• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.3. Berita

Berita (news) itu tiada lain adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. (Suhadang, 2004 : 103)

Berita umumnya disusun atas dasar upaya membangkitkan minat awal dengan menyoroti berita tertentu, mempertahankannya dengan kebhinekaan dan minat manusia serta menunda beberapa informasi penting sampai pada bagian

akhir (hasil pertandingan olahraga dan ramalan cuaca), dan mengirim pengamat untuk menghimpun berita dari sumber langsung (McQuail, 1991 : 196).

Menurut Dr. Willard G. Bleyer mendefinisikan berita adalah “ segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang terbaik ialah berita yang paling menarik perhatian bagi sejumlah pembaca yang paling besar.”

Mitchell V Chanley dalam bukunya Reporting, mengemukakan definisi dari berita sebagai berikut: news is timely report of facts or opinion of either interest or importance or both, to a considerate number of people (Effendy, 1992 : 67). Yang berarti bahwa berita merupakan laporan fakta atau opini secara berkala yang berisikan peristiwa menarik, penting, atau keduanya, untuk diketahui khalayak banyak.

Sebelumnya, DeFleur dan Dennis melalui buku Introduction of Mass Communication telah menyatakan bahwa berita merupakan suatu laporan yang menyajikan pandangan tentang berbagai aspek realitas dengan menyajikan rincian data tentang suatu isu, peristiwa, atau proses yang dapat menarik minat khalayak (DeFleur, 1989 : 604).

Djafar Assegaf dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini, memberikan batasan atau definisi berita dalam arti teknis jurnalistik sebagai berikut:

”Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan,yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia

mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.” (Assegaf, 1982 : 24)

Untuk menyajikan berita yang bernilai tinggi dan dapat merangsang bangkitnya perhatian orang banyak, Frasser Bond (1961 : 80) mencatat empat faktor utama :

1. Ketepatan waktu (timeliness)

Umumnya pembaca (surat kabar) meninginkan berita selalu baru dan aktual. Kemajuan teknologi masa kini telah bisa menembus perbedaan waktu kejadian dengan penerimaan beritanya, sehingga pemberitaan peristiwanya hampir bersamaan waktu dengan saat kejadiannya. Timeliness adalah jika suatu peristiwa sedang terjadi saat ini, atau berita yang menarik bagi pembaca saat ini.

2. Kedekatan tempat kejadian (proximity)

Khalayak lebih tertarik perhatiannya terhadap berita tentang peristiwa kecil yang bisa dijangkau tangannya ketimbang peristiwa penting yang bermil-mil jaraknya. Proximity adalah jika peristiwa atau situasi tersebut terjadi di dekat pembaca (baik fisik/ geografis maupun non fisik/ emosional)

3. Besarnya (size)

Sesuatu yang sangat kecil maupun yang sangat besar selalu memikat perhatian orang banyak. Demikian pula untuk menggambarkan kerugian yang diderita koran bencana atau kecelakaan, kita cenderung mengutarakan jumlah taksiran yang lebih besar. Size adalah ukuran suatu berita itu dimuat di media (dalam hal ini surat kabar)

4. Kepentingan (importance)

Umumnya orang akan merasa puas apabila kepentingannya terpenuhi. Karena itu pula mereka selalu mencari informasi yang bisa memenuhi dan sesuai dengan kepentingannya. Sudah barang tentu berita yang berkaitan dengan kepentingannya akan lebih menarik perhatiannya. Importance adalah peristiwa yang memiliki nilai-nilai penting bagi kehidupan, keluarga, pendidikan, kesehatan, atau kesejahteraan pembaca.

Nilai tertinggi berita terletak pada kemampuannya dalam menarik pembaca. Ada beberapa faktor yang menentukan nilai berita. Faktor tersebut adalah :

1. Faktor jarak 2. Faktor waktu 3. Faktor kepentingan

4. Nilai berita juga ditentukan berita itu sendiri dalam hubungannya dengan kepentingan umum (Meinanda, 1981).

Berita adalah produk dari hasil transaksi antara jurnalis dan sumber beritanya. Sumber utama realitas berita bukanlah apa yang disajikan atau apa yang terjadi di dunia nyata. Realitas berita melekat pada sifat dan jenis relasi sosial dan budaya yang berkembang di antara jurnalis dan sumber beritanya, serta dalam politik pengetahuan yang muncul pada berita tertentu (Ericson et. al, dalam Jurnal ISKI 1999 : 80).

Berita merupakan produk utama jurnalistik. Tahap-tahap yang penting untuk diperhatikan adalah:

1. Mengumpulkan keakuratan data dan fakta peristiwa. Bisa berupa runtutan kejadian, nama, jumlah angka, kutipan narasumber, dsb.

2. Fakta dan data yang sudah dihimpun secara umum ditulis dalam gaya piramida terbalik dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H., biasanya terdapat tiga atau empat dari unsur 5 W dimana didalamnnya terdapat unsur 5 W+1 H dan yang menempatkan unsur terpenting yang terlibat dalam suatu peristiwa, diletakkan pada paragraph awal sebuah berita (Lead)

Who: adalah menyangkut siapa yang menjadi berita atau pelaku2 dalam peristiwa yang diberitakan (bisa nama atau institusi, jabatan, dsb)

What: adalah menyangkut masalah, kejadian, peristiwa, atau perihal apa yang diberitakan

Where: adalah menyangkut tempat berlangsungnya peristiwa yang diberitakan When: adalah menyangkut waktu kapan suatu peristiwa yang diberitakan itu

berlangsung

Why/How: adalah menyangkut penyebab2 mengapa peristiwa yang diberitakan itu terjadi sehingga menimbulkan efek (how) tertentu pula. (Zainal Abidin Achmad, Ayo Membuat Surat Kabar,2007)

Berbeda dengan yang lain. Pada media Jawa Pos bukan hanya rumus 5 W yang wajib dihadirkan pada tiap naskah, tapi 7 W yakni “Wow” dan “What Next” untuk membuat naskah tersebut lebih menarik untuk dibaca (Azrul Ananda,Jawa Pos, 2009)

3. Menggunakan Bahasa Jurnalistik. Kalimatnya pendek-pendek, baku, sederhana, komunikatif, jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), serta mudah dipahami orang awam. Namun pada media tertentu mereka memiliki kebijakan tersendiri pada pakem penulisan naskahnya, dimana biasanya disesuaikan juga dengan segmentasi pembacanya.

4. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media, Lead (Teras berita) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi naskah) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead. (ASM. Romli,Jurnalistik Terapan BaticPress Bandung, 2003.)

5. Foto. Menjadi salah satu point penting pelengkap naskah, bahkan bisa memperkuat karakter berita yang ada melalui gambar menarik yang ditayangkan. Assegaf (1991 : 21). Foto merupakan naskah yang berbicara lewat visualisasi gambar (Yuyung Abdi, Jawa Pos, 2009). Penentuan foto yang akan dimuat seluruhnya tergantung pada kebijakan redaksional pada masing-masing media.

Seorang penulis jurnalistik kenamaan bernama Frank Luthor Mott dalam bukunya New Survey of Journalism menyatakan bahwa paling sedikit ada delapan konsep berita yang meminta perhatian kita, antara lain :

1. Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report)

Konsep ini menitikberatkan pada ”segi baru terjadinya” (newness) sebagai faktor terpenting dari sebuah berita.

2. Berita sebagai rekaman (news as record)

Berita yang terletak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi dan sering menjadi catatan bersejarah yang sangat berharga.

3. Berita sebagai fakta objektif (news as objective facts)

Sebuah berita harus faktual dan objektif. Bagi para wartawan, berita objektif ialah laporan mengenai suatu fakta yang diamatinya tanpa pandangan berat sebelah (bias).

4. Berita sebagai interpretasi (news as interpretation)

Dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi atau ilmu pengetahuan, suatu fakta perlu dijelaskan agar pembaca mengerti.

5. Berita sebagai sensasi (news as sensation)

Di sini terdapat unsur sebujektif, yakni bahwa sesuatu yang mengejutkan (shocks) dan yang menggetarkan atau mengharukan (thrills) bagi pembaca yang satu akan berlainan dengan pembaca yang lain

6. Berita sebagai minat insani (news as human interest)

Di sini menariknya berita bukan karena pentingnya peristiwa yang dilaporkan, tetapi karena sifatnya menyentuh perasaan insani, menimbulkan perasaan iba, terharu, gembira, prihatin, dan lain sebagainya.

7. Berita sebagai ramalan (news as prediction)

Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan dari masa kini dan masa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca terutama terletak pada masa depan.

8. Berita sebagai gambar (news as picture)

Gambar atau ilustrasi dalam halaman surat kabar selain sifatnya semata-mata hiburan seperti comic strips, juga mengandung nilai berita (news value).

2.1.4. Sikap

Konsep sikap mempunyai pengertian sebagai “kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai” (Rakhmat, 2005 : 39). Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude. Sikap pertama kali digunakan oleh Spencer pada tahun 1862 untuk menunjukkan suatu mental seseorang. Definisi sikap sebagai suatu hal yang menentukan sifat, hakekat, perbuatan, baik sekarang maupun perbuatan yang akan datang. Thurstone mengemukakan pengertian sikap yaitu “tingkat kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi yang meliputi orang, kata-kata, simbol, lembaga, ide dan sebagainya” (Ahmadi, 2002 : 163).

Zimbardo dan Ebbesen menjelaskan bahwa “sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponen-komponen cognitive, affective, dan conative (Ahmadi, 2002 : 163). Pengertian attitude dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan dan

disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek tadi. Dengan kata lain, attitude lebih diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal (Ahmadi, 2002).

Dokumen terkait