• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya Operasi Telekomunikasi ( Cost of Service)

ANALISA DAN EVALUASI

B. Analisa dan Evaluasi Anggaran Kas Tahun 2007 Penerimaan

1. Biaya Operasi Telekomunikasi ( Cost of Service)

Jumlah total anggaran untuk biaya operasi telekomunikasi adalah sebesar Rp.39.700.000.008, sedangkan realisasi menjadi sangat besar yaitu sebesar Rp.47.035.134.086. Sehingga terjadi selisih sebesar Rp.7.335.134.078 atau sebesar 18%. Selisih ini disebabkan peningkatan biaya yang diperlukan dalam operasi telekomunikasi dalam bersaing ketat dengan perusahaan lain. Adapun rincian dari Biaya Operasi telekomunikasi adalah sebagai berikut:

h) Biaya Teknis

Anggaran untuk biaya teknis sebesar Rp.3.344.000.000, realisasinya sebesar Rp.5.787.403.466. Selisih yang terjadi sebesar Rp. 2.443.403.466. Selisih

yang terjadi pada biaya ini sebesar 73 %. Dalam persaingan yang ketat maka perusahaan terus berupaya meningkatkan kapasitas jaringan. Hal ini

membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya teknis yang tinggi untuk memperluas pencapaian sinyal.

i) Biaya Telekomunikasi

Untuk biaya telekomunikasi pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.19.896.000.000, sedangkan realisasi yang terjadi jauh lebih besar yaitu Rp.23.533.891.332. Selisih yang terjadi sebesar Rp.3.637.891.332 atau sebesar 18%. Selisih biaya telekomunikasi yang mencapai Rp.3,6 Milliar disebabkan oleh tuntutan kebutuhan dana operasional dalam menyediakan pelayanan yang maksimal pada konsumen.

j) BBM Genset

Anggaran untuk BBM Genset sebesar Rp.10.210.000.004, realisasinya sebesar Rp.10.559.789.016. Selisih yang terjadi sebesar Rp.349.789.012.

Selisih yang terjadi pada biaya ini sebesar 3 %. Pengeluaran yang cukup besar pada biaya ini sejalan dengan tingginya biaya operasional yang dibutuhkan.

k) Inspeksi Lapangan

Untuk biaya Inspeksi lapangan pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.3.800.000.004, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.4.039.584.757. Selisih yang terjadi sebesar Rp.239.584.753 atau sebesar 6%. Selisih ini disebabkan perusahaan harus meninjau lokasi-lokasi yang akan dibangun menara BTS. Pembangunan menara BTS yang terus diperbanyak membuat biaya inspeksi lapangan semakin meningkat sehingga jumlahnya lebih besar dari anggaran.

Jumlah dana yang dianggarkan untuk biaya ini sebesar Rp.270.000.000, namun realisasi yang terjadi sebesar Rp.447.979.258. Terjadi selisih yang besar yaitu Rp.177.979.258 atau sebesar 66 %. Selisih ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas perusahaan sehingga sangat dibutuhkan transportasi.

m) Biaya Jaringan

Untuk Biaya Jaringan pada tahun 2007 dianggarkan sebesar Rp.350.000.000, sedangkan realisasi yang terjadi jauh lebih besar yaitu Rp.668.604.168. Selisih yang terjadi sebesar Rp.318.604.168 atau sebesar 91 %. Selisih ini disebabkan dibutuhkannya jaringan yang semakin luas dalam kapasitas data yang maksimal untuk memperkuat akses komunikasi. n) Biaya Instalasi

Jumlah dana yang dianggarkan pada biaya ini sebesar Rp.1.830.000.000, namun realisasi yang terjadi tidak jauh berbeda yaitu sebesar Rp.1.997.882.089. Selisih Rp.167.882.089 atau sebesar 9 %. Selisih ini dinilai masih wajar mengingat biaya ini penting untuk instalasi peralatan-peralatan komputer..

2. Biaya Administrasi dan Umum

Untuk anggaran pengeluaran pada Biaya Administrasi dan Umum adalah sebesar Rp.25.069.953.757. Realisasi yang terjadi Rp.27.205.665.250. Terjadi selisih sebesar Rp.2.135.711.493 atau sebesar 9 %. Biaya ini kurang efisien. Seharusnya bisa ditekan agar jumlah selisih tidak terlalu besar. Adapun rincian dari Biaya Administrasi dan Umum adalah sebagai berikut :

8. Sewa Gedung

Anggaran untuk biaya ini sebesar Rp.650.473.910. Jumlah yang terealisasi yaitu sebesar Rp.553.262.245. Terjadi selisih menguntungkan sebesar Rp97.211.665 atau sebesar 15 %. Ini disebabkan adanya gedung yang kontrak pemakaiannya sudah habis dan tidak dilanjutkan.

9. Sewa Kendaraan

Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.6.213.594.278, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.6.599.594.278. Selisih yang terjadi sebesar Rp.386.000.000 atau sebesar 6 %. Selisih ini disebabkan oleh jumlah kendaraan yang disewa bertambah karena kebutuhan operasional.

10.Peralatan

Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.1.423.980.000, sedangkan realisasi yang terjadi jauh lebih besar yaitu Rp.1.146.470.600. Selisih terjadi sebesar Rp.1.146.470.600 atau sebesar 81 %. Selisih ini disebabkan oleh banyaknya peralatan yang harus dibeli. Pembelian ini dilakukan untuk memperbaharui peralatan yang lama maupun yang tidak dapat digunakan lagi. Untuk biaya ini dianggap kurang efisien karena selisih yang terjadi terlalu besar. Biaya ini seharusnya bisa dikurangi jumlahnya.

11.Publikasi

Untuk biaya ini pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.125.000.003, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.131.805.711. Selisih merugikan terjadi sebesar Rp.6.515.708 atau sebesar 5%. Biaya ini untuk publikasi perusahaan kepada masyarakat luas. Biaya ini cukup efisien.

12.Asuransi Kendaraan

Jumlah dana yang dianggarkan pada biaya ini sebesar Rp.4.554.660, namun realisasi yang terjadi yaitu sebesar Rp.4.798.660. Selisih Rp 244.000 atau sebesar 5%. Biaya ini dinilai cukup efisien.

13.Pajak Kendaraan

Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.5.050.000, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.5.500.000. Selisih yang terjadi sebesar Rp.450.000 atau sebesar 9%. Hal ini disebabkan naiknya tarif pajak yang berlaku.

14.Administrasi

Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.15.939.800.900, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.16.656.705.000. Selisih terjadi sebesar Rp.716.904.100 atau sebesar 4 %. Jumlah anggaran dana yang dikeluarkan untuk biaya ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2006. Selisih ini disebabkan oleh perusahaan mulai mengawasi secara ketat terhadap biaya ini.

4. Biaya Pemeliharaan

Untuk biaya ini pada tahun 2007 dianggarkan sebesar Rp.5.463.280.012. realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.5.864.605.209. Terjadi selisih sebesar Rp.401.325.197 atau sebesar 7%. Kenaikan pengeluaran ini dinilai cukup efisien karena jumlah aset yang dimiliki bertambah jumlahnya. Adapun rincian dari biaya pemeliharaan ini adalah sebagai berikut :

Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.2.566.590.000, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.2.861.694.771. Selisih yang terjadi sebesar Rp.295.104.771 atau sebesar 11 %. Hal ini dinilai cukup efisien karena kenaikan biaya disebabkan oleh adanya kerusakan bangunan yang terjadi. f) Pemeliharaan Peralatan

Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.1.818.500.009, sedangkan realisasi yang terjadi lebih rendah yaitu Rp.1.748.950.272. Selisih terjadi sebesar Rp.69.549.737 atau sebesar 2 %. Pemeliharaan peralatan yang dilakukan g) Pemeliharaan Kendaraan

Untuk biaya ini pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.47.550.001, sedangkan realisasi yang terjadi lebih rendah yaitu Rp.47.334.450. Selisih yang terjadi sebesar Rp.215.551. Hal ini disebabkan pemeliharaan yang dilakukan hanya bersifat rutin seperti service kendaraan. Anggaran yang ada sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya ini.

h) Spareparts

Anggaran biaya pada bagian ini sebesar Rp.1.036.640.002, realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.1.206.625.716. Selisih yang terjadi sebesar Rp.169.985.714 atau 16%. Biaya ini disebabkan penggantian bagian peralatan yang rusak dan kenaikan harga spareparts saat itu.

6. Biaya Pemasaran

Untuk biaya ini ditetapkan anggaran sebesar Rp.17.383.153.041, realisasi yang terjadi lebih besar jumlahnya yaitu Rp.17.557.518.553. Selisih yang merugikan terjadi sebesar Rp.174.365.512 atau sebesar 1%. Jumlah

pengeluaran untuk biaya dinilai cukup efisien karena biaya ini sangat diperlukan. Adapun rincian biaya pemasaran adalah sebagai berikut :

h) Exhibition

Untuk biaya ini pada tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp.3.563.650.007, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.3.673.841.703. Selisih yang terjadi sebesar Rp.110.191.696 atau sebesar 3%. Ini disebabkan kegiatan untuk biaya ini tidak meningkat dari periode sebelumnya.

i) Sponsorship

Jumlah dana yang dianggarkan untuk biaya sponsor adalah sebesar Rp.256.300.007 sedangkan yang realisasi yang terjadi lebih besar yaitu sebesar Rp.236.762.076. Hal ini menunjukkan selisih yang terjadi sebesar Rp.19.537.931 atau sebesar 8%. Selisih ini terjadi karena perusahaan meningkatkan promosi melalui sponsor suatu acara. Biaya ini seharusnya bisa dikurangi agar efisien.

j) Undian

Untuk anggaran dana melakukan kegiatan undian berhadiah pada tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp.509.100.001, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.617.005.195. Ini menunjukkan selisih yang terjadi sebesar 21% atau Rp.107.905.194. Biaya ini dilakukan untuk melakukan undian berhadiah bagi pengguna produk perusahaan. Hal ini dilakukan agar konsumen tetap menggunakan produk Indosat.

Pada bagian ini ditetapkan anggaran sebesar Rp.1.439.665.002, sedangkan realisasi yang terjadi sedikit lebih besar yaitu Rp.1.470.986.050. Selisih yang terjadi sebesar Rp.31.321.048 atau sebesar 2%. Biaya ini cukup efisien karena selisih yang terjadi relatif rendah. Pengeluaran ini dilakukan untuk

l) Marketing Agency

Anggaran biaya yang dikeluarkan untuk bagian ini sebesar Rp.3.419.498.703, jumlah yang terealisasi jauh lebih besar yaitu Rp.3.345.879.877. Selisih yang terjadi sebesar Rp.73.618.826 atau sebesar 2%. Pengeluaran ini dinilai cukup efisien. Hal ini disebabkan banyaknya dibutuhkan agen marketing dalam usaha pemasaran produk-produk perusahaan agar semakin luas diketahui masyarakat. Ini harus dilakukan karena tingkat persaingan pasar jasa telekomunikasi yang sangat ketat.

m) Penelitian dan Pengembangan

Dalam usaha mengetahui selera pasar konsumen jasa telekomunikasi, anggaran untuk biaya ini ditetapkan sebesar Rp.60.878.000. Realisasi yang terjadi sebesar Rp.59.788.784. Selisih yang terjadi sebesar Rp.1.089.216. Biaya ini cukup efisien. Biaya ini penting untuk pengembangan produk dan jasa perusahaan.

n) Iklan

Anggaran yang ditetapkan untuk biaya ini tergolong cukup besar yaitu sebesar Rp.8.137.061.321 dengan realisasi yang terjadi sebesar Rp.8.155.254.868. Selisih yang terjadi sebesar Rp.18.193.547 atau sebesar 1%. Biaya ini dinilai efisien karena selisih yang terjadi jumlahnya relatif

rendah. Biaya ini harus dilakukan untuk menyebarluaskan informasi tentang produk perusahaan melalui media cetak maupun elektronik.

7. Biaya Sewa Jaringan

Dana yang dianggarkan untuk biaya sewa jaringan pada tahun 2007 sebesar Rp.1.098.225.650, sedangkan realisasinya adalah Rp.2.387.517.348. Ini menimbulkan selisih yang terjadi sebesar Rp.1.289.291.698 atau sebesar 117%. Biaya ini dinilai kurang efisien karena jumlah selisih yang terjadi terlalu besar. Biaya ini seharusnya bisa dikurangi melalui negosiasi harga dengan perusahaan penyedia jaringan. Adapun rincian dari biaya ini adalah :

c) Leased Lines

Anggaran untuk biaya ini sebesar Rp.898.000.000, sedangkan realisasi yang terjadi lebih besar yaitu Rp.1.962.407.798. Hal ini menimbulkan selisih sebesar Rp1.064.407.798 atau sebesar 101 %. Hal ini disebabkan jaringan yang harus disewa lebih besar dari kapasitas semula. Ini dilakukan karena kebutuhan pelanggan akan akses komunikasi dan informasi yang meningkat drastis.

d) Internet Circuit

Untuk biaya ini dianggarkan sebesar Rp.200.225.650. Realisasi yang terjadi sebesar Rp.425.109.550. Selisih yang terjadi sebesar Rp.224.883.900 atau sebesar 51%. Pengeluaran yang terjadi disebabkan peningkatan kebutuhan pelanggan atas jasa internet. Hal ini dinilai masih wajar karena biaya ini mutlak diperlukan dalam penyediaan jasa informasi melalui internet. Pengeluaran untuk biaya ini masih cukup efisien.

6. Biaya lain-lain

Untuk biaya ini ditetapkan anggaran sebesar Rp.319.681.891, realisasinya sebesar Rp.275.000.000 sehingga terjadi selisih sebesar Rp.44.681.891 atau sebesar 14%. Biaya ini terjadi untuk mendukung kegiatan perusahaan. Selisih yang terjadi seharusnya bisa ditekan jumlahnya agar lebih efisien.

C. Perbandingan Realisasi Anggaran Tahun 2006 dan 2007

Dokumen terkait