• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kelayakan Investasi Pembangunan PMKS yang Dibutuhkan Untuk Mengolah TBS

5.1.5. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan secara berkala dalam rangka memenuhi input produksi dan kegiatan proses produksi. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel serta diasumsikan konstan untuk setiap tahunnya.

Biaya tetap merupakan biaya rutin yang harus dibebankan sehubungan dengan pengoperasian pabrik meliputi biaya administrasi, pemeliharaan pabrik, biaya pemeliharaan aktiva lain dan asuransi. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang timbul karena proses dan penggunaan input produksi yang terdiri dari gaji, pembelian bahan baku dan biaya bahan pembantu proses produksi. Rekapitulasi biaya operasional disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Biaya Operasional Pabrik Minyak Kelapa Sawit

Uraian Tahun (Rp.000)

0 1 2 3-10

Upah langsung 416.975 1.993.141 2.491.426

Gaji dan upah karyawan kantor 74.544 298.175 396.870 Biaya pembelian TBS 21.721.698 130.017.416 243.021.514

Biaya pemeliharaan pabrik 31.215 655.469 819.337

Biaya pemakaian bahan kimia 48.874 1.170.157 2.003.391

Biaya Bahan Pembantu 54.304 1.300.174 2.308.430

Asuransi 163.867 848.908 1.061.135

Total 22.611.478 136.283.439 252.407.690

Berdasarkan Tabel 10. dapat diketahui bahwa biaya operasional tahun ke-0 merupakan tahun masa pembangunan PMKS sampai dengan semester I tahun ke-1 sehingga belum terlihat beban biaya operasional. Setelah pembangunan pabrik selesai, pada semester ke II tahun ke-1 pabrik mulai berproduksi secara komersial dengan kapasitas produksi awal diperkirakan sekitar 70 % tahun ke-1 dan 80 % pada tahun ke-2 serta 85% pada tahun ke 3 dari kapasitas terpasang PMKS, hal ini disebabkan karena belum maksimal pasokan TBS masuk ke PMKS. Total biaya operasional pada tahun ke-1 adalah Rp. 22.611.478.000 dan Rp. 136.283.439.000 pada tahun ke-2. Selanjutnya tahun ke-3 sampai dengan tahun ke-10 pabrik sudah dapat beroperasi secara optimal sesuai dengan kapasitas terpasang mesin seiring dengan stabilnya pasokan TBS ke PMKS. Jumlah total biaya operasional per tahun sekitar Rp. 252.407.690.000. Dari seluruh biaya operasi PMKS 96,4% didominasi

oleh biaya pembelian TBS. (Lampiran 3)

5.1.6. Inflow (Penerimaan)

Arus penerimaan atau pendapatan dalam analisis kelayakan investasi pembangunan PMKS dengan kapasitas 30 ton TBS per jam, terdiri dari pendapatan hasil penjualan dari CPO dan PKO. Pendapatan yang diterima dari penjualan sangat dipengaruhi oleh kemampuan produksi PMKS dan harga penjualan produk. Produksi CPO dan PKO yang dihasilkan oleh pabrik tergantung dari rendemen CPO, rendemen PKO dan penerimaan TBS di PMKS. Penerimaan TBS di PMKS per hari merupakan dasar penentuan kemampuan pengoperasian PMKS per hari.

Kapasitas PMKS terpasang adalah 30 ton TBS per jam, proyeksi rendemen CPO

22%, rendemen PKO 5,0%, harga jual CPO Rp. 7.980 per kg, Kernel Rp. 3.146 per kg serta waktu pengoperasian pabrik minimal 20 jam per hari atau 80

persen dari kemampuan maksimal per hari. Pada tahun pertama dan ke dua pasokan bahan baku TBS ke pabrik diperkirakan sekitar 70% dan 85% dari kapasitas rencana, setelah itu pada tahun ke tiga pasokan TBS di perkirakan normal. PMKS ini diproyeksikan pada tahun I telah menerima hasil penjualan CPO dan PKO. Kondisi ini tentu saja berpengaruh pada hasil produksi dan penerimaan hasil penjualan CPO dan PKO. Gambaran rekapitulasi penerimaan (inflow), produksi dan hasil penjualan selama umur proyek disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Rekapitulasi Penerimaan dan Produksi PMKS Tahun TBS Produks i CPO (ton) Penjualan (Rp.000) Produk si PKO (ton) Penjualan (Rp.000) Jumlah (Rp.000) 0 1 20.160 4.032 23.667.452 1.008 2.721.757 26.389.209 2 115.200 24.192 149.253.009 5.760 16.349.420 165.602.429 3 137.700 30.294 197.807.966 6.885 20.695.106 218.503.072 4 137.700 30.294 207.210.960 6.885 21.662.964 228.873.924 5 137.700 30.294 215.844.750 6.885 21.662.964 237.507.714 6 137.700 30.294 224.478.540 6.885 21.662.964 246.141.504 7 145.350 31.977 245.813.963 7.268 22.843.318 268.657.281 8 145.350 31.977 255.176.460 7.268 22.866.462 278.042.922 9 153.000 33.660 268.348.524 7.650 24.046.816 292.395.340 10 153.000 33.660 268.606.800 7.650 24.069.960 292.676.760 11 153.000 33.660 268.606.800 7.650 24.069.960 292.676.760 Jumla h 1.435.860 314.334 2.324.815.224 71.793 222.651.691 2.547.466.915 5.1.7. Analisis Laba-Rugi

Proyeksi laba-rugi didasarkan pada besarnya volume penjualan dan harga jual produk yang dihasilkan oleh PMKS, serta selisihnya terhadap biaya produksi setiap tahun. Analisis laba-rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan profit dari tahun ke tahun selama PMKS beroperasi secara komersial. Selain itu laporan laba-rugi juga digunakan sebagai instrumen untuk menghitung besar kecilnya pajak penghasilan badan usaha yang harus dibayarkan kepada pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan kondisi-kondisi yang diasumsikan, berikut ini disajikan rekapitulasi proyeksi laba-rugi dan pajak yang dihasilkan selama 10 tahun berturut-turut sesuai dengan umur ekonomis pabrik disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Proyeksi Laba-Rugi PMKS Tahun Skenario 1 Skenario 2 Laba bersih Rp (000) Pajak Rp (000) Laba bersih Rp (000) Pajak Rp (000) 0 1 1.572.285 671.337 -2.265.853 0 2 15.285.809 6.548.561 9.461.789 4.030.052 3 26.547.649 11.375.064 21.354.956 9.127.124 4 15.558.160 6.665.283 10.996.793 4.687.911 5 15.420.343 6.606.218 11.490.302 4.899.415 6 16.238.458 6.956.839 12.939.744 5.520.605 7 17.827.487 7.637.852 15.160.100 6.472.186 8 18.158.581 7.779.749 16.122.520 6.884.651 9 19.260.831 8.252.142 17.856.097 7.627.613 10 19.284.661 8.262.355 18.511.253 7.908.394 11 19.284.661 8.262.355 19.142.580 8.178.963 Total 184.438.925 79.017.755 150.770.281 65.336.914

Pada semester kedua tahun ke-1 PMKS mulai beroperasi secara komersial sehingga pabrik kelapa sawit memperoleh pendapatan atas hasil penjualan CPO dan PKO. Pada tahun pertama dan kedua proyeksi produksi diperkirakan sebesar 70 persen dan 85 persen dari kapasitas normal. Pendapatan yang diperoleh dari total hasil penjualan setelah dikurangi biaya-biaya untuk skenario I memperoleh laba bersih sebesar Rp. 1.572.285.000 pada tahun pertama dan Rp. 15.285.809.000 pada

tahun kedua. Pada tahun berikutnya proyeksi laba bersih meningkat menjadi Rp. 26.547.649.000 dan konstan untuk setiap tahunnya, setelah kapasitas produksi

pabrik beroperasi secara optimal (kapasitas terpasang) total akumulasi laba bersih dari kegiatan usaha selama umur ekonomis pabrik untuk skenario I adalah sebesar Rp. 184.438.925.000.

Selanjutnya asumsi untuk skenario II, pada tahun pertama proyeksi laba-rugi bernilai negatif (rugi) sebesar Rp. 2.265.853.000 karena adanya beban bunga atas kredit investasi. Tahun-tahun berikutnya kemampuan usaha dalam menghasilkan laba bersih terus mengalami peningkatan karena PMKS sudah dapat dioperasikan

pada kapasitas normal serta diikuti dengan beban biaya yang secara berangsur terus berkurang. Kemudian pada tahun ke-11 dan seterusnya proyeksi laba bersih mulai stabil seiring dengan berakhirnya pelunasan hutang investasi pada tahun ke-10. Total akumulasi laba bersih selama umur ekonomis PMKS untuk skenario II adalah sebesar Rp. 150.770.281.000.

Sedangkan beban pajak yang diterima oleh pemerintah dihitung berdasarkan besar kecilnya laba yang diperoleh dari kegiatan komersial PMKS. Perhitungan pajak dilakukan berdasarkan Undang Undang No.17 Tahun 2000 dengan ketentuan sebagai berikut : 0 – 50 juta dikenakan pajak 10 persen, 50 – 100 juta dikenakan pajak 15 persen dan 100 juta ke atas dikenakan pajak 30 persen. Total akumulasi pajak selama umur proyek untuk skenario I sebesar Rp. 79.017.755.000 dan skenario II sebesar Rp. 65.336.914.000.

Dokumen terkait