BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP EKSPOSE BERITA
A. Pengertian dan Fungsi Media Massa
1. Berita
Istilah “berita” berasal dari bahasa sansekerta, yakni Vrit yang kemudian masuk dalam bahasa Inggris menjadi Write, yang memiliki arti “ada” atau “terjadi”.
Sebagian ada yang menyebutnya Vritta artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”.
Vrittamasuk dalam bahasa Indonesia menjadi “berita” atau “warta”6
Menurut buku Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, seperti ungkapan Edward Jay Friedlander dkk dalam bukunya Excelence in Reporting
menyatakan :
5
Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Media Televisi. (Jakarta : Rineka Cipta. 1996).
6
Totol Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2000),h. 46.
“News is what you should know that you don‟t know. News is what has happened recently that is important to you in tour daily life. News is what fascinates you, what excites you enough to say to afriend, “hey”, did you hear about…? News is what local, national, and international shaker and movers are doing to affect your life. News is the unexpected event that, fortunately or unfortunately, did happened”.7
Sedangkan menurut Micthel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III (Holt-Reinhart & Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan :
“Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang
memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas”.8
Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menulis, berita adalah sesuatu yang termasuk yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena dapat menarik para pembaca untuk membaca berita tersebut.9
Banyak juga para ahli lainnya yang mendefinisikan sebuah berita dengan beragam pendapat. Dari sekian macam pengertian itu, belum ada satupun definisi berita yang dapat dijadikan patokan secara mutlak. Namun, sebagai pegangan, pengertian berita dapat dikemukakan seperti berikut :
7
Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005) h. 39.
“Berita adalah apa yang harus anda ketahui. Berita adalah apa yang terjadi belakangan ini yang penting bagi anda dalam kehidupan anda sehari-hari. Berita adalah apa yang menarik bagi anda, apa yang cukup menggairahkan anda untuk mengatakan kepada seorang teman, “hey, apakah kamu sudah mendengar…?” Berita adalah apa yang dilakukan oleh pengguncang tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk mempengaruhi kehidupan anda. Berita adalah kejadian yang tidak disangka-sangka yang untungnya atau sayangnya telah terjadi”.
8
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 2.
9
A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (Bandung : PT Simbiosa Rekatama Media, 2006),h. 64.
Berita ialah laporan yang terkini tentang fakta atau pendapat atau ide terbaru yang aktual, benar, penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa periodik seperti : Surat kabar, Televisi, Radio, maupun Media online
atau Internet. Kemudian menurut Djaffar H. Assegaff, “Berita adalah laporan tentang
fakta atau ide terkini yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca entah karena ia luar biasa atau karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor dan ketegangan”.10
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.11
Berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang. Ketentuan yang ditetapkan oleh kode etik jurnalistik pasal 5
berbunyi : “Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil,
mengutamakan kecermatan dan ketetapan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interprestasi dan opini wartawan agar disajikan dengan
menggunakan nama jelas penulisnya”.
Dengan demikian berita pertama-tama harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat. Selain cermat dan tepat berita juga harus lengkap
10
Djaffar Assegaff, Jurnalistik Masa Kini Pengantar ke Praktek Kewartawanan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1991),h. 24.
11
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2005),h. 64.
(complate), adil (fair), dan berimbang (balanced). Kemudian beritapun tidak boleh mencampurkan antara fakta dan opini atau dalam bahasa akademis di sebut objektif.12 Berita dapat dibagi ke dalam beberapa macam, tergantung dari segi melihatnya, seperti :
1. Sifat kejadian
2. Cakupan isi berita, dan 3. Bentuk penyajian berita
Dilihat dari segi bentuk kejadiannya berita dibedakan antara berita yang terduga, seperti perayaan hari nasional, dan berita yang tak terduga, seperti ledakan bom, kebakaran, kecelakaan lalu lintas, pembunuhan, dan sebagainya.
Berita juga dapat dibedakan dari bentuk penyajiannya, seperti berita langsung (Sportnews), berita komprehensif (Comprehensive news), dan Feature.13
b. Jenis-Jenis Berita
Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu Hard news (berita berat), Soft news (berita ringan), Investigative reports (laporan penyelidikan). Ketiga kategori berita tersebut didasarkan pada jenis peristiwa.
1). Hard News (berita berat) artinya berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok, maupun organisasi. Berita tersebut misalnya mengenai mulai diberlakukannya suatu kebijakan atau peraturan
12
Hikmat Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya),h. 47.
13
baru pemerintah. Ini tentu saja akan menyangkut hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya. Karena itu harus segera diberitakan.
2) Soft News (berita ringan) seringkali di sebut dengan feature, yaitu berita yang tidak terkait dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan dan mengherankan pemirsa. Ia juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan pada manusia, hewan, benda, tempat, atau apa saja yang dapat menarik perhatian pemirsa.
3) Investigative Reports (Laporan penyelidikan) adalah jenis berita yang ekslusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan, tetapi harus dilakukan penyelidikan. Sehingga penyajian berita seperti ini harus membutuhkan waktu yang lama.
Berita penyelidikan untuk media televisi akan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan berita yang sama untuk media cetak. Televisi membutuhkan gambar bahkan wajah orang yang diwawancarai. Namun teknologi elektronika kini memungkinkan untuk mengaburkan wajah orang yang diwawancarai agar dapat terhindar dari kemungkinan bahaya atas apa yang ia sampaikan dalam wawancara televisi.14
Salah satu persoalan kriminal yang sering muncul ke permukaan dalam kehidupan masyarakat adalah kejahatan pada umumnya, terutama mengenai kejahatan dengan kekerasan. Masalah kejahatan merupakan masalah abadi dalam
14
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi “Menjadi Reporter Profesional” (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2008), Cet ke-3,h. 40.
kehidupan umat manusia. Karena ia berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat sebelumnya selama dan sesudah abad pertengahan. Berkaitan dengan masalah kejahatan, maka kekerasan sering merupakan perlengkapan dari bentuk kejahatan itu sendiri.15
Di zaman sekarang ini kejahatan sudah merupakan suatu fenomena yang kompleks yang dapat dipahami dari berbagai isi yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar tentang suatu peristiwa kejahatan yang berbeda satu dengan yang lain. Kriminal ataupun kriminal adalah kegiatan berkaitan dengan kejahatan (pelanggaran hukum) yang dapat di hukum menurut undang-undang atau pidana. Kriminalitas adalah hal-hal yang bersifat kriminal, perbuatan yang melanggar hukum kejahatan.16
Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang memperlajari tentang kejahatan. Nama kriminologi ditemukan oleh P.Topi Hard (1830-1911) seorang ahli Antropologi Perancis. Menurut etimologi kriminal berasal dari kata “Crimen” yang berarti kejahatan atau penjahat dan “Logos” yang berarti ilmu pengetahuan, maka
kriminologi dapat diartikan ilmu tentang kejahatan atau penjahat.17
Bonger memberikan definisi kriminologi sebagai bagian ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki sebab-sebab dan gejala kejahatan seluas-luasnya., yang dimaksud dengan mempelajari gejala-gejala kejahatan seluas-luasnya yaitu
15
Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, (Bandung : PT Rafika Adimata, 2007), Cet ke-2,h. 63.
16
Topo Santoso, dan Eva Achjani, Kriminologi, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2006), Cet ke-1,h. 1.
17
mempelajari penyakit sosial seperti pelacuran, gelandangan, dan alkoholisme. Sedangkan Sutherland merumuskan kriminologi sebagai seluruhan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perbuatan kejahatan sebagai gejala sosial (a body of knowledge regarding crime as a social phenomenon). Menurut Sutherland kriminologi mencakup proses-proses pembuatan hukum dan anarkis atas pelanggaran hukum.18
Kriminologi dalam arti sempit adalah mempelajari kejahatan. Sedangkan dalam arti luas, kriminologi mempelajari penologi (ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya hukuman) dan metode-metode yang berkaitan dengan kejahatan dan masalah prevensi dengan kejahatan dengan tindakan-tindakan yang bersifat non-punitif. Secara tegas dapat dikatakan bahwa batasan kejahatan dalam arti yuridis adalah : tingkah laku manusia yang dapat dihukum berdasarkan hukum pidana.19
c. Nilai Berita dalam Media Massa
Dalam berita ada beberapa karakteristik instrinsik yang dikenal sebagai nilai berita (News value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang biasa diterapkan, untuk menentukan layak berita (News worthy).20
Suatu peristiwa dikatakan memiliki nilai berita jika peristiwa tersebut mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interst, seks, dan aneka nilai lainnya.21
18
Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, …, h. 19.
19
, Bunga Rampai Kriminologi, (Bandung : CV Rajawali, 1984), Cet ke-1,h. 5.
20
Luwi Iswara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta : Kompas, 2007), cet. Ke III,h. 53.
Nilai berita merupakan salah satu produk dari konstruksi yang dibuat oleh wartawan. Setiap hari ada jutaan peristiwa, jutaan peristiwa tersebut potensial untuk membentuk berita. Ada sebuah pertanyaan, kenapa hanya peristiwa yang diberitakan? dan kenapa dari sisi tertentu saja ditulis oleh wartawan? semua proses itu ditentukan oleh apa yang disebut sebagai nilai berita.22
Table 1 Nilai Berita23
Immediacy Immediacy disebut juga timeless (waktu). Terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering dinyatakan sebagai laporan dari apa yang baru saja terjadi.
Proximity Peristiwa yang terjadi dekat lokasinya dengan khalayak pembaca, dalam kehidupan sehari-hari mereka. Orang-orang yang tertarik dengan berita-berita yang menyangkut kehidupan mereka, tempat tinggal mereka, dan sahabat.
Consequence Berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita yang mengandung nilai konsekuensi.
Conflik Peristiwa-peristiwa perang, demonstrasi, kriminal, bentrokan antar kelompok dan konflik antar negara, merupakan contoh elemen konflik dalam pemberitaan.
Oddity Peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah sesuatu yang akan diperhatikan segera oleh masyarakat.
Sex Seks kerap dijadikan sutu elemen utama dari sebuah pemberitaan. Tapi, seks juga bisa sebagai elemen tambahan dalam sebuah berita. Misalnya, skandal seks anggota dewan rakyat, dan skandal seks seleberitis.
Emotion Elemen ini disebut juga human interst. Elemen ini menyangkut nilai kesedihan, kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagiaan, humor dan tragedi.
Prominence Menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca. Seperti nama-nama tokoh, pemimpin politik, petuah, hidup dan hari raya.
Suspense Elemen ini merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu, terhadap sebuah peristiwa. Misalnya, masyarakat menunggu
21
Luwi Iswara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, ….. h. 53.
22
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Idiologi dan Politik Media, (Yogyakarta, LKIS, 2002),h. 106.
23
Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005), ed. 1,h. 18.
pecahnya perang (invansi) AS ke Irak.
Progress Elemen ini merupakan elemen “Perkembangan” peristiwa
yang ditunggu-tunggu masyarakat. Misalnya, setelah terjadinya invansi AS ke Irak, masyarakat tetap menunggu bagaimana pemerintahan selanjutnya yang akan dijalankan.
d. Kategori Berita dan Unsur Layak Berita dalam Media Massa
Prinsip lain dalam proses produksi berita adalah kategori berita. Proses produksi berita adalah sebuah konstruksi. Sebagai sebuah konstruksi, ia menentukan mana yang penting dan mana yang tidak penting. Artinya, peristiwa itu penting dan bernilai berita, bukan karena secara inheren peristiwa itu penting.24
Media dan wartawanlah yang mengkonstruksi sedemikian rupa sehingga peristiwa penting dinilai penting. Kategori berita diantaranya :
Tabel 2 Kategori Berita25
Hard news Desain utama dari sebuah pemberitaan. Isinya menyangkut hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan pembaca, pendengar, atau pemirsa.
Feature news Berita feature adalah peristiwa atau situasi yang menimbulkan kegemparan (pencitraan). Peristiwanya bisa jadi bukan teramat penting harus diketahui oleh masyarakat, bahkan mungkin hal-hal yang terjadi beberapa waktu lalu. Berita ini didesain untuk menghibur, namun tetap terkait dengan hal-hal yang menjadi perhatian pembaca. Subjek utamanya beritanya mungkin hanya mengisahkan kegemaran orang-orang, tempat bersejarah.
Sport news Berita seputar olah raga bisa masuk dalam hard news dan
feature. Memberitakan hasil pertandingan, tokoh olah ragawan dengan kehidupan pribadinya.
Social news Kisah-kisah kehidupan sosial, bisa masuk ke dalam hard news
dan feature, seperti perkawinan.
Interpretive Wartawan berupaya untuk memberikan kedalaman analisis, dan melakukan survey terhadap berbagai hal yang terkait dengan
24
Erisyasnto, Analisis Framing, Kontruksi Idiologi dan Politik Media, ….. h. 108. 25 Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, ….. h. 21.
peristiwa yang hendak dilaporkan.
Science Wartawan memberitakan seputar ilmu pengetahuan dan teknologi.
Consumer Para penulis adalah a consumer story, para pembantu khalayak untuk menginformasikan seputar barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Financial Wartawan memberikan fokus perhatiannya pada bidang bisnis, komersial atau investasi.
Selain kategori berita, juga dikenal adanya unsur layak dalam sebuah berita. Tidak semua peristiwa dapat dijadikan berita oleh seorang wartawan, oleh karena itu diperlukan unsur-unsur tertentu, peristiwa apa yang layak untuk dimuat dalam sebuah surat kabar, diantara unsur-unsur tersebut adalah :
1. Berita harus akurat
Wartawan harus hati-hati dalam melakukan pekerjaannya mengingat dampak yang luas yang ditimbulkan oleh berita yang dibuatnya. Mulai dari kecermatan dalam menuliskan ejaan, baik nama, angka, tanggal, dan selalu melakukan chek and recheck
sebelum berita tersebut dipublikasikan. Akurasi berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapai oleh penyajian detail-detail fakta dan oleh tekanan yang diberikan oleh fakta-faktanya.
2. Berita harus lengkap, adil dan berimbang.
Keakuratan fakta tidak selalu menjamin keakuratan arti. Fakta-fakta yang akurat dipilih atau disusun secara longgar atau tidak adil sama menyesatkannya dengan kesalahan yang sama sekali palsu. Dengan terlalu banyak atau terlalu sedikit memberikan tekanan, dengan menyisipkan fakta-fakta yang tidak relevan atau dengan
menghilangkan yang seharusnya ada, pembaca mungkin mendapatkan kesan yang palsu. Yang dimaksud dengan sikap adil dan berimbang adalah bahwa wartawan harus melaporkan apa yang sesungguhnya yang terjadi.
3. Berita harus objektif
Seorang wartawan dituntut untuk bersikap objektif dalam menulis berita. Dengan sikap objektifnya, berita yang ia muat pun akan objektif, artinya berita yang dibuat itu selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, bebas dari prasangka. Lawan objektif adalah subjektif, yaitu sikap yang diwarnai prasangka pribadi, dalam pengertian objektif ini, termasuk pula keharusan wartawan menulis dalam konteks peristiwa secara keseluruhan, tidak dipotong-potong oleh kecenderungan objektif. 4. Berita harus jelas dan ringkas
Berita yang disajikan haruslah dapat dicerna dengan cepat. Ini artinya suatu tulisan yang ringkas, jelas dan sederhana. Tulisan berita harus tidak banyak menggunakan kata-kata, harus padu dan langsung. Penulisan berita yang efektif memberikan efek mengalir, ia memiliki warna alami tanpa berkelok-kelok atau tanpa kepandaian bertutur yang berlebihan. Bahasa berita, ringkas, terarah dan menggugah. 5. Berita harus hangat
Peristiwa-peristiwa bersifat tidak kekal, dan apa yang nampak benar pada hari ini belum tentu benar esok hari. Karenanya konsumen berita menginginkan informasi
yang segar, informasi hangat dan terbaru. Media bercerita sangat spesifik tentang fakta waktu ini.26
e. Karakteristik Ekspose Berita Kriminal
Sekitar tahun 2001 acara kriminal yang dikemas menjadi sebuah acara yang berisi tantang berita peristiwa-peristiwa kriminal dari berbagai penjuru tempat di negeri ini menjadi mata acara yang hampir diproduksi oleh tv swasta di Indonesia. Pada awalnya berita kriminal hanya menjadi salah satu isi berita dari tayangan berbagai berita lain, namun pada perkembangannya seluruh stasiun televisi merasa perlu untuk menyediakan tempat tersendiri untuk menayangkan berita-berita khusus kriminal. Mengemas peristiwa kriminal menjadi sebuah berita yang disebar luaskan melalui media memang bukan hal baru. Sebelum industri televisi marak seperti belakangan ini, media massa cetak sudah lebih dahulu berkembang dan ada beberapa di antaranya yang mengkhususkan diri dengan memuat berbagai berita kriminal yang terjadi. Sebut saja misalnya Pos Kota, sebuah surat kabar harian yang terbit di Jakarta ini merupakan media cetak yang sudah sejak tahun 70an memuat berita-berita kriminal, dan masih banyak media harian lokal yang serupa seperti Koran Merapi, dan Meteor. Berita kriminal yang dikemas dalam media messa cetak umumnya menampilkan foto pelaku atau korban serta dicetak dengan halaman berwarna di halaman pertama dan halaman terakhir. Selain berita kriminal umumnya juga disertai dengan rubrik yang berisi tentang persoalan seksual, hal-hal ghaib, serta penuh
26
dengan iklan-iklan obat penambah daya kekuatan seksual, serta pengobatan alternatif.27
Menurut Totok Djuroto, berita kriminal adalah berita atau laporan yang diperoleh dari pihak kepolisian.28 Sedangkan menurut W.A. Bonger mengenai kejahatan maka yang di sebut berita kejahatan ialah berita yang bersangkutan. Dalam hal ini yang termasuk berita kejahatan ialah hal yang aktual dan menarik perhatian khalayak tentang perbuatan dan tingkah laku anti sosial yang memiliki kelemahan organik dan sentimen-sentimen moral dasar.29
Dari kejahatan berupa ketidakjujuran dan kepatuhan dan sangat merugikan, baik bagi si penderita maupun masyarakat. Hilangnya keseimbangan, ketentraman, dan ketertiban. Perbuatan ini secara sadar akan mendapat reaksi dari negara berupa pemberian hukuman, seperti : pembunuhan, penodongan, perampokan, pencurian, perkosaan, dan sebagainya yang melanggar undang-undang negara.
Pada dasarnya, secara sosiologis, kejahatan merupakan suatu perilaku manusia yang diciptakan oleh masyarakat dalam setiap kali kesempatan dan keinginan, karena kejahatan tersebut belum tentu datang dari orang berbuat jahat, bisa jadi karena masyarakat yang memancing (memicu) seseorang untuk berbuat jahat. Misalnya saja wanita yang memakai perhiasaan yang berlebih-lebihan hanya untuk pergi ke pasar, tidaklah mudah untuk menahan keinginan yang dimiliki apalagi dalam
27
http://etnojurnal.blogspot.com/2010/04/tayangan-berita-kriminal-di-televisi.html. Diakses pada tanggal 26 Juli 2011.
28
Totok Djuroto, Teknik Mencari dan Meliput Berita (Semarang : Dahara Prize, 2003),h. 6.
29
W.A Bonger diterjemahkan oleh RA Koesnoen, Pengetahuan Tentang Kriminologi (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1977).
keadaan mendesak. Kejahatan dilakukan oleh penjahat memiliki motif yang beraneka ragam. Entah itu kebiasaan yang sulit dihilangkan, seperti sekedar kecanduan untuk berbuat kriminal meskipun dalam segi ekonomi yang dimiliki lebih dari cukup. Ada juga karena tuntutan hidup, orang yang serba kekurangan dalam segi ekonomi dan tidak mempunyai pekerjaan dapat melakukan tindakan kriminal.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berita kriminal adalah laporan berupa fakta terkini mengenai tindakan maupun perbuatan kriminal atau yang melanggar hukum, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, tingkah laku yang merugikan masyarakat dan dapat menarik perhatian umum.
Dari sisi bentuknya, berita kejahatan itu ada yang merupakan berita pemerkosaan, berita perampokan, berita pembunuhan dan lain sebagainya. Termasuk dalam bentuk pelanggaran peraturan dan perundang-undangan negara. Karena itu sumber beritanya pun akan terpusat pada lembaga-lembaga hukum yang fungsinya menyelesaikan setiap bentuk kejahatan.30
Ada beberapa penggolongan terhadap tindakan kriminal antara lain : 1. Tindak kriminal terhadap ketertiban umum diantaranya : pemerasan,
pencurian, tawuran / perkelahian dan merusak barang orang.
2. Tindak kriminal terhadap nyawa orang atau badan orang. Yang termasuk kategori ini adalah pembunuhan dan penganiayaan.
30
3. Tindak kriminal atau kejahatan asusila yakni mengenai hal-hal yang menyangkut Exses sexual seperti perzinahan, pelacuran, pemerkosaan dan sebagainya termasuk adalah kesopanan, dan pornografi.31
kejahatan bukanlah terletak pada tingkah lakunya, melainkan pada reaksi yang muncul terhadapnya, karena kejahatan tersebut belum tentu datang dari orang yang berbuat jahat, bisa jadi karena masyarakat yang memancing (memicu) seseorang untuk berbuat jahat.32 Contohnya seorang bapak yang tidak mempunyai pekerjaan sedangkan ia harus memenuhi kebutuhan keluarga seperti memberi makan anak dan isterinya, dengan kondisi seperti itu akhirnya bapak tersebut mencuri. Tidaklah mudah untuk menahan dengan kondisi tersebut dalam keadaan yang mendesak. Reaksi terhadap penjahat akan menghasilkan cap sebagai penjahat. Seseorang yang di cap sebagai penjahat dengan sendirinya akan termasuk kelompok penjahat. Kejahatan dilakukan oleh penjahat memiliki motif yang beraneka ragam entah itu kebiasaan yang sulit dihilangkan, seperti kecanduan untuk berbuat jahat atau berbuat kriminal meskipun dalam segi ekonomi yang dimiliki lebih dari cukup ada juga karena tuntutan hidup orang yang serba kekurangan dalam segi ekonomi dan tidak mempunyai pekerjaan dapat melakukan tindakan kriminal.
f. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Kriminal
Faktor timbulnya kejahatan yang ada di masyarakat di karenakan faktor biologis, psikologis, dan sosiologis.
31
Gerson WB, Hukum Pidana dalam Teori dan Praktek (Jakarta : Pradya Paramitha, 1983), h. 138-160.
32
1. Faktor Biologis : Para tokoh genetika berargumen bahwa kecendrungan untuk melakukan tindakan kriminal pada situasi tertentu kemungkinan dapat diwariskan, karena terpengaruh oleh lingkungan, kerusakan otak dan sebagainya, terhadap tingkah laku kriminal. Misalkan cendrung ingin melakukan kekerasan tanpa