• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1Penggunaan Input Usahatani

6.3 Analisis Pendapatan Usahatani Kentang

6.3.2 Biaya Usahatani

Biaya usahatani meliputi biaya benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, alat-alat pertanian, biaya sewa lahan, dan biaya penyusutan alat-alat pertanian. Adapun rincian biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani kentang.

50 6.3.2.1Biaya Benih

Benih yang dugunakan sangat menentukan jumlah produksi yang dihasilkan. Semakin berkualitas benih yang digunakan maka senakin baik juga produksi yang diperoleh nanti. Namun pada kenyataannya di lapangan, rata-rata petani responden menggunakan benih yang tidak berkualitas yaitu benih yang berasal dari hasil panen sebelumnya. Tingginya harga benih yang dibeli dan sulitnya memperoleh benih yang merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh petani kentang di Kecamatan Pasirwangi. Benih yang lazim digunakan petani umumnya varietas granola. Biaya benih pada usahatani kentang yang digunakan responden rata-rata perluasan lahan per musim tanam dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Penggunaan Benih Menurut Rata-rata Desa per Hektar per Musim Tanam.

Desa Jumlah benih (kg)

Harga

(Rp) Total Max Min Median

Padaawas 905 14,000 12,667,500 1,000 600 888

Karyamekar 920 14,000 12,880,000 1,000 800 1,000

Sarimukti 980 14,000 13,720,000 1,000 800 1,000

Penggunaan benih dari ketiga desa relatif seragam, akan tetapi penggunaan benih di Desa Padaawas lebih sedikit dibandingkan dua desa lainnya, hal tersebut dikarenakan benih yang digunakan di ketiga desa berasal dari hasil panen sebelumnya. Hasil panen di Desa Padaawas relatif berukuran lebih kecil dibanding dua desa lainnya, sehingga meski dalam ukuran berat lebih kecil akan tetapi dari jumlah bibit yang digunakan tidak jauh berbeda karena jarak tanam di ketiga desa tersebut sama.

6.3.2.2Biaya Pupuk

Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga tanamn mampu berproduksi dengan baik. Berdasarkan asalnya pupuk dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk nonorganik (ZA, Urea, TSP, KCL, NPK, Phoska). Biaya pupuk pada usahatani kentang yang digunakan responden rata-rata perluasan lahan per musim tanam dapat dilihat pada Lampiran 1.

51 Berdasarkan lampiran 1 dapat dilihat biaya penggunaan pupuk kandang lebih besar bila dibandingkan dengan biaya pupuk lainnya, hal ini dikarenakan petani ingin menjaga keadaan tanah yang digunakan untuk kegiatan usahatani terjaga kesuburannya. Selain itu dengan pupuk kandang tanah lebih gembur dan tanaman kentang mudah untuk tumbuh. Pupuk kandang juga lebih tahan lama bila dibandingkan dengan pupuk buatan yang mudah larut dalam air. Penggunaan pupuk ZA dan KCL lebih besar penggunaannya bila dibandingkan dengan pupuk Phoska dan TSP, hal tersebut dikarenakan pupuk ZA dan KCL merupakan pupuk utama atau unsur hara yang terkandung didalamnya banyak diperlukan tanaman dalam proses pertumbuhan. Sedangkan pupuk Phoska dan TSP merupakan pupuk tambahan.

Berdasarkan rata-rata penggunaan pupuk Desa Sarimukti merupakan desa yang menggunakan pupuk paling tinggi di bandingkan dua desa lainnya. Desa Sarimukti menggunakan lebih banyak pupuk dikarenakan faktor kesuburan tanah dan jenis tanah di Desa Sarimukti berbeda dengan dua desa lainnya, keadaan tanah di Desa Sarimukti lebih banyak mengandung liat sehingga tekstur tanah kurang gembur, sedangkan di Desa Padaawas keadaan tanah lebih gembur dan lebih subur.

6.3.2.3Biaya Pestisida

Pestisida merupakan substansi yang digunakan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas produksi. Pestisida yang biasa digunakan petani responden di Kecamatan Pasirwangi adalah fungisida dan insektisida. Merek dagang insektisida yang biasa digunakan petani adalah Furadan dan Curacron sedangkan untuk fungisida Daconil dan Demolish. Berdasarkan Lampiran 2 biaya penggunaan fungisida lebih banyak bila dibandingkan dengan insektisida, hal ini dikarenakan pada saat penelitian dilakukan sedang berada pada musim hujan sehingga penggunaan pestisida menjadi meningkat terutama penggunaan fungisida. Tinggi rendahnya penggunaan pestisida dipengaruhi oleh faktor alam, seperti curah hujan, kelembaban, dan intensitas cahaya yang dapat mempengarui perilaku dan pertumbuhan populasi hama dan penyakit menjadi meningkat. Dengan meningkatnya populasi hama dan penyakit maka berakibat pada penurunan

52 kualitas maupun kuntitas produk. Hama menimbulkan kerusakan secara fisik pada tanaman yang dapat disebabkan oleh serangga, tungau, maupun moluska. Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan secara fisik yang dapat diseababkan oleh cendawan, bakteri, maupun virus.

Hama yang sering menyerang kentang adalah hama kutu Aphis, gejalanya adalah daun bercak-bercak kecoklatan dan daun menggulung didaalamnya terdapat sekumpulan kutu sehingga daun menjadi layu menguning. Hama lainnya adalah Trips, gejalanya adalah terdapat bercak-bercak berwarna putih kemudian berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Penyakit yang biasa menyerang tanaman kentang adalah bakteri Erwinia carotovora L.R Holland yang dapat menyebabkan busuk lunak berair pada ubi. Selain itu kentang mudah terserang cendawan Fusarium oxysporum dan busuk daun yang disebabkan oleh Phythopthora infestans.

Berdasarkan rata-rata penggunaan pestisida Desa Padaawas lebih besar dibandingkan dua desa lainnya. karena curah hujan di Desa Padaawas lebih tinggi dibandingkan dua desa lainnya mengakibatkan pestisida yang sudah diberikan ikut larut oleh air hujan sehingga intensitas pemberian pestisida di Desa Padaawas relatif lebih sering, sehingga lebih banyak pestisida yang digunakan. Selain itu akibat dari intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan kelembaban tinggi. Akibat kelembaban tinggi pertubuhan jamur labih banyak, sehingga penggunaan fungisida lebih banyak dibandingkan insektisida.

6.3.2.4Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penentu dalam melakukan aktivitas usahatani yang dikelolanya. Tenaga kerja dibagi menjadi dua kelompok yaitu, tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja yang dipekerjakan dalam kegiatan usahatani kentang kebanyakan berasal dari tenaga kerja luar keluarga.

Berdasarkan Lampiran 3 biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja luar keluarga pada usaha tani kentang sebesar Rp 15.000/HOK dan penggunaan pekerja paling besar terdapat pada kegiatan pengolahan lahan hal ini dikarenakan tenaga yang digunakan hanya tenaga manusia tanpa bantuan mesin sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu penggunaan pekerja lebih banyak

53 pada saat pemanenan dikarenakan pemanenan harus dilakukan secepat mungkin untuk menjaga kualitas hasil panen. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan dampak besar kecilnya terhadap hasil usaha tani. Hal tersebut tergantung dari kemampuan dan pengalaman dari tenaga kerja yang dipekerjakan, semakin berpengalaman maka hasul usahatani akan cenderung lebih baik begitu pula sebaliknya.

Penggunaan tenaga kerja luar keluarga menunjukkan relatif sama antar ketiga desa, yang membedakan adalah pada saat kegiatan pengolahan dan pada saat panen. Pada saat pengolahan Desa Sarimukti lebih banyak menggunakan tenaga kerja dibandingkan dua desa lainnya, hal tersebut dikarenakan tekstur tanah yang kurang gembur sehingga memerlukan tenaga lebih banyak pada saat pengolahan. Sedangkan pada saat panen jumlah tenaga kerja di pengaruhi oleh jumlah buruh tani di masing-masing desa, semakin banyak buruh tani maka semakin banyak pula yang membantu dalam kegiatan panen.

6.3.2.5Biaya Pajak dan Sewa Lahan

Pajak dan sewa lahan adalah dua hal yang harus dibayar petani responden saat penggunaan lahan untuk kegiatan usahatani. Lahan yang digunakan untuk usahatani kentang ada dua macam, yaitu lahan pribadi dan lahan sewa. Biaya pajak yang berlaku di Kecamatan Pasirwangi adalah Rp 38/m2/musim tanam sedangkan biaya sewa lahan tergantung dari pemilik lahan dan tergantung dari jauh dekatnya lokasi dengan akses transfortasi. Harga yang sewa berlaku di Kecamatan Pasirwangi berkisar antara Rp 700.000-900.000/ha/musim.

6.3.2.6Biaya Penyusutan

Dalam kegiatan usahatani kentang alat-alat pertanian yang digunakan seperti cangkul, sprayer, kored, dan mesin pompa air. Peralatan tersebut biasanya merupakan milik petani sendiri dan jumlahnya tidak sebanding dengan luas lahan yang dimiliki oleh petani. Selain itu tenaga kerja luar keluarga ada yang membawa alat-alat pertanian sendiri.

Petani responden tidak selalu membeli alat-alat pertanian setiap musim tanam, hal ini dikarenakan alat-alat pertanian yang dimiliki memiliki umur teknis lebih dari satu kali musim tanam sehingga dapat digunakan beberapa kali musim tanam

54 hingga umur teknisnya habis atau tidak dapat digunakan lagi. Metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan alat-alat pertanian dalam usahatani kentang adalah metode garis lurus. Penggunaan metode garis lurus karena berdasarkan waktu penggunaannya apabila umur ekonomis aktiva tetap dan sangat dipengaruhi oleh berlalunya waktu dan bukan penggunaannya. Biaya penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani responden dapat dilihat pada Lampiran 4.

Biaya penyusutan yang terbesar adalah mesin pompa air yang digunakan dalam proses pengairan, akan tetapi tidak semua petani memilikinya melainkan hasil bergotong royong dengan beberapa petani sekitar sehingga biaya yang digunakan lebih kecil. Selain itu cangkul yang biasa dipakai merupakan milik para pekerja yang biasanya membawa sendiri, sehingga para pemilik lahan tidak mengeluarkan biaya lebih untuk pembelian cangkul. Hanya beberapa petani responden yang menyediakan cangkul untuk pekerja luar keluarga dan untuk pekerja dalam keluarganya.

Penggunaan alat-alat pertanian dipengaruhi oleh jumlah modal yang dimiliki oleh petani, semakin tinggi modal yang dimiliki petani relatif lebih banyak memiliki alat-alat pertanin dibandingkan dengan petani yang memiliki modal kecel. Petani di Desa Sarimukti lebih banyak yang memiliki mesin pompa air dibandingkan dua desa lainnya, hal tersebut berkaitan dengan ketersediaan air di sekitar lahan yang digunakan untuk kegiatan usahatani. Selain itu curah hujan mempengaruhi intensitas dilakukannyapenyiraman, semakin tinggi curah hujan maka intensitas penyiraman akan lebih sedikit begitupun sebaliknya.

Dokumen terkait