• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEYOND THE DECOMPRESSION ILLNESS TREATMENT

Anita Devi

Ka Poli Hiperbarik RSUP Sanglah Denpasar Abstrak

HBOT pada awalnya hanya dimanfaatkan sebagai terapi utama untuk menangani Decompression Illness, gangguan kesehatan akibat penyelaman atau bekerja di lingkungan bertekanan tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian di bidang Hiperbarik juga berpengaruh terhadap meluasnya pemanfaatan HBOT dalam menangani berbagai penyakit klinis. HBOT saat ini merupakan terapi utama pada keracunan gas karbon monoksida dan terapi ajuvan berbagai penyakit, seperti luka-luka yang sulit sembuh pada diabetes (diabetic foot), sudden sensoryneural hearing loss (SNHL), perawatan pasien post stroke, post Ca (Ca mamma, Acute Myeloblastic Leukemia), kebugaran dan kecantikan. Saat ini wisatawan tidak hanya memanfaatkan HBOT untuk melaksanakan terapi Decompression Illness, tetapi juga untuk beragam penyakit klinis lainnya. oksigen sebagai bahan nutrisi esensial dalam proses penyembuhan menekankan pentingnya suplai oksigen yang adekuat untuk perbaikan jaringan.

Kata Kunci: HBOT, Decompression Illness, Wisatawan, Oksigen Abstract

HBOT was initially only used as the main therapy to deal with Decompression Illness, a health disorder caused by diving or working in a high-pressure environment. The development of science and research in the field of hyperbaric also influences the widespread use of HBOT in handling various clinical diseases. HBOT is currently used as the main therapy for carbon monoxide gas poisoning and adjunctive therapy for various diseases, such as diabetic foot injuries, sudden sensory neural hearing loss (SNHL), post-stroke, post Ca patient care, fitness and

beauty. Nowadays tourists not only utilize HBOT to carry out Decompression Illness therapy, but also for a variety of other clinical diseases. oxygen as an essential nutrient in the healing process emphasizes the importance of adequate oxygen supply for tissue repair. Keywords: HBOT, Decompression Illness, Travelers, Oxygen

Terapi Oksigen Hiperbarik/ Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) menurut Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS) adalah pengobatan medis dimana pasien secara intermitten menghirup Oksigen 100% dengan tekanan lebih tinggi dari permukaan laut/ satu atmosfer absolute (ATA) di dalam ruangan Ruangan bertekanan tinggi (Hyperbaric Chamber) (Gill et al., 2004, Mathieu, 2006, İşçimen et al., 2008, Devi, 2012). Peningkatan tekanan harus bersifat sistemik dan dapat dilakukan di dalam monoplace Chamber (untuk satu orang) atau multiplace chamber (lebih dari satu orang). Pada monoplace chamber tekanan diberikan dengan oksigen, sedangkan pada multiplace chamber tekanan diberikan dengan udara biasa. Oksigen diberikan melalui face mask, helm ataupun pipa endotrakeal (Gill et al., 2004, Devi, 2012).

Indonesia memiliki 55 destinasi wisata selam/ diving dan lebih dari 1.500 lokasi penyelaman/ diving site yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan semua negara di dunia. Wisata selam merupakan pasar khusus niche market/ luxury market, 1% total populasi dunia. ± 2,7-3,5 juta penyelam scuba yg aktif ada di AS & 6 juta di seluruh dunia. Berdasarkan survey dive Magazine 2017, Indonesia termasuk tujuan wisata selam terbaik di dunia. (Dive Magazine,2017). Wisatawan asing yang akan menyelam sangat memperhatikan keamanan/ Diving safety. Sebelum mengunjungi suatu lokasi penyelaman, mereka harus memastikan bahwa di tempat tersebut ada akses ke Hyperbaric Chamber dan memiliki Pengelola sesuai standar Internasional, serta dicover asuransi khusus diving.

HBOT pada awalnya hanya dimanfaatkan sebagai terapi utama untuk menangani Decompression Illness, gangguan kesehatan akibat penyelaman atau bekerja di lingkungan bertekanan tinggi (Edmonds et al, 2016). Decompression Illness dapat terjadi pada wisatawan yang

sering melakukan aktivitas penyelaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian di bidang Hiperbarik juga berpengaruh terhadap meluasnya pemanfaatan HBOT dalam menangani berbagai penyakit klinis. HBOT saat ini merupakan terapi utama pada keracunan gas karbon monoksida dan terapi ajuvan berbagai penyakit, seperti luka-luka yang sulit sembuh pada diabetes (diabetic foot), sudden sensoryneural hearing loss (SNHL), perawatan pasien post stroke, post Ca (Ca mamma, Acute Myeloblastic Leukemia), kebugaran dan kecantikan. Saat ini wisatawan tidak hanya memanfaatkan HBOT untuk melaksanakan terapi Decompression Illness, tetapi juga untuk beragam penyakit klinis lainnya.

Indikasi HBOT (UHMS, 2017): 1. Emboli Udara/ Gas

2. Intoksikasi Karbon monoksida

3. Clostridial myositis and myonecrosis (gas gangrene)

4. Crush injury, compartment syndrome, dan acute traumatic ischemia lainnya

5. Decompression sickness

6. Insuffisiensi Arterial (termasuk luka diabetes) 7. Anemia Berat

8. Abses Intracranial

9. Necrotizing soft tissue infections 10. Osteomyelitis (berulang)

11. Delayed radiation injury (Nekrosis Jaringan lunak dan tulang) 12. Compromised grafts and flaps

13. Luka bakar akut

14. Idiopathic sudden sensorineural hearing loss

Berbagai temuan tentang oksigen sebagai bahan nutrisi esensial dalam proses penyembuhan menekankan pentingnya suplai oksigen yang adekuat untuk perbaikan jaringan. Laporan dari berbagai laboratorium menunjukkan bahwa pada banyak tipe luka, hiperoksia merangsang penyembuhan dan sebaliknya hipoksia menghambat

penyembuhan (Mathieu, 2006; İşçimen et al.,2006, Bishop, 2008, Devi, 2012).

Efek terapeutik HBOT (Al-Waili et al., 2006) 1. Mengurangi faktor hipoksia dan iskemia 2. Mempengaruhi reaktivitas vaskuler 3. Mengurangi edema

4. Meningkatkan Nitric Oxide (NO)

5. Modulasi faktor pertumbuhan dan sitokin dengan mempengaruhi kadar dan reseptornya

6. Induksi perubahan membran sel dengan mempengaruhi pertukaran ion dan kanal membran sel

7. Merangsang proliferasi sel 8. Meningkatkan deposisi kolagen 9. Meningkatkan fagositosis

10. Meningkatkan efektivitas antibiotika 11. Modulasi respons imun

Berbagai komponen dalam proses penyembuhan dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen atau gradien oksigen, hal ini menjelaskan mengapa HBOT dapat merupakan terapi yang efektif untuk menangani luka-luka kronis. Angiogenesis terjadi sebagai respons terhadap konsentrasi oksigen yang tinggi. Hal ini tampaknya merupakan efek multofaktorial dari HBOT. Pertama proliferasi fibroblast, reepitelisasi dan sintesis kolagen sangat tergantung pada oksigen, dan kolagen merupakan matriks dasar untuk angiogenesis. Selain itu, HBOT juga merangsang growth factors yang terlibat dalam angiogenesis dan berbagai mediator lain dalam proses penyembuhan. Terapi oksigen hiperbarik juga telah menujukkan aktifitas antimikroba baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya dengan meningkatkan kemampuan leukosit intraselular. Beberapa peneliti berpendapat bahwa hipoksia dapat merangsang dimulainya angiogenesis, sedangkan oksigen diperlukan dalam pelepasan VEGF lanjut untuk mempertahankan proses tersebut (İşçimen et al., 2008, Latham et al.,2008, Bishop, 2008, Schreml et al., 2010).

Daftar Pustaka

Undersea and Hyperbaric Medical Society, Indications for hyperbaric oxygen therapy, https://www.uhms.org/resources/hbo-indications.html, Last accessed January 25, 2017

Thom SR. Hyperbaric oxygen: its mechanisms and efficacy, Plast Reconstr Surg 2011, 127(Suppl 1),131S-41S.

Edmonds C, Bennet M, Lippmann J, Mitchel SJ, Diving and Subaquatic Medicine, CRC Press, 2016

Indonesia, The most popular Dive Destination 2017 : Dive Magazine,

https://www.indonesia.travel/gb/en/news/indonesia-the-most-popular-dive-destination-2017-dive-magazine, last accessed November 2019

Dokumen terkait