuaian Lahan Tanaman Selada Air (Nasturtium Officinale) Sebagai Salah Satu Indikasi Geografis Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk melihat sikap masyarakat secara menyeluruh, hasil perhitungan skor tersebut dilakukan dengan langkah sebagai berikut (Ridwan, 2011: 13).

1) Menentukan total skor maksimal = skor tertinggi x jumlah responden 2) Menentukan total skor minimal = skor terendah x jumlah responden 3) Persentasi skor = (total skor: total skor maksimal) x 100%

Interpretasi hasil dari perhitungan tersebut digunakan skala sebagai berikut (modifikasi Riduwan, 2011:15):

0% sampai 20% = Sangat Tidak Senang/Setuju 21% sampai 40% = Kurang senang/Setuju 41% sampai 60% = Biasa Saja

61% sampai 80% = Cukup Senang/Setuju 81% sampai 100% = Sangat Senang/Setuju

Persamaan ini digunakan untuk mengetahui senang tidaknya penduduk terlibat budidaya selada air dan setuju tidaknya didaftarkan sebagai indikasi geografis.

f. Analisis Overlay

Merupakan analisis tumpang susun untuk menginterpretasikan 2 objek atau lebih data sepasial dari peta yang berbeda sehingga menghasilkan peta baru (Setiawan, 2010: 35). Analisis ini digunakan untuk melakukan tumpang tindih peta kondisi fisik lokasi penanaman selada air di kecamatan Parongpong, sehingga didapatkan peta baru yakni peta lahan yang sesuai untuk penanaman selada air. J. Kerangka Pemikiran Penelitian

113 Revi Mainaki, 2014

Kesesuaian Lahan Tanaman Selada Air (Nasturtium Officinale) Sebagai Salah Satu Indikasi DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bailey. Kenneth. (1987). Methods of Social Research. Free Press: London.

Black dan Champions. (2009). Metode dan Masalah Penelitian Sosial Cetakan Keempat. Bandung: Refika Aditama.

Bungin, M.B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Cetakan kelima. Jakarta: Kencana.

BPS Bandung Barat. (2014) Kabupaten Bandung Barat dalam Angka Tahun 2013. Bandung Barat: Badan Pusat Statistik Bandung Barat.

BPS Bandung Barat. (2014) Kecamatan Parongpong dalam Angka Tahun 2013. Bandung Barat: Badan Pusat Statistik Bandung Barat.

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia. (2012). Pedoman Teknis Pelaksanaan Indikasi Geografis. Jakarta: Kementrian Pertanian.

Maryani, E. (2011). Geografi Pariwisata. Handout Kuliah Geografi Pariwisata, Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Bandung.

Rafi’I, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.

Riduwan. (2011). Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Rubatszky, V. dan Yamaguchi, M. (1998). Sayuran Dunia 2. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

Sastramaatmaja, E. (1985). Ekonomi Pertanian Indonesia. Bandung: Angkasa. Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan keempat. Jakarta: Rineka Cipta.

114

Revi Mainaki, 2014

Kesesuaian Lahan Tanaman Selada Air (Nasturtium Officinale) Sebagai Salah Satu Indikasi Geografis Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiawan, I. (2010). Dasar-dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Buana Nusantara Press.

Surachmad. (1982). Pengantar Metode Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Tika, M. Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Cetakan pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Tarigan, R. (2007). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

Yufid. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia Android. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Yuku. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Android. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Skripsi

Aida, L (2011). Budidaya Paprika (Capsicum annuum var grossum L.) Sebagai Produk

Unggulan Holtikultura di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Bandung: Skripsi FPIPS UPI.

Mitha. (2013). Respon Masyarakat Terhadap Rencana Pembangunan Bandara

Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.

Bandung: Skripsi FPIPS UPI.

Nuraeni, W. (2012). Analisis Produk Unggulan Kecamatan Brebes Dan Dampaknya

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat. Bandung: Skripsi FPIPS UPI.

Internet

Agustina, A. (2013). Dirjen HKI Dorong Patenkan Potensi Ekonomi Daerah. [Online]. Tersedia : http://m.inilah.com/read/detail/1994778/kembangkan-ekonomi-daerah-butuh-dukungan-perbankan. (2 Maret 2013).

Atna. (2009). Pengertian Budidaya. [Online]. Tersedia: http://atna-budidaya.blogspot.com/. (25 Desember 2013).

115

Revi Mainaki, 2014

Kesesuaian Lahan Tanaman Selada Air (Nasturtium Officinale) Sebagai Salah Satu Indikasi Gregorius, C. (2012). Hanya Enrekang Kantongi Sertifikat Indikasi Geografis.

[Online]. Tersedia:

http://beritakotaonline.com/2012/hanyaerengkrangkantongi.html. (20 Februari 2014).

Harapan, S. (2003). Pentingnya Perlindungan Indikasi Geografis Terhadap Produk

Lokal. [Online]. Tersedia :

http://m.inilah.com/read/detail/1994778/kembangkan-ekonomi-daerah-butuh-dukungan-perbankan. (2 Maret 2013).

Hartini, S. (2012). Selada Air / Kenci (Nasturtium officinale). [Online]. Tersedia :

http://tinsdara.blogspot.com/. (2 Maret 2013).

HKI. (2008). Produk Khas dan Sertifikasi. [Online]. Tersedia:

http://tentanghki.blogspot.com/. (20 Februari 2014).

Khan, R. (2012). Cara Menanam Selada Air. [Online]. Tersedia : http://www.ulan-news.com/. (2 Maret 2013).

Oktafia, I. (2012). Sertifikasi Indikasi Geografis Sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas Kopi Kintamani. [Online]. Tersedia:

http://ceritairaoktafia.blogspot.com/2012/03/abstraksi-undang-undang.html. (20 Februari 2014).

PPI. (2004). Indonesia Tidak Punya UU Indikasi Geografis. [Online]. Tersedia :

http://www.wartaekonomi.com/detail.asp?aid=1906&cid=22. (3 Maret 2013). Rudana, N. (2008). Analisis Location Quentient (LQ) di Provinsi Bali dalam

Menentukan Sektor Ekonomi Unggulan. [Online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/6469624/Analisis-Location-Quentient-(LQ)-di- Provinsi-Bali-dalam-Menentukan-Sektor-Ekonomi-Unggulan. (3 Maret 2013). Setiana, R. (2013). Selada Air, Sayuran Hijau yang Super. [Online]. Tersedia :

http://mjeducation.co/author/rika-setiana/. (2 Maret 2013).

Utaya, S. (2011). Pengendalian Keseimbangan Air Tanah Di Kota dengan Pendekatan Geografi. [Online]. Tersedia: http://fis.um.ac.id/pengendalian-keseimbangan-air-tanah-di-kota-dengan-pendekatan-geografi/. (25 Mei 2014). Wulandari, D. (2011). Sayur Jabar Tembus Singapura. [Online]. Tersedia :

http://www.Bbisnis.com. (2 Maret 2013). Sumber Lainnya

Murtianto, H. (2011). Klasifikasi dan Survey Tanah. Modul Mata Kuliah Dasar Ilmu Tanah Power Point. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi, FPIPS, UPI.

Dokumen terkait