PEMBAYARANPEMBAYARAN PEMBAYARAN
3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAY BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAY BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAY A A A
3.5.3.5.
3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYABANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYAAA
Kinerja 6 (enam)2 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya pada triwulan laporan
menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil dan cenderung meningkat. Tercatat pertumbuhan total aset Bank Berkantor Pusat di Jawa Timur meningkat dari 4,65% (qtq) pada Triwulan II-2011, menjadi 10,15% (qtq) pada Triwulan III-2012 dengan nominal sebesar Rp 42,25 triliun.
2
) 6 Bank BerkantorPusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antardaerah (Bank Anda), Bank Anglomas Internasional (Bank Amin), Bank Centratama Nasional Bank (CNB) dan Bank Prima Master.
Grafik 3.4 Grafik 3.4 Grafik 3.4
Grafik 3.43333 Proporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan
65%
3%
32%
Modal Kerja Investasi Konsumsi
Sumber Bank Indonesia (diolah)
Grafik 3.4 Grafik 3.4 Grafik 3.4
Grafik 3.44444 Perkembangan LDR & NPL BPR
0,00% 1,00% 2,00% 3,00% 4,00% 5,00% 6,00% 108,00% 110,00% 112,00% 114,00% 116,00% 118,00% 120,00% 122,00% 124,00% 126,00% 128,00%
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
LDR NPL Skala Kanan
%
51 Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawa TimurJawaTimurTimurTimur
Triwulan III – 2012
Sumber utama pertumbuhan aset tersebut adalah peningkatan dana pihak ketiga yang pada triwulan ini mencapai Rp27,93 triliun atau tumbuh sebesar 4,98% (qtq) meningkat dibandingkan Triwulan II-2012 yang hanya tumbuh sebesar 0,99% (qtq). Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun dari masyarakat terdiri atas giro, tabungan dan deposito dengan proporsi masing-masing sebesar 37,17%, 25,17% dan 37,65%. Pertumbuhan terbesar DPK didominasi oleh peningkatan simpanan dalam bentuk deposito yang pada Triwulan III-2012 ini mencapai 23,32% (yoy). Berbeda dengan perbankan di Jawa Timur yang penghimpunan dananya didominasi oleh tabungan, sumber dana Bank Umum berkantor pusat di Surabaya didominasi oleh giro dan deposito. Hal ini karena volume usaha terbesar dimiliki oleh Bank Pembangunan Daerah dimana komposisi dana utamanya didominasi oleh giro Pemda.
Ditambah lagi dengan nature 5 bank umum lainnya yang merupakan bank swasta skala kecil
dan menengah dimana sumber pendanaan utama umumnya masih didominasi oleh deposito.
Grafik 3.4 Grafik 3.4 Grafik 3.4
Grafik 3.4555 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-5 KP di Surabaya (yoy) 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III 2011 2012 Aset Kredit DPK
Sumber : LBU BI (diolah) %, yoy
Grafik 3.4 Grafik 3.4Grafik 3.4
Grafik 3.4666 Perumbuhan Indikator Bank Ber-KP di 6 Surabaya (qtq) (15,00) (10,00) (5,00) 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Aset Kredit DPK
% qtq
Sumber : LBU BI (diolah)
Tabel 3. Tabel 3.Tabel 3. Tabel 3.666 6
Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya (dalam Milyar Rupiah)
TW I TW II Tw III Tw IV TW I TW II TW III Total Aset (Juta Rupiah) 26.786.468,42 29.668.517,03 31.234.859,97 30.560.729,77 36.657.865,00 38.361.025,00 42.254.532,00
Pertumbuhan (yoy %) 10,83 14,55 21,53 24,33 36,85 29,30 35,28
Pertumbuhan (qtq %) 8,97 10,76 5,28 (2,16) 19,95 4,65 10,15
Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 20.305.854,21 23.003.101,04 23.954.468,00 21.755.511,54 26.344.525,00 26.605.346,00 27.931.448,00
Pertumbuhan (yoy %) 9,82 12,03 17,36 20,81 29,74 15,66 16,60
Pertumbuhan (qtq) 12,76 13,28 4,14 (9,18) 21,09 0,99 4,98
Kredit (Juta Rupiah) 14.269.653,00 15.529.866,00 16.680.432,00 16.958.441,00 17.436.071,00 18.919.553,00 19.726.756,00
Pertumbuhan (yoy %) 30,09 30,38 28,20 24,70 22,19 21,83 18,26 Pertumbuhan (qtq) 4,93 8,83 7,41 1,67 2,82 8,51 4,27 LDR (%) 70,27% 67,51% 69,63% 77,95% 66,18% 71,11% 70,63% NPL (%) 0,82% 1,03% 1,30% 1,08% 1,40% 188,83% 200,74% 2011 INDIKATOR BANK kp 2012
52 Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawa TimurJawaTimurTimurTimur
Triwulan III – 2012
Penyaluran kredit Bank Umum yang berkantor pusat di Surabaya tumbuh sebesar 18,26% (yoy) dan 4,27% (qtq), meningkat dari sebesar Rp18,92 triliun pada Triwulan II-2011 menjadi Rp 19,73 triliun pada periode laporan. Berdasarkan jenis kreditnya, kredit konsumsi masih memiliki porsi terbesar yaitu mencapai 53,71%, disusul kemudian oleh kredit modal kerja dan Investasi dengan proporsi masing-masing sebesar 38,55% dan 7,73%. Terdapat trend peningkatan penyaluran kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 11,50% (qtq) sedangkan kredit modal kerja dan investasi justru mengalami perlambatan masing-masing sebesar -0,21%
dan -15,02%.
Berdasarkan grafik 3.49 dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan kredit modal memang berfluktuatif dan membentuk pola tertentu yaitu sedikit melambat pada akhir tahun dan meningkat kembali di awal tahun, namun masih memiliki trend meningkat. Sedangkan kredit konsumsi walaupun secara komposisi mendominasi namun trend pertumbuhannya relatif turun dibandingkan periode sebelumnya. Dengan demikian diharapkan perpaduan dua kondisi tersebut akan tetap meningkatkan penyaluran kredit produktif kepada masyarakat.
Grafik 3.4 Grafik 3.4 Grafik 3.4
Grafik 3.4777 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan 7
Pada Bank Ber KP di Surabaya
Grafik 3.4 Grafik 3.4 Grafik 3.4
Grafik 3.4888 8 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan
Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)
Grafik 3. Grafik 3.Grafik 3.
Grafik 3.49 49 49 49 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan
Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)
Grafik 3. Grafik 3. Grafik 3.
Grafik 3.50505050 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan
Bank Ber KP di Surabaya
37%
38% 25%
Giro Deposito Tabungan
Sumber : LBU BI (diolah)
(30,00) (25,00) (20,00) (15,00) (10,00) (5,00) 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Giro Deposito Tabungan
Sumber : LBU BI (diolah) % qtq (20,00) (15,00) (10,00) (5,00) 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
% qtq
Sumber : LBU BI (diolah)
38%
8% 54%
Modal Kerja Investasi Konsumsi
53 Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawa TimurJawaTimurTimurTimur
Triwulan III – 2012
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, Bank Umum Berkantor Pusat di Jawa Timur menunjukkan perkembangan kinerja positif yang terlihat dari peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara konsisten yaitu di kisaran 65%-70% dan mencapai nilai 70,63% pada Triwulan III-2012.
3.6 3.63.6
3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Sistem pembayaran di Jawa Timur, baik tunai maupun nontunai pada triwulan III -2012 berjalan dengan baik sehingga dapat memperlancar dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Hal tersebut tercermin antara lain melalui peningkatan transaksi keuangan tunai dan non-tunai, perkembangan jumlah uang tidak layak edar serta jumlah temuan uang palsu di wilayah Jawa Timur.
TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAKSI
TRANSAKSI KEUANGANKEUANGANKEUANGANKEUANGAN SECARA TUNAISECARA TUNAISECARA TUNAISECARA TUNAI
Transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa kegiatan, yaitu: aliran uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia ke perbankan dan aliran uang masuk (inflow) dari perbankan ke Bank Indonesia, kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB), serta kegiatan penukaran uang pecahan kecil kepada masyarakat. a.
a.a.
a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/OutflowInflow/OutflowInflow/OutflowInflow/Outflow) ) ) )
Hingga akhir Triwulan III-2012, aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur (KBI Surabaya, KBI Malang, KBI Kediri, dan KBI Jember) secara kumulatif
menunjukkan posisi net inflow. Artinya, jumlah aliran uang yang keluar dari Bank Indonesia
kepada perbankan (outflow) lebih kecil dibandingkan jumlah aliran uang yang masuk ke Bank
Indonesia (inflow). Namun demikian, besar net-inflow dimaksud lebih kecil apabila