• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berpikir Positif

Dalam dokumen Adhisty June Ertyastuti G 0106019 (Halaman 62-97)

B. Pelatihan Berpikir Positif

2. Berpikir Positif

a. Pengertian Berpikir Positif

Berpikir positif merupakan salah satu proses kognitif yang dapat digunakan sebagai latihan untuk meningkatkan perilaku asertif. Teori

commit to user

berpikir positif menurut TRE-Ellis (dalam Corey, 1988) menekankan bahwa berpikir positif adalah mengenali pola pikir dan memahaminya, mengubah pola pikir yang negatif menjadi pola pikir yang positif, dan menggunakan pola pikir positif yang terbentuk itu dalam menghadapi masalah kehidupan yang akan datang. Menurut Abraham (2008), berpikir positif adalah cara pemikiran yang mengarahkan seseorang pada perilaku untuk memecahkan masalah. Quilliam (2008) menyebutkan bahwa berpikir positif itu berbuat lebih dari pemikiran yang dimiliki. Berpikir positif adalah suatu pendekatan yang positif terhadap keseluruhan hidup. Ini berarti memusatkan hidup kepada hal-hal yang positif di dalam situasi apapun dan bukan hal yang negatif, menganggap baik diri sendiri dan bukan secara konstan merasa rendah diri, menganggap baik orang lain dan berhadapan dengan orang lain secara positif, dan mengharapkan dunia yang jauh lebih baik dan pemikiran yang positif itu akan menghasilkannya. Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau karakter seseorang (Sakina, 2009). Selanjutnya, Yuri (2010) mengemukakan bahwa berpikir positif adalah cara untuk berpikir lebih luas daripada pikiran kita sendiri, disini berpikir positif meliputi memusatkan perhatian pada hal-hal yang positif baik tentang diri sendiri juga tentang orang lain dan menghadapinya secara positif.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, Penulis lebih memilih pengertian berpikir positif dari Quilliam (2008) karena pengertiannya paling sesuai dengan teori berpikir positif menurut TRE Ellis, memiliki cakupan

commit to user

yang lebih luas, menyeluruh tetapi spesifik yaitu bahwa berpikir positif akan memudahkan sseorang untuk memecahkan masalah, berpikir positif itu adalah cara untuk berpikir lebih luas melebihi pikiran diri sendiri karena dengan berpikir positif maka seseorang akan menganggap baik orang lain dan berhubungan dengan orang lain dengan positif. Berpikir positif merupakan keseluruhan hidup yang secara tidak langsung membuat seseorang merasa tidak rendah diri sehingga dunia yang lebih baik akan didapat dengan cara berpikir positif.

b. Manfaat Berpikir Positif

Berikut ini adalah beberapa manfaat berpikir positif menurut Asmani (2009), yaitu :

1) Tidak ada kekecewaan. Orang yang selalu berpikir positif dalam menghadapi persoalan hidup, tidak akan terpenjara oleh perasaan kecewa. Orang ini selalu berpikir matang dan dewasa, tidak terbawa perasaan kalut yang membalutnya dan hanya melihat sisi positifnya. Orang yang berpikir positif akan menjalani hidup ini dengan tersenyum indah yang memancarkan sinar kebahagiaan dan kebeningan jiwa. 2) Tidak ada rasa putus asa. Dalam hidup orang yang berpikir positif, segala

sesuatu dilihat tanpa ada rasa putus asa. Ketika orang ini mengalami kegagalan dan kesusahan, mentalnya tetap tangguh, tidak mundur dan putus asa dalam melangkah. Walaupun banyak halangan menghadang, semangat untuk berkarya terus meledak dalam dirinya. Kegagalan bagi orang yang senantiasa berpikir positif justru semakin menambah

commit to user

pengalaman, kematangan, dan kecerdasan. Orang ini yakin sepenuhnya bahwa dari kegagalan itulah keberhasilan diukir.

3) Tidak ada rasa kebencian. Benci kepada seseorang atau sesuatu akan membuat orang bertindak tidak fair, tidak objektif, dan dipenuhi rasa dendam, amarah, dan iri hati. Dengan kebencian, orang tidak akan mampu melihat kebenaran dan kebaikan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, orang yang selalu berpikir positif akan berusaha menghilangkan segala bentuk kebencian kepada seseorang yang mengakibatkan waktu terbuang percuma hanya untuk memikirkan seseorang yang dibenci.

4) Tidak ada kata mundur. Orang yang berpikir positif tidak akan mundur dari tujuan atau cita-citanya. Orang ini akan terus melihat ke depan dengan berbagai peluang yang ada, memanfaatkan semua peluang untuk mendulang kesuksesan dan akan menciptakan peluang-peluang baru secara progresif untuk memajukan diri dan masyarakat.

5) Tidak ada kecemasan. Cemas sering kali membuat mental seseorang serba tidak pasti, deg-degan, dan akhirnya membuatnya tidak berani tegas dalam melangkah. Orang yang sering dilanda cemas tidak akan berani melangkahkan kakinya menjemput kesuksesan. Sementara orang yang berpikir positif akan tegas dalam melangkah, terampil mengatur ritme, dan professional dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan. Orang yang berpikir positif akan berusaha menghilangkan perasaan cemas yang membuatnya bingung, tidak mampu membuat langkah dan

commit to user

kebijakan, dan memaksanya berputar-putar pada satu titik yang tidak ada kemajuan.

6) Melatih kreativitas. Kreativitas sangat dibutuhkan setiap saat. Hidup tanpa kreativitas laksana pohon tanpa buah, tidak dapat dirasakan manfaatnya dan hanya menjadi beban hidup bagi dirinya dan orang lain. Kreativitas dapat menjadi penggerak yang menyalakan lampu optimism dan menciptakan hal-hal baru yang spektakuler, sensasional, dan fungsional bagi masyarakat banyak. Orang yang berpikir positif dalam hidup akan terus bergerak dalam situasi apapaun. Orang ini selalu bisa mencari celah di balik masalah dan kesulitan hidup yang membelitnya. Orang ini akan tertantang mencari jalan keluar terbaik dalam masalah yang menghadang.

7) Melatih keberanian. Keberanian adalah melakukan sesuatu yang menurut anggapan banyak orang sangat berisiko dan mengandung bahaya besar. Namun dengan kalkulasi yang matang, orang yang pemberani mengambil langkah tersebut demi memperbaiki masa depannya sendiri dan orang lain dan mengambil langkah-langkah besar menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang-orang yang berpikir positif dalam menjalani kehidupan.

8) Melatih konsistensi. Orang yang berpikir positif akan melalui tahapan demi tahapan dalam hidup ini secara konsisten, tidak mudah jenuh dan frustrasi. Proses yang panjang dilalui dengan penuh kesabaran, kegigihan, dan kematangan karena kesuksesan membutuhkan konsistensi

commit to user

dalam jangka waktu yang lama. Di sinilah letak perbedaan antara orang yang sukses dan gagal yaitu orang yang mampu berpikir positif dan tidak.

9) Melatih berpikir visioner. Orang yang berpikir positif akan selalu berpikir visioner, berpikir jauh ke depan. Orang ini juga akan menghindari berpikir instan dan pragmatis. Orang yang berpikir positif akan menganalisis perkembangan mutakhir yang terjadi dan menyiapkan langkah-langkah strategis bagi pengembangan dirinya.

10) Mendapatkan kebahagiaan dan kenyamanan. Pada dasarnya, tujuan hidup setiap manusia adalah mendapatkan kebahagiaan dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan ini. Memang, perasaan sedih dan susah merupakan bumbu kehidupan tetapi kalau terus menerus sedih dan susah akan membuat hidup ini penuh kesengsaraan. Waktu akan habis percuma hanya untuk memikirkan hal-hal yang tidak mendukung bagi pengambangan wawasan, kepribadian dan mental. Inilah yang harus dihindari sedini mungkin. Orang yang berpikir positif akan menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang mengarahkannya pada kesusahan dan kecemasan. Orang ini akan selalu berpikir fresh, solutif, dan aplikatif. Orang yang berpikir positif tidak ingin menjalani hidup yang singkat ini dengan kesedihan dan kesusahan yang berlarut-larut. Dengan positive thinking, orang dapat membangun kehidupan dengan penuh kebahagiaan dan kenyamanan.

commit to user

Berdasarkan penjelasan mengenai manfaat berpikir positif menurut Asmani (2009), dapat diketahui bahwa dengan berpikir positif seseorang akan dapat menghilangkan rasa putus asa, kekecewaan, kebencian, kata mundur, kecemasaan, melatih kreativitas, keberanian, konsistensi dan berpikir visioner atau berpikir jauh ke depan dengan menghindari pemikiran yang instan atau pragmatis serta selalu menyiapakan strategi untuk pengembangan dirinya, dan mendapatkan kebahagiaan dan kenyamanan. Hal ini pula yang diharapkan akan muncul pada remaja panti asuhan yang mengikuti pelatihan berpikir positif yaitu remaja panti asuhan yang mengikuti pelatihan berpikir positif akan mampu menerapkan cara berpikir positif dalam kehidupannya sehari-hari sehingga diharapkan akan memperoleh manfaat berpikir positif seperti yang disebutkan di atas yaitu tidak ada rasa putus asa, kekecewaan, kebencian, kata mundur, kecemasaan, melatih kreativitas, keberanian, konsistensi dan berpikir visioner atau berpikir jauh ke depan dengan menghindari pemikiran yang instan atau pragmatis serta selalu menyiapakan strategi untuk pengembangan dirinya, dan mendapatkan kebahagiaan dan kenyamanan yang akan membuat remaja panti asuhan semakin asertif dalam menjalani kehidupannya.

c. Langkah Efektif Berpikir Positif

Untuk meningkatkan pendekatan seseorang untuk hidup, maka orang tersebut harus memastikan setiap aspek perilakunya adalah positif dan jika diperlukan, mengubah pikiran, keyakinan, dan pandangan terhadap diri

commit to user

sendiri menjadi lebih positif. Berikut ini merupakan langkah efektif untuk berpikir positif menurut Quilliam (2008):

1) Menantang Pikiran yang Dimiliki (Challenging the thoughts)

Yang menjadi kunci keberhasilan nyata dalam berpikir positif adalah menemukan cara sebanyak mungkin untuk menantang keabsahan pikiran negatif yang dimiliki dan kemudian menggantinya dengan pikiran- pikiran yang lebih positif dan lebih realistis.

a) Memikirkan kembali pikiran yang dimiliki (Rethinking the thoughts). Untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif, seseorang harus menyadari bahwa pikiran negatif adalah distorsi dari realitas. Tidak ada hal di dunia ini yang selalu buruk, melainkan hanya pikiran defensif orang tersebut yang membuatnya tampak begitu. Jadi membiasakan menganalisis pikiran yang dimiliki untuk melihat di mana orang tersebut telah salah dalam menafsirkan sesuatu dan oleh karenanya dimana hal negatif telah salah tempat. Menyeimbangkan pikiran seperti menciptakan pergeseran emosi dan orang tersebut mulai berpikir secara berbeda dalam jangka panjang sehingga memiliki efek yang berakar pada pendekatan hidup yang dimiliki. Misalnya, seseorang melihat buku harian dari pikiran yang dimiliki dan mungkin melihat bahwa di masa lalu orang tersebut telah mendistorsi pikiran negatif yang dimiliki.

b) Memeriksa fakta (Checking the facts). Segera setelah menjadi sadar dari pikiran negatif, maka tantangan pun berlaku. Ini berarti seseorang

commit to user

telah menyadari bahwa pengamatannya itu salah, atau orang tersebut telah salah mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Misalnya, melakukan konfirmasi penilaian yang dimiliki. Seorang Ayah telah mendengar desas-desus yang mengganggu tentang tingkah laku putranya lalu Ayah tersebut menyadari bahwa pikiran negatif itu mungkin tidak berdasar, maka ia memeriksa fakta-fakta dengan putranya. Ayah bertanya kepada putranya tentang rumor yang telah didengar dan putranya memiliki bukti yang membuktikan bahwa rumor itu salah.

c) Meninjau kembali track record yang dimiliki (Reviewing the track record). Mungkin dapat diingat suatu saat ketika seseorang mengharapkan yang terburuk, hanya untuk menemukan hal-hal yang keluar berubah menjadi yang terbaik. Menyadari hal ini akan membantu seseorang untuk menantang setiap pikiran negatif yang dialami sekarang dan akan mengingatkan orang tersebut tentang kecenderungan untuk berpikir negatif. Mengakui bahwa penilaian yang dimiliki telah salah sebelumnya dan orang tersebut akan lebih mudah menerima bahwa mungkin kali ini salah juga.

d) Menjadi realistis (Being realistic). Tentulah wajar untuk ingin menjadi sempurna, namun bertujuan untuk kesempurnaan pasti akan mengarah pada perasaan negatif karena dalam pekerjaan, permainan, persahabatan, atau cinta tidak mungkin terjadi pada waktu yang bersamaan. Jadi tantanganlah pikiran perfeksionis yang dimiliki dan

commit to user

jadilah realistis pada apa yang diharapkan dari diri sendiri dan orang lain di dunia ini. Jangan berhenti untuk bertujuan tinggi, mencapai kebaikan, atau mengharapkan yang terbaik dari orang lain, tetapi berhentilah merasa buruk ketika segala sesuatu gagal mencapai kesempurnaan dalam berbagai cara.

e) Menjaga hal dalam perspektif (Keeping things in perspective). Ketika situasi menjadi benar-benar buruk, seseorang dapat menghindari menjadi kewalahan oleh pikiran negatif. Untuk melakukan ini, orang tersebut harus berhenti berfokus pada area masalah dan berkonsentrasi pada area yang baik. Jadi bawalah ke depan unsur dari pikiran yang baik yang dimiliki. Fokuslah pada sisi positif daripada generalisasi yang negatif. Periksa tanda-tanda bahwa diri sendiri telah melebih- lebihkan kesulitan dan ingat bahwa hanya karena salah satu elemen hidup yang dimiliki berjalan salah, itu tidak berarti bahwa semuanya akan ikut berjalan salah.

f) Melihat ke sisi terang (Looking on the bright side). Pepatah Cina untuk “masalah” juga berarti “kesempatan”. Pelajaran yang dapat diambil di sini adalah untuk menantang pikiran negatif dengan melihat kesempatan yang ada di dalam masalah. Mungkinkah untuk belajar pelajaran, mendapatkan motivasi, dengan menghindari masalah? Melatih diri untuk mencari lapisan perak, bahkan dalam kesulitan kecil. Apabila diberi umpan balik, misalnya hasil ujian, fokuslah pada elemen kesuksesan dan bukan pada aspek negatif. Seseorang yang

commit to user

memiliki pikiran negatif akan merasa kecewa dengan hasil ujiannya yang tidak sesuai dengan harapan tetapi seorang pemikir positif tahu bahwa dirinya telah melakukan yang terbaik, berapapun hasilnya. 2) Mengubah Gambaran Cara Berpikir yang dimiliki (Altering the mental

images)

Pikiran dapat dialami sebagai representasi dari cara berpikir yang dimiliki: gambaran internal, suara, dan kata-kata. Dengan mengeksplorasi, pergeseran, dan mengembangkan ini, seseorang dapat mempengaruhi cara berpikir yang dimiliki dan merasa baik tentang diri dan kehidupannya.

a) Membuat gambaran positif (Making positive pictures). Untuk merasa lebih positif dalam jangka pendek, cobalah untuk mengubah isi gambaran cara berpikir yang dimiliki. Misalnya, dengan meletakkan gambar pantai cerah pada ruangan. Hal-hal yang dibayangkan dalam pikiran seseorang tidak akan secara otomatis terjadi, tetapi dapat merubah batin orang tersebut untuk melihat realitas yang akan membuat merasa lebih baik dan lebih mampu mencapai hasil yang baik. Memahami bahwa tidak bisa mengubah kenyataan, tetapi dapat mengubah persepsi dan sehingga mencapai hasil yang positif. Mengingat bahwa ketika menggunakan visualisasi, seseorang dapat mengontrol apa yang dilihat.

b) Membuka alam tidak sadar yang dimiliki (Tapping the unconscious). Visualisasi memungkinkan seseorang melibatkan gambaran cara

commit to user

berpikir untuk memperpanjang menjadi semacam film internal. Teknik ini berguna jika orang tersebut ingin membuat keputusan, membayangkan tujuan, atau mengambil langkah pertama untuk mencapai tujuan. Keluar dari situasi dalam pikiran dapat meningkatkan kreativitas yang dimiliki, mengubah keadaan emosional, membantu fokus, atau mengurangi ketegangan. Membuat gambar yang jelas tentang apa yang ingin untuk dieksplorasi, kemudian menjalankan film, melihat apa yang terjadi dan bagaimana perasaan yang dimiliki. Jika apa yang dilihat mulai merasa negatif, biarkan gambar itu pergi dan perlahan kembali ke sekarang: kecepatan pernapasan atas, peregangan, dan membuka mata.

c) Menggunakan Bahasa Konstruktif (Using constructive language). Bahasa tidak hanya mencerminkan perilaku seseorang tetapi juga mempengaruhi perilakunya. Oleh karena itu, untuk berhasil menjalani hidup positif, seseorang harus memilih dan menggunakan kata dan frase yang positif pula. Jadi memeriksa dan jika perlu mengubah kata- kata yang digunakan.

d) Memilih kata yang benar (Choosing the right word). Seseorang perlu menyadari akan kata-kata dan frase yang digunakan. Jika perlu, meminta orang lain untuk memberi tahu ekspresi apa yang digunakan kemudian mengidentifikasi kata-kata ketika orang tersebut sedang kritis, pesimis, atau terfokus pada masalah. Untuk semuanya, menghasilkan alternatif yang positif. Kemudian, ketika mendengar

commit to user

diri sendiri menggunakan ungkapan pesimis, berhentilah di tengah kalimat dan beralih pada kalimat yang lebih optimis. Pada waktu itu, orang tersebut akan melihat dirinya sendiri ketika berbicara negatif dan secara otomatis akan mengoreksi dengan benar apa yang dikatakan. Mengulang bahasa yang digunakan, belajarlah untuk mengenali kapan menggunakan kata-kata dan frase yang negatif, dan masuk ke dalam kebiasaan menggantikan kata-kata dan frase dengan yang lebih positif.

e) Menghindari kata “seharusnya” (Avoiding “should”). Seseorang mungkin menggunakan frase seperti “Aku seharusnya ...,” “Saya tidak seharusnya...,” ketika orang tersebut ingin melakukan sesuatu yang berbeda dari apa yang telah dilakukan. Namun dengan menggunakan kata-kata tersebut, malah menyiratkan bahwa orang tersebut telah melakukan tindakan yang keliru atau cukup buruk dan yang mungkin membuat merasa kehilangan motivasi, cemas, atau marah. Menganalisis mengapa seseorang merasa sulit untuk berubah adalah mungkin menemukan alasan yang baik untuk perilakunya saat ini dan memutuskan untuk berjalan seperti sebelumnya. Tetapi jika ingin adanya perubahan maka cobalah menggunakan frase seperti “Aku akan mendapatkan lebih lanjut jika saya ...,” dengan frase “Aku berniat untuk ...,”“Saya ingin ...”. Untuk membantu mempertahankan bahasa positif yang digunakan, maka mintalah teman untuk menantang setiap kali mulai berbicara negatif. Buatlah daftar kata-kata

commit to user

positif dan menggunakannya salah satu per hari, sampai kata-kata positif itu adalah bagian dari kosakata normal yang digunakan sehari- hari.

f) Menggunakan afirmasi (Using affirmations). Afirmasi adalah frasa yang merangkum sisi baik kehidupan: “Saya bahagia” atau “Orang menyukai saya”. Afirmasi menghasilkan keyakinan positif pada saat seseorang sadar dan dengan demikian dapat membantunya mencapai tujuan. Untuk membuat penegasan, pertama yang harus dilakukan adalah memutuskan apa tujuan yang ingin dicapai. Lalu menyatakan ungkapkan dengan berani sehingga akan diingat dengan mudah. Kata- kata tersebut akan masuk ke dalam pikiran yang sekarang sehingga alam bawah sadar menyadari bahwa orang tersebut ingin melakukannya sekarang. Kemudian ulangi afirmasi tersebut, dengan energi, teratur, sampai berlanjut. Misalnya, bertujuan untuk yang terbaik dalam hidup dengan mengidentifikasi tujuan, seperti menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga. Ungkapkan penegasan ini dalam beberapa kata-kata, ulangi, simpanlah di bagian depan pikiran, dan mungkin untuk mewujudkannya.

3) Memikirkan Kembali Kepercayaan yang Dimiliki (Rethinking the beliefss)

Kepercayaan adalah berbagai keyakinan yang dihasilkan dari pengalaman setiap orang dalam hidup. Hal terbaik yang membuat

commit to user

seseorang merasa positif tentang dirinya sendiri, orang lain, dan dunia, dan meninggalkan hal terburuk yang membuatnya merasa tidak berdaya. a) Membangun kepercayaan yang positif (Building positive beliefs).

Memperkuat kepercayaan yang berguna dan mendukung dengan memperhatikan apa pun yang menegaskan kepercayaan tersebut. Misalnya, kepercayaan seseorang adalah, “Orang sangat menghargai saya”: selama minggu ke depan atau lebih, mencatat setiap kali orang lain melakukan atau mengatakan sesuatu untuk mendukung ini. Beritahukan ketika orang lain meminta pendapat lalu terima ketika orang lain memuji diri kita. Ingat saat-saat ketika seseorang memberitahu dirinya bahwa dirinya berharga. Abaikan apapun perasaan diri tentang menjadi “tidak berharga”, ini hanya perasaan. Lihatlah bukti-bukti yang sebenarnya. Tanyakan kepada diri sendiri apa yang membuat diri kita takut, kemudian memeriksa apakah ketakutan yang dimiliki cukup beralasan. Lalu memilih pengalaman untuk menantang ketakutan yang dimiliki dengan mengambil kursus dan belajar sesuatu yang menakutkan diri kita.

b) Mengumpulkan bukti (Collecting the proof). Jika seseorang berjuang untuk meyakinkan dirinya sendiri tentang kepercayaan seperti “Orang-orang menghargai aku,” mendapati seorang teman atau pasangan untuk memberitahu dirinya bagaimana cara mereka mengagumi orang tersebut. Atau dalam penilaian pekerjaan, tanyakan pada manajer untuk mendaftar bagaimana cara dirinya dihargai.

commit to user

Bicara dengan orang lain tentang apakah mereka merasa dihargai. Hal ini memungkinkan dirinya akan menemukan orang lain yang merasa tidak aman seperti yang dilakukan, namun yakin mereka tampak, dan dirinya akan sadar bahwa dirinya tidak sendirian.

c) Melakukan percobaan (Setting up experiments). Menguji keyakinan inti yang dimiliki. Misalnya, untuk membuktikan “Orang-orang menghargai saya,” diri seseorang mungkin bertanya kepada sepuluh teman yang dimiliki untuk membantu. Mungkin dirinya merasa takut bahwa semua teman akan menolak, tetapi kemungkinan besar, kenyataannya akan lebih baik dari apa yang dipikirkan. Jika enam teman merespon dengan baik, dirinya akan dapat membuktikan bahwa mayoritas orang menghargai dirinya, dan orang tersebut dapat mengambil kepercayaan yang positif.

d) Mengevaluasi sikap yang dimiliki (Evaluating the attitudes). Keyakinan inti yang dimiliki telah berkembang dari pelajaran kehidupan yang telah dipelajari. Dengan berlalunya waktu, keyakinan tersebut mungkin tidak lagi berguna. Untuk memeriksa apakah seseorang harus mempertahankan kepercayaan atau membuang itu, tanyakan apa manfaat dan keterbatasan itu dalam hidup dirinya. Sebuah keyakinan inti yang negatif merugikan lebih besar daripada membantu: “Orang tidak menghargai saya” mungkin melindungi dirinya dari kekecewaan dalam hidup, tapi juga membuat dirinya waspada dan curiga. Jadi, gantilah dengan sebuah keyakinan positif

commit to user

yang membantu sehingga bertahan pada hal itu: “Orang-orang menghargai saya” membuat dirinya merasa percaya diri. Jagalah keyakinan positif yang membuat merasa yakin pada diri sendiri dan hubungan yang dimiliki. Lepaskan keyakinan negatif yang mengurangi harga diri dan kembalilah pada kesuksesan.

e) Membuang rasa takut (Banishing fear). Jika keyakinan seseorang berpusat di sekitar sesuatu yang ditakuti, wajah yang ketakutan berada dalam pikirannya. Jika, misalnya, keyakinan inti orang tersebut adalah bahwa orang tidak menyukai diri orang tersebut, maka “Fantasi terburuk” mungkin bahwa semua orang berbicara tentang orang tersebut di belakangnya. Memainkan fantasi yang dalam pikirannya. Bagaimana orang tersebut akan membela diri? Menjalankannya sampai akhir, dan perhatikan bahwa meskipun itu menakutkan, orang tersebut mampu bertahan. Setelah teror itu hilang, maka kepercayaan mungkin akan berubah ke yang lebih berguna.

f) Membangun kembali kenangan (Restructuring memories). Sebuah keyakinan inti yang negatif biasanya dibuat dengan kunci peristiwa yang terjadi dalam hidup seseorang. Kabar baiknya adalah bahwa jika

Dalam dokumen Adhisty June Ertyastuti G 0106019 (Halaman 62-97)

Dokumen terkait