• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya Bahan Bakar selama masa delay

Dalam dokumen BAB V HASIL PENELITIAN (Halaman 33-39)

D. Manajemen Storage Operation

25 KM SAMUDERA MAS

5.2 Target Penyandaran Kapal dan Bongkar Muat dalam 1 Kali Kunjungan SHIP PARTICULARS

5.2.6 Biaya Bahan Bakar selama masa delay

Jumlah shift x Rp. 836.009 = Hasil delay 3 x Rp. 836.009 = Rp. 2.508.027

5.2.6 Biaya Bahan Bakar selama masa delay

Untuk pemakaian Auxiliary engine konsumsi bahan bakar sebanyak 19 liter per jam. Dikarenakan kapal mengalami delay satu hari (24 jam), maka konsumsi bahan bakar kapal KM.Samudera Mas sebanyak :

19 x 24 = 456 liter/ hari. Harga bahan bakar solar industry dalam satu liter sebesar Rp.6.000,- Maka biaya pengeluaran untuk bahan bakar sebesar Rp.2.736.000,-

Untuk pemakaian oli auxiliary engine, konsumsi oli sebanyak 5 liter per jam. Dikarenakan kapal mengalami delay satu hari (24 jam). Maka konsumsi oli kapal KM.Samudera Mas sebanyak :

5 x 24 = 120 Liter/ hari Harga 1 liter oli industri sebesar Rp.27.000,-

Maka biaya pengeluaran oli dalam satu hari sebesar Rp.3.240.000,-

Total biaya operasional kapal KM.Samudera Mas apabila mengalami delay per sebesar :

- Biaya per shipment = Rp. 1.295.609,- - Biaya pergerakan keluar = Rp. 480.998,- - Biaya bahan bakar solar = Rp. 2.736.000,- - Biaya pemakaian oli = Rp. 3.240.000,- - Total = Rp. 7.752.607,-

Dengan adanya perubahan jadwal, maka kapal berikutnya yaitu KM .Laut Mas akan mengalami penambahan biaya bahan bakar dan oli pelumas, sebesar :

- Biaya pemakaian bahan bakar solar pada auxiliary engine - Untuk pemakaian Auxiliary engine konsumsi bahan bakar

sebanyak 96 liter per jam. Dikarenakan kapal mengalami delay satu hari (24 jam), maka konsumsi bahan bakar kapal KM.Laut Mas sebanyak :

96 x 24 = 2.304 liter/ hari

Harga bahan bakar solar industri dalam satu liter sebesar Rp.6.000,- Maka biaya pengeluaran untuk bahan bakar sebesar Rp.13.824.000,-

- Biaya pemakaian oli pelumas auxiliary engine

- Untuk pemakaian oli auxiliary engine, konsumsi oli sebanyak 50 liter per jam. Dikarenakan kapal mengalami delay satu hari (24 jam). Maka konsumsi oli kapal KM.Samudera Mas sebanyak :

50 x 24 = 1200 Liter/ hari

Harga 1 liter oli industri sebesar Rp.27.000,-

Maka biaya pengeluaran oli dalam satu hari sebesar Rp.32.400.000,-

Total biaya operasional kapal KM.Laut Mas apabila mengalami delay per hari sebesar :

- Biaya per shipment = Rp. 1.295.609,- - Biaya pergerakan keluar = Rp. 480.998,- - Biaya bahan bakar solar = Rp. 13.824.000,- - Biaya pemakaian oli = Rp. 32.400.000,- - Total = Rp. 48.000.607,-

Total Biaya yang harus dikeluarkan apabila terjadi delay satu hari adalah : - KM. Samudera Mas = Rp. 7.752.607,-

- KM. Laut Mas = Rp. 48.000.607,- - Total = Rp. 55.753.214,-

Oleh karena itu, mengacu pada contoh kasus diatas, pihak operasional, marketing dan armada harus saling berkoordinasi untuk menghindari biaya tak terduga seperti contoh diatas.

Berikut penulis akan memberikan hubungan antara perhitungan tarif jasa kepelabuhanan yang merujuk pada SK. Menteri Perhubungan dengan pengoperasian kapal di pelabuhan

1). Jasa Kapal

a. Kapal niaga yang berkunjung ke pelabuhan sesuai dengan trayeknya sekalipun kapal tersebut tidak melakukan kegiatan bongkar muat barang atau hewan dan atau menaikan menurunkan penumpang dikenakan tarif jasa labuh sebesar 100 % dari tarif dasar

b. Untuk kunjungan kapal kedua dan seterusnya yang masih dalam waktu 15 hari tidak dikenakan tarif jasa labuh lagi, dan apabila pada masa ke 11 masih berada di pelabuhan untuk kunjungan tersebut dikenakan tarif jasa labuh baru

c. Kapal yang menunggu naik dok atau perbaikan diperairan pelabuhan dikenakan tarif jasa labuh sebesar 75 % dari tarif dasar atas dasar syarat keterangan dari Syahbandar setempat, kecuali kapal tersebut berlabuh dalam lingkungan kerja yang telah disewa sesuai kontrak antara pemilik dok yang bersangkutan dengan PT. (Persero) Pelindo dibebaskan dari tarif jasa labuh.

2). Jasa Pandu

a. Kapal wajib pandu yang masuk, keluar dan atau melakukan gerakan tersendiri di daerah perairan wajib pandu tanpa izin, dikenakan tambahan tarif pelayanan jasa pemanduan sebesar 200 % dari tarif dasar

b. Pelayanan pemanduan gerakan tersendiri di dalam perairan wajib pandu untuk keperluan shifting kapal pada pelabuhan tertentu yang jarak pelayanan pemanduannya melebihi jarak pemanduan pada pelabuhan setempat diatur dengan keputusa tersendiri

c. Pengenaan tarif pelayanan jasa pemanduan bagi kapal tunda yang menggandeng tongkang atau alat apung lainya diatur sebagai berikut :

1). Tongkang atau alat apung lainnya yang ditunda atau dikawal atau didorong atau digandeng oleh kapal tunda milik perusahaan, dikenakan tarif pelayanan jasa pemanduan sebesar GT tongkang atau alat apung yang bersangkutan, sedangkan penggunaan kapal tunda tersebut dikenakan tarif pelayanan jasa tunda yang berlaku sesuai dengan keputusan ini

2). Tongkang atau alat apung lainnya yang ditunda atau dikawal atau didorong atau digandeng oleh kapal tunda bukan milik perusahaan dikenakan tarif pelayanan jasa pemanduan sebesar GT kapal tunda ditambah GT tongkang atau alat apung yang bersangkutan

d. Kapal yang menggunakan jasa pemanduan diluar batas perairan wajib pandu pelabuhan terdekat dengan ketentuan biaya transportasi dan akomodasi pemanduan menjadi beban pemakai jasa yang besarnya ditetapkan oleh kepala cabang setempat

3). Jasa Tunda

a. Pengenaan tarif pelayanan jasa pemanduan kapal diperairan wajib, ditetapkan sebagai berikut :

1). Pemakaian kapal tunda dikenakan tarif pelayanan jasa penundaan sebesar tarif dasar

2). Pembatalan permintaan kapal tunda yang telah dikirim ke lokasi kapal, dikenakan tarif pelayanan jasa penundaan sesuai tarif dasar minimal untuk pemakaian 1 jam

b. Jam pemakaian kapal tunda dihitung sejak kapal tunda tiba dilokasi kapal yang ditunda sampai dengan selesai menunda ditambah jumlah jam keberangkatan dari sampai ke pangkalan c. Jumlah jam keberangkatan dari pangkalan dan jam kembali ke pangkalan bagi kapal tunda sebagaimana dimaksudkan, ditetapkan dengan keputusan tersendiri

d. Pemakaian kapal tunda diluar batas perairan wajib pandu dan di perairan pandu luar biasa dalam keadaan menunda atau mendorong atau menggandeng dan keadaan tidak menunda atau mendorong atau menggandeng, termasuk melakukan pengawalan dan penjagaan kapal, ditetapkan dengan keputusan tersendiri

e. Kapal tunda bukan milik perusahaan dapat menunda kapal sebagai sarana bantu pemanduan, dengan ketentuan dilakukan bagi hasil dengan perusahaan, yang besarannya ditetapkan berdasarkan kesepakatan

f. Penundaan kapal yang dilayani secara bersama-sama oleh kapal tunda milik perusahaan, maka pendapatan jasa penundaannya ditetapkan sebagai berikut :

1). Dibagi berdasarkan perbandingan jumlah PK dari masing-masing kapal tunda yang digunakan

2). Operator kapal tunda bukan milik perusahaan wajib membayar pada perusahaan yang besarannya sesuai dengan hasil sebagaimana telah ditetapkan

3). Dalam hal terjadi pelayanan jasa pemanduan dengan menggunakan kapal tunda bukan milik perusahaan diluar batas perairan wajib pandu, dikenakan tambahan biaya supervise penundaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan 4). Pembulatan jam pemakaian kapal tunda sebagaimana dimaksudkan, ditetapkan sebagai berikut :

(a) Penggunaan kapal tunda kurang dari 1 jam dihitung menjadi 1 jam

(b) Untuk selebihnya

(1) Kurang dari1/2 jam dihitung menjadi 1 jam (2) Lebih dari ½ jam dihitung menjadi 1 jam 5). Jasa Tambat

a. Pengenaan tarif pelayanan jasa tambat, didasarkan pada GT kapal berpedoman pada surat ukur kapal dengan masa tambat menggunakan satuan etmal

b. Kelebihan waktu tambat dari batas waktu yang ditetapkan oleh kepala cabang setempat berdasarkan kesepakatan dengan asosiasi pengguna jasa terkait, berpedoman pada pola perhitungan Loading/Unloading rate (rata-rata bongkar muat). Dikenakan tambahan biaya tambat sebesar 100 % dari tarif dasar

c. Kapal yang bertambat pada breasting dolphin atau pelampung yang melebihi 30 etmal dikenakan tambahan tarif pelayanan jasa tambat sebesar 50 % dari tarif dasar yang dihitung mulai dari etmal ke-31

d. Tarif pelayanan jasa tambat untuk tambatan pinggiran dikenakan terhadap kapal yang bertambat atau sandar secara fisik diikat dipinggiran sungai atau pantai dalam daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan

e. Kapal yang bertambat pada tambatan pinggiran dikenakan tarif pelayanan jasa tambat tanpa pembatasan waktu tambat

f. Kapal yang bertambat lebih dari satu jenis tambatan, yaitu tambatan dermaga (beton) atau bertambat pada lambung kapal lain yang sedang bertambat, perhitungan masa tambatnya didasarkan pada penjumlahan waktu dari penggunaan beberapa tambatan dan dikenakan tarif tambatan tertinggi, tidak termasuk waktu bertambat pada breasting dolphin, pelampung dan pinggiran

g. Kapal yang bertambat pada tambatan dermaga (beton, besi dan kayu) yang dilengkapi breasting dolphin atau pelampung dikenakan tarif pelayanan jasa tambat dermaga (beton, besi dan kayu)

h. Tarif pelayananjasa tambat bagi kapal yang melakukan kegiatan tetap, pembayarannya dapat dilakukan sekaligus untuk setiap bulan almanak, yang besaranya diperhitungkan sebayak 20 etmal

dikalikan tarif dasar pelayanan jasa tambat tertinggi di pelabuhan yang bersangkutan

i. Kapal yang bertambat tidak sesuai dengan jam tambat yang telah ditetapkan, keterlambatan pembatalan permintaan tambatan, keterlambatan permintaan perpanjangan penggunaan tambatan, dikenakan tambahan tarif pelayanan jasa tambat yang pelaksanaanya diatur dengan keputusan tersendiri

Tabel 5.2 Biaya Yang Dikeluarkan Oleh Peraturan Pelindo III Tanjung Emas Semarang

Dalam dokumen BAB V HASIL PENELITIAN (Halaman 33-39)

Dokumen terkait