• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. Finance Department (Bagian Perbelanjaan)

3.4 Biaya Perolehan

3.4.1 Biaya perolehan aset tetap tanaman menurut PSAK

Biaya perolehan aset tetap tanaman menurut PSAK adalah entitas diwajibkan mengelompokkan aset tetap tanaman berdasrkan jenis dan umur aset biologisnya. Pengakuan TB, TBM, TM tidak terdapat akumulasi depresiasi, isi dari PSAK-69 hanya pada proses tanam sampai panen agrikultur saja tidak mencakup pemoresan pada saat setelah panen.

Pengakuan nilai wajar aset tetap menurut PSAK-69 adalah harga pasar transaksi terbaru asalkan belum ada perubahan yang signifikan antara tanggal transaksi dan periode akhir pelaporan, harga pasar untuk aset serupa dengan penyesuian, Benchmark seperti nilai kebun yang dinyatakan per hektar,Jika nilai wajar tidak dapat diukur secara andal maka aset biologis harus diukur berdasarkan

29

biaya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penyusutan nilai, Setelah nilai aset tetap tanaman dapat diukur secara andal entitas dapat mengukurnya dengan nilai wajar dikurangi estimasi biaya penjualan keuntungan/kerugian yang timbul saat pengakuan awal aset pada nilai wajar dikurangi biaya-biaya dimasukan ke dalam laporan laba rugi.

Pencatatan aset biologis menurut PSAK-69 tidak dapat mengakui adanya depresiasi makan pada laporan laba/rugi tidak ada akumulasi depresiasi yang berakibat adanya kenaikan pada laboran laba/rugi. Pernyataan standar akuntansi keuangan no. 16 amandemen 2015 memasukan tanaman produk kedalam ruang lingkup aset tetap, definisi tanaman produktif adalah tanaman hidup yang menghasilkan produk lebih dari satu periode. Pernyataan standar akuntansi keuangan no.16 amandemen 2015, paragraf (3) mengklarifikasi aset yang memenuhi defenisi tanaman produktif masuk dalam daftar aset tetap, hak penambagan dan cadangan sumber daya alam tidak dapat diperbarui, pengakuan dan pengukuran terhadap aset eksplorasi dan evaluasi, namun serta aset tanaman yang terkait dengan aktivitas agriculture selain tanaman produktif namun tidak untuk hasil dari tanaman produktif .

Paragraf (6) menyatakan bahwa tanaman produktif didefinisikan sebagai tanaman hidup yang ; penyedia produk agriculture, menghasilkan produk lebih dari satu tahun, tidak atau jarang dijual sebagai produk agriculture , paragraph (17) standar akuntansi keuagan.

3.4.2 Biaya perolehan aset tetap tanaman menurut PT. Socfin Indonesia Menurut pedoman akuntansi perkebunan (2011:94) perlakuan akuntansi aset tanaman tahunan adalah:

1. Pengakuan dan pengukuran awal (TBM dan TM)

Biaya perolehan TBM sebesar akumulasi biaya yang dikapitalisasi ke TBM tersebut. Biaya perolehan tanaman TM sebesar nilai tercatat TBM yang direklasifikasi ke TM.

2. Pengukuran dan selanjutnya (TBM dan TM)

TBM diukur pada biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi rugi penilaian nilai. TM diukur pada biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

3. Penyusutan (TM)

Penyusutan aset tanaman tahunan diakui dengan sebagai bahan produksi atau penambah biaya perolehan persediaan yang dihasilkannya. Akumulasi penyusutan aset tanaman disajikan dengan sebagai pos pengurag jumlah tercatatnya.

4. Penurunan nilai (TBM dan TM)

Penurunan nilai diakui sebagai kerugian pada periode terjadinya.Akumulasi rugi penurunan nilai aset tanaman disajikan sebagai pos lawan jumlah tercatatnya. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai keuntungan.

31

5. Penghentian pengakuan (TBM dan TM)

Keuntungan dan kerugian yang terjadi diakui pada periode terjadinya.

Keuntungan atau kerugiann tersebut disajikan sebagai pendapatan atau beban non usaha.

3.5 Penyusutan

Dalam kaitannya dengan perlakuan akuntansi aset tetap tanaman di industri perkebunan, bagian aset biologis yang memenuhi kualifikasi sebagai aset tetap adalah akun Tanaman Menghasilkan (TM). Kelompok akun tanaman menghasilkan merupakan hasil dari nilai bersih Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang sudah layak memasuki masa menghasilkan sesuai dengan taksiran manajemen.

Setelah diakui dengan sebagai tanaman menghasilkan, maka aset tanaman yang ada didalamnya akan disusutkan dengan metode penyusutan yang sesuai Ikatan Akuntan Indonesia perkebunan menyatakan penyusutan aset tanaman diakui sebagai bahan produksi atau penambah biaya perolehan persediaan yang dihasilkannya. Akumulasi penyusutan aset tanaman disajikan sebagai pos pengurang jumlah tercatatnya. Penyusutan aset tanaman dimulai ketika tanaman belum menghasilkan (TBM). Penyusutan dilakukan menggunakan metode garis lurus denga taksiran umur manfaat (setelah menjadi TM) sebagai berikut :

Tabel 3. 1

Taksiran Umur Manfaat TM

Jenis aset tanaman Tarif penyusutan per tahun

Tanaman menghasilkan – kelapa sawit

5 %

Sumber: PT. Socfin Indonesia

Ilustrasi perhitungan penyusutan aset tanaman, dengan metode garis lurus adalah sabagai berikut :

TM Kelapa Sawit, denga nilai perolehan Rp. 11,856 milyar, dan umur manfaat 20 tahun, maka penyusutannya : Rp. 11,856 milyar / 20 tahun = 592 juta per tahun 3.6 Penurunan dan Pemulihan Nilai

Jika terdapat indikasi penurunan nilai aset tanaman tahunan, maka entitas harus menaksir jumlah yang dpat diperoleh kembali dari aset tersebut. Apabila jumlah yang diperoleh kembali lebih rendah dibandingkan dengan jumlah yang tercatat, maka entitas mengakui kerugian penilaian aset. Pada periode selanjutnya, apabila jumlah yang dapat diperoleh kembali meningkat, maka entitas mengakui keuntunga pemulihan nilai, tetapi tidak boleh menyebabkan nilai buku setelah pemulihan nilai melebihi nilai buku seumpama tidak terjadi penurunan nilai sebelumnya.

Penurunan nilai untk tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) diakui sebagai kerugian pada periodenya. Akumulasi rugi

33

penurunan nilai aset tanaman disajikan sebagai pos lawan jumlah tercatatnya.

Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai keuntungan.

Dalam mengidentifikasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai aset tetap tanaman, harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

1. Informasi dari sumber-smber eksternal

(1) Terdapat indikasi yang dapat diobservasi bahwa nilai aset telah turun secara signifikan selama periode tersebut lebih dari yang diperkirakan sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal.

(2) Perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar ekonomi, atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu yang ditentukan.

(3) Suku bunga pasar atau tingkat hasil pemasaran lain atas investasi telah meningkat selama periode tersebut dan kenaikan tersebut mungkin mungkin akan mempengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nili pakai aset dan menurunkan jumlah terpulihkan aset secara material.

(4). Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

2. Informasi sumber-sumber dari internal;

(1) Terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset.

(2) Perubahan ini termaksuk dalam hal aset menjadi tidak digunakan untuk rencana untuk menghentikan atau restrukturisasi operasi yang didalamnya aset digunakan, rencana untuk melepas aset sebelum tanggalnya.

(3) Terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengidentifikasikan bahwa kinerja ekonomik aset lebih buruk, atau akan lebih buruk , dari yang diperkirakan.

Indikasi penurunan nilai aset tetap yang disajikan atas belum meliputi seluruh indikasi yang mungkin muncul, Entitas mungkin mengidentifikasi hal-hal lain yang secara potensial berpengaruh terhadap penurunan nilai aset tetap dan menjadikan indikasi tersebut sebagai dasar untuk menentukan nilai yang dapat dipengaruhi.

Dokumen terkait