BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN
2. Berpikir Kreatif
a. Hakikat Berpikir Kreatif
Edward mendefinisikan berpikir sebagai keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dengan pengalaman.22 Sehingga dapat dikatakan tidak setiap orang yang cerdas memiliki tingkat berpikir yang bagus pula, karena keterampilan berpikir yang bagus didapat juga karena adanya kebiasaan atau pengalaman.
Sedangkan definisi kreativitas dirumuskan berdasarkan beberapa sudut pandang. Ada yang mendefinisikan kreativitas berdasarkan sudut pandang yang ditekankan pada kepribadian, dan ada juga mendefinisikan kreativitas dari sudut pandang yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Sementara pandangan yang lain mendefinisikan kreativitas sejajar dengan kemampuan berpikir divergen. Kemampuan berpikir divergen adalah kemampuan yang mampu menghasilkan jawaban yang bervariasi dari suatu masalah.
Analisis Rhodes tentang definisi kreativitas, yang dikutip kembali oleh Munandar, menyatakan tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal. Dari hasil analisisnya, Rhodes menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses dan produk. Kreativitas dapat pula ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press) individu perilaku kreatif. Sehingga Rhodes menyebut keempat jenis
definisi tentang kreativitas ini sebagai “Four P’s of Creativity: Person
Process, Press, dan Product”23
22
Edward de Bono,Revolusi Berpikir, (Bandung: Kaifa, 2007), hal. 24 23
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat cet. Ke-3, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hal. 20
Kreativitas memiliki definisi dari beberapa sudut pandang. Ada yang mengungkapkan definisi kreativitas dari sudut pandang yang ditekankan pada kepribadian, sementara pandangan lain mendefinisikan kreativitas dari sudut pandang yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan, dan mendefinisikan kreativitas sejajar dengan kemampuan berpikir divergen.
Sedangkan definisi berpikir kreatif sendiri adalah penggunaan dasar proses berpikir untuk mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang asli (orisinil), estesis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir.24
Jadi, berpikir kreatif sesungguhnya adalah suatu kemampuan berpikir yang berawal dari adanya kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi, bahwa di dalam situasi itu terlihat atau teridentifikasi adanya masalah yang ingin atau harus diselesaikan. Selanjutnya ada unsur originalitas gagasan yang muncul dalam benak seseorang terkait dengan apa yang teridentifikasi.
Baer mengemukakan bahwa berpikir kreatif merupakan sinonim dari berpikir divergen. Ada empat indikator berpikir divergen, yaitu:25
(1) Fluence yaitu kemampuan menghasilkan banyak ide.
(2) Flexibilityyaitu kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi. (3) Originality yaitu kemampuan menghasilkan ide baru atau ide yang
sebelumnya tidak ada.
(4) Elaboration yaitu kemampuan mengembangkan atau menambahkan ide-ide sehingga dihasilkan ide-ide yang rinci atau detail.
Berpikir kreatif bukanlah sebuah proses yang sangat terorganisasi. Berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Berpikir kreatif yang
24
Ida Bagus Putu Arnyana, Pengaruh Penerapam Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, (Jurnal pendidikan dan pengajaran IKIP Singaraja, No. 3, Juli 2009), hal. 498-499
25
membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian penuh, meliputi aktivitas mental seperti:26
(1)Mengajukan pertanyaan.
(2)Mempertimbangkan informasi baru dan tidak lazim dengan pikiran terbuka.
(3)Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda. (4)Menghubungkan-hubungkan berbagai hal dengan bebas.
(5)Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda.
(6)Mendengarkan intuisi.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif sesuai dengan indikator-indikatornya, diperlukan latihan pemikiran yang mendalam. Salah satunya adalah dengan seringnya mengajukan pertanyaan, karena pertanyaan merupakan pangkal kreativitas.
b. Keterampilan Berpikir dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran diperlukan latihan yang menguacu pada keterampilan berpikir. Kelas yang mementingkan keterampilan berpikir memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tabel 01: Ciri-ciri Kelas yang Mementingkan Keterampilan Berpikir
Siswa Guru
a. Memberi penjelasan dan uraian terhadap jawaban yang
dikemukakan
b. Menghasilkan ide baru
c. Memberi saran atau aktif dalam diskusi
d. Berinteraksi antara satu sama lain e. Terlibat dengan aplikasi
pengetahuan secara aktif f. Terlibat dengan aktivitas yang
autentik
a. Memberi waktu yang cukup bagi siswa untuk berpikir
b. Menyediakan soal dan tugas yang
meminta siswa memberi pendapat kepada penjelasan/informasi yang diberi
c. Memberikan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan ide baru
d. Memodelkan pemikiran
e. Mengintegrasikan pengalaman siswa dengan pelajaran
f. Berperan sebagai fasilitator
g. Memberikan motivasi kepada siswa dalam penyelesaian masalah secara kreatif
26
Elaine Johnson, Contextual Teching &Learning, Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna,cet. 8, (Bandung: Mizan Learning Center, 2009), hal. 214-215
c. Karakteristik Anak Kreatif
Menurut Treffinger yang dikutip Munandar, mengatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.27
Sund menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
(1)Hasrat keingintahuan yang cukup besar. (2)Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. (3)Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
(4)Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. (5)Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
(6)Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. (7)Berpikir fleksibel.
(8)Menanggapi pertanyaaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak.
(9)Memiliki semangat bertanya serta meneliti, dan lain-lain.28
Jadi, biasanya karakteristik anak yang kreatif yaitu selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) daripada anak-anak pada umumnya.
Dalam sumber lain mengatakan ciri-ciri kognitif orang yang kreatif antara lain:
(1) Sanggup berpikir dari satu ide ke segala arah (divergen) untuk mencari jawaban yang berbeda, yang mungkin dan kemampuan untuk berpikir dari segala arah (konvergen).
27
Utami Munandar,Op. Cit., hal. 35 28
Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 147-148
(2) Fleksibilitas konseptual, kemampuan untuk secara spontan mengganti cara memandang atau pendekatan kerja yang tidak jalan, luwes, sesuai dengan tuntutan dan kemungkinan yang ada.
(3) Kemampuan kuat untuk menghasilkan ide, gagasan yang biasa-biasa saja bahkan adakalanya bisa mengejutkan.
(4) Elaboratif terhadap tantangan, tidak menghindar dengan mencari simplisitas melainkan lebih menyukai tantangan.
d. Teknik untuk Mengembangkan Kreativitas siswa
Seorang guru mempunyai peranan penting dalam pengembangan kreativitas siswanya. Oleh karena itu, Marzano yang dikutip Arnyana menyarankan kepada guru beberapa cara mengajarkan berpikir kritis-kreatif, yaitu:29
(1)Mempersiapkan materi pelajaran dengan baik. (2)Mendiskusikan materi pelajaran yang kontroversi.
(3)Mengemukakan masalah yang menimbulkan konflik kognitif.
(4)Menugaskan siswa menemukan pandangan-pandangan yang bervariasi terhadap suatu masalah.
(5)Menugaskan siswa menulis artikel untuk diterbitkan dalam satu jurnal. (6)Menganalisis artikel dari Koran atau media lain untuk menemukan
gagasan-gagasan baru.
(7)Memberikan masalah untuk menemukan solusi yang berbeda-beda.
(8)Memberikan bacaan yang berbeda dengan tradisi siswa untuk diperdebatkan atau didiskusikan.
(9)Mengundang orang yang memiliki pandangan-pandangan yang kontroversial.
Dalam mengembangkan kreativitas, terdapat teknik-teknik yang dapat digunakan, seperti melakukan pendekatan inkuiri, menggunakan teknik sumbang saran, memberikan penghargaan bagi prestasi kreatif dan meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media.30
29
Ida Bagus Putu Arnyana,Op. Cit.,hal. 500 30
e. Mengukur Kreativitas
Potensi kreatif dapat diukur melalui beberapa pendekatan yaitu pengukuran langsung, pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif dan pengukuran tidak langsung. Pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan pengukuran ciri kepribadian kreatif, dan pengukuran potensi kreatif secara Non-test.
Di luar negeri telah berkembang beberapa tes kreativitas, di antaranya yaitu:31
(1) Tes kemampuan berpikir divergen (Guilford)
Model dengan tiga dimensi dari Guilford tentang struktur intelek mencakup dimensi operasi (proses) dengan lima kategori mental, dimensi konten dengan empat kategori, dan dimensi produk dengan enam kategori. (2) TesTorrancemengenai kemampuan berpikir kreatif
TesTorrance tentang berpikir kreatif terdiri dari bentuk verbal dan bentuk figural. Bentuk verbal terdiri dari tujuh sub-tes yaitu: mengajukan pertanyaan, menerka sebab, menerka akibat, memperbaiki produk, penggunaan tidak lazim, pertanyaan tidak lazim, dan aktivitas yang diandaikan. Bentuk figural terdiri dari tiga sub-tes: tes bentuk, gambar yang tidak lengkap, dan tes lingkaran.
(3) Tes berpikir kreatif– produksi menggambar. (4) Berpikir kreatif dengan bunyi dan kata.
(5) Inventory Khatena– Torrance mengenai Persepsi Kreatif
Tes untuk mengukur kreativitas meliputi aptitude traits (ciri kognitif dari kreativitas) dan non aptitude traits (ciri afektif dari kreativitas). Berikut ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude):32 (1)Keterampilan berpikir lancar (fluency)
31
Utami Munandar,Op. Cit, hal. 65-67
32
Utami Munandar,Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana, 2001), hal. 88-90
Berpikir lancar dapat diartikan sebagai keterampilan dalam mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan. Indikator dari keterampilan berpikir lancar pada siswa, yaitu:
(a) Mengajukan banyak pertanyaan
(b) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan (c) Mempunyai banyak gagasan
(2)Keterampilan berpikir luwes (fleksibility)
Keluwesan berarti kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. Seseorang yang luwes dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga mampu mencari banyak alternatif pmecahannya. Adapun indikator dari keterampilan ini antara lain:
(a) Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah
(b) Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda (c) Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam
cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya (3)Keterampilan berpikir orisinal
Indikator dari keterampilan berpikir orisinal yaitu:
(a) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain
(b) Mempertanyakan cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru
(c) Memiliki cara berpikir yang lain daripada yang lain (d) Lebih senang mensintesis daripada menganalisa sesuatu (4)Keterampilan merinci (elaboration)
Keterampilan ini berarti kempuan memperkaya, mengembangkan suatu gagasan dan merinci detil-detil dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Indikator dari keterampilan merinci adalah sebagai berikut:
(a) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci.
(b) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain,
(c) Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh.
(d) Menambahkan garis-garis, warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.
(5)Keterampilan menilai (evaluation) Indikator keterampilan menilai, yaitu:
(a) Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu
menanyakan “mengapa?”
(b) Mempunyai alasan (rasionale) yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan.
(c) Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus. (d) Pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi
menjadi peneliti atau penilai yang kritis.
f. Kendala-Kendala Kreativitas
Dalam mengembangkan dan mewujudkan potensi kreatifnya, seseorang dapat mengalami hambatan, kendala. Atau ransangan yang dapat merusak atau mematikan kreativitasnya. Schallcross menggolongkan kendala atau rintangan dalam menggunakan potensi kreatif ke dalam kendala historis, biologis, fisiologis, dan sosiologis.33
(1) Kendala Historis (2) Kendala Biologis
Dari sudut tinjau biologis, beberapa pakar menekankan bahwa kemampuan kreatif merupakan ciri herediter, sementara pakar lainnya percaya bahwa lingkunganlah menjadi faktor penentu utama. Harus diakui bahwa gen yang diwarisi berperan dalam menentukan batas-batas
33
intelegensi, tetapi sering dalam hal intelegensi kreatif, lebih banyak digunakan sebagai alasan daripada merupakan kenyataan.
(3) Kendala Fisiologis
Seseorang dapat mengalami kendala faali karena terjadi kerusakan otak yang disebabkan penyakit atau kecelakaan. Ketunaan fisik dapat juga menjadi penghambat bagi seseorang yang menyandangnya untuk mengungkapkan kreativitasnya.
(4) Kendala Sosiologis
Lingkungan sosial mempunyai dampak terhadap kreativitas. Setiap masyarakat memiliki nilai, norma, dan tradisi tertentu, kegiatan, minat dan perilaku kolektif. Sering anggota masyarakat menganggap perilaku yang menyimpang dari norma sebagai tindakan yang tidak bermoral, jika menyimpang dari aturan atau hukum yang tertulis atau tidak tertulis. Penyimpangan dari pola perilaku kelompok dapat mengakibatkan hukuman atau dikucilkan masyarakat. Perilaku unik, saran-saran perubahan dapat dianggap subservif dan mengancam stabilitas dan keamanan yang diperoleh dari afiliasi kelompok.
Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi kreatif dan untuk mengungkapkan keunikan kita. Ungkapan kreatif melibatkan resiko pribadi.
(5) Kendala Psikologis
Dari kendala-kendala yang terdahulu, kendala yang paling utama dan penting mendapat perhatian pendidik adalah kendala psikologis terhadap perilaku kreatif.
Menurut Johnson, di antara banyak kendala yang menutup kreativitas, yang dapat merusak kreativitas yaitu sebagai berikut:
(1) Sensor internal dari seseorang.
(2) Orang-orang yang mencari kesalahan.
(3) Peraturan dan persyaratan yang membatasi dan melarang. (4) Perilaku menerima dengan pasif, tanpa bertanya.
(5) Pengkotak-kotakan. (6) Memusuhi intuisi.
(7) Takut membuat kesalahan.
(8) Tidak menyempatkan diri untuk merenung.34
Jadi, berpikir kreatif sesungguhnya adalah suatu kemampuan berpikir yang berawal dari adanya kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi, bahwa di dalam situasi itu terlihat atau teridentifikasi adanya masalah yang ingin atau harus diselesaikan. Selanjutnya ada unsur originalitas gagasan yang muncul dalam benak seseorang terkait dengan apa yang teridentifikasi. Adapun Indikator-indikator berpikir kreatif yaitu berpikir lancar (fluence), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality), dan merinci(elaboration). Berpikir kreatif dapat diukur berdasarkan ciri-ciri dari indikator-indikatornya.