• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Definisi mengkonsumsi zat besi (Fe)

Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentukan Hb atau sel darah merah (Feryanto, 2011). Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu (Sunririnah, 2008). Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh ibu akan meningkatkan zat besi sebelum bayinya, bayi akan benar-benar mengalami anemia jika situasi sangat berat, pada cadangan besi hanya cukup sekitar 20 minggu. Anemia pada bayi akan terjadi ketika tidak mendapatkan cukup zat besi untuk bersaing dengan kebutuhan tubuh ibu, sehingga terjadi kekurangan zat besi (Proverawati, 2011).

Zat besi ditemukan di dalam daging merah, buah yang dikeringkan, sayuran yang berdaun hijau, dan sereal yang di fortifikasi. Absorbsi zat besi meningkat dengan mengkonsumsinya berdasarkan sereal gandum murni, the, kopi, kacang, coklat, kuning telur, kalsium, (teh dapat menurunkan absorbsi zat besi) (Widiarti dkk, 2008).

2. Kebutuhan zat gizi pada setiap trimester

Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin masa kehamilan ibu di bagi dalam tiga tahapan trimester:

 Trimester Pertama

Saat kehamilan usia mencapai 1 – 3 bulan kehamilan tidak dibutuhkan tambahan Fe karena masih ada simpanan sebelum

hamil (kebutuhan sama dengan sebelum hamil), Kondisi ini menguntungkan bagi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah karena mengkonsumsi zat besi biasanya dapat memperparah kondisi ini.

 Trimester Kedua

Saat kehamilan berusia 4 – 6 janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya, Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram perhari. Tubuh ibu juga mulai mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta untuk itu peningkatan kwalitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI. Pada trimester kedua ini kebutuhan zat besi menjadi 35 mg perhari perberat badan (sama dengan mengkonsumsi segenggam kacang hijau, atau setengah genggam daun ubi).

 Trimester ketiga

Ketika usia kehamilan 7–9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung energi janin di dapat dari cadangan energi yang di simpan ibu selama tahap sebelumnya.

Pada tahap ini dibutuhkan tambahan 13 mg/hari, penambahan Fe saat menyusui adalah 6 mg /hari yang diperlukan untuk mengganti kehilangan darah dan mempertahankan Fe tubuh (sama dengan mengkonsumsi 1 potong tempe). Untuk memenuhi kebutuhan itu makanlah bahan makanan yang kaya akan zat besi seperti, daging, hati,

telur, serealia tumbuk, kacang – kacangan, dan sayuran hijau (Proverawati, 2010).

3. Kebutuhan zat besi pada kehamilan

Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal antara lain :

a. Terjadi peningkatan sel darah merah membutuhkan 300–400 mg zat besi dan mencapai puncak 32 minggu kehamilan.

b. Janin membutuhkan zat besi 100 – 200 mg.

c. Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100 – 200 mg. d. 190 mg hilang selama melahirkan.

Dengan demikian, kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800–1000 mg untuk mencukupi kebutuhan. Kebutuhan zat besi yang meningkat tersebut tidak terpenuhi oleh kebiasaan normal, walaupun ada penyerapan zat besi yang meningkat selama kehamilan yaitu 1,3 – 2,6 mg perhari (Proverawati, 2010).

4. Fungsi zat besi bagi ibu hamil

Zat besi berfungsi untuk membantu pembentukan sel-sel darah merah (Proverawati, 2010). Sementara sel darah merah bertugas sebagai alat angkut oksigen dari paru – paru kejaringan tubuh untuk membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Jika zat besi tidak cukup di dalam tubuh dibandingkan dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, maka zat besi yang di simpan dalam tubuh mulai akan digunakan. Jika simpanan zat besi habis, maka akan kekurangan sel darah merah yang di buat dan jumlah hemoglobin di dalamnya akan berkurang mengakibatkan anemia.Untuk memenuhi kebutuhan zat besi makanlah makanan yang

mengandung dan kaya akan zat besi, seperti, daging, hati, telur, serealia tumbuk, kacang–kacangan, dan sayuran hijau (Proverawati, 2010).

5. Dosis tablet zat besi pada ibu hamil

Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb, karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe yang di anjurkan dalam satu hari adalah dua tablet yang di makan selama paruh kedua kehamilan karena pada saat hamil inilah kebutuhan zat besi sangat tinggi. Selama kehamilan minimal di berikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama. Pemakaian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum tidur malam (Gibney dkk, 2009).

6. Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil

Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat–zat gizi yang di butuhkan ibu hamil. Kondisi hamil dan wanita menyusui perlu mendapatkan zat besi ekstra karena diet normal biasanya tidak akan mencukupi jumlah yang diperlukan. Hematokrit harus kembali normal setelah 2 bulan. Selain itu asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan (Proverawati, 2011).

Sehingga kekurangan zat besi pada kehamilan bila tidak diatasi akan mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan,

bayi berat lahir rendah (BBLR), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, perdarahan, dan ibu mudah terkena infeksi (Feryanto, 2011). 7. Gejala kekurangan zat besi

a. Lemah, lesu dan tidak bergairah b. Wajah pucat

c. Mudah pusing dan mata berkunang – kunang d. Nafsu makan menurun

e. Menurunnya kebugaran dan tubuh f. Menurunnya kekebalan tubuh

g. Gangguan penyembuhan luka (Proverawati, 2010). 8. Efek samping terapi zat besi pada ibu hamil

Pemberian zat besi merupakan terapi pilihan untuk pencegahan anemia karena defisiensi zat besi. Pada umumnya dosis pemberian ditetapkan dengan mempertimbangkan efektifitas biologis dan efek samping. Efek samping yang lazim di jumpai pada terapi zat besi adalah gangguan gastrointestinal seperti konstipasi dan tinja yang berwarna hitam. Mengkonsumsi zat besi berlebihan dapat menyebabkan muntah, kram perut. Pemakaian zat besi dengan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosis tinggi. Penggunaan terapi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan nyeri pada sendi. Keberhasilan program semacam ini bergantung pada distribusi suplement zat besi dengan jumlah yang adekuat dan kepatuhan individual terhadap pengobatan (Gibney dkk, 2009).

9. Penyebab anemia defisiensi zat besi  Perdarahan

Jika terjadi perdarahan berlebihan atau terjadi selama periode waktu tertentu (kronis), tubuh tidak akan dapat mencukupi kebutuhan zat besi atau cukup di simpan untuk menghasilkan hemoglobin yang cukup dan atau sel darah merah untuk menggantikan apa yang hilang.

 Kurangnya asupan makanan

Kekurangan zat besi mungkin terjadi karena tidak atau kurang mengkonsumsi zat besi. Pada anak – anak dan wanita hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi, Perempuan hamil dan menyusui sering terjadi kekurangan ini karena bayi memerlukan sejumlah besar zat besi untuk pertumbuhan.

 Gangguan penyerapan

Kondisi tertentu mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan pada saluran gastrointestinal (GI) dan dari waktu ke waktu dapat mengakibatkan anemia (Proverawati, 2011).

Bagi wanita hamil harus di lakukan screening pada kunjungan ANC 1 dan rutin pada setiap trimester. Wanita penderita anemia tingkat ringan harus di berikan Fe dosis 60 – 120 mg/hari, dosis berikutnya di kurangi menjadi 30 mh/hari saat konsentrasi Hb atau hematokrit menjadi normal untuk usia kehamilan. Wanita hamil dengan konsentrasi di bawah atau sama dengan 9 g/dl atau hematokrit kurang dari 27 persen saat screening harus di rujuk untuk pengobatan medis lebih lanjut.

Peningkatan aliran darah dan volume darah pada ibu hamil terjadi selama kehamilan, mulai pada 10–12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30 – 34 minggu.

Zat penghambat absorpsi Fe diantaranya adalah tannin (teh), phitat (serealia) dan serat. Sementara itu, zat peningkat absorpsi adalah sistein (daging), vitamin C, laktat yang umum terdapat dalam buah – buahan (Departemen Gizi, 2010).

10. Dampak buruk anemia atau kekurangan zat besi pada kehamilan terhadap janin (bayi) :

 Cacat bawaan lahir  Berat badan lahir rendah  Prematur

 Keguguran

 Janin mudah terinfeksi

 Bayi yang dilahirkan akan terkena asma  Terhambatnya perkembangan otak si bayi

Kekurangan zat besi atau anemia pada ibu hamil jelas sangat membahayakan sang ibu dan sangat merugikan bayi yang dilahirkan (Feryanto ,2011). Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, kadar hemoglobin wanita kurang dari 12,0 gram / 100 ml. Anemia kehamilan adalah merupakan peningkatan kadar cairan selama kehamilan mengencerkan darah yang dapat tercerminkan sebagai anemia (Proverawati, 2011).

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia

pada kunjungan pertama kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya. Jika mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan mengambil suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil di cek pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, 2011).

Ibu hamil agar terhindar dari anemia banyak mengkonsumsi zat besi yang terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya). Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya, karena pada saat ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Jadi zat besi erat kaitannya dengan anemia atau kekurangan sel darah sebagai adanya perubahan fisiologis selama kehamilan (Maulana, 2007). 11. Tindakan dalam mengatasi kekurangan zat besi

Absorpsi zat besi mengalami peningkatan jika terdapat asam di lambung. Keberadaan asam ini dapat ditingkatkan dengan makan daging atau ikan yang menstimulasikan produk asam lambung.

a. Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan menstimulasikan produk asam lambung.

b. Memberikan tablet zat besi bersama tablet asam askorbat (Vitamin C) yang merupakan vitamin larut dalam air dan jarang bertumpuk di dalam tubuh (Utami, 2008).

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI

Dokumen terkait