• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERHAK ATAU KUASANYA DI SEPANJANG REL KERETA API YANG ADA DI BEBERAPA TEMPAT DI KOTAMADYA

dikenakan Nasionalisasi".

BERHAK ATAU KUASANYA DI SEPANJANG REL KERETA API YANG ADA DI BEBERAPA TEMPAT DI KOTAMADYA

S U R A B - A Y A

Dewaea ini banyak terjadi tanah-tanah;r baik yang ada di luar kota maupun yang ada dl dalam kota feesair, dipakaii orang-orang tanpa izin yang berhak atau kuasanya. Pada umumnya keadaan dual sudah menjadi bia-

sa, walaupun sebenarnya hal ini dapat dlanggap tidak wajar.

Latar belakang yang menimbulkan terjaddLnya ma- ealah ini, adalah:

1

. karena kurangnya tanah yang te&sedia;

2

. karena kurangnya kesadaran pada diri merekar baik dari segi hukum ataupun dari segi kesela- matan;

3. karena ingin mengampangkan masalah.

Dengan adanya latar belakang yang demikian ini, menye- babkan keinginan untuk melanggar peratura? yang sudah ditetapkan. Padahal mereka tahu hal itu berkaitan d«i% ngan keselamatan mereka sekeluarga*.

Pola penggunaan tanah secara baik sebenarnya sudah diatur sesuai dengan tata guna tanah yang baik,

sehingga diharapkan agar dalam penggunaan tanah terse­ but tidak melanggar norma-norama hukum' dan tata tertib sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam peratura* teta­ pi sebagaimana yang diketahui dalam masa sekarang ini banyak kita lihat penggunaan tanah yang tidak pada tem- patnya, baik itu untuk bangunan ataupun untuk bercocok tanam. Oleh karena Itu, dengan adanya hal ini banyak menimbulkan berbagai masalah, mengenai bagaimana cara m e n g a t u m y a agar pemakaian tanah itu sesuai dengan yang diharapkan.

Masalah pemakaian tan*h secara liar tersebut t»r- jadinya tidak dapat diduga-duga sebelumnya, mereka da- tang begitu cepat. dan secepat itu pula mereka membangun. rumah-rumah itu.

Blasanya bangunan-bangunan itu didirikan secara tidak permanen, karena dengan harapan bahwa apabila sewaktu waktu ada penggusuran mereka diapat dengan cepat menghin- darkan diri. Pembangunan itu didirikan tanpa suatu ko- ordinasi sama sekali, tetapi biasanya mereka melakukam- nya secara berkelompok, sehingga dengan adanya penge- lompokan itu diharapkan akan diperoleh suatu dukungan yang kuat.

Undang-undang No. 51 Prp Tahun I960, melarang penggunaan tanah tanpa izin yang berhak atau kuasanya^

di dalam undang-undang ini juga diatur tentang sankei- sanksi yang akan dikenakan terhadap mereka yang melangr gar ke^entuan-ketentuan itu, fcetapi kalau kita lihat sekarang ini nampaknya undang-undang ;tersebut tidak efektif, kita lihat bahwa hampir di sepanjang rel ke­ reta api sudah dibangun rumah-rumah yang sifatnya s-emi permanen dan hangunan-bangunan itu sudah menjadi suatu perkampungan yang normal.

Dalam menangani masalah ini nampaknya pihak PJ­

KA tidak dapat langsung menangani secara sepihak dalam artian pihak PJKA sendiri, hal ini disefeabkan karena saran-sarana yang kurang kalau dabandingkan dengan me- luasnya atau menyebarnya masalah penggunaan fcanah ter­ sebut. Dalam menyelesaikan masalah. ini diperlukan ada­ nya campus tang&n dari beb-erapa pihak seperti yang te­ lah dilakukan oleh PJKA dalam usaha untuk menertibkan sepanjang rel kereta api Tandes, di sini terdapat ada­ nya campur tangan dari pihak kotamadya, jadi dapat di­ katakan bahwa penyelesaiannya eecara terpadu.

1. Dasar Hukum Penggunaan Tanah Tanpa Izin Yang Berhak Atau Kuasanya

Tanah Negjcra yang diltelola oleh PJKA, terutama yang ada di kota-kota besar banyak ditempati penduduk dengan jalan mendirikan bangunan-bangunan secara tidak

resmi dan bangunan itu didirikam tanpa izin yang ber­ hak atau kuasanya.

Dengan adanya bangunan-bangunan yang ada di se­ panjang rel kereta api, yang difliflrikan tanpa-dzirr, hal ini sudah jelas merupakan suatu pelanggaran, dan bangu­ nan ini dapat dikatagorikan sebagai bangunan liar yang harus ditertibkan, sebab mengganggu ketertiban kota dan keindahan kota, tetapi yang paling utama adalah kesela- matan mereka.

Menurut Undang-undang No. 51 Prp Tahuia L960, di­ larang menggunakan tanah tanpa Izin yang berhak atau kuasanya. Yang dimaksud dengan, tanah dalam larangan pe­ makaian tanah tanpa izin yang berhak atau kuasanya ini adalah, tanah yang langsung dikuasai

oleh

Negara atau atau yang dipunyal dengan sesuatu hak oleh perseorangan atau badan hukum, sedang yang berhak atas tanah negara adalah Mendagri atau pejabat yang ditunjuk, sedang ter­ hadap tanah-tanah yang dikuasai oleh orang atau badan hukum yang berhak adalah orang atau badan hukum terse-

out.

Larangan penggunaan tanah tanpa izin yang berhak itu diatur dalam pasal 2 Undang-undang No* 51 Prp Tahun I

960

, di sini dlsebutkan:

M Dilarang menggunakan tanah tanoa izin yang berhak a- tau kuasanya '*•

Selain larangan terhadap penggunaan tanah teraebut, Di dalam undang-undang itu juga diatur' mengenai sank- si-sanksi yang akan dikenakan terhadap mereka yang me- lakukan pelanggaran.

Menurut pasal

6

ayat 1 sub a, dari Undang-undang No*51- Prp Tahun I960, disebutkan :

"Mengingat akan sifat perbuataanya, maka barangsiapa yang meraakai tanah tanpa Izin yang berhak atau kuasa­ nya, dapat dipidana dengan hukuman kurungan selama

3

bulan atau denda sebanyak

5000

,

00

,-".

Sanksi ini tidak hanya berlaku terhadap pemakai- an tanah sesudah berlakunya undang-undang ini, tap! pe- raiuran Ini juga berlaku terhadap pemakaian tanah ysc?|g terjadi sebelumnya dan kini masih tetap berlangsung. Memang pemakalan tanah adalah perbuatan yang melanggar hukum, tapi pihak PJKA sendiri juga tidak dibenarkan- membiarkan tanahnya dalam keadaan terlantar.

Yang dimaksud memakai tanah atau menggunakan tanah menurut Undang-undang No. 51 Prp Tahun I960, ialah :

"Menduduki, mengerjakatt dan/atau menguasai sebidang tanah atau mempunyai tanaman atau bangunan di atas­ nya dengan tidak dipersoalkan apakah bangunan itu dipergunakan sendiri atau tidak".

Hal ini dltuangkan dalam pasal 3 Undang-undang No. 51 J Prp Tahun I960.

Selain

1

peraturan tentang larangan penggunaan

Dokumen terkait