HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost) 1.Bibit DOC
Bibit DOC (Day Old Chick) merupakan bibit ayam yang berumur kurang dari 2 minggu. Untuk peternak plasma, bibit DOC didapat dari perusahaan yang bermitra dengannya. 2. Pakan
Jenis Pakan ternak bisa terbagi menjadi tiga jenis atau dua jenis. Umumnya pakan ternak terbagi menjadi dua yaitu pakan kecil dan pakan besar. Namun untuk peternak plasma, umumnya perusahaan mitra menyediakan tiga jenis pakan. Baik pakan kecil, pakan sedang, dan pakan besar. Untuk pakan kecil diberikan kepada bibit DOC yang berusia kurang dari 7 hari. Untuk pakan sedang dapat diberikan kepada ternak usia 8 – 15 hari. Untuk pakan besar diberikan kepada usia lebih dari 2 minggu sampai masa panen.Pemberian pakan besar, kapasitasnya tergantung dari berapa lama ternak tersebut panen.
3. Vaksin, Obat-obatan, dan vitamin
Vaksin diberikan pada ternak dua kali sebelum panen. Vaksin pertama diberikan pada DOC yaitu vaksin ND. Dan vaksin kedua diberikan saat ternak beralih dari usia DOC ke dewasa yaitu vaksin GUMBORO.
Obat-obatan dan vitamin yang diberikan biasanya berupa vitamin dan antibiotik, obat-obatan tersebut bersifat sebagai pencegahan dan pengobat-obatan.
Dalam beberapa perusahaan kemitraan, biaya yang ditetapkan untuk vaksin, obat-obatan, dan vitamin sudah di paketkan. Harga berbeda-beeda tergantung dari harga kontrak perusahaan mitra dan jumlah populasi ternaknya.
4. Atal
Atal yang digunakan oleh peternak berasal dari sekam padi. Atal berguna untuk menyerap kotoran ayam. Setiap selesai masa panen, atal dibuang karena kandang akan
dibersihkan sebelum memulai periode berikutnya. Biasanya atal dibeli peternak per motor (truk) dengan harga yang berbeda-beda.
5. Listrik
Biaya yang dikeluarkan untuk listrik adalah listrik yang digunakan untuk bola lampu dan juga penggunaan pompa air. Biaya Listrik yang dikeluarkan berbeda-beda setiap periodenya. Tergantung dari jumlah unit, kapasitas watt, dan pemakaian listrik di setiap periodenya.
6. Minyak Pemanas / Bahan Bakar Elpigi
Minyak Pemanas yang digunakan berupa bahan bakar elpigi. Dimana tabung elpigi ini akan disambungkan ke alat pemanas gasolek. Umumnya, peternak menggunakan bahan bakar gas elpigi isi ulang yang kebutuhan di setiap periodenya berubah-ubah. Dengan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di bulan November 2014, harga bahan bakar gas elpigi juga naik. Umumnya kenaikannya Rp 1.000,- per unitnya. Dan harga Gas Elpigi relatif konstan setelah kenaikan di bulan November 2014. Ada beberapa peternak yang menggunakan bahan bakar gas elpigi dalam kurun waktu kurang 2 minggu, lalu menggunakan batang kayu sebagai pemanas kandang.
7. Minyak Compressor (Premium/ Solar)
Alat compressor menggunakan bahan bakar minyak jenis premium atau solar. Bahan bakar dibeli setelah terjadi masa panen. Sehingga biaya untuk bahan bakar minyak Compressor mengikuti harga Bahan Bakar Minyak saat akhir periode. Kebutuhan untuk minyak compressor selalu sama untuk tiap periodenya, karena disesuaikan dengan luas kandang.
8. Minyak Genset (Premium/ Solar)
Genset menggunakan bahan bakar premium atau solar. Kebutuhan akan bahan bakar untuk genset berubah-ubah sesuai dengan intensitas pemadaman listrik. Pada musim
besar. Bahan Bakar Minyak tersebut bisa dibeli berangsur jika kebutuhannya tinggi di periode tersebut.
Tabel 5.2 Perubahan Harga BBM Terhadap Rata – rata Biaya Listrik dan Biaya Minyak Genset Per Periode Panen di Kec. Galang, Kab.Deli Serdang
Periode Panen
Tanggal Perubahan Harga BBM Jenis Bahan Bakar Rata-rata Biaya Listrik (Rp) Rata-rata Biaya Minyak Genset (Rp) Premium/ Liter Solar/ Liter 1. 22 Juni 2013 - 17 November 2014 6.500 5.500 201.800 97.100 2. 18 November 2014–31 Desember 2014 8.500 7.500 172.700 183.000 1 Januari 2015 - 18 Januari 2015 7.600 5.500 3. 19 Januari 2015 - 28 Februari 2015 6.600 6.400 206.700 43.500 1 Maret 2015 – 27 Maret 2015 6.800 6.400 4. 28 Maret 2015 – Sekarang 7.300 6.900 224.600 41.800
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 26-29
Dari Tabel 5.2 diketahui bahwa intensitas pemadaman listrik tertinggi untuk Kec. Galang Kab. Deli Serdang terjadi di bulan November 2014 hingga bulan Januari 2015 (periode panen 2), dimana rata - rata biaya listrik yang dikeluarkan paling rendah yaitu Rp 172.700, namun biaya yang dikeluarkan untuk rata-rata minyak genset (Premium dan Solar) paling tinggi yaitu Rp 183.000. Hal ini karena harga BBM yang digunakan untuk pembelian minyak genset premium sebesar Rp 8.500/liter atau Rp 7.500/liter.
Intensitas Pemadaman Listrik terendah terjadi di bulan Maret 2014 hingga bulan May 2015 (periode panen 3), dimana rata-rata biaya listrik yang dikeluarkan paling tinggi yaitu Rp 224.600, namun biaya yang dikeluarkan untuk rata-rata minyak genset (Premium dan Solar) paling rendah yaitu Rp 41.800. Hal ini karena harga BBM yang digunakan untuk pembelian minyak genset premium sebesar Rp 7.300/liter atau solar Rp 6.900/liter.Walalupun harga BBM (premium dan solar) tinggi, namun
karena pemakaiannya yang rendah mak harga rata-rata biaya untuk minyak genset pun rendah.
9. Upah Tenaga Kerja
Dalam setiap usaha peternakan ayam, dibutuhkan tenaga kerja baik dari luar keluarga ataupun dalam keluarga. Untuk tenaga kerja luar keluarga mendapatkan upah, umumnya upah yang dibayar untuk pekerja (anak kandang) dibayar per ekor dengan upah yang berbeda-beda. Untuk 5000 ekor peternak, menggunakan 1 orang peternak.
10. Biaya Transportasi
Semua sampel peternak menggunakan pola usaha kemitraan.Sehingga pada saat awal dan akhir panen, perusahaan mitra mengantarkan ternak dan mengambil ternak ke lokasi usaha peternakan.Sehingga dalam proses usaha peternakan ayam broiler, peternak plasma tidak mengeluarkan biaya untuk transportasi.
3 Biaya Tetap
1. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan atau Pajak Usaha
Untuk biaya PBB didasarkan kepada luas kandang dan lokasi daerah dimana kandang tersebut. Di setiap daerah, biaya PBB berbeda-beda di setiap lokasinya.
2. Biaya Sewa
Peternak ada yang menyewa lahan dan kandang dalam usahanya. Biaya sewa bisa dibayar per periode atau per tahun. Biaya sewa dimasukkan ke biaya tetap karena biaya sewa bersifat konstan baik di setiap periodenya atau pertahunnya.
Analisis Perbedaan Biaya Input Produksi Ayam Broiler selama perubahan harga BBM (17 November 2014 – 28 Maret 2015).
Analisis uji beda rata-rata (Paired t – test Sample) digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata total biaya input produksi periode panen 1, periode panen 2, periode panen 3, dan
periode panen 4 selama perubahan harga BBM. Analisis uji beda rata- rata biaya produksi per periode ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Analisis Perbedaan Biaya Input Produksi di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 1 dan periode panen 2 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang.
Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Biaya Input Produksi (Rp/000) Periode 1 14 134.369.000 Periode 2 14 130.580.400 T – hitung : 1,389 T - tabel :2.160 Sig : 0.188
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 35 - 36
Berdasarkan Tabel 5.3diketahui bahwa rata-rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di periode panen1 adalah Rp 134.369.000.Dan rata –rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di periode panen2 tidak jauh berbeda yaitu Rp 130.580.400. Perubahan harga BBM di periode panen 2 tidak mengubah biaya input variabel usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya peternak tetap membayar komponen biaya variabel seperti bibit DOC, Pakan, Vitamin, dan obat-obatan sesuai dengan harga kontrak yang berlaku.
Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata total biaya input peternak di periode panen 1 dengan periode panen 2, diperoleh nilai T-hitung = 1,389. Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95% dengan df = 13 (1,389< 2,160) dan nilai signifikansi (0,188) lebih besar dari nilai α (0,05), maka keputusan
hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan total biaya input produksi selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 1 (Harga BBM Premium Rp 6.500) dengan periode panen 2(Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600).
Tabel 5.4Analisis Perbedaan Biaya Input Produksi di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 2 dan periode panen 3 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang.
Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Biaya Input Produksi (Rp/000) Periode 2 14 130.580.400 Periode 3 14 133.937.800 T – hitung : 1,234 T - tabel : 2,160 Sig : 0,239
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 36 - 37
Berdasarkan Tabel 5.4diketahui bahwa rata-rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di Periode panen2 adalah Rp 130.580.400.Dan rata –rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di Periode panen3 tidak jauh berbeda yaitu Rp 133.937.800. Perubahan harga BBM di Periode panen 3 tidak mengubah biaya input variabel usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya peternak tetap membayar komponen biaya variabel seperti bibit DOC, Pakan, Vitamin, dan obat-obatan sesuai dengan harga kontrak yang berlaku.
Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata total biaya input peternak di Periode panen2 dengan Periode panen3, diperoleh nilai T-hitung =.1,234.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95% dengan df = 13 (1,234< 2,160) dan nilai signifikansi (0,239) lebih besar dari nilai α (0,05), maka keputusan
hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan total biaya input produksi selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 2 (Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600) dengan periode panen 3 (Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800).
Tabel 5.5Analisis Perbedaan Biaya Input Produksi di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak diperiode panen3 dan periode panen4 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang.
Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Biaya Input Produksi (Rp/000) Periode 3 14 133.937.800 Periode 4 14 135.800.000 T – hitung : 0,978 T - tabel : 2,160 Sig : 0,346
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 37 - 38
Berdasarkan Tabel 5.5diketahui bahwa rata-rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di periode panen3 adalah Rp 133.937.800.Dan rata –rata biaya input produksi selama perubahan harga BBM di periode panen4 tidak jauh berbeda yaitu Rp 135.800.000. Perubahan harga BBM di periode panen 4 tidak mengubah biaya input variabel usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya peternak tetap membayar komponen biaya variabel seperti bibit DOC, Pakan, Vitamin, dan obat-obatan sesuai dengan harga kontrak yang berlaku.
Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata total biaya input peternak di periode panen3 dengan periode panen4, diperoleh nilai T-hitung = 0,978.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95% dengan df = 13 (0,978< 2,160) dan nilai signifikansi (0,346) lebih besar dari nilai α (0,05), maka keputusan
hipotesis adalah H0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan total biaya input produksi selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 3(Harga BBM Premium Rp 6.600 dan Premium Rp 6.800) dengan periode panen 4 (Harga BBM Premium Rp 7.300).
Berdasarkan analisisuji beda rata -rata dari Tabel 5.3, Tabel 5.4, dan Tabel 5.5 diketahui hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak. ArtinyaHipotesis 1 ditolak,perubahan harga Bahan Bakar Minyak (Solar dan Bensin) pada periode 18 November 2014 sampai dengan28 Maret
2015 tidak memberikan dampak yang nyata terhadap biaya total input produksi ayam broiler di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang.
Untuk biaya variabel harga bibit DOC, biaya pakan, biaya vaksin vitamin dan obat-obatan sudah terikat dengan harga kontrak yang bernilai tetap.Biaya Pakan merupakan biaya terbesar dalam usahatani peternakan ayam broiler. Perbedaan nilai biaya pakan ada terdapat di jenis pakan besar, dimana kebutuhan akan pakan besar disesuaikan dengan lama ternak dipanen. Semakin lama ternak panen, maka biaya untuk pakan besar semakin besar. Biaya atal, biaya tenaga kerja merupakan biaya yang sama nilainya di setiap periode. Biaya yang mengalami perubahan di setiap periodenya adalah biaya untuk genset, biaya untuk compressor, biaya untuk pemanas kandang, dan biaya listrik.BBM hanya berdampak langsung kepada biaya untuk minyak genset dan minyak compressor. Kebutuhan untuk minyak genset dan minyak compressor tidak besar nilainya, sehingga perubahan biaya input yang terjadi di setiap periodenya tidak berdampak nyata.
5.2Dampak Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)terhadap volume produksi ayam broiler di Kec. Galang, Kab. Deli Serdang.
Output Ayam Broilerterbagi menjadi dua, yaitu daging ayam broiler (kg) dan output kotoran (sak). Kotoran (feses) menjadi output yang dihitung, karena semua sampel peternak di Kec. Galang, Kab. Deli Serdang mempunyai pendapatan tetap dari hasil penjualan kotoran (feses).
Tabel 5.6 Perubahan Harga BBM Terhadap Rata-rata Volume output daging ayam broiler (kg) per Periode panen
Periode Panen
Tanggal Perubahan Harga BBM Jenis Bahan Bakar Rata-rata
Volume output daging (Kg) Premium/ Liter Solar/ Liter 1. 22 Juni 2013 - 17 November 2014 6.500 5.500 10.726 2. 18 November 2014–31 Desember 2014 8.500 7.500 10.454 1 Januari 2015 - 18 Januari 2015 7.600 5.500 3. 19 Januari 2015 - 28 Februari 2015 6.600 6.400 10.733 1 Maret 2015 – 27 Maret 2015 6.800 6.400 4. 28 Maret 2015 – Sekarang 7.300 6.900 10.566
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 35-38
Analisis uji beda rata-rata (Paired t – test Sample) digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata volume output periode panen 1, periode panen 2, periode panen 3, dan periode panen 4 selama perubahan harga BBM. Analisis uji beda rata- rata biaya produksi per periode ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Analisis Perbedaan Output (Produksi) Ayam Broiler selama perubahan harga BBM (17 November 2014 – 28 Maret 2015).
Tabel 5.7 Analisis Perbedaan Volume Output Daging Ayam Broiler (kg) di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen 1 dan Periode Panen 2 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Produksi
daging ayam broiler (Kg) Periode 1 14 10.726 Periode 2 14 10.454 T – hitung : 1,060 T - tabel : 2,160 Sig : 0,308
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 35 - 36
Berdasarkan Tabel 5.7diketahui bahwa rata-rata volume output produksi daging ayam (kg) selama perubahan harga BBM di periode panen1 adalah 10.726 kg. Dan rata –
rata volume output produksi daging ayam selama perubahan harga BBM di periode panen2 tidak jauh berbeda yaitu 10.456 kg. Perubahan harga BBM di periode panen 2 tidak mengubah volume output produksi daging ayam (kg) usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dikarenakan umumnya jumlah ternak dan bobot ternak relatif stabil disetiap periode.
Berdasarkan hasil analisis uji beda rata – rata volume output produksi daging ayam (kg) di periode panen 1 dengan periode panen 2, diperoleh nilai hitung= 1,060.Nilai T-hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai T-tabel pada tingkat kepercayaan 95% dengan df = 13 (1,060< 2,160) dan nilai signifikansi (0.308) lebih besar dari nilai α (0,05),
maka keputusan hipotesis adalahH0 diterima dan H1 ditolak. Tidak terdapat perbedaan volume output produksi daging ayam (kg) selama masa perubahan harga Bahan Bakar Minyak di periode panen 1 (Harga BBM Premium Rp 6.500) dengan periode panen 2(Harga BBM Premium Rp 8.500 dan Premium Rp 7.600).
Tabel 5.8 Analisis Perbedaan Volume Output Daging Ayam Broiler (kg) di Tingkat Peternak Selama Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak di Periode Panen 2 dan Periode Panen 3 di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Jenis Jumlah Sampel Rata –rata Produksi
daging ayam broiler (Kg) Periode 2 14 10.454 Periode 3 14 10.733 T- hitung : 1,253