• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil wawancara di lapangan

BAB 4 Pembahasan

4.1 Analisis Struktur

4.2.1 Berdasarkan hasil wawancara di lapangan

Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan peneliti ke lapangan, penilti menemukan banyak hal baru, seperti :

a. ada kursus Bahasa Mandarin yang tidak memiliki brosur:

1. Oriental jl. Aceh (dengan alasan menggunakan iklan dari mulut ke mulut)

2. 中文世界 jl. Tapanuli simpang jl. Sumatera (dengan alasan sudah lumayan terkenal)

3. Victor komplek Multatuli (dengan alasan kebetulan stok borsur habis) b. ada kursus yang tidak bersedia diwawancarai:

1. First Class kompleks Asia Mega Mas (dengan alasan data pribadi tidak disebar ke publik) 2. Speed Mandarin kompleks Multatuli (dengan alasan harus minta izin dahulu dan gunakan proposal)

3. Edu Smart kompleks Asia Mega Mas (dengan alasan sibuk)

4. Rochester Education Centre (dengan alasan atasan tidak ada di tempat) c. ada orang tua murid yang malu karena tidak suka diwawancara

Tapi ada beberapa tempat kursus Bahasa Mandarin yang sangat terbuka sekali dan tidak segan ketika diwawancarai, serta ada banyak orang tua murid juga yang memberikan opini mereka akan tempat kursus Bahasa Mandarin yang mereka pilih untuk memberikan pengajaran Bahasa Mandarin kepada anak-anak mereka.

Contohnya, tempat kursus IEC yang sudah memiliki 3 cabang di Medan, yaitu di jl. Malaka, jl. Hayam Wuruk dan jl. Jemadi dan sudah didirikan selama lebih kurang 10 tahun di Medan. Menurut mereka, iklan sangatlah berpengaruh terhadap kelancaran kursus mereka, sehingga untuk membuat iklan dalam brosur mereka ada 1 bagian tersendiri di IEC, yaitu Marketing Department. Dimana kita bisa lihat brosur mereka memang dirancang khusus sangat kreatif dan di buat agar bisa dimengerti banyak orang karena di dalam brosur menggunakan 2 Bahasa langsung, Inggris dan Mandarin.

Selain brosur, mereka juga menggunakan cara lain untuk mempromosikan tempat kursus IEC, yaitu dengan menaruh iklan di media cetak dan membuat banyak acara perlombaan. Menurut mereka, yang seharusnya ditonjolkan dalam suatu iklan adalah cara pengajaran dan program yang ditawarkan, kedua hal ini pun dalam praktek pengajarannya di IEC sudah sesuai.

CEC juga hampir sama dengan IEC yang sudah didirikan lebih kurang 10 tahun, ini bisa kita lihat dari banyaknya program yang terdapat dalam brosur CEC karena menurut pemilik CEC, program, tujuan pembelajaran dan promosi sangatlah penting jadi mereka pasti akan menuliskan ketiga hal tersebut dalam brosur yang mereka buat. Selain brosur, mereka juga menggunakan iklan di media cetak serta membuat spanduk untuk mempromosikan tempat kursus CEC, karena menurut pemilik CEC, iklan sangatlah berpengaruh untuk kelancaran kursus. Tapi sayangnya, di CEC tidak ada brosur dalam Bahasa Mandarin karena

banyak kesulitan yang dihadapi saat pembuatannya dan semua pengajaran yang tertulis di brosur CEC sudah sesuai dengan apa yang tertera di brosur.

Beda dengan Sunrise Education Centre yang baru berdiri sekitar 2 tahun, walaupun pengalaman belum begitu banyak tapi tidak membuat mereka menyerah untuk melakukan yang terbaik dan bersaing dengan tempat kursus Bahasa Mandarin lain, karena bisa dilihat dari brosur yang di buat sangatlah kreatif dan sesuai dengan tema ‘sunrise’ , karena mereka merasa iklan dalam bentuk brosur itu sangatlah penting dalam kelancaran kursus tersebut, tapi karena ‘sunrise’ hanya fokus kepada semua warga komplek membuat mereka melakukan penyebaran brosur door to door.

Pemilik mengatakan dalam pembuat brosur itu dibantu oleh kantor percetakan, jadi kata-kata dari pemilik kursus sedangkan design warna dan lainnya diatur oleh pihak percetakan. Dalam brosur biasanya, mereka selalu menonjolkan hal-hal umum dan program pembelajaran baru saja, hal yang lebih detail tidak dijelaskan di brosur langsung. Tetapi mereka tidak membuat brosur dalam Bahasa Mandarin karena mereka rasa banyak orang Medan yang tidak mengerti.

Kursus Mandarin Jia You juga sama dengan Sunrise yaitu tidak membuat brosur dalam Bahasa Mandarin karena takut tidak dimengerti oleh masyarakat, karena dari hasil wawancara dengan orang tua murid lalu juga menyebutkan kalau mereka tidak mengerti Bahasa Mandarin makanya mau anak-anak mereka jangan sama dengan orang tuanya. Jia You sendiri telah berdiri selama 5 tahun dan mereka juga sependapat bahwa iklan sangatlah penting, tapi dalam pembuatan iklan prosedurnya juga hampir sama dengan Sunrise.

Ada 1 kursus lagi yang berhasil peneliti wawancarai,yaitu EMC Learning Centre dimana pemiliknya bukan orang Indonesia, melainkan adalah warga Negara Malaysia dan kursus ini sudah berdiri sejak 18 tahun lalu, walau pemilik kursus masih belum fasih

berbahasa Indonesia, tapi tidak membuat dia sepi murid dan cara dia mempromosikan kursus ini tidak hanya menggunakan brosur tapi juga menggunakan iklan mulut ke mulut. Menurut pemilik, memang iklan penting, tapi yang lebih penting lagi sebenarnya adalah kualitas pengajaran dari guru.

Prosedur pembuatan brosur kursus ini sama dengan Sunrise dan Jia You, tapi dia lebih menonjolkan kepada profile kursus, fasilitas dan program yang ditawarkan di kursus ini. Dalam kursus tidak terdapat Bahasa Mandarin karena memang pasar di Medan masih banyak yang belum begitu mengerti Bahasa Mandarin, dalam bentuk ucapan maupu tulisan.

Para orang tua murid juga angkat bicara akan tempat kursus Bahasa Mandarin yang mendidik anaknya, seperti Ibu Asia dimana anaknya belajar Bahasa Mandarin di Kursus Mandarin Jia You dan mengatakan guru-guru di sana sangat ramah dan membuat anaknya betah belajar di sana dan dia mengetahui Kursus Mandarin Jia You bukan dari brosur tetapi dikarenakan rumahnya dekat dengan kursus tersebut. Beda dengan Ibu Hartini yang mengantar anaknya les ke IEC, dikatakan disana memang pengajaran bagus tapi ada sistem ‘tinggal kelas’, jadi akan kasihan sekali bagi murid yang kurang bisa dalam pelajaran.

Ada 1 lagi orang tua murid yang berhasil diwawancarai oleh penulis, yaitu Mama Eugeria yang anaknya belajar Bahasa Mandarin di Rochester Education Centre, dimana dia sangat puas sekali dengan hasil belajar anaknya di tempat ini dan membuat anaknya semakin aktif dan kreatif, serta dia juga mengatakan keberadaan brosur kursus sangatlah penting karena bisa membuat orang banyak tau akan kursus tersebut dan dia juga bilang memang benar kebanyakan masyarakat di Medan kurang mengerti jika membaca brosur kursus berbahasa Mandarin, jadi mengatakan brosur kursus Rochester Education Centre sangatlah sederhana dan mudah dimengerti karena penggunaan bahasa yang familiar di masyarakat, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Dokumen terkait