• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Dalam dokumen BIDANG ARSIP DAN MUSEUM (Halaman 21-36)

22 carikan solusi, saya kira ada kelemahan aturan disini ya, tetapi juga kami sanga serius menghimbau pemerintah, sebetulnya tidak boleh mengabaikan masalah ini, karena ini juga di atur dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2011, oleh sebab itu walalupun kami dapat memaklumi usulan pemerintah tadi, tapi saya kira tidak sesederhana itu, mungkin saran dari Pimpinan untuk kita ada berak sebenta begitu, beberapa waktu untuk mendalami, mempertemukan pikiran-pikiran antara pemerintah dan DPR, kalau memang masih bisa di capai titik temu mengapa tidak, kita coba itu, skors waktu yang cukup kita bisa kembali ke sini, untuk mendalami bersama tapi memang begini Pak Ketua ini masih ada waktu kalau sampai terjadi kesepakatan tidak tercapai ya satu-satunya jalan kita membawa kepada Badan Musyawarah terlebih dahulu kepada Pimpinan, ketua DPR, maaf, di laporkan karena sebetulnya Pimpinan Panja berkewajiban melaporkan ini kepada Pimpinan DPR, nanti di sana itu di Bamus itu, bukan tidak mungkin di bawa ke Paripurna, saya tidak paham akan seperti apa karena setiap anggota mempunyai kedaulatan akan dirinya, semua anggota punya hak bicara, suara juga, oleh karena itu mohon kiranya kita disini searif mungkin mencari penyelesaian yang betul-betul bisa mengatasi persoalan ini, satu sisi kita juga tidak arogansi melanggar aturan yang kita sepakati begitu, yang kedua juga harapan-harapan yang kritis tadi juga bisa kita drafkan sedemikian rupa. Sekali lagi Pak Ketua ini sesuatu yang serius oleh karena itu jika Ibu bapak Anggota yang terhormat dapat menyediakan sekedar waktu di berak dahulu dengan catatan kita mendalami point tadi itu saya terus terang saja Pak Menteri dan jajaran, secara pribadi kami bangga karena RUU ini sebetulnya, saya melihat namanya juga buatan manusia ada juga kekurangan, pasti itu, tapi sepakat ini kami melihat ada progress begitu oleh karena itu point yang di ajukan tadi mohon diberikan alasan-alasan filosifisnya, alasan sosiologisnya bahkan juga, juridisnya mengapa pemikir itu muncul pada akhir-akhir yang mesti kita menyelesaikan pembahasan ini, saya kira point itu Pimpinan yang terhormat.

Terima kasih.

Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Suman, tadi Pak Ferdi.

F-PG (FERDIANSYAH, SE, MM):

Terima kasih.

Para Pimpinan yang kami hormati.

Para Menteri yang kami hormati.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

23 Pak Mendikbud dan Pak Menpan, Pak Abu Bakar.

Saya hanya mengimformasikan ini bukan RUU yang pertama kami terjadi di sini, antara dewan dan pemerintah dan ternyata ini ada ketidaksiapan di pemerintah, ini sama juga dengan RUU BPJS dahulu yang jadi Undang-undang, saya hanya mengingatkan kepada teman-teman Komisi X, dengan di lakukannya penundaan apabila nanti kita sepakati RUU Dikti ini berarti ada satu RUU juga yang tertahan, namanya RUU Pendidikan Kedokteran, selanjunya Komisi X akan tersandra tidak akan mendapatkan pembahasan Prolegnas sebelum kedua RUU ini tuntas, ini dari Badan Legislasi, jadi bapak dan ibu yang kami hormati, dan hadirin yang kami muliakan, fungsi legislasi dari dewan akan tersandra, biarkan masyarakat menilai bahwa nanti produktifitas soal legislasi kita akan terhambat karena ada keputusan di ujung, nah ini juga harus di ketahui kita bersama, sedangkan kita di masyarakat ada tuntutan secara jumlah yaitu produktifitas daripada Undang-undang, tapi satu sisi kita juga hal yang memang kami pahami sebagai anggota dewan, namanya Undang-undang ada perlunya kesepakatan itu sudah rahasia untuk, tidak perlu disampaikan kembali, tapi ada tapinya kenapa hal-hal ini selalu berada di ujung, padahal kita sudah awal jelas Pak Ketua Komisi menyampaikan, saya ingat sekali waktu Raker ini, ini adalah masa sidang terakhir, Pak Pimpinan menyatakan itu, dan pemerintah mengatakan tidak ada masalah, tapi begitu akan kita ketok untuk pada tahap satu pada Raker pada malam ini, tenyata masih ada masalah, itu juga yang perlu di ketahui bersama, sehingga seyogyanya itukan sudah terputuskan atau sudah terbantahkan ketika kita melakukan uji public kepada masyarakat, baik itu di kalangan mahasiswa, akademis, akademika dan maupun juga masyarakat umum, itu jelas dan ternyata semua masukan-masukan juga telah kita perbaiki dan ini kan bukan Undang-undang yang pertama sejenis ini di bahas, dalam Komisi X dahulu juga RUU BHP pun di bahas sampai 42 kali perubahan dan itu ternyata banyak yang juga masyarakat tidak ketahui karena demikian cepatnya perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Panja. Oleh kaena itu sekali lagi, dengan hormat melalui Pimpinan, kami sebagai anggota ingin tahu dulu mengapa alasan itu di tunda sebelum kita sepakati, supaya jelas nani ketika nanti di bahas, jangan nanti pada saat pembahasan masa sidang yang akan datang kita mulai dari nol lagi, itu yang kita nanti jadi permasalahan, sehingga nantinya akhirnya Komisi X tersandra tidak bisa membuat RUU lagi, atau membahas RUU lagi, selain RUU Pendidikan Tinggi dan RUU Pendidikan Kedokteran. Itu saja Pimpian sebagai Informasi.

Terima kasih.

Wasalamu'alaikum Warahmatulah Wabarakatuh.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

24 KETUA RAPAT:

Djamal dulu antrinya.

F-HANURA (DJAMAL AZIZ,B.Sc,SH,MH):

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Menteri.

Pimpinan.

Kita kan sudah dengar semua tadi yang punya pengalaman mengerjakan BPJS yang ada di Baleg dan lain sebagainya, yang kerja untuk Undang-undang ini Ketua Panja bu Reni muali belum kelihatan perutnya sampai sekarang sudah tinggal, ini jantungan ini kalau mendengarkan semua bisa-bisa merojol ini, saya pikir Pak Menteri, Pak Ketua tadi kan sudah ada usulan, bagaimana kalau di break, di break saja dulu, nanti substansinya apa, supaya ini lahir, kalau ini semua memberikan pandangan kasihan yang sebelah ini, bisa lahir karena jantungan dia, dia orang yang jaga setiap malam ini, Undang-undang ini. Jadi saya mohon ada break yang cukup masuk substansi hal apa yang perlu, supaya bisa ini di sepakati, saya kira begitu Pimpinan.

Terima kasih Pimpinan.

F-PKS (IR. MEMED SOSIAWAN):

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Menteri dan semua jajarannya mewakili pemerintah.

Jadi dalam rapat kerja inikan, sebenarnya agendanya harus kita ingat, laporan dari Ketua Panja dan kemudian pandangan mini fraksi. Tadi Pak Menteri diberi kesempatan berbicara karena mengatakan bahwa itu adalah interupsi, tetapi ternyata isinya adalah pernyataan sikap, ya kan, harusnya kalau interupsi ya interupsi, kalau menyatakan sikat ya menyatakan sikap, apa sih susahnya, kita kan terbiasa jujur, karena kita kan di lihat semua orang ini, apa yang kita inginkan bicarakan, kita sampaikan akhirnya kita menghadapi situasi yang sulit, teman-teman kemudian mengusulkan adanya break, tapi sebelum break Pimpinan saya mengusulkan agenda ini tetap jalan misalnya adalah pandangan mini fraksi, meskipun tidak dibacakan, pandangan mini fraksi bisa di kumpulkan, itu adalah memang agenda yang sebenarnya ada sebelum interupsi ini bahkan setelah interupsi, masalah pandangan sikap itu nanti belakangan, jadi sebelum kalaupun nanti

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

25 akan kita break atau kita rapat internal dulu, pandangan mini fraksi harus tetap disampaikan karena memang agenda Raker itu ada ini di antaranya, baru kemudian pandangan pemerintah tapikan pandangan pemerintah dan interupsi di campur dan beliau tidak menjelaskan bahwa isinya adalah interupsi dan pandangan akhir pemerintah.

Terima kasih Pimpinan.

F-PDIP (TB. DEDI S. GUMELAR):

Pimpinan terakhir, agak terakhir.

Terima kasih.

Pimpinan dan Bapak-bapak Menteri.

Saya kira perlu juga saya membacakan pasal 149 di dalam tata tertib bagaimana cara mengambil keputusan di tingkat I ini, kita ini sudah tidak mengikuti tata aturan yang ada, bahwa pengatar Pimpinan Komisi sudah, gabungan komisi, atau dengan laporan panitia kerja, harusnya pembacaan naskah RUU terlebih dahulu supaya apa tadi, bahwa penolakannya punya alasan dimana letaknya alasan pemerintah untuk bisa melakukan penundaan terhadap keputusan Panja ini, kemudian pandangan mini fraksi disini ada, disini kan tidak diberikan kesempatan bagi fraksi untuk menyampaikan, nah untuk itu sebelum tadi break harus break dulu saya kira saya tidak sepakat, harusnya kita mendengarjan alasan penundaan oleh pemerintah secara rinci sehingga kita break nya kita punya alasan untuk merumuskan apa ketika kita istirahat ini, jadi untuk itu kalau ini pandangan fraksi tidak disampaikan Pimpinan, saya kira berikan kesempatan kepada pemerintah secara jujur menyampaikan alasan penundaan seperti saudara Ferdi tadi dari aspek filosifisnya, kemudian dari aspek hukumnya, lalu konten yang mana sih sebetulnya yang memberatkan apakah persoalan-persoalan anggaran dan pembiyaan, karena bagaimana pun juga lahirnya Undang-undang ini memiliki konsekuensi terhadap APBN kita. Jadi saya kira perlunya Pak Menteri menyampaikan secara rinci paling tidak pointer yang menjadi alasan penundaan ini sebab apa, kalau dari sisi hasil keputusan Panja bersama antar DPR dengan pemerintah sudah selesai supaya publik, melalui media tahu bahwa ingin melakukan penundaan adalah pemerintah DPR nya jangan di sangka kita kan tidak punya prestasi cukup baik anggota DPR ini tentang legislasi buruk, rendah, nah kali ini kita sudah selesai pemerintah menunda, agar masyarakat juga tahu.

Terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

26 KETUA RAPAT:

Silakan, silakan Pak.

F-PD (DRS. PARLINDUNGAN HUTABARAT):

Bapak Pimpinan yang terhormat.

Pak Menteri beserta jajarannya.

Dan saudara-saudara sekalian.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtara dan selamat malam.

Kita boleh demokrasi tapi jangan demokrasi yang liberal, salah satu karakteristik demokrasi kita dan asli milik kita adalah musyawarah, mufakat, ini perlu kita pegang, dan menurut pendapat saya, ini bukan salah menyalahkan, tetapi apa yang disampaikan Pak Menteri saya simak dan saya ikuti, ada hal-hal yang sangat filosofis bagaimana untuk 2030 Undang-undang ini bisa menjawab tahun 2030 itu oleh karenanya mari kita semua berlapang dada dan sarana kepada Pimpinan, segera teman-teman Kapoksi musyawarah mufakat nanti di komunikasikan kepada sahabat-sahabat kita dan mari kita harga menghargai, dan maaf memaafkan dan itu adalah bagian daripada kerakhmatan lil alamin.

Wabillahi taufiq wal hidayah.

Wasalamu'alaikum Warahmatulah Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Ceu Popong terakhir ya, Rully ini sebagai konseptor awal ya, kemudian bersama-sama dengan Pak kita ya, Pak Rully.

F-PG (Ir. RULLY CHAIRUL AZWAR, M.Si):

Terima kasih.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan.

Menteri seluruh jajaran pemerintah yang saya banggakan.

Rekan Komisi X.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

27 Mungkin ya kita sama-sama harus mengakui bahwa kerja ini sejak tahun lalu seumur dengan kandungannya Bu Reni saya inga sekali, ya setahunlah, Bu Reni kan 9 bulan bu, ini … hari Pak, jadi 3 kali masa sidang, sesuai aturan tata tertib sih seharusnya sih tidak bisa, seharusnya tidak bisa. Tapi memang saya ingin elaborasi lebih lanjut Pak ya, kalau argument pemerintah karena adanya Undang-undang organic yang terkait dengan adanya pendidikan sepanjang itu kedinasan kita kembalikan kepada Kementerian Lembaga yang bersangkutan ya, Menpan ya itu tidak ada masalah tapi kalau ini terkait dengan pendidikan tinggi yang memberikan gelar akademik nanti ada Menteri Pendidikan Kelautan, Menteri Pendidikan Pertanian, Menteri Pendidikan, jadi semua Pendidikan itu ada di kementerian dan tidak patut kecuali agama mungkin historis kita memang tidak bisa apa-apa, dari awal sebelum ada republik agama sudah ada.

Saya berfikir pasal 31 Undang-undang Dasar tegas mengatakan bahwa ada satu system pendidikan di Republik ini, dan itu di jabarkan dalam Undang-undang 20 dan tidak perlu ragu kalau ada Undang-undang terakhir Undang-undang sebelumnya itu batal demi hukum tidak ada masalah itu, saya yakin argumennya bukan itulah Pak, tapi kami menyadari bahwa pemerintah yang akan melaksanakan, bahwa pemerintah ada keberatan ya sampaikan jujur saja kepada kita, apa masalahnya, bukan berarti kami juga tidak bisa berfikir dan merenung sepanjang, kami hanya minta kepada Pimpinan Komisi X di jamin tidak penundaan ini tidak membatalkan, kalau penundaan ini akan membatalkan maka jangan di tunda, karena apa yang menjadi isi dari RUU ini sudah sangat baik, dari segi keterjangkauan pagar-pagar, untuk kepentingan mahasiswa ini sangat banyak diberikan, walaupun adanya otonom karena otonom itu adalah rohnya daripada perguruan tinggi, kalau mau maju ya tetapi tidak ada komersialisasi dan liberalisasi lagi, karena sudah diberikan pagar sedemikian banyak. Jadi aspek keterjangkauan ini betul-betul menjadi perhatian, hak-hak mahasiswa menjadi perhatian, masa peningkatan mutu menjadi perhatian, masalah kopetensi pendidikan tinggi tidak mengejar hanya gelar, menjadikan Pendidikan ini menjadi exelent, ini menjadi salah satu tujuan juga, ini bagus sekali sebetulnya, Cuma memang tadi Pak Dedi Gumelar, mencibir banyak sekali SMS yang memprovokasi mungkin materi lama yang di pegang mereka, lalu mereka membuat di dalam BBM dan SMS itu, satu pernyataan yang memang tidak berpihak semua pun kalau membaca itu mengatakan kita tolak itu dan inilah yang menjadi masukkan, memang ada baiknya kalau kita tunda itu kita undang lagi BEM-BEM Indonesia ini untuk kita ajak bicara disini, tapi kalau ini membatalkan RUU cape-cape kita susun ini sebaiknya jangan, saya hanya minta jaminan dari dari Pimpinan, dan kita Komisi X untuk mengawal karena ini lusa ya, Paripurnanya lusa, itu adalah tingkat II Pak, seharusnya di tingkat II, malam ini tingkat I ambil keputusan, di tingkat II ini Paripurna lusa itu selesai mestinya andai kata itu akan menjadi forum untuk penundaan, berarti harus di bahas cepat oleh Pimpinan di Bamus, sehingga di dalam rapa Paripurna nanti, Pimpinan melaporkan bahwa Bamus sudah membahas untuk penundaan dan masa sidang yang akan datang minta persetujuan apakah ini bisa di tunda tidak

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

28 membatalkan, karena tata tertib itu hanya bisa di anulir oleh Paripurna karena yang membuat tata tertib Paripurna kalau itu bisa di jamin kmai pikir itu kalau memang ini berat pemerintah karena pemerintah akan melaksanakan Undang-undang ini dan terus terang ya bapak-bapak pemerintah harus mengakui bahwa kami sudah siap dari Komisi X ini, tidak ada masalah Pak, dan kami akan menghadapi teman-teman di luar pun, maksudnya sudah siap dengan argument dan sosialisasi kami sudah membentuk tim untuk sosialisasi Cuma kalau memang pemerintah mengakui tidak siap dan belum solid silakan tapi harus jelas alasannya, bukan alasan yang tadi, kalau alasan yang tadi tidak ada alasannya Pak,karena itu sudah pernah kita konsultasi, apakah pemerintah memang bersedia ini untuk di asionalisasikan, artinya kecuali Menteri Agama waktu itu, sudah karena argument pasal 31 tadi Pak, satu-satunya system pendidikan, kita tinggal tambah aturan peralihan saja, memang belum ada peraturan peralihan mengenai bagaimana status pendidikan tinggi yang di kelola 19 kementerian tadi dalam perjalanan, tidak langsung ada masa, pengalihan asetnya di, asetnya kan dari kantong kiri ke kantong kanan Pak, dari kementerian ke Dikbud ya sama-sama pemerintah kan Pak tidak ada masalah, tidak di swastakan. Jadi kalau menurut hemat saya perlu aturan peralihan itu yang belum ada mungkin dalam RUU ini tetapi prinsi kalau menurut hemat saya, ini saatnya kita membuat Undang-undang yang bisa membuat pendidikan tinggi ini lebih cepat larinya dalam rangka meningkatkan APK yang bapak inginkan, APK kita masih 18 sampai 24 Pak, 26 belum kalau menurut saya Pak, umurnya 23 sih bapak pakai pendekatan yang berbeda ya, ya okelah 26 pendekatan bapak, bagaimana mau kita cepat tingaktkan kalau tidak ada Undang-undangnya kita menggunakan PP yang seperti itu dan tata kelola yang bapak atur, masih tingkat BLU saja Pak, padahal persoalan yang kami dengar bocoran Pak ya, justru persoalan yang ada di sidang itu adalah laporan dan Wantimpres kepada Presiden soal itu, tapi itu juga salah satu bocoran saja kami dengar, kami tidak buka disini, argument-argumen yang lain banyak sekali yang menyebabkan penundaan, kami terimalah Pak, karena ini masalah kesiapan pemerintah kita tidak akan mempersoalan, tapi kita harus menegaskan di depan pemerintah bahwa Komisi X DPR siap sebetulnya di undangkan malam ini pun siap Pak, mudah-mudahan pertimbangan ini selama memang penundaan itu hikmahnya tidak membatalkan dan kita bisa melakukan sosialisasi lagi kepada teman-teman di luar dan pemerintah cepat melakukan rekonsilidasi, hal-hal yang memang menjadi pesoalan itu sampaikan nanti kepada kita mungkin bukan di forum ini, yang penting itu kuat untuk mengatakan bahwa ini perlu penundaan, kita akan coba pertimbangkan kalau kami dari Golkar mungkin begitu Pak ya, terima kasih Pak yang lain mungkin sama ya.

Terima kasih.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

29 KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak rully, ceu Popong terakhir ya, ya silakan, ya ceu Popong.

F-PG (Dra. POPONG OTJE DJUNDJUNAN):

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat malam.

Salam sejahtera.

Saudara Pimpinan.

Para Menteri dan seluruh peserta sidang yang sangat saya hormati.

Saya ingin mengajak sejenak mengapa DPR menyampaikan Rancangan Undang-undang secara inisiatif dari kami, penyebabnya tidak ada lain bahwa memang Undang-undang tentang pendidikan tinggi ini sangat-sangat di perlukan, 3 hal tadi yang disampaikan oleh saudara Menteri, itu sangat tepat, antara lain terutama adalah untuk pakai tanda kutib “mencetak” pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak perlu saya utarakan lagi bahwa ada kekhawatiran, bahwa nanti kita tidak akan punya pemimpin-pemimpin yang ideal, oleh karena itu walaupun bukan periode kami membuat Rancangan Undang-undang di dasari dengan betapa pentingnya Undang-undang tentang Pendidikan Tinggi ini, jujur saja saya kecewa karena apa? Karena justru hal yang sudah sangat di tunggu-tunggu untuk maksud yang 3 tadi akhirnya harus di undur, memang tidak di batalkan, tapi di undur, nah kalau kia berangkat dari yang tadi, maka berarti isi dari Undang-undang ini, belum bisa akan memenuhi apa yang kita angankan, oleh karena itu permintaan saya adalah memperkuat tadi apa yang disampaikan oleh Pak Ferdi kemudian oleh Pak Rully, rekan-rekan saya, permintaan saya adalah pertama gambarkan kepada masyarakat bahwa pengunduran ini bukan karena banyak SMS, bukan karena ada yang pakai tanda kutiblah, kecewa dengan RUU ini, ada yang menyebut liberal, ada yang menyebut komersialisasilah, macam-macam, tapi saya ingin karena inikan pemerintah yang minta, yang istilahnya memohon, yang tadi itu, bapak iu istilahnya memohon bahwa pemerintah memohon ini kepada DPR artinya bukan DPR yang mengundurkan tapi betul-betul keinginan pemerintah, nah saya sangat mengerti karena saya juga kebetulan seorang guru, saya snagat mengerti namun secara politis Pak Menteri tolong sampaikan apakah setelah break apakah besok, atau lusa, sampaikan kepada masyarakat bahwa ada hal-hal yang menyebabkan pemerintah harus mengambil langkah ini, tanpa penjelasan atau argument yang bisa di mengerti, nanti masyarakat atau mungkin Negara lain, akan menganggap ini main-main atau apa, sudah persis pada saat finis, persis langsung di sampaikan ini, ini apa ini, walaupun terus terang saya mengerti. Nah jadi akhir dari pembicaraan saya adalah mari kita bersikap dewasa, mari kita bersikap bahwa kita sebetulnya mengerti akan aturan-aturan tapi tidak di

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

30 karenakan karena takut di demo, atau takut ada yang mengatakan bahwa Undang-undang ini jelek, bahwa Undang-undang ini, memang ini bukan Qur’an, tidak akan ada sebaik itu, jadi Pimpinan saya ingin mengakhiri pembicaraan saya adalah secara politis harus di sampaikan kepada masyarakat, karena ini bukan hal yang main-main, sampaikan kepada masyarakat dengan jujur karena kalau kita melihat dari pasal demi pasal, kan bukan berarti semua pasal itu jelek, tidak sesuai dengan yang 3 tadi, tentukan hanya ada beberapa, nah kita buktikan, bahwa karena beberapa inilah sampai mengambil resiko kita mengundurkan RUU ini.

Terima kasih.

Wasalamu'alaikum Warahmatulah Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak.

F-PG (H.M. NASRUDIN, SH):

Terima kasih.

Pak Menteri yang saya hormati.

Pak Ketua, Pimpinan.

Anggota yang saya hormati.

Memang semua Panja dan Komisi X ini sangat tercengang-cegang, terkagum-kagum, peristiwa malam ini sesungguhnya RUU ini secara substantive itu sudah ada kesepakatan, sejak awal dalam perdebatan, pembahasan di Panja itu sudah di sepakati antara Panja dari DPR dengan

Memang semua Panja dan Komisi X ini sangat tercengang-cegang, terkagum-kagum, peristiwa malam ini sesungguhnya RUU ini secara substantive itu sudah ada kesepakatan, sejak awal dalam perdebatan, pembahasan di Panja itu sudah di sepakati antara Panja dari DPR dengan

Dalam dokumen BIDANG ARSIP DAN MUSEUM (Halaman 21-36)

Dokumen terkait