BAB IV HASIL
4.2 Besaran PDRB Ekonomi Kreatif
Secara umum, besaran PDRB ekonomi kreatif atas
dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan seperti halnya PDRB Provinsi Jawa Barat. Kontribusi yang diberikan oleh ekonomi kreatif terhadap perekonomian Provinsi Jawa Barat cenderung berluktuasi dan PDRB
Provinsi Jawa Barat atas dasar harga konstan cenderung mengalami peningkatan meski terkadang percepatan
pertumbuhannya melambat. Secara ringkas, gambaran
indikator makro PDRB Ekonomi kreatif dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Setelah tumbuh
melambat pada
Tahun 2014
dan 2015,
perekonomian
Jawa Barat
mengalami
percepatan
pertumbuhan
sebagai dampak
adanya PON XIX
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Besaran PDRB ADHB (milyar rupiah)
PDRB Ekraf 100 079,67 112 865,19 121 774,54 137 098,26 155 621,60 173 652,36 191 338,31 141 775,70 PDRB Non Ekraf 806 606,09 908 763,41 1 006 471,15 1 121 891,07 1 230 203,48 1 351 179,84 1 461 251,13 1 126 623,74 PDRB Provinsi Jawa Barat 906 685,76 1 021 628,60 1 128 245,68 1 258 989,33 1 385 825,08 1 524 832,20 1 652 589,44 1 268 399,44 2 Kontribusi (persen) PDRB Ekraf 11,04 11,05 10,79 10,89 11,23 11,39 11,58 11,14 PDRB Non Ekraf 88,96 88,95 89,21 89,11 88,77 88,61 88,42 88,86 PDRB Provinsi Jawa Barat 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 3 Pertumbuhan (persen) PDRB Ekraf - 6,35 4,12 6,41 6,77 6,47 6,60 6,12 PDRB Non Ekraf - 6,52 6,80 6,32 4,89 4,86 5,56 5,82 PDRB Provinsi Jawa Barat - 6,50 6,50 6,33 5,09 5,04 5,67 5,86 Tabel 4. 1 Ringkasan Indikator Makro PDRB Ekonomi Kreatif Tahun 2010-2016
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku yang dihasilkan oleh pelaku ekonomi kreatif terus mengalami peningkatan yang cukup besar. Semakin berkembangnya teknologi dan melimpahnya sumber daya menjadikan ekonomi kreatif semakin berpotensi memberikan kontribusi dalam perekonomian. Pola perkembangan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku sejalan dengan PDRB menurut lapangan
usaha yang terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2010, PDRB yang dihasilkan oleh
ekonomi kreatif sebesar 100.079,7 miliar rupiah dan nilai ini meningkat sebesar 91,19 persen pada tahun 2016 menjadi 191.338,3 miliar rupiah. Rata-rata peningkatan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku setiap tahun selama kurun waktu tersebut mencapai 11,42 persen, di atas rata-rata peningkatan besaran PDRB non ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku yang mencapai 10,42 persen dan diatas rata-rata
peningkatan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar
harga berlaku sebesar 10,53 persen. Perkembangan
PDRB ekonomi kreatif dan non ekonomi kreatif atas
dasar harga berlaku secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.2
Rata-rata
peningkatan
besaran PDRB
Ekonomi Kreatif
ADHB selama
kurun waktu
2011-2016 sebesar
11,42 persen
Sumber: Badan Pusat StatistikGambar 4. 2 Nilai PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas
Dasar Harga Berlaku
Tahun 2010-2016 (Miliar Rupiah)
Perkembangan PDRB ekonomi kreatif di Provinsi Jawa Barat cukup signiikan. Rata-
rata PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga
berlaku yang mencapai 141.775,70 miliar rupiah selama kurun waktu tahun 2010- 2016 telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian Provinsi Jawa Barat sebesar rata-rata 11,14 persen.
Sampai tahun 2016, PDRB kreatif atas dasar harga berlaku Provinsi Jawa Barat telah meningkat sebesar 1,91 kali lipat
atau meningkat 91,19 persen dari tahun
2010. Terdapat 4 (empat) subsector telah menggandakan nilai tambahnya selama kurun waktu enam tahun yaitu subsektor Arsitektur
(2,13 kali); Kuliner (2,12 kali); Televisi dan
Radio (2,10 kali) serta Musik (2,17 kali). Sedangkan Subsektor Aplikasi dan Game Developer (1,97 kali); dan Seni Pertunjukan
(1,98 kali) mengalami peningkatan nilai tambah di atas rata-rata peningkatan total PDRB kreatif. Sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan terendah adalah subsektor Desain Produk yang hanya meningkat sebesar 1,38 kali pada tahun 2016 dibandingkan tahun
2010.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Rata-rata kon-
tribusi PDRB
Ekonomi Kreatif
ADHB terhadap
perekonomian
Provinsi Jawa
Barat selama
kurun waktu 2010-
2016 sebesar
11,14 persen
Besaran PDRB atas dasar harga berlaku ini menunjukkan peranan tiap subsektor ekonomi kreatif dalam penciptaan nilai tambah PDRB ekonomi kreatif. PDRB atas dasar harga berlaku juga dapat menjadi gambaran kinerja subsektor ekonomi kreatif. Secara lengkap besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2010-2016 terdapat pada lampiran
4 (empat)
Pada tahun 2016, subsektor ekonomi kreatif yang memiliki PDRB atas dasar harga berlaku tertinggi adalah subsektor kuliner dengan nilai sebesar 78.389,58 miliar rupiah. Sedangkan yang memiliki besaran PDRB atas dasar harga berlaku terkecil adalah subsektor desain komunikasi visual dengan nilai sebesar 21,02 miliar
rupiah.
Target pemerintah di tahun 2017 PDB ekonomi kreatif bisa mencapai angka 1.000 triliun rupiah secara nasional, oleh karena itu perlu diidentiikasi potensi subsektor ekonomi kreatif yang setidaknya telah mencapai nilai tambah atas dasar harga berlaku sebesar 1 triliun atau 1.000 miliar rupiah. Terdapat tujuh subsektor ekonomi kreatif yang memiliki nominal PDRB atas dasar harga berlaku di atas 1.000 miliar rupiah, yaitu subsektor Arsitektur, Kriya, Kuliner, Fesyen, Aplikasi dan
Game Developer, Penerbitan, serta subsektor Televisi
dan Radio. Gambaran perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2016 menurut subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat dari gambar 4.3.
Gambar 4. 3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif
Tahun 2016 (Miliar Rupiah)
Subsektor Kuliner
adalah Subsektor
Ekonomi Kreatif
dengan PDRB
ADHB tertinggi
pada tahun 2016
Besaran PDRB
Ekonomi Kreatif
ADHK pada tahun
2016 meningkat
42,78 persen
dibandingkan tahun
2010
PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan yang
merupakan agregasi NTB dengan menggunakan harga di tahun 2010 terus mengalami pertumbuhan selama kurun waktu tahun 2010-2016, walaupun mengalami perlambatan pada tahun 2012 dan 2015. Besaran PDRB
atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh ekonomi
kreatif pada tahun 2016 mencapai 142.890,76 miliar rupiah, meningkat 42,78 persen dibandingkan tahun
2010.Besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga
konstan yang semakin meningkat menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi kreatif di Provinsi Jawa Barat semakin baik. Selama kurun waktu 2011-2016, PDRB
ekonomi kreatif atas dasar harga konstan mengalami
rata-rata pertumbuhan sebesar 6,12 persen.
Rata-rata peranan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan menyumbang 11,01 persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat periode tahun 2010-2016. Hal tersebut menggambarkan perkembangan secara kuantitas/volume nilai tambah dari produksi barang dan jasa ekonomi kreatif tanpa adanya pengaruh inlasi. Secara lengkap gambaran perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan dapat dilihat dari gambar 4.4.
Gambar 4. 4 PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2016 (Miliar Rupiah)
Selama kurun
waktu tahun
2011-2016, PDRB
Ekonomi Kreatif
ADHK mengalami
rata-rata pertum-
buhan sebesar
6,12 persen
Sumber: Badan Pusat Statistik
Seperti halnya nilai tambah atas dasar harga berlaku, subsektor ekonomi kreatif Kuliner, Fesyen dan Kriya juga memiliki besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terbesar. Sedangkan subsektor yang memiliki
besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terkecil adalah subsektor desain komunikasi visual. Selama periode tahun 2010-2016, peningkatan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan menggambarkan peningkatan volume nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun 2016 sebanyak 1,43 kali
lipat dari kondisi tahun 2010.
Subsektor ekonomi kreatif yang mengalami
peningkatan nilai PDRB ekonomi kreatif atas dasar
harga konstan pada tahun 2016 lebih dari rata-rata
peningkatan total nilai PDRB ekonomi kreatif adalah
subsektor Arsitektur (1,64); Desain Interior (1,49); Kuliner (1,58); Musik (1,50); Aplikasi dan Game Developer
(1,43); Periklanan (1,45), Televisi dan Radio (1,76), serta Seni Pertunjukan (1,52). Hal ini menggambarkan bahwa kinerja kedelapan subsector ekonomi kreatif tersebut selama periode 2010-2016 lebih tinggi daripada rata-rata PDRB ekonomi kreatif. Adapun subsektor yang mengalami peningkatan terendah adalah subsektor Desain Produk yang hanya meningkat sebesar 1,13 kali pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2010. Perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan menurut subsektor ekonomi kreatif tahun 2010-2016 secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 (lima). Gambaran PDRB atas dasar harga konstan menurut subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat dari gambar 4.5.
Gambar 4. 5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016 (Miliar Rupiah)
Gambar 4. 6 Struktur Perekonomian
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 (%) Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 (%)Gambar 4. 7 Struktur Perekonomian
Selama kurun waktu tersebut, terdapat tiga subsektor yang cukup dominan berkontribusi dalam pembentukan PDRB ekonomi kreatif yaitu subsektor Kuliner, subsektor Fesyen, dan subsektor Kriya. Pada tahun 2016, subsektor Kuliner menciptakan nilai tambah sebesar 78.389,58 miliar rupiah dan menyumbang 40,97 persen terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif. Sedangkan subsektor Fesyen dan Kriya memberikan nilai tambah masing-masing sebesar 66.399,46 miliar rupiah dan 28.685,24 miliar rupiah dengan kontribusi masing-masing sebesar 34,70 persen dan 14,99 persen terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif tahun 2016.
3 (tiga) subsektor
dominan dalam
pembentukan
PDRB Ekonomi
Kreatif adalah
subsektor Kuliner,
Fesyen, dan Kriya
Sumber: Badan Pusat Statistik