• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BIDANG ARSIP DAN MUSEUM"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

RAPAT KERJA KOMISI X DPR-RI

(PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA, PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF, DAN PERPUSTAKAAN NASIONAL)

Tahun Sidang : 2011-2012 Masa Sidang : III (tiga)

Jenis Rapat :

Rapat Kerja Komisi X DPR RI

Sifat Rapat : Terbuka

Rapat Ke :

Hari, tanggal : Senin, 9 April 2012

Waktu : Pukul 19.00 WIB s.d. selesai Tempat : Ruang Rapat Komisi X DPR RI

Dengan : 1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 2. Menteri Agama RI

3. Menteri Keuangan RI

4. Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi RI 5. Menteri Hukum dan HAM RI

Ketua Rapat : Prof. Dr. H. Mahyuddin NS, SP.OG (K)/Ketua (F.PD) Sekretaris Rapat : Agus Salim, S.H./Kabagset. Komisi DPR-RI

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(2)

2 Acara : 1. Pengantar Pimpinan Komisi X DPR-RI;

2. Laporan Ketua Panja RUU tentang Pendidikan Tinggi kepada Komisi;

3. Pembacaan Naskah RUU tentang Pendidikan Tinggi;

4. Pendapat Mini Fraksi-fraksi dan Pemerintah terhadap RUU tentang Pendidikan Tinggi;

5. Penandatanganan RUU tentang Pendidikan Tinggi;

6. Pengambilan Keputusan terhadap RUU tentang Pendidikan Tinggi untuk melanjutkan pada Pembicaraan Tingkat II;

7. Penutup.

Anggota Hadir : 43 Anggota dari 53 orang Anggota Komisi X DPR-RI Pemerintah : 1. Mendikbud RI beserta jajarannya

2. Menpan & Reformasi Birokrasi beserta jajarannya 3. Menkumham RI (diwakili)

4. Menkeu RI (diwakili) 5. Menag RI (diwakili)

PIMPINAN KOMISI X DPR RI

1. Prof. Dr. H. Mahyuddin NS, SP.OG (K) (F.PD/Ketua) 2. H. Syamsul bachri S., M.Sc (F.PG/Wakil Ketua) 3. Drs. Utut Adianto (F.PDIP/Wakil Ketua) 4. H. Asman Abnur, SE., M.Si (F.PAN/Wakil Ketua) FRAKSI PARTAI DEMOKRAT

1. Drs. Parlindungan Hutabarat 2. Dra. Hj. Ratu Siti Romlah, M.Ag 3. Drs. H. Amrun Daulay, M.Ag 4. Muslim, SH

5. H. Nurul Qomar, S.Sos, MM 6. Theresia EE. Pardede 7. Rinto Subekti, SE., MM 8. Juhaini ALie, SH, MH 9. Angelina Sondakh, SE, M.Si 10. H. Sholeh Soe’aidy, SH 11. Dr. Jefirstson R. Riwu Kore 12. Diaz Gwijangge

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(3)

3 FRAKSI PARTAI GOLKAR

1. Drs. Kahar Muzakir

2. Ir. Rully Chairul Azwar, M.Si 3. Selina Gita, SE

4. Dra. Hj. Popong Otje Djundjunan 5. Ferdiansyah, SE, MM

6. HM. Nasruddin, SH

7. Dra. Hj. Harbiah Salahuddin, M.Si 8. Ir. H. Zulfadhli

9. Dra. Hj. Oelfah AS. Harmanto FRAKSI PDI PERJUANGAN 1. M. Guruh Soekarno Putra, S.IP

2. Itet Tridjajati Sumarijanto, SS, MRA, M.BA 3. Dr. Ir. Wayan Koster, MM

4. Puti Guntur Soekarno, S.IP 5. Tb. Dedi Suwandi Gumelar 6. Nyoman Dhamantra

7. Asdy Narang, SH, M.COMM.LAW FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 1. H. Raihan Iskandar, Lc

2. H. Tb. Soenmandjaja SD 3. Rohmani, S.Pd

4. H. Ahmad Zainuddin, Lc 5. Memed Sosiawan

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL 1. H. Nasrullah, S.IP

2. Drs. Ibrahim Sakty Batubara, M.AP.

3. Eko Hendro Purnomo 4. H.A. Taufan Tiro, ST

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 1. Dr. Reni Marlinawati

2. Tgk. H. Mohd. Faisal Amin 3. Drs. H. Machmud Yunus 4. Drs. H. Hisyam Alie

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 1. H. Dedi Wahidi, S.Pd.

2. Muh. Hanif Dhakiri

3. H. Abdul Hamid Wahid, M.Ag

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(4)

4 FRAKSI PARTAI GERINDRA

1. Ir. Nuroji 2. Jamal Mirdad

FRAKSI PARTAI HANURA 1. H. Herry Lontung Siregar 2. Djamal Aziz, B.Sc., SH, MH

KETUA RAPAT (PROF. DR. H. MAHYUDDIN NS, SP.OG (K)):

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat malam.

Salam sejahtarah bagi kita semua.

Yang terhomat Saudara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Yang terhormat Saudara Menteri Agama Republik Indonesia.

Yang terhormat Saudara Menteri Keuangan Republik Indonesia, yang di wakili ada surat dari Kementerian.

Yang terhormat Saudara Menteri Pendayagunaan Aparaturan Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.

Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang di wakili.

Dan para Anggota Komisi X DPR Republik Indonesia.

Serta hadirin sekalian yang saya muliakan.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subahana Watta Allah karena atas rahmat dan karunianya kita diberikan kesempatan untuk dapat menghadiri rapat kerja dengan Saudara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Saudara Menteri Agama, Saudara Menteri Keuangan, Saudara Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat.

Menurut laporan dan Sekretariat saat ini rapat kerja Komisi X DPR RI telah di hadiri dan di tandatangani oleh 43 dari 52 anggota yang terdiri dari lebih dari separoh unsur fraksi, dengan demikian kourum dimana di tentukan oleh pasal 245 ayat (1) tata tertib dewan telah terpenuhi, dengan demikian, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim perkenankan kami membuka rapat kerja hari ini dan rapat di nyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 19.45 WIB.)

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(5)

5 Bapak ibu, hadirin yang kami muliakan,

Sebelumnya perkenankan Pimpinan meminta persetujuan agenda rapat pada hari ini yaitu satu Pengantaran Pimpinan Komisi X DPR Republik Indonesia, dua laporan Ketua panitia kerja RUU tentang Pendidikan Tinggi kepada Komisi, tiga pembacaan naskah RUU tentang Pendidikan Tinggi, empat pendapat mini fraksi-fraksi dan pemerintah terhadap RUU Pendidikan Tinggi, lima penandatanganan RUU tentang Pendidikan Tinggi, yang enam pengambilan keputusan terhadap RUU tentang Pendidikan Tinggi untuk di lanjutkan pada pembicaraan tingkat II, tujuh penutup.

Bapak ibu Anggota Komisi X DPR Republik Indonesia.

Apakah dapat di setujui agenda rapat pada hari.

(RAPAT: SETUJU) Setuju ya.

Bapak ibu yang kami muliakan.

Untuk mempersingkat waktu kita masuk pada acara pertama yaitu laporan Ketua Panja RUU tentang Pendidikan Tinggi, kami persilakan.

F-PG (H. SYAMSUL BACHRI S, M.Sc):

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu.

Yang saya hormati Saudara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Yang saya hormati Saudara Menteri PAN dan Reformasi birokrasi.

Yang saya hormati Saudara Menteri Agama atau yang mewakili.

Yang saudara Saudara Menteri Keuangan atau yang mewakili.

Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atau yang mewakili.

Pimpinan dan Anggota Komisi X yang saya hormati.

Hadirin dan hadirat yang saya hormati.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(6)

6 Pertama-tama saya ingin mengajak para hadirin untuk bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subahana Watta Allah karena atas perkarananya sehingga kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat untuk melaksanakan tugas konstitusional kita yaitu rapat kerja dalam rangka pembicaraan tingkat I mengenai Rancangan Undang-undang tentang Pendidikan Tinggi, pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran para Menteri pada rapat kerja pada hari ini. Perlu kami sampaikan bahwa rapat kerja hari ini merupakah tindak lanjut program legislasi nasional dan pelaksanaan fungsi legislasi Komisi X DPR RI yang di dasarkan pada legalitas sebagai berikut:

Pertama surat tentang penyampaian RUU usul inisiatif DPR RI tentang Pendidikan Tinggi dari Komisi X DPR RI kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 4 April 2011.

Kedua keputusan rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 7 April 2011 yang menerima secara aklamasi RUU tentang pendidikan tinggi menjadi usul inisiatif DPR Republik Indonesia untuk di teruskan kepada Presiden Republik Indonesia dan selanjutnya di bahas sesuai dengan Peraturan Tata Tertib DPR dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Yang ketiga surat Ketua DPR Republik Indonesia kepada Presiden Republik Indonesia dengan nomor LJ 0104 tahun 2011 tanggal 13 April 2011 perihal penyampaian RUU tentang Pendidikan Tinggi sebagai inisiatif DPR RI.

Yang ke empat Surat Presiden Republik Indonesia R23 Pres 04 tahun 2011 tanggal 28 April 2011 peruhal penujukan wakil untuk membahas Rancangan Undang-undang tentang Pendidikan Tinggi yang menugaskan Saudara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, saudara Menteri Agama, Saudara Menteri Keuangan, Suadara Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi, Saudara Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk atas nama Pemerintah mewakili dalam pembahasan RUU di DPR.

Kemudian yang kelima adalah penugasan Badan Musyawarah DPR RI kepada Komisi X DPR RI untuk mewakili DPR RI melakukan pembahasan RUU tentang Pendidikan Tinggi dengan Pemerintah.

Hadirin yang saya hormati.

Amanat konstitusi Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat (5) merupakan landasan filosofis dan yuridis untuk membentuk undang-undang tentang Pendidikan Tinggi sebagaimana upaya melaksanakan amanat pasal 31 ayat (5) yang di maksud maka

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(7)

7 pemerintah berkewajiban memajukan Perguruan Tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki peran strategis untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta memajukan peradapan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Selain itu dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi sebagai sebuah sub sistem pendidikan nasional maka pemerintah melalui kementerian yang membidangi urusan pendidikan bertanggung jawab sebagaimana yang di amantkan pasal 17 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945.

Landasan filosofis dan yuridis tersebut sejalan dengan kebutuhan sosilogis masyarakat yang memerlukan penanganan pendidikan tinggi yang relevan dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat, argumentasi filosofis yuridis dan sosilogis tersebut menjadi dasar penyusunan dan perumusan RUU pendidikan tinggi adapun pokok-pokok pikiran yang menjadi dasar pengajuan dan pertimbangan usul inisiatif RUU Pendidikan Tinggi tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:

a. Bahwa Pendidikan Tinggi sebagain dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan dan pemberdayana bangsa Indonesia yang bekelanjutan.

b. Bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang di butuhkan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menghasilkan intelektual, ilmu awan dan atau profesionalis yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh serta berani memberla kebenaran untuk kepentingan bangsa.

c. Bahwa untuk mewujudkan keterjangkauan dan pemerataan yang berkeadilan dalam memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan dengan kepentingan masyarakat, kemandirian dan kesejahtaraan maka di perlukan penataan pendidikan tinggi secara terencana, teraran dan berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek demokratis dan geografis. Bahwa untuk menjamin penyelenggaraan pendidikan tinggi di perlukan pengaturan yang lebih mendasar dan memiliki kepastian hukum.

Sejalan dengan hal tersebut penjelasan umum undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistme pendidikan nasional menyatakan bahwa visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai Pranata social yang kuat dan berwibawa untuk membedayakan seluruh warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan pro aktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah oleh karena itu sub sistem pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistme pendidikan nasional perlu memiliki landasan pengelolaan yang kuat untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(8)

8 Hadirin yang saya hormati.

Pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional juga bertujuan mencapai tujuan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulya sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, semuanya menjadi pondasi penting dalam menyamakan nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air dan nilai-nilai universal, atas dasar tersebut pemerintah atas nama Negara haruslah berani bersikap dan menetapkan bahwa:

a. Pendidikan bukanlan bidang usaha, melainkan upaya sosial dan kultural untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Usaha meningkatkan mutu pendidikan tidak menutup kemungkinan adanya kerjasama internasional dengan perguruan tinggi yang bermutu melalui kerjasama sosio kulturaly di landasi sikap nasionalisme yang kuat dan dilakukan secara bertahap dengan memperhitungkan secara cerdas kesiapan nasional untuk mengembangkan hubungan saling memberi manfaat dengan perguruan tinggi Negara lain.

Pokok-pokok pikiran di atas merupakan dasar petimbangan bagi Komisi X untuk menyusun norma RUU tentang Pendidikan Tinggi yang menyangkut beberapa substansi lex specialis dalam pengaturan pengelolaan perguruan tinggi yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan masyarakat.

Hadirin yang saya hormati.

Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi pengelolaannya perlu mendapatkan perhatian secara terus menerus supaya pendidikan tinggi dapat terkelola dalam atsmosfir akademik yang kondusif dan berkualitas, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun yang di selenggarakan oleh masyarakat sehingga mampu mewujudkan visi pendidikan nasional kita untuk itu Negara bertanggung jawab atas pengaturan perguruan tinggi sedangkan warga Negara dapat berpatisipasi aktif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Dengan jalan pikiran tersebut maka kombinasi antara peran negara masyarakat dapat lebih sinergis dalam mendorong pengelolaan pendidikan tinggi yang lebih baik, kondisi demikian juga senafas dengan undang-undang nomor 20 tentang sistem pendidikan nasional yang mengatur penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagai yaitu dalam:

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(9)

9 1. Pasal 24 ayat (2) yang menyatakan bahwa perguruan tinggi memiliki otonomi untuk

mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat.

2. Pasal 50 ayat (2) menyatakan bahwa perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam pengelolaan pendidikan di lembaganya.

3. Pasal 24 ayat (3) menyatakan bahwa perguruan tinggi dapat melibatkan partisipasi masyarakat dapat memperoleh sumber pembiayaan dari masyarakat dan pengelolaannya dilakukan berdasarkan prinisp-prinsip akuntabilitas public.

Ketiga pasal tersebut di atas merupakah hal yang mendasar bagi adanya pengaturan lebih lanjut mengenai kemandirian perguruan tinggi untuk menjalankan perannya secara optimal guna merespon perubahan cepat di era globalisasi kebutuhan masyarakat sehingga berdaya saing yang di perlukan dan dapat terus di tingkatkan di waktu-waktu yang akan datang.

Itulah sebabnya pengaturan lebih lanujut mengenai kemandian Perguruan Tinggi perlu di tuangkan dalam undang-undang yang dapat mewadai kemandian yang di perlukan oleh perguruan tinggi dalam menjalankan perannya dan dapat di terima oleh masyarakat luas sebagai bagian dari akuntabilitas perguruan tinggi.

Hadirin hadirat yang saya hormati.

Sejalan dengan meningkatnya pendapatan dan kelas masyarakat, kelas sosial masyarakat di Indonesia, fenomena menguatnya permintaan masyarakat dalam memperoleh pendidikan tinggi yang berkualitas juga terus berkembang dengan pesat adalah tugas Negara untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi yang mampu menjawab perkembangan masyarakat dan tuntutan jaman dan tidak dapat di pungkiri bahwa sejumlah persoalan masih menghadang yaitu ketebatasan daya tampung perguruang tinggi keterjangkauan daya pendidikan tinggi oleh masyarakat dan relevansi out put pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja di masyarakat, atas dasar hal tersebut maka DPR Republik Indonesia bersama pemerintah memandang perlu dan telah merumuskan Undang-undang perguruan tinggi dalam pendekatan yang lebih konverhenship berdasarkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang di atur dalam Undang- undang nomor 23 tentang sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang Perguruan Tinggi yang di maksud di yakini mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan negara karena berlandaskan pada 3 arah utama yaitu memperluas akses bagi warga Negara melalui peningkatan daya tampung pendidikan tinggi, mengutamakan keterjangkauan biaya pendidikan tinggi dan relevansi antara pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia industi, dunia kerja yang ada di masyarakat.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(10)

10 Hadirin yang saya hormati.

Untuk mewujudkan semua aspek yang telah di jelaskan tadi maka Undang-undang tentang Pendidikan Tinggi di rumuskan dan di normalkan dalam 11 bab dan 102 pasal dengan postur pengaturan sebagai berikut:

1. Bab I mengatur ketentuan umum dasar, asas, fungsi dan tujuan pendidikan tinggi yang di normalkan dalam pasal 1 sampai dengan pasal 5.

2. Bab II penyelenggaraan pendidikan tinggi yang tertuang dalam pasal 6 sampai dengan pasal 50.

3. Bab III mengatur penjaminan mutu yang tertuang dalam pasal 51 sampai dengan 58.

4. Bab IV mengatur bentuk organisasi penyelenggara dan pendirian perguruan tinggi, yang di atur dalam pasal 59 smapai dengan pasal 65.

5. Bab V mengatur pengelolaan, ketenagaan dan jabatan akademik perguruan tinggi yang di atur dalam pasal 66 sampai dengan pasal 75.

6. Bab VI mengatur penerimaan mahasiswa baru, hak-hak mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di atur dalam pasal 76 sampai dengan pasal 80.

7. Bab VII mengatur akuntabilitas pengembangan dan pola pengembangan perguruan tingi tertuang dalam pasal 81 sampai dengan pasal 86.

8. Bab VIII mengatur pendanaan dan pembiyaan di atur dalam pasal 87 sampai dengan pasal 93.

9. Bab IX mengatur penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh lembaga Negara lain yang tertuang dalam pasal 94.

10. Bab X mengatur peran serta masyarakat dalam pengembangan perguruan tinggi di normakan dalam pasal 95.

11. Bab XI mengatur ketentuan sangsi administrative ketentuan pidana, ketentuan peralihan sera ketentuan penutup yang tertuang dalam pasal 96 sampai dengan pasal 102.

Demikianlah hal-hal pokok di atur dalam Undang-undang Pendidikan Tinggi ini seluruh proses dan tahapan dalam pembahasan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan penyusunan perundang-undangan.

Pembahasan di lakukan dengan sangat konstruktif dialogis dan demokratis baik Panja dari unsur pemerintah , maupun Panja dari unsur Komisi X, kami pun selalu berusaha untuk mendengar, membaca tanggapan yang berkembang di masyarakat selama proses perumusan Undang-undang Pendidikan Tinggi ini. sungguh kami menyadari bahwa akan timbul berbagai

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(11)

11 respon terhadap pengesahan RUU Pendidikan Tinggi ini menjadi Undang-undang, terutama yang terkait dengan anggapan bahwa Undang-undang ini bersifat liberal, berpaham internasionalisme, pro asing, rai inkarnasi dari BHP, tidak pro masyarakat miskin dan bersifat diskriminatif antara perguruan tinggi negeri dan swasta. Untuk itu melalui forum terhormat ini kami ingin menegasakan bahwa sesungguhnya Undang-undang ini tidaklah demikian seperti yang di persepsikan oleh berbagai kalangan justru Undang-undang ini lahir untuk mengkonstruksi system penyelenggaraan pendidikan dan pengelolaan pendidikan tinggi yang memadukan antara pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah persaingan global yang sarat dan padat teknologi modern dengan kultur dan kemandirian bangsa Indonesia, kami berkepentingan, bagi kemi kepentingan dan kemandirian bangsa aksesibilitas dan ketertangkauan yang lebih luas bagi masyarakat adalah segalanya. Itulah prinsip kami dalam merumuskan dalam setiap norma dalam Undang-undang ini, meskipun demikian kami dapat mengakui bahwa mungkin tidak semua aspirasi dan pandangan masyarakat yang amat beraneka ragam itu dapat di tuangkan dalam pasal maupun ayat pada RUU tapi kami telah berusaha menyerap secara maksimal aspirasi dari dan pandangan yang beragam itu khususnya masyarakat pemerhati pendidikan tinggi.

Selanjutnya kepada seluruh Kmenterian yang ter kait dengan pelaksanaan Undang- undang ini kami berharap untuk secara cermat merumuskan peraturan pelaksanaan Undang- undang ini secara terukur dan tepat sasaran, atas daar kepentingan bangsa dan Negara sesuai dengan semangat yang tertuang dalam Undang-undang.

Sebelum kami mengakhiri laporan ini melalui kesmepatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota panja baik dari unsur pemerintah maupun dari Komisi X yang telah bersusah payah dan penuh pengertian, kerja keras sehingga RUU ini dapat di selesaikan pada tingkat Panja dan telah kami laporkan pada Komisi dan kami menyatakan RUU ini secara utuh telah di selesaikan oleh Panja dan kami serahkan sepenuhnya pada Raker ini pada pembicaraan tingkat I untuk memberikan pengesahan atau penilaian, atau apapun bentuknya lebih lanjut, juga kepada Tim ahli yang telah mendampingi kami selama ini Sekretariat Komisi X yang telah mendukung pelaksanaan tugas Panja kami tidak lupa mengucapkan terima kasih. Demikian laporan kami.

Wabillahi taufiq walhidayah.

Wassalamu'alaikum Warahmatulah Wabarakatuh.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(12)

12 MENDIKBUD RI:

Pimpinan mohon ijin sebelum di lanjutkan ke acara beikutnya perkenankan saya ingin menyampaikan pandangan sebelum di tindak lanjuti apa yang telah di sampaikan oleh Ketua Panja tadi.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Ini ada interupsi dari pemerintah melalui Pak Menteri kita minta ijin dulu ya untuk mendengarkan, silakan.

F-PD (DRS. PARLINDUNGAN HUTABARAT):

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat malam.

Salam sejahtara.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi X dan seluruh Anggota Komisi X.

Hadirin yang sekalian.

Para Menteri, para wakil Menteri atau yang mewakili.

Pertama Alhamdulillah dalam kesempatan ini perkenankan saya atas nama pemerintah menyampaikan pengahrgaan dan apresiasi setinggi-tingginya kepada yang X ats inisiatifnya dalam mengajukan Rancangan Undang-undang Pendidikan Tinggi kita semua memahami peran penting dan strategisnya pendidikan tinggi dalam membangun peradapan, kemartabatan dan kesejahteraan bangsa.

Pimpinan Komisi X dan Anggota yang saya hormati,

Kita semua menyadari bahwa peiode 2010-2035 kita memiliki kesempatan emas yang sangat luar biasa, untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara maju, sejahtera dan keberadapan unggul, kesempatan emas tersebut berupa populasi usia produktif yang luar biasa, atau yang sering di sebut dengan bonus demografi, hal itu belum pernah kami dapatkan sepanjang sejarah Indonesia merdeka, jumlah populasi penduduk tersebut akan menjadi bonus demografi apabila di sertai dengan kualitas yang memadai. Sebaliknya bonus itu akan menjadi bencana demografi atau demografi disaster apabila tidak di ikuti kualitas penduduk yang memadai, inilah peran penting dan strategisnya, segala upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, untuk itu

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(13)

13 pendidikan menjadi kata kunci sebagai bagian dari hikma dan bakti kita kepada bangsa dan Negara kita siapkan generasi yang berkualitas untuk menyongksong 100 tahun Indonesia merdeka yaitu tahun 2045 dan disini pulalah nanti tentang peran pentingnya Undang-undang Pendidikan Tinggi itu.

Keberhasilan kita menuntaskan wajib belajar 9 tahun dan insya Allah akan di ikuti dengan kebijakan pendidikan menengah universal pada tahun 2013 nanti, oleh karena itu harus di siapkan system pendidikan tinggi sebagai satu kesatuan system pendidikan nasional yang memungkinkan terbukanya akses seluas-luasanya bagi seluruh rakyat Indonesia, system pendidikan tinggi tersebut harus mampu menjawab amanah Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional dan Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, disamping itu pendidikan tinggi harus mampu mengantisipasi perkembangan peradapan pada masa depan melalui kegiatan akademik yaitu pendidikan pelatihan dan penelitian dan memperkuat sosio kultural sebagaimana yang temakdup pada world declaration on higher education for the twenty-first century serta menjawab isu-isu universal pendidikan tinggi seperti ketersedian, keterjangkauan, mutu, tata kelola dan belajar sepanjang hayat, dalam mengantisipasi peradapan masa depan ada 3 hal yang harus kita berikan perhatian secara khusus yaitu modal pengetahuan sebagai modal yang sangat penting dalam pembangunan dan memiliki banyak nilai lebih di banding dengan modal yang lain, yang kedua mobilitas dengan berkembangnya teknologi menyebabkan hambatan yang di akibatkan oleh jarak, waktu dan batas geografi bisa di atasi sehingga mobilitas manusia dan mobilitas ilmu pengetahuan semakin tinggi, ini harus kita masukan di dalam Undang-undang, yang ke tiga konvergensi peradapan, mobilitas manusia dan mobilitas pengetahuan akan menyebabkan berbaurnya berbagai peradapan bangsa menjadi peradapan dunia dan menjadi tantangan besar dalam konvergensi peradapan tersebut yaitu menjaga warna ke-khasan peradapan Indonesia dalam peradapan dunia.

Pimpinan Komisi X, dan Anggota Komisi X yang saya hormati,

Sebagai sebuah kereta perubahan yang mengantarkan bangsa dan Negara menuju ke kehidupan yang lebih sejahtera dan bermakna pada masa depan pendidikan memiliki banyak gerbong yang mencerminkan jenjang pendidikan kita berharap dan memposisikan pendidikan tinggi sebagai lokomotif yang menangani semua gerbong peubahan tersebut serta memberikan arah yang tepat pada gerakan perubahan pada semua gerbong yang lain, dengan demikian Pendidikan Tinggi perlu di rumuskan untuk mampu memupuk modal pengetahuan melalui explorasi kearifan local dan warisan budaya, penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi universal dan pensinergian antaranya keduanya untuk menghasilkan penguasaan ilmu dan pengetahuan dan teknologi yang lebih mumpuni.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(14)

14 Pendidikan tinggi juga di perlukan untuk mengantisipasi mobilitas sumber daya terima kasih akan menjadi sau keniscayaan karena sifat alamiahnya yang akan mencari tempat ketika … sumber daya tersebut dirasakan paling tinggi dalam proses konvergensi peradapan dunia pendidikan tinggi di harapkan sekali lagi mampu membersihkan warna peradapan bangsa Indonesia dalam proses konvergensi tersebut.

Perguruan tinggi sebagaimana di uraikan di atas sudah selayaknya menjadi roh dari Undang-undang Pendidikan Tinggi yang sedang di bahas ini, pendidikan tinggi di tuntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia yang makin kompetitif sehingga mampu menghasilkan mobilitas ekspansi, sambil mencegah mobilitas inflasi ini penting kami jelaskan.

F-PG (FERDIANSYAH, SE, MM):

Saya mau klarifikasi ini jawaban pemerintah apa interupsi pemerintah?

MENDIKBUD RI:

Interupsi Pak.

F-PG (FERDIANSYAH, SE, MM):

Kalau interupsi tentu harus di pejelas dulu mana yang harus di interupsi, soal apa supaya kita juga jelas, jangan nanti kesannya ini tanggapan pemerintah, karena kita belum pada tataran acara tanggapan pemerintah, Pimpinan.

Terima kasih Pimpinan.

MENDIKBUD RI:

Jadi tanggapan saya ini saya latar belakangi terlebih dulu pemikiran baru nanti kami sampaikan kenapa kami melakukan interupsi sebelum di tindaklanjuti acara berikutnya.

KETUA RAPAT:

Teruskan.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(15)

15 MENDIKBUD RI:

Terima kasih.

Untuk itu diperlukan satu perundang-undangan yang secara komprehensif mengatur dan menata pendidikan tinggi sebagai bagian dari system pendidikan nasional, satu bentuk Undang- undang yang dapat mengarahkan lokomotif pendidikan tinggi membawa kita menuju ke masa depan yang kita inginkan tetapi lentur atau cukup fleksibel sehingga lokomotif tersebut mampu mengantisipasi sendiri segala benu perubahana atas kondisi masa depan, suatu Undang-undang yang memuatpokok-pokok pengaturan yang strategis yang prinsipil sebagaimana lazimnya pengaturan yang di peruntukan bagi organisasi yang sudah dewasa.

Pimpinan Komisi X, dan Anggota Komisi X yang saya hormati,

Didalam RUU Pendidikan Tinggi yang di ajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat kerangka besar penataan dan pengembangan pendidikan tinggi sebagai bagian dari system pendidikan nasional telah secara komprehensif di siapkan, RUU ini mematakan dan dengan komprehensif dasar, asas, fungsi dan tujuan pendidikan tinggi di Indonesia, untuk menghasilkan fungsi dan tujuan tersebut dalam pasal-pasal normative atau regulative telah di tuangkan ke dalam fungsi dan tanggung jawab pemerintah serta peran masyarakat secara komprehensif, salah satu aspek untuk mempercepat kemajuan perguruan tinggi adalah pembeian otonomi dan tadi sudah di sampaikan di dalam pandangan Panja tadi yang di sertai dengan akuntabilitas otonomi untuk mengembangkan program dan mengelola sumber daya secara akuntable akan memudahkan perguruan tinggi untuk lebih tanggap terhadap dinamika perubahan yang sangat besar, namun otonomi harus diberikan dan di kembangkan secara selektif sesuai dengan perkembangan dan kematangan perguruan tinggi, intinya apa yang sudah di bahas di dalam Panja merupakan sesuatu yang sangat komprehensif namun kami melihat ada beberapa yang perlu kami sampaikan dalam kesempatan ini sebagai bagian dari interupsi kami tadi, yaitu yang pertama di dalam RUU ini kerangka penyelenggaraan pendidikan tinggi di letakan dengan mengintegrasikan system di bawa tanggung jawab satu kementerian yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saat ini terdapat penyelenggaraan pendidikan tinggi pada banyak kementerian untuk memenuhi kebutuhan pemerintah ataupun masyarakat yang masing-masing di atur dalam peraturan perundang- undangan yang telah ada seperti Undang-undang nomor 19 tahun 1999 tentang jasa kontruksi, Undang-undang nomor 18 tahun 204 tentang perkebunan, Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, Undang-undang nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran, Undang-undang nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan dan berbagai perundangan dan berbagai perundangan sektor lainnya. Oleh karena itu pemerintah memandang perlu untuk betul- betul menyelaraskan RUU ini baik dengan berbagai perundang-undangan organic, maupun lex spesialis yang telah ada saat ini. Untuk menata dan mengharmoniskan pendidikan tinggi tersebut

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(16)

16 ke dalam kesatuan system pemerintah masih memerlukan waktu untuk berkoordinsasi karena sekali lagi di dasarkan atas Undang-undang pula pengaturan untuk hal ini akan di muat meskipun dibuat dengan pengaturan pemerintah tetapi rujukan dalam Undang-undang ini perlu di rumuskan dengan baik. Pemerintah juga terus menerima masukan dari berbagai pihak, yang melakukan kajian atas RUU ini, banyaknya masukkan tersebut menunjukan bahwa besarnya perhatian masyarakat pada perbaikan system pendidikan tinggi kita dan besarnya harapan atas lahirnya RUU pendidikan tinggi, dari kaijian-kajian tersebut terdapat beberapa hal yang kami pandang perlu untuk dimasukan ke dapak RUU ini, pokok-pokok pengelolaan perguruan tinggi dalam arti manajemen sumber daya telah dibeikan kerangka yang cukup namun pengelolaan perguruan tinggi untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi masih kurang mendapatkan tempat, pemerintah menyadari betul bahwa pengaturan inci akan di amanahkan pada peraturan perundangan di bawahnya, tetapi sekali lagi kerangka dan pokok pengaturan hendaknya ada di dalam Undang- undang ini.

Tiga fungsi dan peran penting perguruan tinggi yang belum terakomodasi di dalam RUU PT ini adalah peran perguruan tinggi untuk untuk pertama menyiapkan pemimpin masa depan, yang k dua perguruan tinggi sebagai pilar bangsa untuk membangun dan mengawal transformasi birokrasi dan yang ketiga perguruan tinggi dalam menyiapkan konvergensi peradapan yang tadi sudah saya sampaikan di dapan, hal tersebut mendorong pemerintah untuk memohon dengan kepada depan agar dapat memberikan perpanjangan waktu dalam satu masa sidang DPR guna makin memantapkan menyempurnakan RUU ini sehingga dapat menjawab permasalahan masa kita dan tantangan masa depan serta dapat di implementasikan dengan baik. Demikian Pimpinan Komisi X yang melatar belakangi mengapa di dalam Raker ini kami memohon perpanjangan masa pembahasan kami siap untuk melakukan pembahasan berikutnya lagi, demikian.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Menteri.

Jadi saudara-saudara Anggota dewan yang saya hormai, atas interupsi dari Pak Menteri sebagai leading sector daripada Undang-undang Perguruan Tinggi ini, maka kita urutan acara ini yang kedua tadi laporan panitia kerja kemudian interupsi karena saat pengambil keputusan di dalam interupsi itu maka di tatib pengambilan keputusan Rancangan Undang-undang dalam rapat kerja dilaksanakan pada satu musyawarah untuk mencapai mufakat, maka saya tawarkan kepada Anggota Komisi X.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(17)

17 ANGGOTA:

Di daftar saja Pimpinan karena akan banyak yang karena bicara Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Tidak begini, saya sampaikan dulu ini, jadi setelah mendengar ini maka saya tawarkan kepada Anggota Komisi X untuk melalui Poksi untuk break kira-kira 15 menit.

F-PG (FERDIANSYAH, SE, MM):

Sebelum di break itu di break untuk apa dulu, jadi skors untuk apa, supaya jelas nanti skors untuk apa Pimpinan, itu yang pertama.

Yang kedua ketika itu mencermati nanini kan juga menjadi pelajaran bagi kita bersama, di ujung kita akan memutuskan sebuah RUU menjadi sebuah Undang-undang, itu tenyata pemerintah belum siap, inikah padahal kita kena aturan dan segala-galanya mengenai tata tertib dan ini sudah memasuki tahapan terakhir, itu yang juga harus di ketahui khalayak ramai, jadi pimpinan sebelum di skors kami mohon apa yang akan di skors dan meteri apa yang akan di skors untuk di lobikan.

Terima kasih Pimpinan.

F-PDIP (RINTO SUBEKTI,SE,MM):

Menurut tata tertib dari pasal 148 ayat (1) dimana pengambilan keputusan Rancangan Undang-undang dalam rapat kerja di laksanakan dilaksanakan berdasarkan musyawarah dan untuk mencapai mufakat, untuk itu saya berfikir bahwasanya pemerintah sendiri belum sepakat dalam hal ini jadi berdasarkan tata tertib saya pikir sah-sah saja dalam hal kita mengajukan tambahan waktu, apa yang disampaikan saudara saya dalam hal ini teman saya Pak Ferdi memang benar ada batasan akhir untuk pada saat ini adalah terakhir tetapi kita bisa mengajukan surat kepada Presiden untuk penambahan waktu untuk masa sidang, saya pikir tidak ada persoalan Pimpinan.

Terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(18)

18 ANGGOTA:

Terima kasih Pimpinan.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ya saya kira yang disampaikan oleh Pak menteri tadi sesungguhnya bukanlah interupsi tapi tanggapan yang seyogyanya mungkin itu disampaikan bukan setelah laporan ketua Panja terhadap Komisi karena kalau mendengar paparan dari ketua Panja terhadap komisi kita dapat menyimak secara utuh bahwa pembahasan ini, pembahasan RUU ini yang dibahas bersama-sama dengan pemerintah sudah mengalami kemufakatan dan sudah tidak ada masalah. Jadi sekali lagi saya tegaskan pembahasan RUU Pendidikan Tinggi yang berminggu-minggu di bahas bersama- sama oleh pemerintah telah usia dilaksanakan sebagaimana yang kita simak dalam laporan ketua Panja tadi, saya kira ketika tadi tangapan yang dsapaikan oleh Menteri Pendidikan dan Budaya dan meminta penundaan saya harus mengatakan tentang alasan penundaan terus terang jadi saya terfikir ke belakang bagaimana kami memperoleh SMS yang bertubi-tubi yang isinya mengatakan tunda RUU Dikti, kemudian kerena duplikat BHP, karena segala macam, lalu saya tanya dasarnya sari mana, saya baca drafnya, drafnya per kapan, draf bulan Januari, saya bilang sudah banyak mengalami perubahan. Jadi hari ini saya kira terus terang saja kami sebagai Panja rasanya sudah spesioner mungkin seperti yang di kehendaki oleh Pak Menteri tadi, sudah semaksimal mungkin menerima RDPU lebih dari 10 kelompok RDPU saya kira ketika ada usulan di penghujung detik-detik terakhir, di saat kami akan menyampaikan pandangan mini fraksi atas persetujuan RUU ini, saya kira menjadi sesuatu yang serius untuk itu Pimpinan menurut hemat kami lebih baik Raker ini di tunda, untuk tidak di lanjutkan pembahasannya karena agenda yang akan kita putuskan batal, saya kira demikian Pimpinan kalau boleh saya usul.

Terima kasih.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

F-PDIP (TB. DEDI S. GUMELAR):

Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati rekan-rekan Anggota Komisi X.

Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Pak Menteri PAN.

Kemudian Menteri Keuangan yang mewakili.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(19)

19 Atau Menteri Agama juga

Selamat malam,

Saya kira apa yang disampaikan oleh rekan-rekan saya sebelumnya yang pertama soal musyawarah dan mufaka di atur dalam tata tertib akan tetapi bagaimana kita akan bermusyawarah dan bermufakat di berikan kesempatan untuk menyampaikan mini fraksi sesuai dengan hasil yang terakhir dari Pimpinan Panja itu belum, jadi di mana sesungguhnya wakil dari fraksi ini menyampaikan pendapatnya tentang Undang-undang ini yang sebetulnya resumenya sudah disampaikan oleh Pimpinan Panja tadi. Itu satu.

Yang kedua mengenai penundaan tidak bisa serta merta bahwa kita hanya musyawarah dan mufakat lalu di putuskan disini, sesuai dengan rangkaian, dari mulai pasal 141, 148 ayat (4), pasal 150, kemudian pasal 150 ayat (3) di dalam tata tertib ini bermuaranya terakhir penundaan harus dilakukan di Paripurna. Jadi tidak bisa dengan serta merta setelah kita bermusyawarah mufakat lalu menunda hari ini. Itu yang kedua.

Yang ketiga seperti Ibu Reni katakan tadi kami bertubi-tubi lebih dari 100 SMS yang menolak dari kelompok masyarakat, mahasiswa, wartawan, LSM, bahkan mungkin tidak lebih dari 10% ketika kita balas pasal yang mana, ada ibu rumah tangga pun yang disuruh menolak sementara dia tidak ngerti apa-apa. Jadi ini persoalan gerakan yang massif ini saya kira perlu di jelaskan kepada public, ada pun mungkin kalau pemerintah minta penundaan saya kira karena dari DPR ini sudah siap apa yang di sampaikan Ketua Panja tadi maka di jelaskan oleh pihak pemerintah apa alasan penundaan itu di pasal mana yang tidak sepakat, sementara Panja ini di isi bukan oleh Anggota DPR saja, dari Kementerian Keuangan ada, Kementerian dan Kebudayaan, dari Kementerian Agama ada,dari Menteri PAN, Menpan ada, bahkan dari Kumham ada, artinya ketika Panja ini menyetujui sudah selesai maka logikanya Undang-undang ini selesai, adapun masyarakat tidak memahami tentang apa yang ingin di tolak, atau di batalkan atau di tunda oleh mereka yang tidak setuju dengan Undang-undang ini, memang mereka tidak seluruhnya mengikuti hari ke hari dari perjalanan Undang-undang ini, kami anggota Panja tidak kurang dari jam dua sampai jam tiga pagi menyelesaikan Undang-undang ini, tapi kalau hanya di batalkan di tempat ini saja, saya kira ini perlu di pertimbangkan, sebab apa kita ingat kalau ini kembali ke nol, kembali di 2013 bahwa PP 66 sebagai payung dari pendidikan tinggi ini akan berakhir di tahun 2013, untuk itu saya kira 2013 kalau tidak ada Undang-undang ini kita tidak memiliki payung sebetulnya arah pendidikan tinggi kita akan ke mana, saya kira demikian dan satu hal saya kira bahwa kalau tadi ada rapat internal antara Pimpinan kemudian Kapoksi dan para Menteri itu bukan keputusan dari komisi yang menerima laporan dari Panja kemarin sehingga keputusan tetap komisi harus mengetahui apa yang terjadi di dalam tadi, demikian.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(20)

20 Terima kasih.

F-PAN (IBRAHIM SAKTY BATUBARA):

Baik terima kasih.

Pimpinan.

Dan para Menteri.

Dan saudara sekalian yang saya hormati.

Kalau kita ikuti laporan Panja tadi sesungguhnya pembahasan RUU ini sudah cukup lama, sudah berlangsung 1 tahun, dari di mulai pada bulan April 2011 dan persis sekarang kita sudah berada di pada bulan April 2012, artinya sudah 12 bulan kita membahas Rancangan Undang- undang ini, sudah cukup lama dan tadi juga di jelaskan bahwa setiap pembahasan ini tetap melibatkan kedua belah pihak, namun demikian karena memang konstitusi kita dan Tatib mengatur bahwa RUU harus di bahas, bahkan bukan hanya di bahas, tapi harus mendapat persetujuan bersama, jadi tidak mungkin hak lahirnya sebuah Undang-undang tanpa ada persetujuan kedua belah pihak, terus terang kita sangat menyesalkan justru pemerintah menyampaikan pendapat ini di ujung pada saat sudah kita mengambil keputusan malam ini, pengambilan keputusan tingkat pertama, tapi justu malam ini disampaikan bahwa pemerintah belum siap, terus terang Fraksi PAN menyesalkan ini, namun demikian karena kita bisa memahami bahwa RUU hanya bisa kita undangkan atas persetujuan kedua belah pihak. Karena itu maka Pimpinan mengusulkan bahwa Raker ini bisa merekomendasikan kepada Rapat Paripurna supaya masa sidang pembahasan dapat di perpanjang untuk pada massa berikutnya. Demikian terima kasih.

Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

F-PD (JUHAINI ALIE, SH., MM):

Terima kasih Pimpinan.

Yang terhomat Pak Mentei Pendidikan, Dikbud.

Menteri PAN, Menteri Agama atau yang mewakili.

Menteri Menkumham dan sabagai jajaran.

Menurut saya pandangan saya Pimpinan, jadi begini Undang-undang ini bukan di batalkan hanya penundaan, jadi kita harus mengerti dalam hal ini, bukan di batalkan Cuma menunda satu masa sidang sesuai dengan mekanisme, jadi dalam hal ini memang kita sudah susah payah

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(21)

21 kemungkinan pembahasan Pak Dedi bilang tadi, tetapi alangkah baiknya yang susah payah ini akan lebih baik kalau kita tunda satu masa sidang lagi dengan hasil yang lebih baik lagi, karena memang saya sudah baca Undang-undang ini yang kita buat ini masih banyak kekurangan, yang perlu kita bahas lagi di masa satu masa sidang lagi, saya harap teman-teman mengerti dalam kondisi hal ini, kita tidak bisa mengesahkan Undang-undang tanpa seperti yang di bilang oleh dari PAN tadi persetujuan dari kedua belah pihak, kalau DPR menyetujui, kalau Pemerintah tidak menyetujui, tidak akan terbit Undang-undang itu, jadi kita mohon maaf saja teman-teman sekalian, bukan saya membela pemerintah dan lain sebagainya karena memang ini kita harus sama-sama kita membahas Undang-undang ini sama-sama, jadi Undang-undang di sahkan pun kita harus sama-sama, bukan kita membatalkan tapi menunda, mohon maaf itu Pimpinan.

Terima kasih.

F-PG (FERDIANSYAH, SE, MM):

Daftar lagi Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Pak Ferdi dulu, Pak Sum dulu.

F-PKS (SUMANJAYA):

Terima kasih Pimpinan.

Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pak Menteri beserta jajaran dan yang mewakili Pemerintah.

Pimpinan dan Anggota Komisi X.

Sesungguhnya kalau kita melihat perjalanan pembahasan RUU ini, berdasarkan tata tertib DPR pasal 141, dan ayat (1) ayat (2) itu sudah berakhir Pak karena RUU ini pertama sudah mendapat pembulatan konsepsi, harmonisasi, dan singkronisasi selama 10 hari di Baleg, di Badan Legislasi, kemudian di Komisi sudah di bahas 2 masa sidang sudah maksimal, karena sesuatu hal yang di anggap penting, maka di perpanjang untuk satu kali masa sidang, masa sidang ketiga ini sudah akan berakhir oleh karena itu tidak lagi kesempatan memperpanjang lagi, namun demikian berdasarkan pasal 20 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 bahwa Rancangan Undang-undang ini harus melalui persetujuan bersama natara DPR dan Presiden, oleh karena itu, ini memang perlu di

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(22)

22 carikan solusi, saya kira ada kelemahan aturan disini ya, tetapi juga kami sanga serius menghimbau pemerintah, sebetulnya tidak boleh mengabaikan masalah ini, karena ini juga di atur dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2011, oleh sebab itu walalupun kami dapat memaklumi usulan pemerintah tadi, tapi saya kira tidak sesederhana itu, mungkin saran dari Pimpinan untuk kita ada berak sebenta begitu, beberapa waktu untuk mendalami, mempertemukan pikiran-pikiran antara pemerintah dan DPR, kalau memang masih bisa di capai titik temu mengapa tidak, kita coba itu, skors waktu yang cukup kita bisa kembali ke sini, untuk mendalami bersama tapi memang begini Pak Ketua ini masih ada waktu kalau sampai terjadi kesepakatan tidak tercapai ya satu- satunya jalan kita membawa kepada Badan Musyawarah terlebih dahulu kepada Pimpinan, ketua DPR, maaf, di laporkan karena sebetulnya Pimpinan Panja berkewajiban melaporkan ini kepada Pimpinan DPR, nanti di sana itu di Bamus itu, bukan tidak mungkin di bawa ke Paripurna, saya tidak paham akan seperti apa karena setiap anggota mempunyai kedaulatan akan dirinya, semua anggota punya hak bicara, suara juga, oleh karena itu mohon kiranya kita disini searif mungkin mencari penyelesaian yang betul-betul bisa mengatasi persoalan ini, satu sisi kita juga tidak arogansi melanggar aturan yang kita sepakati begitu, yang kedua juga harapan-harapan yang kritis tadi juga bisa kita drafkan sedemikian rupa. Sekali lagi Pak Ketua ini sesuatu yang serius oleh karena itu jika Ibu bapak Anggota yang terhormat dapat menyediakan sekedar waktu di berak dahulu dengan catatan kita mendalami point tadi itu saya terus terang saja Pak Menteri dan jajaran, secara pribadi kami bangga karena RUU ini sebetulnya, saya melihat namanya juga buatan manusia ada juga kekurangan, pasti itu, tapi sepakat ini kami melihat ada progress begitu oleh karena itu point yang di ajukan tadi mohon diberikan alasan-alasan filosifisnya, alasan sosiologisnya bahkan juga, juridisnya mengapa pemikir itu muncul pada akhir-akhir yang mesti kita menyelesaikan pembahasan ini, saya kira point itu Pimpinan yang terhormat.

Terima kasih.

Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Suman, tadi Pak Ferdi.

F-PG (FERDIANSYAH, SE, MM):

Terima kasih.

Para Pimpinan yang kami hormati.

Para Menteri yang kami hormati.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(23)

23 Pak Mendikbud dan Pak Menpan, Pak Abu Bakar.

Saya hanya mengimformasikan ini bukan RUU yang pertama kami terjadi di sini, antara dewan dan pemerintah dan ternyata ini ada ketidaksiapan di pemerintah, ini sama juga dengan RUU BPJS dahulu yang jadi Undang-undang, saya hanya mengingatkan kepada teman-teman Komisi X, dengan di lakukannya penundaan apabila nanti kita sepakati RUU Dikti ini berarti ada satu RUU juga yang tertahan, namanya RUU Pendidikan Kedokteran, selanjunya Komisi X akan tersandra tidak akan mendapatkan pembahasan Prolegnas sebelum kedua RUU ini tuntas, ini dari Badan Legislasi, jadi bapak dan ibu yang kami hormati, dan hadirin yang kami muliakan, fungsi legislasi dari dewan akan tersandra, biarkan masyarakat menilai bahwa nanti produktifitas soal legislasi kita akan terhambat karena ada keputusan di ujung, nah ini juga harus di ketahui kita bersama, sedangkan kita di masyarakat ada tuntutan secara jumlah yaitu produktifitas daripada Undang-undang, tapi satu sisi kita juga hal yang memang kami pahami sebagai anggota dewan, namanya Undang-undang ada perlunya kesepakatan itu sudah rahasia untuk, tidak perlu disampaikan kembali, tapi ada tapinya kenapa hal-hal ini selalu berada di ujung, padahal kita sudah awal jelas Pak Ketua Komisi menyampaikan, saya ingat sekali waktu Raker ini, ini adalah masa sidang terakhir, Pak Pimpinan menyatakan itu, dan pemerintah mengatakan tidak ada masalah, tapi begitu akan kita ketok untuk pada tahap satu pada Raker pada malam ini, tenyata masih ada masalah, itu juga yang perlu di ketahui bersama, sehingga seyogyanya itukan sudah terputuskan atau sudah terbantahkan ketika kita melakukan uji public kepada masyarakat, baik itu di kalangan mahasiswa, akademis, akademika dan maupun juga masyarakat umum, itu jelas dan ternyata semua masukan-masukan juga telah kita perbaiki dan ini kan bukan Undang-undang yang pertama sejenis ini di bahas, dalam Komisi X dahulu juga RUU BHP pun di bahas sampai 42 kali perubahan dan itu ternyata banyak yang juga masyarakat tidak ketahui karena demikian cepatnya perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Panja. Oleh kaena itu sekali lagi, dengan hormat melalui Pimpinan, kami sebagai anggota ingin tahu dulu mengapa alasan itu di tunda sebelum kita sepakati, supaya jelas nani ketika nanti di bahas, jangan nanti pada saat pembahasan masa sidang yang akan datang kita mulai dari nol lagi, itu yang kita nanti jadi permasalahan, sehingga nantinya akhirnya Komisi X tersandra tidak bisa membuat RUU lagi, atau membahas RUU lagi, selain RUU Pendidikan Tinggi dan RUU Pendidikan Kedokteran. Itu saja Pimpian sebagai Informasi.

Terima kasih.

Wasalamu'alaikum Warahmatulah Wabarakatuh.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(24)

24 KETUA RAPAT:

Djamal dulu antrinya.

F-HANURA (DJAMAL AZIZ,B.Sc,SH,MH):

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Menteri.

Pimpinan.

Kita kan sudah dengar semua tadi yang punya pengalaman mengerjakan BPJS yang ada di Baleg dan lain sebagainya, yang kerja untuk Undang-undang ini Ketua Panja bu Reni muali belum kelihatan perutnya sampai sekarang sudah tinggal, ini jantungan ini kalau mendengarkan semua bisa-bisa merojol ini, saya pikir Pak Menteri, Pak Ketua tadi kan sudah ada usulan, bagaimana kalau di break, di break saja dulu, nanti substansinya apa, supaya ini lahir, kalau ini semua memberikan pandangan kasihan yang sebelah ini, bisa lahir karena jantungan dia, dia orang yang jaga setiap malam ini, Undang-undang ini. Jadi saya mohon ada break yang cukup masuk substansi hal apa yang perlu, supaya bisa ini di sepakati, saya kira begitu Pimpinan.

Terima kasih Pimpinan.

F-PKS (IR. MEMED SOSIAWAN):

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Menteri dan semua jajarannya mewakili pemerintah.

Jadi dalam rapat kerja inikan, sebenarnya agendanya harus kita ingat, laporan dari Ketua Panja dan kemudian pandangan mini fraksi. Tadi Pak Menteri diberi kesempatan berbicara karena mengatakan bahwa itu adalah interupsi, tetapi ternyata isinya adalah pernyataan sikap, ya kan, harusnya kalau interupsi ya interupsi, kalau menyatakan sikat ya menyatakan sikap, apa sih susahnya, kita kan terbiasa jujur, karena kita kan di lihat semua orang ini, apa yang kita inginkan bicarakan, kita sampaikan akhirnya kita menghadapi situasi yang sulit, teman-teman kemudian mengusulkan adanya break, tapi sebelum break Pimpinan saya mengusulkan agenda ini tetap jalan misalnya adalah pandangan mini fraksi, meskipun tidak dibacakan, pandangan mini fraksi bisa di kumpulkan, itu adalah memang agenda yang sebenarnya ada sebelum interupsi ini bahkan setelah interupsi, masalah pandangan sikap itu nanti belakangan, jadi sebelum kalaupun nanti

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(25)

25 akan kita break atau kita rapat internal dulu, pandangan mini fraksi harus tetap disampaikan karena memang agenda Raker itu ada ini di antaranya, baru kemudian pandangan pemerintah tapikan pandangan pemerintah dan interupsi di campur dan beliau tidak menjelaskan bahwa isinya adalah interupsi dan pandangan akhir pemerintah.

Terima kasih Pimpinan.

F-PDIP (TB. DEDI S. GUMELAR):

Pimpinan terakhir, agak terakhir.

Terima kasih.

Pimpinan dan Bapak-bapak Menteri.

Saya kira perlu juga saya membacakan pasal 149 di dalam tata tertib bagaimana cara mengambil keputusan di tingkat I ini, kita ini sudah tidak mengikuti tata aturan yang ada, bahwa pengatar Pimpinan Komisi sudah, gabungan komisi, atau dengan laporan panitia kerja, harusnya pembacaan naskah RUU terlebih dahulu supaya apa tadi, bahwa penolakannya punya alasan dimana letaknya alasan pemerintah untuk bisa melakukan penundaan terhadap keputusan Panja ini, kemudian pandangan mini fraksi disini ada, disini kan tidak diberikan kesempatan bagi fraksi untuk menyampaikan, nah untuk itu sebelum tadi break harus break dulu saya kira saya tidak sepakat, harusnya kita mendengarjan alasan penundaan oleh pemerintah secara rinci sehingga kita break nya kita punya alasan untuk merumuskan apa ketika kita istirahat ini, jadi untuk itu kalau ini pandangan fraksi tidak disampaikan Pimpinan, saya kira berikan kesempatan kepada pemerintah secara jujur menyampaikan alasan penundaan seperti saudara Ferdi tadi dari aspek filosifisnya, kemudian dari aspek hukumnya, lalu konten yang mana sih sebetulnya yang memberatkan apakah persoalan-persoalan anggaran dan pembiyaan, karena bagaimana pun juga lahirnya Undang-undang ini memiliki konsekuensi terhadap APBN kita. Jadi saya kira perlunya Pak Menteri menyampaikan secara rinci paling tidak pointer yang menjadi alasan penundaan ini sebab apa, kalau dari sisi hasil keputusan Panja bersama antar DPR dengan pemerintah sudah selesai supaya publik, melalui media tahu bahwa ingin melakukan penundaan adalah pemerintah DPR nya jangan di sangka kita kan tidak punya prestasi cukup baik anggota DPR ini tentang legislasi buruk, rendah, nah kali ini kita sudah selesai pemerintah menunda, agar masyarakat juga tahu.

Terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(26)

26 KETUA RAPAT:

Silakan, silakan Pak.

F-PD (DRS. PARLINDUNGAN HUTABARAT):

Bapak Pimpinan yang terhormat.

Pak Menteri beserta jajarannya.

Dan saudara-saudara sekalian.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtara dan selamat malam.

Kita boleh demokrasi tapi jangan demokrasi yang liberal, salah satu karakteristik demokrasi kita dan asli milik kita adalah musyawarah, mufakat, ini perlu kita pegang, dan menurut pendapat saya, ini bukan salah menyalahkan, tetapi apa yang disampaikan Pak Menteri saya simak dan saya ikuti, ada hal-hal yang sangat filosofis bagaimana untuk 2030 Undang-undang ini bisa menjawab tahun 2030 itu oleh karenanya mari kita semua berlapang dada dan sarana kepada Pimpinan, segera teman-teman Kapoksi musyawarah mufakat nanti di komunikasikan kepada sahabat-sahabat kita dan mari kita harga menghargai, dan maaf memaafkan dan itu adalah bagian daripada kerakhmatan lil alamin.

Wabillahi taufiq wal hidayah.

Wasalamu'alaikum Warahmatulah Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Ceu Popong terakhir ya, Rully ini sebagai konseptor awal ya, kemudian bersama-sama dengan Pak kita ya, Pak Rully.

F-PG (Ir. RULLY CHAIRUL AZWAR, M.Si):

Terima kasih.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan.

Menteri seluruh jajaran pemerintah yang saya banggakan.

Rekan Komisi X.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(27)

27 Mungkin ya kita sama-sama harus mengakui bahwa kerja ini sejak tahun lalu seumur dengan kandungannya Bu Reni saya inga sekali, ya setahunlah, Bu Reni kan 9 bulan bu, ini … hari Pak, jadi 3 kali masa sidang, sesuai aturan tata tertib sih seharusnya sih tidak bisa, seharusnya tidak bisa. Tapi memang saya ingin elaborasi lebih lanjut Pak ya, kalau argument pemerintah karena adanya Undang-undang organic yang terkait dengan adanya pendidikan sepanjang itu kedinasan kita kembalikan kepada Kementerian Lembaga yang bersangkutan ya, Menpan ya itu tidak ada masalah tapi kalau ini terkait dengan pendidikan tinggi yang memberikan gelar akademik nanti ada Menteri Pendidikan Kelautan, Menteri Pendidikan Pertanian, Menteri Pendidikan, jadi semua Pendidikan itu ada di kementerian dan tidak patut kecuali agama mungkin historis kita memang tidak bisa apa-apa, dari awal sebelum ada republik agama sudah ada.

Saya berfikir pasal 31 Undang-undang Dasar tegas mengatakan bahwa ada satu system pendidikan di Republik ini, dan itu di jabarkan dalam Undang-undang 20 dan tidak perlu ragu kalau ada Undang-undang terakhir Undang-undang sebelumnya itu batal demi hukum tidak ada masalah itu, saya yakin argumennya bukan itulah Pak, tapi kami menyadari bahwa pemerintah yang akan melaksanakan, bahwa pemerintah ada keberatan ya sampaikan jujur saja kepada kita, apa masalahnya, bukan berarti kami juga tidak bisa berfikir dan merenung sepanjang, kami hanya minta kepada Pimpinan Komisi X di jamin tidak penundaan ini tidak membatalkan, kalau penundaan ini akan membatalkan maka jangan di tunda, karena apa yang menjadi isi dari RUU ini sudah sangat baik, dari segi keterjangkauan pagar-pagar, untuk kepentingan mahasiswa ini sangat banyak diberikan, walaupun adanya otonom karena otonom itu adalah rohnya daripada perguruan tinggi, kalau mau maju ya tetapi tidak ada komersialisasi dan liberalisasi lagi, karena sudah diberikan pagar sedemikian banyak. Jadi aspek keterjangkauan ini betul-betul menjadi perhatian, hak-hak mahasiswa menjadi perhatian, masa peningkatan mutu menjadi perhatian, masalah kopetensi pendidikan tinggi tidak mengejar hanya gelar, menjadikan Pendidikan ini menjadi exelent, ini menjadi salah satu tujuan juga, ini bagus sekali sebetulnya, Cuma memang tadi Pak Dedi Gumelar, mencibir banyak sekali SMS yang memprovokasi mungkin materi lama yang di pegang mereka, lalu mereka membuat di dalam BBM dan SMS itu, satu pernyataan yang memang tidak berpihak semua pun kalau membaca itu mengatakan kita tolak itu dan inilah yang menjadi masukkan, memang ada baiknya kalau kita tunda itu kita undang lagi BEM-BEM Indonesia ini untuk kita ajak bicara disini, tapi kalau ini membatalkan RUU cape-cape kita susun ini sebaiknya jangan, saya hanya minta jaminan dari dari Pimpinan, dan kita Komisi X untuk mengawal karena ini lusa ya, Paripurnanya lusa, itu adalah tingkat II Pak, seharusnya di tingkat II, malam ini tingkat I ambil keputusan, di tingkat II ini Paripurna lusa itu selesai mestinya andai kata itu akan menjadi forum untuk penundaan, berarti harus di bahas cepat oleh Pimpinan di Bamus, sehingga di dalam rapa Paripurna nanti, Pimpinan melaporkan bahwa Bamus sudah membahas untuk penundaan dan masa sidang yang akan datang minta persetujuan apakah ini bisa di tunda tidak

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(28)

28 membatalkan, karena tata tertib itu hanya bisa di anulir oleh Paripurna karena yang membuat tata tertib Paripurna kalau itu bisa di jamin kmai pikir itu kalau memang ini berat pemerintah karena pemerintah akan melaksanakan Undang-undang ini dan terus terang ya bapak-bapak pemerintah harus mengakui bahwa kami sudah siap dari Komisi X ini, tidak ada masalah Pak, dan kami akan menghadapi teman-teman di luar pun, maksudnya sudah siap dengan argument dan sosialisasi kami sudah membentuk tim untuk sosialisasi Cuma kalau memang pemerintah mengakui tidak siap dan belum solid silakan tapi harus jelas alasannya, bukan alasan yang tadi, kalau alasan yang tadi tidak ada alasannya Pak,karena itu sudah pernah kita konsultasi, apakah pemerintah memang bersedia ini untuk di asionalisasikan, artinya kecuali Menteri Agama waktu itu, sudah karena argument pasal 31 tadi Pak, satu-satunya system pendidikan, kita tinggal tambah aturan peralihan saja, memang belum ada peraturan peralihan mengenai bagaimana status pendidikan tinggi yang di kelola 19 kementerian tadi dalam perjalanan, tidak langsung ada masa, pengalihan asetnya di, asetnya kan dari kantong kiri ke kantong kanan Pak, dari kementerian ke Dikbud ya sama-sama pemerintah kan Pak tidak ada masalah, tidak di swastakan. Jadi kalau menurut hemat saya perlu aturan peralihan itu yang belum ada mungkin dalam RUU ini tetapi prinsi kalau menurut hemat saya, ini saatnya kita membuat Undang-undang yang bisa membuat pendidikan tinggi ini lebih cepat larinya dalam rangka meningkatkan APK yang bapak inginkan, APK kita masih 18 sampai 24 Pak, 26 belum kalau menurut saya Pak, umurnya 23 sih bapak pakai pendekatan yang berbeda ya, ya okelah 26 pendekatan bapak, bagaimana mau kita cepat tingaktkan kalau tidak ada Undang-undangnya kita menggunakan PP yang seperti itu dan tata kelola yang bapak atur, masih tingkat BLU saja Pak, padahal persoalan yang kami dengar bocoran Pak ya, justru persoalan yang ada di sidang itu adalah laporan dan Wantimpres kepada Presiden soal itu, tapi itu juga salah satu bocoran saja kami dengar, kami tidak buka disini, argument-argumen yang lain banyak sekali yang menyebabkan penundaan, kami terimalah Pak, karena ini masalah kesiapan pemerintah kita tidak akan mempersoalan, tapi kita harus menegaskan di depan pemerintah bahwa Komisi X DPR siap sebetulnya di undangkan malam ini pun siap Pak, mudah-mudahan pertimbangan ini selama memang penundaan itu hikmahnya tidak membatalkan dan kita bisa melakukan sosialisasi lagi kepada teman-teman di luar dan pemerintah cepat melakukan rekonsilidasi, hal-hal yang memang menjadi pesoalan itu sampaikan nanti kepada kita mungkin bukan di forum ini, yang penting itu kuat untuk mengatakan bahwa ini perlu penundaan, kita akan coba pertimbangkan kalau kami dari Golkar mungkin begitu Pak ya, terima kasih Pak yang lain mungkin sama ya.

Terima kasih.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(29)

29 KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak rully, ceu Popong terakhir ya, ya silakan, ya ceu Popong.

F-PG (Dra. POPONG OTJE DJUNDJUNAN):

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat malam.

Salam sejahtera.

Saudara Pimpinan.

Para Menteri dan seluruh peserta sidang yang sangat saya hormati.

Saya ingin mengajak sejenak mengapa DPR menyampaikan Rancangan Undang-undang secara inisiatif dari kami, penyebabnya tidak ada lain bahwa memang Undang-undang tentang pendidikan tinggi ini sangat-sangat di perlukan, 3 hal tadi yang disampaikan oleh saudara Menteri, itu sangat tepat, antara lain terutama adalah untuk pakai tanda kutib “mencetak” pemimpin- pemimpin masa depan yang tidak perlu saya utarakan lagi bahwa ada kekhawatiran, bahwa nanti kita tidak akan punya pemimpin-pemimpin yang ideal, oleh karena itu walaupun bukan periode kami membuat Rancangan Undang-undang di dasari dengan betapa pentingnya Undang-undang tentang Pendidikan Tinggi ini, jujur saja saya kecewa karena apa? Karena justru hal yang sudah sangat di tunggu-tunggu untuk maksud yang 3 tadi akhirnya harus di undur, memang tidak di batalkan, tapi di undur, nah kalau kia berangkat dari yang tadi, maka berarti isi dari Undang- undang ini, belum bisa akan memenuhi apa yang kita angankan, oleh karena itu permintaan saya adalah memperkuat tadi apa yang disampaikan oleh Pak Ferdi kemudian oleh Pak Rully, rekan- rekan saya, permintaan saya adalah pertama gambarkan kepada masyarakat bahwa pengunduran ini bukan karena banyak SMS, bukan karena ada yang pakai tanda kutiblah, kecewa dengan RUU ini, ada yang menyebut liberal, ada yang menyebut komersialisasilah, macam-macam, tapi saya ingin karena inikan pemerintah yang minta, yang istilahnya memohon, yang tadi itu, bapak iu istilahnya memohon bahwa pemerintah memohon ini kepada DPR artinya bukan DPR yang mengundurkan tapi betul-betul keinginan pemerintah, nah saya sangat mengerti karena saya juga kebetulan seorang guru, saya snagat mengerti namun secara politis Pak Menteri tolong sampaikan apakah setelah break apakah besok, atau lusa, sampaikan kepada masyarakat bahwa ada hal-hal yang menyebabkan pemerintah harus mengambil langkah ini, tanpa penjelasan atau argument yang bisa di mengerti, nanti masyarakat atau mungkin Negara lain, akan menganggap ini main- main atau apa, sudah persis pada saat finis, persis langsung di sampaikan ini, ini apa ini, walaupun terus terang saya mengerti. Nah jadi akhir dari pembicaraan saya adalah mari kita bersikap dewasa, mari kita bersikap bahwa kita sebetulnya mengerti akan aturan-aturan tapi tidak di

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(30)

30 karenakan karena takut di demo, atau takut ada yang mengatakan bahwa Undang-undang ini jelek, bahwa Undang-undang ini, memang ini bukan Qur’an, tidak akan ada sebaik itu, jadi Pimpinan saya ingin mengakhiri pembicaraan saya adalah secara politis harus di sampaikan kepada masyarakat, karena ini bukan hal yang main-main, sampaikan kepada masyarakat dengan jujur karena kalau kita melihat dari pasal demi pasal, kan bukan berarti semua pasal itu jelek, tidak sesuai dengan yang 3 tadi, tentukan hanya ada beberapa, nah kita buktikan, bahwa karena beberapa inilah sampai mengambil resiko kita mengundurkan RUU ini.

Terima kasih.

Wasalamu'alaikum Warahmatulah Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak.

F-PG (H.M. NASRUDIN, SH):

Terima kasih.

Pak Menteri yang saya hormati.

Pak Ketua, Pimpinan.

Anggota yang saya hormati.

Memang semua Panja dan Komisi X ini sangat tercengang-cegang, terkagum-kagum, peristiwa malam ini sesungguhnya RUU ini secara substantive itu sudah ada kesepakatan, sejak awal dalam perdebatan, pembahasan di Panja itu sudah di sepakati antara Panja dari DPR dengan dari Pemerintahan, oleh karena itu jelas substansinya sudah tidak ada masalah kalau melihat perkembangan pembahasan dari (a) sampai (z) beliau yang dirjen-dirjen ini yang mewakili pemerintah dengan timnya yang di tugasi oleh pemerintah, sudah ada kesepakatan tentang meteri yang sudah tertuang dalam RUU ini, itu berarti tidak melanggar Undang-undang dari substansinya bahwa Undang-undang di bahas bersama, disepakati bersama, secara substanstif memang sudah ada kesepakatan, oleh karena itu kesepakatan ini tidak boleh di rubah dulu apa lagi di batalkan, ini menjadi catatan karena kita kerja sekian lama, jadi jangan kemudian setelah di tunda nani akan di bongkar dari (a) sampai (z) nanti di bongkar semua, lah lantas kesepakatan selama ini apa bentuknya, itu yang pertama.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(31)

31 Yang kedua memang kembali kepada lahirnya sebuah Undang-undang adalah kesepakatan politik, antara DPR dengan Pemerintah, lah ini yang malam ini yang sesungguhnya adalah kesepakatan politik yang harus di bangun kedua lembaga tinggi Negara ini, karena ini kesepakaan politik maka tidak mungkin hal-hal yang menyangkut politis pemerintah akan disampaikan secara …. Dalam rapat ini, ini juga harus kita pahami walaupun mungkin ketidak sepahaman ada beberapa item yang belum masuk oleh substansi yang minta oleh pemerintah ke ranah RUU ini, tetapi sesungguhnya mala mini adalah malam kesepakatan politik antara DPR dengan pemerintah. Jadi saya pikir tidak terlalu panjang kalau pemerintah memang belum bisa memberikan kesepakatan politik apa pun argumentasi dewan dalam malam ini, tidak akan ada artinya apa-apa karena kedua posisi adalah duduk sama tinggi, dan berdiri, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dalam mengambil keputusan Undang-undang ini.

Terima kasih Ketua.

Saya kembalikan.

Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Nas.

Cukup ya, dasarnya apa Pak Menteri, jadi kami pada dasarnya setuju untuk skors ya nanti kita mengambil ya semacam pendapat-pendapat dari Poksi tapi ada beberapa tadi hampir sebagian besar meminta pedoman Pak Menteri untuk menyampaikan alasan untuk penundaan ini, karena nanti penjelasan Pak Menteri memang sayup-sayup belum jelas bagi kami, silakan.

F-PPP (RENI MARLINAWATI, DR):

Interupsi Pimpinan, saya kira bukan hanya alasan tapi point-point yang menjadi keberatan atau pun point-point yang belum, misalkan belum di bahas karena begini Pimpinan, inikan di bahas bersama-sama dengan pemerintah ayat-perayat huruf perhuruf, hingga Tim singkronisasi, ketika kita ada usulan pemerintah, tiap atau tidak? Siap, jalan, jadi sampai detail begitu, sehingga kita bisa terima jika rumusan-rumusan keberatan atau rumusan-rumusan yang harus di rumuskan kita peroleh malam ini Pimpinan.

Terima kasih.

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(32)

32 KETUA RAPAT:

Jadi masih tetap Pak Menteri meminta alasan, nanti kami break ya supaya kita bicarakan, silakan Pak Menteri.

……:

Pimpinan skors saja, ya Pimpinan kalau alasan nanti.

KETUA RAPAT:

Ya silakan.

F-PKS (H. TB. SOENMANDJAJA, SD):

Mohon ijin Pak, baik.

Terima kasih Pak.

Tadi walaupun terdengar sayup-sayup basah isitlah Pak Ketua tadi, ya supaya oleh Pak Menteri tadi, beberapa point tadi kami sempat mencatat, oleh karena itu jika ibu/ bapak sekalian menyetujui kami cenderung di skors saja dahulu, silakan di dalami nanti kita bisa langkah berikutlah.

Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT:

Alasannya sudah tahu semua, Poksi, kalau sudah tahu ya, kalau tidak sayup-sayup.

F-PKS (H. TB. SOENMANDJAJA, SD):

Terserah saya hanya mengusulkan ada beberapa catatan sudah kami rekam disini, demikian

KETUA RAPAT:

Break dulu?

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(33)

33 F-PDIP (TB. DEDI S. GUMELAR):

Pimpinan, saya sudah sampaikan tadi, Pak Menteri menjelaskan alasannya baru kita akan bisa membicarakan tentang mau break mau ngomongin apa kita.

KETUA RAPAT:

Saya tadi Pak Menteri menyampaikan alasan-alasan dulu baru break itu yang kita bicarakan, kita kok minta break dulu, coba silakan Pak Menteri.

F-PKS (H. TB. SOENMANDJAJA, SD):

Sedikit Pak Menteri. Kalau kami cenderung Pak Ketua, inikan beliau tentu ada naskahnya, itu saya terimakan kepada kami, kepada kita, lebih baik kita dalami bersama, kita ada Poksi, selama di skors nanti itu, sehingga ketika bapak Pimpinan dalam hal ini mengadakan loby atau skorsing nanti pikiran-pikiran Poksi sudah tersampaikan begitu Pak, demikian Pimpinan.

F-PD (RINTO SUBEKTI,SE,MM):

Pimpinan saya sepakat apa yang di sampaikan teman-teman dari PKS ini, saya pikir kita skors dulu mencari solusi, dari dasar-dasar nanti naskah yang diberikan pemerintah kepada kita tentunya kan perwakilan Poksi menjadi satu bagian dari bagian dari masing-masing fraksi itu sendiri Pimpinan.

Terima kasih.

F-PDIP (TB. DEDI S. GUMELAR):

Pimpinan, tadi Pimpinan sudah menyampaikan memberikan kesempatan kepada Menteri, silakan langsung saja laksanakan, karena begini, logikanya kita mau merumuskan, merundingkan, memufakatkan apa kalau kita tidak tahu alasannya Pak Menteri apa? Tidak masuk akal kalau kita ngumpul tapi tidak ngerti apa yang di minta oleh Menteri, silakan Pimpinan.

F-PPP (RENI MARLINAWATI, DR):

Saya kira kongkrit Pimpinan, alasan Pak Menteri ada tertulis tidak, kalau tadi ada sebagian tertulis di bagikan terlebih dahulu kepada kita, kalau misalkan sekarang tidak ada, atau Pak

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan dapat meningkatkan performance kerja pada posisi jabatan yang sekarang. Kalau level of performance-nya naik/meningkat, maka berakibat peningkatan

4.1.4.10.. Berdasarkan dari hasil deskripsi data menunjukkan bahwa pemain bulutangkis anak-anak putera usia 11-13 tahun PB. Pendowo Semarang tahun 2011 tidak ada

pertanyaan awal kepada siswa secara lisan yang diarahkan pada anak tema: Healthy Foods dengan gambar; Guru menyampaikan tujuan pembelajaran; Guru menyajikan

Saya kira ini memang masih ada kaitan · dengan apa yang dibicaral<an sebelumnya, kalau saya menangkap disini bahwa di daerah yang belum kompetisi itu bisa tidak ada

Ketiga lampu menyala sama terang karena tegangan pada rangkaian hambatan seri dengan hambatan sama besar maka tegangan yang masuk juga sama besar, dan arus listrik yang mengalir

Penelitian pemberian sel punca CD34 + darah tepi manusia secara subkutan pada kulit tikus jantan wistar yang dipajan sinar ultraviolet B dengan pengamatan jumlah

Dengan alternatif program tersebut, prioritas program kerja yang sesuai dengan hasil rancangan program kerja, untuk meningkatkan dan penjaminan mutu pendidikan di UNPAZ,

Gambaran mengenai kondisi transportasi khususnya berjalan kaki di kawasan Pendidikan Yogyakarta sebagaimana yang telah dijelaskan di atas menjadi dasar perlunya dilakukan