• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.Permulaan Gizi yang Cerdas

4. Berkata Cerdas

SMART TIP

Bagaimana caramu berbicara kepada bayimu akan mendatangkan dampak yang luar biasa terhadap perkembangan otak bayimu.

Di sinilah para orangtua, terutama ibu, terlihat begitu berharga.

Ibu, kau tidak harus belajar bagaimana cara berbicara kepada bayimu.

Engkau sudah alami seperti itu. Insting seorang ibu akan membantunya mengerahkan kemampuan keibuannya—naik turunnya nada yang diucapkan, mimik dan raut muka yang ditampakkan—itu semua kata-kata untuk sang bayi. Ketika mereka mempercepat tempo, memperlambat suara, dan melebih-lebihkan kata-kata. Perhatikan bahwa ketika engkau berbicara dengan bayimu, engkau sedang berakting dengan seluruh wajahmu ketika kau buka dengan lebar mulut dan matamu. Secara alami, kaupelankan suaramu, kauatur kecepatanmu bergantung terhadap respons dan perhatian

bayimu. Untuk memastikan bahwa sang bayi menerima pesan yang tepat, para ibu secara alamiah memanjangkan vokal dalam kata-kata mereka:

Bayiii pintaaar. Bagaimana cara ibu berbicara lebih penting buat sang bayi daripada apa yang dibicarakannya.

Para ibu juga secara alamiah mempertontonkan fenomena mengembangkan otak yang dikenal dengan “ambil bagian”. Ibu akan berbicara dengan meninggi-rendahkan suaranya. Kadang-kadang dengan banyak kejutan dan jeda, dengan demikian memberikan waktu kepada bayi untuk mengolah setiap kumpulan kata-kata pendek itu sebelum pesan berikutnya tiba. Meskipun kau akan merasakan bahwa berbicara kepada bayimu adalah pembicaraan satu arah (monolog), secara alamiah instingmu mengatakan kepadamu untuk berbicara kepada bayimu seolah-olah kau bayangkan ia berdialog denganmu. Analisis video terhadap seni yang indah dari komunikasi ibu-anak menunjukkan bahwa ibu akan bersikap seolah-olah bayinya berbicara balik kepadanya, menjawab pertanyaannya.

Seorang ibu akan mengatur pembicaraannya, dan berhenti sejenak persis selama waktu yang—dalam imajinasinya—digunakan oleh bayinya untuk merespons pembicaraannya. Apalagi jika ibu itu berbicara dengan format tanya jawab. Ini pelajaran bicara bayi yang paling awal. Di sinilah para ibu membentuk kemampuan bayinya untuk mendengar. Bayi menyimpan kemampuan ini dan kelak menggunakannya kembali ketika mulai belajar untuk bicara. Inilah beberapa latihan yang dapat digunakan para ibu dan ayah untuk berbicara dengan bayi yang dapat mengembangkan kemampuan otaknya.

Pandanglah si pendengar. Tangkap mata bayi itu sebelum memulai pembicaraanmu. Kau akan dapat menahan perhatiannya lebih lama dan kemungkinan untuk mendapatkan respons yang baik lebih besar.

Usahakan responsif. Kau mungkin berpikir bahwa bayi tidak berbicara banyak sampai ia berusia satu setengah atau dua tahun.

Tetapi, sebenarnya, bayi mulai “bicara” pada detik ketika ia dilahirkan. Bagi bayi yang sangat kecil, bahasa adalah setiap suara atau gerakan yang menunjukkan respons pengasuhnya. Kemudian bayi akan belajar bahwa bahasanya adalah alat baginya untuk sebuah interaksi sosial, ketika ia dapat memperoleh perhatian dan memenuhi keperluannya. Media komunikasi bayi berkembang seiring dengan

pertumbuhannya. Mimik wajah, bahasa tubuh, isyarat tangan, gumaman, dan pada akhirnya kata yang diucapkan. Begitu pula perbendaharaan kosakatanya yang berkembang, bahkan sebelum ia mulai bisa berbicara. Dengan merespons secara baik terhadap tangisan bayimu, berbicara kepadanya, kau membantunya mengembangkan kemampuan komunikasinya. Ketika bayi “bicara”, orangtua belajar untuk mendengar. Ketika bayi menyampaikan tanda, misalnya, untuk memangkunya, orangtua belajar untuk membaca tanda itu dengan memangku bayinya. Karena isyarat bayi itu direspons sesuai keinginannya, bayi termotivasi untuk memberikan lebih banyak isyarat. Ia menyimpan respons-respons terhadap berbagai isyarat itu dalam otaknya yang sedang berkembang karena ia percaya bahwa ia akan mendapatkan respons yang sesuai dengan keinginannya. “Kebutuhanku akan terpenuhi,” ujar bayi itu penuh percaya. Hal yang sama tidak ditemui pada bayi yang tidak mendapat respons yang baik dari para pengasuhnya. Bayi-bayi ini tidak berkembang dengan baik.

Panggil bayi dengan namanya. Meskipun bayi baru sadar ada nama yang dihubungkan dengan dirinya pada akhir tahun pertamanya, nama yang secara khusus dialamatkan kepadanya akan memicu hubungan mental yang khusus dengannya: bahwa nama ini mempunyai suara yang khas yang pernah ia dengar sebelumnya, dan bahwa nama itu adalah pertanda akan banyak suara asyik lainnya yang akan ia dengar.

Sederhanakan. Gunakan kalimat-kalimat pendek dan kata-kata pendek dengan bunyi vokal yang dipanjangkan: cantiiik.

Buat gerakan yang hidup. Katakanlah, “Ayo, katakan ‘bye’ kepada kucing,” sambil melambaikan tangan kepada kucing. Bayi lebih mudah mengingat kata-kata yang dihubungkan dengan gerakan-gerakan yang hidup. Berbicaralah dengan nada panjang pada ujung kalimat. Keraskan kata-kata kunci. Bayi mudah bosan dengan bunyi-bunyi yang sama.

Ajukan pertanyaan. “Susi mau makan?” Berbicara dengan bertanya akan mengeraskan suara pada ujung kalimat sambil menunggu respons bayi.

Bicarakan apa yang Anda lakukan. Sambil melakukan tugas harian seperti mengenakan pakaian, memandikan, dan menggantikan popok, ceritakan apa yang sedang Anda lakukan, mirip laporan pandangan

mata yang melaporkan pertandingan sepakbola, “Nah, sekarang Bapak lepasin popoknya ya, diganti dengan yang baru.” Wajar kalau mulamula Anda merasa kikuk. Tetapi, Anda tidak berbicara pada tembok batu. Ada manusia kecil dengan telinga besar dan otak berkembang yang mengolah setiap kata yang ia dengar, menyimpannya pada catatan memori tanpa akhir. Dalam pengalaman saya sebagai pediatris, saya sering memperhatikan bahwa anak-anak yang ibunya suka mengobrol menjadi anak-anak yang banyak bicara juga.

Bacalah untuk bayi. Tidak ada waktu terlalu cepat untuk membaca bagi anak Anda. Bayi senang kata-kata yang berirama dan puisi dengan intonasi naik turun. Tetapi, ada hari-hari ketika pikiran dewasa Anda memerlukan lebih dari sekadar buku anak-anak. Bacalah majalah favorit Anda atau buku dengan suara keras di hadapan bayi.

Mendongenglah khusus untuk telinga bayi. Bayi belajar mengasosiasikan orangtua dengan permainan, yang juga menjadi latihan yang membangun otak. Bagi bayi, bermain adalah belajar.

Untuk orangtua, menyediakan waktu yang teratur untuk melakukan sesuatu berarti besar kemungkinan ia akan melakukannya. Kegiatan rutin akan menumbuhkan hubungan. Jadi, aturlah pertemuan tetap untuk membaca. Sediakan waktu khusus “Bapak dan aku”. Tangan, pangkuan, dan intonasi vokal laki-laki dari suara Anda akan berbekas jauh pada peningkatan keterampilan membaca anak di masa depan.

Katakan dengan musik. Peneliti anak yakin bahwa bernyanyi lebih banyak mempengaruhi pusat bahasa di dalam otak bayi ketimbang sekadar kata-kata tanpa musik. Walaupun Anda bukan penyanyi opera, paling tidak Anda punya seorang pendengar yang mengagumi Anda. Bayi pada setiap tingkat usia mencintai nyanyian, baik yang dibikin sendiri maupun lagu para biduan. Susunlah sepuluh lagu favorit bayi dan mainkanlah berulang-ulang. Bayi menikmati perulangan.