• Tidak ada hasil yang ditemukan

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR BASIC EARNINGS PER SHARE Laba bersih per saham dasar dihitung dengan

Dalam dokumen BR Financial Statement 30 Sep 2011FINAL (Halaman 90-121)

II. Aset yang tersedia untuk dijual (lanjutan) Assets classified as available-for-sale

25. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR BASIC EARNINGS PER SHARE Laba bersih per saham dasar dihitung dengan

membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada periode bersangkutan.

Basic earnings per share is calculated by dividing net income attributable to owners of the parent entity by the weighted-average number of ordinary shares outstanding during the respective periods.

30 September/ 30 September/ September September

2011 2010

(Tidak diaudit/ (Tidak diaudit/ Unaudited) Unaudited)

Laba bersih yang dapat diatribusikan Net income attributable to

kepada pemilik entitas induk 1,335,825 488,642 owners of the parent entity

Weighted average number of

Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa ordinary shares outstanding

yang beredar (dalam ribuan lembar) 3,333,333 3,333,333 (in thousand shares)

Laba bersih per saham dasar Basic earnings per share

(nilai penuh) 401 147 (full amount)

Grup tidak memiliki efek yang bersifat dilutif pada 30 September 2011 dan 2010.

The Group does not have any dilutive ordinary shares as at 30 September 2011 and 201

Transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Related party transactions are as follows:

30 September/ 30 September/ September September

2011 2010

(Tidak diaudit/ (Tidak diaudit/ Unaudited) Unaudited)

Penjualan batubara: Coal sales:

- Enel Trade S.p.A. 873,135 962,906 Enel Trade S.p.A. -

- KSC 18,816 9,298 KSC -

Pendapatan sewa: Rental revenue:

- KSC 596 431 KSC -

Pendapatan lain-lain: Other revenue:

- PT Nirmala Matranusa 602 - PT Nirmala Matranusa -

- KSC 25 - KSC -

893,174 972,635

Persentase dari jumlah pendapatan 9.65% 15.90% As a percentage of total revenue

Rental and mobilisation

Beban sewa dan mobilisasi: expenses:

- PT Nirmala Matranusa 9,181 23,330 PT Nirmala Matranusa -

- KSC 93 - KSC -

9,274 23,330

Persentase dari jumlah beban sewa As a percentage of total rental

dan mobilisasi 16.86% 25.85% and mobilisation expenses

Biaya pengangkutan: Barging:

- ASL 110,498 133,543 ASL -

110,498 133,543

As a percentage of total

Persentase dari beban penjualan 22.64% 35.58% marketing expense

Biaya bahan bakar: Fuel expenses:

- ASL 14,144 - ASL -

14,144 -

Persentase dari jumlah As a percentage of total

beban bahan bakar 5.13% - fuel expense

Pendapatan keuangan dari pinjaman: Finance income loan:

- KSC 21,513 26,942 KSC -

21,513 26,942

Persentase dari pendapatan bunga As a percentage of total interest

30 September/ 31 Desember/ September December

2011 2010

(Tidak diaudit/ (Diaudit/ Unaudited) Audited)

Aset dalam penyelesaian: Construction in progress:

- PT Nirmala Matranusa 67,057 15,995 PT Nirmala Matranusa -

67,057 15,995

Persentase dari jumlah aset As a percentage of total

dalam penyelesaian 45.80% 4.77% construction in progress

Pinjaman pada pihak berelasi: Loan to related party:

- KSC *) 369,762 367,430 KSC *) -

369,762 367,430

Persentase dari jumlah aset 3.34% 4.39% As a percentage of total assets

*) Pinjaman Perusahaan kepada KSC masih belum dilunasi sejak tahun 2008. KSC bersama dengan BCBC Singapore Pte. Ltd. dan Perusahaan, selaku pemegang saham, dari waktu ke waktu selalu melakukan diskusi mengenai ventura bersama tersebut.

*) The Company’s loan to KSC has been

outstanding since 2008. KSC together with BCBC Singapore Pte. Ltd. and the Company, as the

shareholders, have been always discussing

30 September/ 31 Desember/ September December

2011 2010

(Tidak diaudit/ (Diaudit/ Unaudited) Audited)

Piutang usaha: Trade receivables:

- Enel Trade S.p.A 69,061 122,012 Enel Trade S.p.A -

- KSC 15,945 5,588 KSC -

85,006 127,600

Persentase dari jumlah As a percentage of total

piutang usaha 11.12% 19.69% trade receivables

Piutang lain-lain: Other receivables:

- KSC 95,099 73,342 KSC -

- Pemegang saham perusahaan 2,780 2,009 Shareholders of the Company -

dan anak perusahaan and subsidiaries

- Karyawan 1,740 373 Employees -

- PT Bunga Permata Sari 119 119 PT Bunga Permata Sari -

- ASL 32 - ASL -

- PT Lian Beng Energy - 412 PT Lian Beng Energy -

99,770 76,255

Persentase dari jumlah As a percentage of total

piutang lain-lain 76,69% 66.24% other receivables

Hutang usaha: Trade payables:

- ASL 24,030 27,692 ASL -

- PT Nirmala Matranusa 18,610 19,342 PT Nirmala Matranusa -

- KCB 12,223 11,282 KCB -

- KSC 4,840 4,839 KSC -

- PT Pan Assets Indonesia 2,194 2,326 PT Pan Assets Indonesia -

- PT Lian Beng Energy 1,203 1,224 PT Lian Beng Energy -

- Enel Trade S.p.A 254 30,634 Enel Trade S.p.A -

63,354 97,339

Persentase dari jumlah As a percentage of total

hutang usaha 5.73% 8.20% trade payables

Hutang lain-lain: Other payables:

- Pemegang saham Perusahaan Shareholer of the Company -

dan entitas terkait 167 - and their related entity

167 -

As a percentage of total other

Persentase dari jumlah hutang lain-lain 0.57% - payables

Penjualan batubara ke pihak berelasi ditetapkan berdasarkan kontrak-kontrak penjualan, yang dibagi umumnya menggunakan indeks international dan domestik sebagai bahan acuan yang disesuaikan dengan spesifikasi dari batubara dan lokasi pengiriman.

Sales of coal to related parties are set based on sales contracts which generally use international and or domestic indices as benchmarks which are adjusted for coal specifications and location of deliveries.

Sifat dari hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

The nature of relationships with the related parties is as follows:

Entitas/Entity Hubungan/Relationships Transaksi/Transactions

- PT Nirmala Matranusa Entitas sepengendali dengan Pendapatan lain-lain, beban

Perusahaan/Under common sewa dan mobilisasi, dan

control with the Company pembangunan aset tetap,

/Other income, rental and mobilisation

expenses,and construction of

fixed assets

- KSC Perusahaan asosiasi/ Penjualan batubara, pendapatan

Associate company sewa, pendapatan bunga dari

pinjaman, pembelian batubara, piutang pinjaman, dan piutang lain-lain/Coal sales,

rental revenue, interest income on loan, purchase of coal, loan, and other receivables

- PT Bunga Permata Sari Entitas sepengendali dengan Piutang dari pemegang konsesi/ Perusahaan/Under common control Receivable from concession

with the Company holder

- Enel Trade S.p.A. Pihak berelasi dengan pemegang Penjualan batubara/Coal sales

saham minoritas Perusahaan/ Related party of a minority shareholder of the Company

- Pemegang saham dan direktur/ Pemegang saham dan direktur Piutang lain-lain dan hutang

Shareholders and directors Perusahaan/Shareholders and lain-lain/Other receivables and

directors of the Company other payables

- PT Lian Beng Energy Entitas sepengendali dengan Jasa pengangkutan batubara

Perusahaan/Under common control dan jasa sewa dan

with the Company mobilisasi/Coal hauling

service and rental and mobilisation service

- ASL Entitas sepengendali dengan Jasa pengangkutan batubara

Perusahaan/Under common control dan hutang usaha/Barging

with the Company service and trade payables

- PT Pan Assets Indonesia Entitas sepengendali dengan Hutang usaha/Trade payables Perusahaan/Under common control

with the Company

Pihak-pihak yang didefinisikan sebagai pihak berelasi seperti yang diuraikan diatas dapat berbeda dengan definisi menurut undang-undang pajak penghasilan No. 36 tahun 2008, pasal 18 ayat 4.

The entities defined as related parties as detailed above may be different with those defined under the income tax law No. 36 year 2008, chapter 18 article 4.

a. Kontrak jasa pertambangan a. Mining services contracts

Beberapa anak perusahaan mengadakan

perjanjian jasa pertambangan dengan beberapa kontraktor untuk mendukung kegiatan operasi tambang. Para kontraktor akan menyediakan peralatan, tenaga kerja dan juga peralatan lainnya untuk mendukung jasa mereka. Para kontraktor antara lain PT Leighton Contractors Indonesia, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, PT Petrosea Tbk., PT Hareda Prima Jaya, PT Hareda Krida Utama, PT Thiess Contractors Indonesia dan CV Kayu Rimba Perkasa. Setiap perjanjian antara lain mengatur mengenai harga per unit, penyesuaian harga bahan bakar, manajemen peledakan, perhitungan rise and fall, perhitungan overhaul, insentif untuk kontraktor, penalti atasshortfalldan juga syarat lainnya. Nilai kontrak bergantung kepada jumlah dari volume pengupasan tanah ataupun juga batubara yang di angkut sesuai dengan perjanjian terkait. Perjanjian-perjanjian ini akan berakhir antara Desember 2011 dan Agustus 2017 atau pada saat jumlah volume tercapai, mana yang lebih dahulu.

The Company’s subsidiaries entered into various mining service contracts to support their mine operations. The contractors will provide all

equipment, manpower and other supplies

necessary for them to perform the mining services. The mining service contractors are,

among others, PT Leighton Contractors

Indonesia, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, PT Petrosea Tbk., PT Hareda Prima Jaya, PT Hareda Krida Utama, PT Thiess Contractors Indonesia and CV Kayu Rimba Perkasa. Each agreement governs, among others, the unit rate, fuel price adjustment, explosive management, rise and fall calculation, overhaul calculation, incentives for the contractors, shortfall penalties and other terms. Contract values are dependent on volumes of overburden moved and/or coal

mined and hauled, as per the relevant

agreement. These contracts will expire between December 2011 and August 2017 or when the

contracted volumes have been achieved,

whichever is earlier.

b. Perjanjian kerjasama b. Cooperation agreement

DPP DPP

Pada tanggal 16 Februari 2001, DPP

mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang antara lain berisi mengenai pembagian pendapatan atas jasa dermaga yang dikenakan bagi kapal-kapal yang berlabuh di Balikpapan Coal Terminal (“BCT”) oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero). Perjanjian ini berlaku untuk periode 17 Februari 2001 sampai dengan tanggal 16 Februari 2005 dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 19 Desember 2026 serta akan merubah status BCT menjadi Perpanjangan Dermaga Umum Pelabuhan Balikpapan.

On 16 February 2001, DPP entered into a

cooperation agreement with PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) that provided for, among others, the sharing of revenue from port charges levied on ships anchored at the Balikpapan Coal Terminal (“BCT”) by PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero). This agreement originally covered the period from 17 February 2001 to 16 February 2005 and has been extended until 19 December 2026 and to change the status of BCT to a General Extension of Balikpapan Port.

c. Kontrak jasa bongkar muat batubara c. Coal handling services contracts

DPP DPP

Pada tanggal 1 Juni 2004, DPP mengadakan perjanjian dengan PT Indominco Mandiri, PT Kitadin, PT Trubaindo Coal Mining, PT Jorong Barutama Greston, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. dan PT Bharinto Ekatama untuk memberikan jasa bongkar muat batubara di BCT. Berdasarkan perubahan terakhir, DPP akan melakukan jasa bongkar muat batubara sejumlah 3 juta MT per tahun dan kontrak tersebut berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

On 1 June 2004, DPP entered into an agreement with PT Indominco Mandiri, PT Kitadin, PT Trubaindo Coal Mining, PT Jorong Barutama Greston, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. and PT Bharinto Ekatama to perform coal handling services at the BCT. Based on the latest amendment, DPP agreed to handle 3 million MT of coal per annum and the agreement expires on 31 December 2011.

d. Jaminan reklamasi d. Reclamation guarantees Jaminan berikut ini dapat diklaim oleh

Pemerintah ataupun pihak yang berwenang jika masing-masing perusahaan di bawah ini tidak melaksanakan rencana reklamasi seperti yang telah disetujui dengan Pemerintah untuk periode- periode tersebut.

The following guarantess may be claimed by the Government or relevant regency if the individual company does not carry out the reclamation policy as agreed for those periods.

GBP GBP

Pada tanggal 18 Juni 2010, GBP telah menerima surat penetapan jaminan reklamasi untuk periode 2010 sampai 2014 dari DJMBP untuk lokasi KW 05PB0165 (Blok I) sebesar Rp 9.674.

On 18 June 2010, GBP has received a decision letter of reclamation guarantee for the period 2010 up to 2014 from the DGMCG for location KW 05PB0165 (Block I) amounting to Rp 9,674.

Pada tanggal 17 Februari 2011, GBP telah menyediakan jaminan reklamasi kepada Pemerintah yang diterbitkan oleh PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) untuk tahun 2011, sebesar Rp 8.379. Jaminan tersebut berlaku sampai dengan 31 Desember 2011.

On 17 February 2011, GBP has provided

reclamation guarantees to the Government

issued by PT Asuransi Ekspor Indonesia

(Persero) for 2011, amounting to Rp 8,379. These guarantees are valid until 31 December 2011.

Pada tanggal 18 Maret 2011, GBP menyediakan jaminan reklamasi kepada Pemerintah untuk berbagai tahun dalam bentuk bank garansi dari ANZ sebesar Rp 14.357. Garansi tersebut berlaku sampai dengan 31 Desember 2011. Pada tanggal 19 Juli 2011, GBP telah menerima persetujuan pelepasan jaminan reklamasi dari DJMBP untuk periode 2007, 2008, 2009 dan 2010 sebesar Rp 10.590. Pada tanggal 1 Agustus 2011, GBP telah melakukan penyesuaian terhadap bank garansi dari ANZ menjadi sebesar Rp 3.766.

FSP

Pada tanggal 21 Juli 2010, FSP telah menyediakan jaminan reklamasi sebesar Rp 532 ke Kabupaten Kutai Kartanegara yang diterbitkan oleh PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero). Jaminan tersebut berlaku dari 1 Juli 2010 sampai dengan 31 Desember 2010.

On 18 March 2011, GBP provided reclamation guarantees to the Government for various years amounting to Rp 14,357 in the form of bank guarantees from ANZ. These guarantees are valid until 31 December 2011.

On 19 July 2011, GBP received an approval to release the reclamation guarantee from the DGMCG for the period of 2007, 2008, 2009 and 2010 amounted to Rp 10,590. On 1 August 2011, GBP has amended the bank guarantees from ANZ amounting to Rp 3,766.

FSP

On 21 July 2010, FSP has provided a

reclamation guarantee, totaling Rp 532 to the Regency of Kutai Kartanegara issued by PT

Asuransi Ekspor Indonesia (Persero). This

guarantee is valid from 1 July 2010 up to 31 December 2010.

FSP telah memperpanjang jaminan reklamasi untuk tahun 2009 sampai dengan 2011 dengan PT Asuransi Mega Pratama yaitu sebesar Rp 1.526 yang berlaku dari 1 Juli 2011 sampai dengan 31 Desember 2011.

FSP has extended reclamation guarantees for the period 2009 until 2011 with PT Asuransi Mega Pratama totaling Rp 1,526 valid from 1 July 2011 until 31 December 2011.

d. Jaminan reklamasi(lanjutan) d. Reclamation guarantees(continued)

BT BT

Pada tanggal 21 Juli 2010, BT telah menyediakan

jaminan reklamasi ke Kabupaten Kutai

Kartanegara yang dikeluarkan oleh PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) sebesar Rp 734. Jaminan tersebut berlaku dari 1 Juli 2010 sampai dengan 31 Desember 2010.

On 21 July 2010, BT has provided a reclamation guarantee to the Regency of Kutai Kartanegara

issued by PT Asuransi Ekspor Indonesia

(Persero) totaling Rp 734. This guarantee is valid from 1 July 2010 up to 31 December 2010.

BT telah memperpanjang jaminan reklamasi dengan PT Asuransi Mega Pratama yaitu sebesar Rp 734 yang berlaku dari 1 Juli 2011 sampai dengan 31 Desember 2011.

BT has extended its reclamation guarantee with PT Asuransi Mega Pratama totaling Rp 734 valid from 1 July 2011 until 31 December 2011.

FKP, TSA, PIK dan WBM FKP, TSA, PIK and WBM

Pada tanggal 17 Februari 2011, WBM, PIK, dan TSA telah menyediakan jaminan reklamasi kepada Pemerintah yang diterbitkan oleh PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) untuk periode 2011, masing-masing sebesar Rp 5.898, Rp 1.940, dan Rp 695. Jaminan tersebut berlaku sampai dengan 31 Desember 2011.

On 17 February 2011, WBM, PIK, and TSA have

provided reclamation guarantees to the

Government issued by PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) for 2011, for Rp 5,898, Rp 1,940 and Rp 695 respectively. These guarantees are valid until 31 December 2011.

Pada tanggal 18 Maret 2011, WBM, PIK, FKP, dan TSA menyediakan jaminan reklamasi kepada Pemerintah untuk berbagai tahun dalam bentuk bank garansi dari ANZ Panin masing-masing sebesar Rp 2.251, Rp 2.112, Rp 806, dan Rp 659. Garansi tersebut berlaku sampai dengan 31 Desember 2011.

On 18 March 2011, WBM, PIK, FKP and TSA

provided reclamation guarantees to the

Government for various years amounting to Rp 2,251, Rp 2,112, Rp 806 and Rp 659 respectively in the form of bank guarantees from ANZ Panin. These guarantees are valid until 31 December 2011.

Pada tanggal 13 Juni 2011, WBM telah menerima persetujuan dari DJMBP untuk pelepasan jaminan reklamasi periode 2010 sebesar Rp 920. Pada tanggal 21 Juni 2011, WBM telah melakukan penyesuaian terhadap bank garansi dari ANZ menjadi sebesar Rp 1.331.

On 13 June 2011, WBM has received approval from the DGMCG to release the reclamation guarantees for the period of 2010 amounting to Rp 920. On 21 June 2011, WBM has amended the Bank Guarantees from ANZ amounting to Rp 1,331.

. Pada tanggal 19 Juli 2011, PIK telah menerima

persetujuan dari DJMBP untuk pelepasan jaminan reklamasi periode 2010 sebesar Rp 1.326 . Pada tanggal 27 Juli 2011, PIK telah melakukan penyesuaian terhadap bank garansi dari ANZ menjadi sebesar Rp 786.

On 19 July 2011, PIK has received approval from

the DGMCG to release the reclamation

guarantees for the period of 2010 amounting to Rp 1,326. On 27 July 2011, PIK has amended the Bank Guarantees from ANZ amounting to Rp 786.

e. Komitmen sewa e. Rental commitment

Grup Group

Pada tanggal 7 Januari 2008, Perusahaan, DPP, FKP, TSA, WBM, BE, IP, GBP, MP dan PIK mengadakan perjanjian sewa ruangan kantor dan biaya pemeliharaan kantor dengan PT Nirmala Matranusa, pihak berelasi. Perjanjian tersebut

efektif sejak 1 Januari 2008 sampai

31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang sampai dua tahun lagi.

On 7 January 2008, the Company, DPP, FKP, TSA, WBM, BE, IP, GBP, MP and PIK entered into an office rental and office maintenance agreement with PT Nirmala Matranusa, a related party. The agreement is valid from 1 January 2008 until 31 December 2017 and can be extended for a further two years.

e. Komitmen sewa(lanjutan) e. Rental commitment(continued)

IP IP

Pada tanggal 29 Juli 2008, IP mengadakan perjanjian sewa alat berat dengan PT Nirmala Matranusa, pihak berelasi, selama lima tahun dengan tarif yang akan ditelaah setiap tahunnya.

On 29 July 2008, IP entered into an agreement for the rental of heavy equipment with PT Nirmala Matranusa, a related party, for five years, with annual review on the rates .

f. Perjanjian pengangkutan batubara f. Barging agreement

ML ML

Pada tanggal 12 Juni 2009, ML mengadakan kontrak pengangkutan batubara dengan ASL (sebagai kontraktor), pihak berelasi. ASL akan mengangkut batubara dari berbagai tempat pemuatan ke BCT. Kontrak tersebut berlaku selama lima tahun.

On 12 June 2009, ML entered into a barging contract with ASL (as contractor), a related party. ASL shall transport the coal from various loading points to the BCT. The contract is valid for five years.

g. Komisi keagenan g. Agency fees

Perusahaan, GBP, IP, TSA, WBM dan PIK The Company, GBP, IP, TSA, WBM and PIK Perusahaan, GBP, IP, TSA, WBM dan PIK

memiliki beberapa perjanjian keagenan dengan agen pihak ketiga untuk memasarkan batubara mereka kepada pelanggan-pelanggan tertentu. Agen tersebut akan mendapatkan komisi berdasarkan persentase penjualan kepada pelanggan-pelanggan tersebut.

The Company, GBP, IP, TSA, WBM and PIK have various agency agreements with third party agents to market their coal for certain customers. The agents will receive commissions based on a percentage of sales to those customers.

h. Tuntutan hukum h. Litigation

Perusahaan The Company

Pada tanggal 10 Juli 2008, Perusahaan dan Low Tuck Kwong sebagai pemegang saham utama menerima surat somasi dari Sukamto Sia yang mengklaim bahwa ia berhak atas 50% saham Grup. Sukamto Sia mengklaim bahwa Low Tuck Kwong menyetujui untuk memberikan saham tersebut sebagai kompensasi atas pinjaman yang diberikan kepada Low Tuck Kwong di tahun 1996. Manajemen berkeyakinan tidak ada perjanjian ataupun ikatan yang telah dilakukan oleh Perusahaan dengan Sukamto Sia berkaitan dengan hal tersebut. Perusahaan berkeyakinan bahwa klaim tersebut tidak berdasar sehingga tidak berdampak pada laporan keuangan interim konsolidasian Grup pada tanggal 30 September 2011.

On 10 July 2008, the Company and Low Tuck Kwong, its major shareholder, received a letter of demand from Sukamto Sia who claims that he is entitled to 50% of the Group’s shares. Sukamto Sia claims that Low Tuck Kwong agreed to provide these shares to him in return for an unspecified amount of financing provided to Low Tuck Kwong in 1996. Management believes that there have been no agreements or arrangements made by the Company with Sukamto Sia in relation to this matter. The Company believes that the claim is without merit and therefore has no impact on the Group’s consolidated interim financial statements as of 30 September 2011.

h. Tuntutan hukum(lanjutan) h. Litigation(continued)

Perusahaan(lanjutan) The Company(continued) Pada tanggal 28 Juli 2008, Haji Asri mengklaim

bahwa transaksi jual beli saham GBP antara Haji Asri, PT Kaltim Bara Sentosa (“KBS”), Low Tuck Kwong, dan Engki Wibowo adalah tidak sah. Untuk itu, Haji Asri mengajukan gugatan sebesar Rp 7.680.000 sebagai kompensasi. Haji Asri mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Pada tanggal 5 Februari 2009, pengadilan telah mengeluarkan putusan yang memenangkan KBS, Low Tuck Kwong, dan Engki Wibowo. Pada tanggal 18 Februari 2009, Haji Asri mengajukan banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, dimana keputusan Pengadilan Tinggi menguatkan keputusan Pengadilan Negeri. Selanjutnya, Haji Asri telah mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung dan sampai saat ini belum mengeluarkan keputusan. Manajemen berpendapat bahwa gugatan tersebut tidak berdasar sehingga tidak berdampak pada laporan keuangan interim konsolidasian Grup pada tanggal 30 September 2011.

On 28 July 2008, Haji Asri claimed that the sale and purchase transaction of the shares of GBP between him, PT Kaltim Bara Sentosa (“KBS”), Low Tuck Kwong and Engki Wibowo was not valid. As such, he claimed an amount of Rp 7,680,000 as compensation. He submitted the case to the District Court of South Jakarta. On 5 February 2009, the court has issued a decision in favour of KBS, Low Tuck Kwong and Engki Wibowo. On 18 February 2009, Haji Asri filed an appeal in the High Court of DKI Jakarta which upheld the Decision of the District Court. Haji Asri has submitted a further appeal to the Supreme Court which has not yet issued its decision. Management believes that the claim is without merit and therefore has no impact on the Group’s consolidated interim financial statements as of 30 September 2011.

GBP GBP

Pada tanggal 8 November 2009, Uwon bin Katuk, Aminah, dan Eman bin Puntal mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Tenggarong terhadap GBP sebagai Tergugat. Mereka

Dalam dokumen BR Financial Statement 30 Sep 2011FINAL (Halaman 90-121)

Dokumen terkait