• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAP AT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG KETENAGALIST'.RIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAP AT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG KETENAGALIST'.RIKAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

JJELUM DIKOREKSI

RISALAH RAP AT

PEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG

KETENAGALIST'.RIKAN

Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Ra.pat ke Hari,tanggal Pukul Tempat . Acara Ketua rapat Sekretaris Rapat Hadir Artggota Pemerintah

ANGGGOt A KOMISI VIII : 1. Dr. II'Wan Prayitno, M.Sc 2. Ir. Emir Moe1s, MSc 3. Ir. Agusman Effendi 4. Royani Haminullah 5. Juhus Bobo, SE 6. Paul S. :Saut

SMF

7. Muhan'l.tnad Y atnin, SH 8. Mudahir 9. P.M. Saul d~ Omay 1

o.

1r.

Zainal

Arifin

11. Yoseph

Umar

Hadi 12. Firm.an Jaya Daeli 13. Hj. Evita Asmalda 14. :Drs.

f>riro

:Sudi Santoso 15. $yamsu Bachri

16. fubagus Haiyono 17.

brs.

Cornelis iapatab

2001-2002 IV

Rapat Panitia Kerja 16

Kamis,

10

Juni 2002 14. 00 - 17.00 WIB

Ruang Rapat Komisi

VIII DPR RI

Pembahasan DIM Sandingan RUU tentang Ketenagalistrikan

yang

diserahkan ke Panja. Ir. Agusrb.a?l Effendi

Drs. Muhotio Basuki

25 dari j3 Anggota

Panja.

Kotnisi VIII

Direktur Jenderal Listrik dan Petnanfaatan Energi beserta jajarannya

20. Ors. Nur Hasan

l

l . Drs. Zulkifli

Halim, MSc

22. H. Noor Adenan Razak, SE

23.

Soetadji

24. Rukmmi, SIP

25. Ir. Dannansyah Husein

18. Ors. H. Maksum Zailadry

19.

Prof.

Dr.

Ing. K. Tunggul Sirait

(2)

PEMERINTAH :

1. Dr. Ir.

Luluk Sumiarso,

MSc

2.

Ir. J.

Putwono, M.SEE

3.

Ir.

Ratna Ariati, MSc

4.

!>rs. SuJ,adi

.S.

SUI1laryanto,

MM

6.

Ir.

A1tian Subagio

7.

Dr.

Ir.

Bambang

Adi Winarso

S.

fr.

Sarnbang

Hermianto

9.

Ir.

Sudi Santoso

10.

Ir.

Handani rusmasini

11. Pamudji Slamet, SH, MP A

12.

Ir.

Johnny

~ Simanjuntak 13.

Basuki Prayitno

14. Muljo Adji AG

1s.

Datwiyanto

16. Mardiyanto Kadri

(3)

Panja Listrik 20 Junl 2002

KE1UA PANJA (IR. AGUSMAN EFFENDI) :

Yang terhormat Pak Lulu.

Saya melihat kawan-kawan baru empat fraksi, walaupun sebenarnya rapat bisa saja kita buka, skors kemarin, tetapi alangkah baiknya kalau memang bisa menambah satu fraksi. lagi. Jadi kita berharap pada saat pengambilan keputusan sudah hadir orang-orangnya.

Atas ijin bapak/ibu sekalian Rapat ~anja ini yang di skors kemarin saya cabut ·1agi:"Datrantuk itu mungkin memang kita ·harus·rnenambah·beberapa orang· lagi, satu orang dari fraksi yang mungkin dari F.PPP, F.PKB 1atau fraksi yang lain, tetapi alangkah lebih baiknya kita mengisi waktu ini karena waktu kita sudah terlambat setengah jam.

Oleh sebab itu kita coba untuk membaca dan mungkin pada saat kita berdiskusi nantinya akan hadir teman-teman yang lain, dan kita berharap pada saat pengarnbilan keputusan sudah hadir kawan satu fraksi lagi supaya kita bisa · memenul'li tata tertib, yaitu lima fraksi yang hadir bisa setuju.

(RAPAT SETUJU) Terima kasih.

Selanjutnya kalau tidak salah catatannya adalah kita masih memakai suplamen yang beberapa halaman ini yang tertanggal

19

Juni

2002,

dan itu kita sudah kemarin di DIM 75 w 4 dan sekarang 75 ab. 7f). ab ini saya akan bacakan ini bagian daripada DIM yang besat yaitu DIM

78.

lni DtNt baru pak ya, halamannya 16 hanya saya ingin tahu persis karena kita sudah

ma~uk

ke DIM yang besar atau masih DIM-DIM peMerintah.

ANGGOTA F.Rt:FORMASI (H. NOOR ADENAN' RAZAK, SE) : lnterupsi ketua.

F.

PPP sud ah masuk, jadi sud ah lima fraksi. KETUA RAPAT :

Terima kasih dan utttuk itu kita sudah bisa dapat mengambii keputusan, tetapi supaya kita tidak terlalu

jauh

dari buku tebal kita karena nanti suatu saat kita harus balik lagi ke buku tebal. Artinya ini menurut yang saya baca DIM ini betul-betul DIM baru.

Oke jadi ini dari DIM 246 dipindahkan ke DIM karena c1isatukan, coba bapak bisa menjelaskan DIM 246 itu kalau tidak salah di transisi pak ya. Apakah ini tidak gabungkan semuanya ke transisi ataukah ingin dimasukan disir\i, karena kalau kita lihat kalau menurut kami ya ini yang tarnsisi saja semuanya di transisi. Kalau nanti ada transisinya di Pasal 7 lalu ada transisi di pasal ini, menurut saya inikan masalah-masalah traf1sisi.

Silakan pemerintah dulu. PEMERINTAH:

Terima kasih bapak pimpinan.

Bapak Anggota Dewan yang katni hormati.

Kita bertemu kembali dalam lanjutan pembahasan Panj~. Mengenai DIM ini dapat katni laporkan bahwa, mernang aslinya adalah DIM 24~. Mengapa kami pindahkan kesini, ini karena kembali kepada pembahasan keman!1. Kare.na se~ua peralihan itu ditaruh di hal-hala yang sifatnya bukan oltimate gold d1taruh

d1

perahhan

(4)

pada wat<tu pembahasan DIM pada waktu Rapat Kerja, dan pada awal-awal pembahasan Panja selalu ditanyakan kalau tidak monopoli kalau belum monopoli bagaimana. Kenapa tidak digabung segala macam.

lni sebetulnya semua ~embali kepada gambar ini yang kami sampaikan beberapa waktu yang lalu, paradigma yang ultimate gold yang kita ambil ini sekarang kalau dulu peraturan peralihannya itu kita kasih semua yang bukan peralihan akhirnya kita pindahkan ke pasal-pasal yang bersangkutan. Kalau memang disepakati bahwa itu kembali ke pasar peralihan saya kira, kita menyesuaikan saja.

Jadi intinya demikian digambar ini kalau pendekatan yang kita ambil di dalam Undang-undang ini adalah ultimate gold artinya di dalam ini adalah keadaan yang diinginkan, kalau ada keadaan menuju atau pada masa transisi itu aturannya di tempatkan di pasal peralihan. Sekarang ini kalau ingin dikembalikan lagi diperalihannya kembali seperti konsep awal. Atau nanti mur1gkin Timsin yang ditugasi.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Sebenarnya ini bagian dari kalau saya baca-baca !adi, peralihan cukup banyak dan nanti juga pasti ini akan diperbanyak lagi karena beberapa hal yang kita titipkan ke aturan peralihan. Tetapi nantinya kita juga ingin meminta pendapat masing-masing fraksi, kalau kita mernbaca, DIM ini hanya semaeatn mengatakan bahwa kalau belum ada perarigkat keras dan perang~~t lunaknya dijadikan satu di 9UMN. ltukan semacam persepsi belum tentu benat, tetapi ini b~gian daripada peralihan sebenarnya. Tetapi untuk itu setnuanya mungkin ada semacam arahan dari legal drafter apakah hal seperti ini wajar didahulukan atau dibelakangkan dan nantinya juga kita minta fraksi-fraksi memberikan gambaran.

Sebelum ke fraksi kita minta dulu pemerintah memberikan. PEMERINTAH :

Terima kasih bapak Pimpinan.

Jadi sebetulnya kalau dalar'n masa peralihat'I itu adalah suatu keadaan. kesenjangan dari sesuatu yang baru dengan keadaan yang lama. Bagaimana menyesuaikan dengan keadaan baru itu adalah suatu masa peralihan. Jadi kalau ini seperti suatu belutn siapnya daripada usaha transmisi tenaga listril< menjadi ke arah yang baru, itu bisa masuk dalam peralihan.

Saya kira itu terima kasih.

KETUA RAPAT :

lni bagian daripada peralihan, oke terirna kasih penjelasan dari pemerintah. pan kami persilakan kepada masing-masing fraksi untuk mengomentari ini. dari F.PDIP mun.gkin, belum, dari Golkar.

ANGGOTA F.PG (HJ. EVITA ASMALDA): Terima kasih Ketua.

Memal"lg muatan ini tidak lazim dia dimasukari di dalam muatan yang kaitan dengan ini ketentuan batang tubuh lainnya. Memang pengkalimatan ini adalah suatu pengecualian jalan keluar jalan tengahnya yang dimuat di dcllam ketentuan peralihan.

Jadi penentuan di dalam bab yang bukan ke!entuan petalihan rumusan semacatfl ini memang tidak la.zim ketua. Jadi muatan ini memang pada umumnya yang tnemberikan jalan tengah selama belum dimungkinkan dan sebagainya untuk

(5)

baik itu masa transisi mengenai waktu, keadaan, baik itu disini juga menyangkut dengan perangkat itu sendiri memang harus dikelompokan didalarn bab ketentuan

peralihan. ·

Jadi saya melihat sekarang kita tinggal pertama dulu sepakat tidak rumusannya semacam ini, nah nanti setelah itu apakah kita sepakat dimasukan didalam bab atau pasal yang berkaitan dengan DIM yang diatasnya. Kami dari partai Golkar kurang sependapat jika muatan ini dimasukan di dalam DIM yang tnenyambung yang sudah kita putuskan di

75

y

4

itu. Jadi lebih tepat kalau ini dirnasukan di dalam ketentuan kembali kepada DIM yang lalu 246 itu di ketentuan peralihan.

Dari yang disebutkan pengkafimatan ini pada prinsipnya karni sepakat, hanya mungkin nanti tinggal Timsin untuk mensinkronkan dan juga Tim Perumus terutama

~erkaitan dengan bunyi pasalnya itu. Jadi nanti perlu kehati-hatian •dta, karena inikan perutnusan kita sudah banyak yang berubah-ubati, kemudian usul-usulan nantikan akan direlay kembali melalui Timsin itu akan terlihat. Jadi jangat'l sampai yang penunjukan pasal misalnya ayat dan hurupnya itu keliru. Nah ini sangat hati-hati karena apa, akan berdampak luar biasa nanti dalam pelaksanaannya.

Jadi oleh karena itu ketnbali pengkalimatan substan~i_ kami sepakat, hanya dimasukan nanti jangan lupa untuk Timsin untuk Sinkronisasi terutama yang berkaitan menunjuk dengan pasal dan ayat.

Terima kasih ketua. ·

KETUA RAPAT : Terima kasih.

Tilakal'l

F.

Reformasi.

ANGGOTA F.Rer=oRMASI (ORS. ZULKIFLI HALIM, M.Sc): Terima kasih.

Sebenarnya inikan menanggapi dari diskusi-diskusi kita terdahulu, termasuk waktu itu juga ada dari ketua sendiri melihat bahwa apa yang ada dalam transisi itu perlu dimasukan dalam pasaf. lni sebenarnya bukan transisi, karena yang mau digambarkan disini adalah gambaran sistim yang belum kompeti:;i. Jadikan dalam batang tubuh itukan kita menggambarkan sistim yang kompetitif, kemudian yang belum kornpetisi dan yang tidak kompetisi. Jadi ini bisa kita pandang sebagai sebuah pasal yang bukan transisi, sebab dalam Undang-undang inikan yang selalu badan-badan itukan digambarkan ada tiga tipe kompetisi, belum kompetisi dan tidak kompetisi.

Pasal ini saya kira merespon itu gambaran kondisi sistirn yang belum kompetitif. Justru itu saya pikir ini mem·ang tepat tidak ditra~sisi, tetapi ini ~erlu disempurnakan supaya lebih menggambarkan bagarmana mekan1sme

Ketenagalistrikan ini dalarn daerah yang belum kompetisi. ierima kasih.

KETUA RAPA'r : Silahkan F.PPP.

ANGGOTA

F.PPP

(ORS. H. MAKSUM ZAILADRY): Terima kasih pak Ketua. ·

Kalau melihat pasal 7 e ini DIM 75 ab itu sebetulnya tidak sepenuhnya mengcover pasal 48 yang DIM 246 yang sudah di bahas, dan di coret semuanya

(6)

yang dalali'I keterangan itu dipindah DIM 75 ab. Tetapi kalimat yang ada dalam pasal 7 ini tidak seluruhnya rnengcover kalimat yang dicantumkan dalam rancangan pasa: 48 DIM 246 ini yang pertama.

Kemudian yang ke dua kita barangkali perlu melihat ke depan, apakah daerah yang sudah dikompetisikan itu memungkinkan untuk tidak siapnya perangkat keras dan perangkat lunak dalam kegiatan usaha tarnsmisi pengelola pasar maupun

pengelola sistim. ·

$ecara logika saya kira, tatkala kita menyatakan bahwa it.u adalah wilayah kotnpetisi maka dapat dipastikan bahwa perangkat keras dan perangkat lunak ini .sudah siap. Karena ini membicarakan masalah kompetisi pada pasal sebelumnya, maka inipun rnasalah kornpetisi termasuk dalarn konteks diwilayah kompetisi. Jadi logikanya memang sudah siap, kalau kita menyatakan bahwa satu wilayah itu sudah menjadi wilayah kompetisi. Rasanya kurang mutigkin perangkat keras da11 perangkat lunak ini belum siap disitu.

Jadi katau rnisalnya kita melihat bahwa, konteksnya dalam peralihan maka mungkin yang mernungkinkan adalah tidak siap dalarn pengertian bahwa perangkat keras dari perangkat lunak ini disiapkan oleh badan

X,

atau sudah terjadinya pemilikan daripada pembiayaan daripada pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak yang ada di lingkup pengelola pasar dan pengelola sistern, ini sudah dibiayai oleh pihak-pihak yang brekompetisi.

Sekarang masalahnya adalah saya memahami akan pemindahan ini, jadi kalau misalnya untuk apa perangkat lunak dan perangkat keras yang ada sekararig, yang sekarang dimiliki oteh BUMN PLN saya kira. Memang menjelang terjadinya kompetisi ini perangkat keras dan lunak ini mungkin lebih dulu paling tidak dipinjami oleh

PLN

atau dibeli ofeh mereka dari

PLN ,

tapi untuk memberi mungkin belum ada uangnya. Jadi disini mungkin memang terjadi kornpetisi itu setelah ditentukan wilayah itu wilayah kompetisi. Apakah tidak siap perangkat · keras dan perangkat lunaknya itu.

Disini disebutkan perangkat keras dan perangkat lunak transmisi pengelola pasar dan pengelola sistem. Kalau transmisi sudah siap saya kira, tapi perangkat keras dan lunak dikegiatan pengelola pasar mungkin saja belum siap. Siapnya mereka adalah tatkala mungkin PLN memasuki atau meminjamkan alat-alat itu, tapi personal pengelola pasar dan personal pengelola sistem ini sudah ada.

Marifah bapak/ibu sekalian kita pikirkan bersama ini kaitan dengan timeng peralihan. Oleh karena itu mungkin kalimat ini bisa .lebih cenderung di pasal 246, hanya dipembahasan yang lalu 426 ini sudah dicoret dipindahkan kepasal ke DIM

75

ab.

KETUA RAPAT :

lnisiatif dari pemerintati untuk memajukan, tapi nanti. ANGGOTA F.PPP (DRS. H. MAKSUM ZAILADRY):

Betul inisiatif pak, hanya di dalam catatan saya disini yang lalu ini yang 17 Juni itu sudah dicoret disini pak diberi penjelasan dipindah kE~ Dim

75

ab.

KETUA RAPAT :

lnisiatif ya pemerintah juga. Silakan pak Soetadji.

(7)

ANGGOTA F.TNl/POLRI (SOETADJI):

Terima kasih bapak pimpinan, bapak pemerintah.

Saya sebenamya kembali kepada pemerintah di dalam meyakinkan kita itu dalam hal mempersiapkan perangkat keras dan perangkat lunak, kapan oleh J.')engelola pasar baik maupun peng~lola sistem sendiri. Apakal1 transisi ini mau kembali kepada

246

atau ini lebih

cocok

seeara rec;faksional, kalaupun tidak ada perubahan dari tanggapan ini, masalah tempat saja '.Sebenarnya, mau ditempatkan di depar'l atau belakang kembali kepada tata hukumnya.

Oemikian terima kasih. ·

KETUA RAPAT :

Terima kasih.

F.POIP.

ANGGOTA F.PDIP (YOSEPH UMAR HADI):

Barangkali saya ingin bertanya dulu mengenai pengertian-pengertian yang ada di dalam ayat itu, seperti misalnya badan usaha ditulis dalam hurup besar ini cukup membingungkan menurut saya. Jadi barangkali ini juga dalarn penulisan ini bisa mengandurig makna lain. Kalau yang ditulis daJ•m hurup kecil, itu masih bis~ dimengerti, tetapi hurup besar ini masuknya badan usaha yang Marta. lni badan usaha hurup besar sebuah nama.

Kemudian kan yang rnengerti di dalarri pasal inikan sebenarnya rnemang untuk pengelolaan sistem tenaga listrik dan pengelola pasar tenaga listrik, dimana perangkat keras dan perangkat lunak belum siap itu dikelola oleh BUMN, itukan intinya disitu menurut saya. Lalu apakah ini perlu dirnasukan di dalam batang tubuh ini atau di dalam ketentuan peralihan, ini memang masih perlu dipikirkan bahwa suatu da~rah dinyatakan berkompetisi. Siap kompetisi sebenarnya kan harus siap semuanya baik itu perangkat keras maupu perangkat lunaknya. Kalau memang 'belum siap dari sisi perangkat keras dan perangkat lunak, kenap~ itu dikompetisikan. Lalu sernangat yang tirnbul baik itu daerah kompetisi rnaupun daerah yang tidak berkompetisi, itu kita menghendaki BUMN itu tetap me11gelola baik itu pengelolaan pasar, pengelolaan sistirn tenaga listrik karena kernarin kita melihat merupakan suatu hal yang sangat strategis disana. ·

Jadi seperti kernarin adanya golden share dan sekarang dHerah yang tidak siap itu juga tetap. BUMN, apalagi daerah yang tidak dikompetisikan tetap dikelola SUMN. Oengan kata lain sebenarnya. BUMN masuh kita lakukar~ untuk mengelola badan ini, baik itu siap apa tidak siap maupun itu daerah kompetisi atau tidak kompetisi.

Namun khususnya daerah kompetisi itu 8UMN hanya menguasai mayoritas atau merniliki golden share, sedangkan yang tidak kompetisi itu BUMN sepenuhnya. Jadi semangatnya tetap SUMN yang mengelola pasar maupun l'nengelola sistem tadi.

ltu komentar saya terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Sebelum kepada pernerintah mungkin kita coba mengingat bersama sejak kita memegang RUU ini ada 44 pak, tolong

dibaca.

~i Bab IV. itu he_adingnya ad.ala.h usaha ketenagaan Jistrik, kalau tidak salah sepert1 1tu. Lalu ada bag1an pertama 1enrs

(8)

usaha Pasal

6

Ayat

1,

usaha ketenagalistrikan terdiri dari usaha penyediaan tenaga listrik dan usaha penunjang tenaga listrik.

Lalu Ayat 2 nya yang sudah kita perbaiki, usaha penyediaan tenaga. listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi jenis usaha a, b, c, d, e, t, lalu kita menambah rnenjadi g. Latu pemerintah mencoba r:nenerapkan kita sarna-sama sepakat dengan pemerintah mengupas satu pers~1u ini yaitu dari pembangkit, transmisi, distribusi, penjualan tenaga listrik, agen penjualan, pengelolaan pasar dan pengelolaan sistim dan itu sudah kita selesaikan.

Lalu ada bagian ke dua nantinya, yaitu usaha penyediaan tenaga listrik pada pasal 7 nya tetapi ternyata pasal 7 inikan belum kita bahas, kalau kita rnelihat yang sebelumnya. Latu ada pasal 8 tentang perijinan, lalu ada pasal 11 tentang kondisi-kondisi dimana yang kompetisi dan lain sebagainya juga bagiain dari ini, dan ada pasal

13.

Jadi ada beberapa pasal dari pasal 6 sampai pasal 13 di Bab IV itu. Kalau kita lihat di Bab IV ini dengan rumusan-rumusan yang sudah kita setujui plus juga yang akan kita bahas sekarang, kita menemukan sesuatu ryang baru yaitu map pindahan dari

246.

Supaya kita melihat ini secara konsis~en i~aJau kita lihat Bab IV usaha Ketertagaklistrikan, bagian pertamanya jenis usaha kit• sudah bahas pasal

6

sampai dengan pendidikan dan pelatihan.

Saya

kurang

tahl/I

nantinya ini masuk kemana karena pasalnya masih belum jelas, kitakan masih har~s sinkronisasikan.

. Lalu nanti masuk ke pasal 7, pasal 7 yang lama itu adalah bagian kedua yaitu, usaha penyediaan tenaga listrik lalu dirumuskan oleh kita yang disini, lalu pasa~ 8 tentang kegiatannya. Kalau kita lihat ini. semuanya memang harus dibaca lebih awal semuanya supaya kita tidak rancu untuk rnenaruh bahasan-bahasan kita seterusnya.

I .

Kalau kita membaca hal-hal yang. seperti ini, mungkin nantinya kalau ada kata-kata dalam hal rasanya dalam ha! ini akan menjadi hal yang peralihan, tetapi kalau tidak ada kata-kata dalam hal mungkin saja memungkinkan masuk dalarn pasal ini.

Perh'lasalahannya apakah masuk disini atau masuk diper.alihan, kalau masuk diperalihan mungkin tidak masalah kita masukan kesana tetapi kalau masuk ke:sini harus kita sinkronkan ke pembahasan-pernbahasan sebelumnya. Apakah kita masuk pasal sendiri ataukah ini bagian dari, sebenarnya memang kalau kita lihat ada juga yang disini tidak terintegrasi semuanya juga ada di pasal· ini.

Jadi menurut saya kalau kita berkeinginan masuk disini mungkin kita haru~ rumuskan tidak seperti ini rumusannya, kalau kita ini ingin rnasukan ke Aturan Peralihan ini tidak berdiri sendiri, karena diaturan peralihan ternyata hanya bagian A saja, karena bagian A dari

246

kalau saya baca-baca itu dalam peralihan menuju menerapkan m6del pasar kompetisi penuh baru ada A, ada B.

Nah ini A saja yang diambil dari sana dibawa kesini, saya lcurang tahu persis maksud pemerintah ini apa yang diinginkan untuk irii semuanya. Apakah kita ingin masukan ini sel'T'lua disini dengan kaitan hat yang seperti pengaturan BUMNnya atau peralihannya, tapi kalau peralihannya sernua ada beberapa teri:an ta~i mengata.k~~ , kumputkan saja diperalihan tapi untuk mengatur kegiatannya b1sa sa1a masuk d1s1rn

dengan rumusan-rurt'lusan yang kita lihat semua nanti. Kami persilakan dulu kepada p~merintah.

PEMERINTAH :

Terima kasih

Sapak

Pirnpinan. . .

Menanggapi apa yang te!ah disampaikan oleh para Anggota Dewan. Jad1 pengertian belum siapnya perangkat keras dan perangkat lur1ak di~;ini ada.lah bukan untuk kompetisi, tetapi untuk dipisC';ihkan konteksnya adalah belum s1ap untuk

(9)

dipisahkan bukan untuk dikompetisikan. Jadi dalam hal seperti itu memang pengertian

'SOTOMOn.

itu bisa digabung mernang ini yang sekarcing terjadipun sebenarnya bisa dipisahkan bisa tidak jadi, kalau memang sudah siap perangkat keras dan perangkat lunaknya itu bisa dipisahkan.

Dan mengenai badan usaha jadi kami setuju dengan huruf kecil ya Pak Yoseph karena ini generik, badan usahanya kecil bukan besar dengati fungsi dan peran terpisah supaya tetap tercermin bahwa suatu saat nanti l<alau memang perangkat lunak dan kerasnya siap untuk dipisahkan, jadi lebih mudah digabungpun bisa menyelenggarakan fungsi itu maksudnya dernikiari.

Nah mengenai penempatannya apakah mau ditempatkan di pasal ini ataukah diperalihan, kalau konteksnya memang kompetisi memang yang lebih tepat sekaligus saja nanti diperalihan. Nah namun mohon karena kita mumpung membahas ini kalau pasalnya bisa kita bahas sekalian kalau diijinkan penempatannya itu Timsin yar1g akan melihat pada tempat mana yang layak.

Terima kasih. KETUA RAPAT :

Mungkin masalat'mya ini kalau kita ingin membahas ini di dalam peralihan kita harus membahasnya bersama-sama semuanya di peralihan. Karena mungkin konteksnya akan berbeda tetapi kalau ingin ini tetap disini ini mungkin bukan konteks peralihannya tapi konteks memungkinkan badan usaha mengelola tiga-tiganya . dalam bentuk BUMN, tetapi kalau kita ingin konteksnya peralihan karena banyak sekali yang harus kita bahas dulu baru masuk peralihan kan,. tapi kalau konteksnya hanya bahwa belum siapnya itu dalam rangka boleh badan usaha bisa disini. Jadi ini nanti akan juga harus diatur dibelakang sini.

Saya kurang tahu persis, mungkin pemerintah yang bisa. PEMERINTAH :

. Kami eenderung yang disampaikan pemerintah tadi bahwa memang yang kami maksudkan adalah konteksnya menetnpatkan disini karena kepemilikannya oleh BUMN, dalat'n hal belum bisa dikaitkan bukan konteks peralihan tapi konteks kepemilikan oleh BUMN.

Terima kasih. KETUA RAPAT :

Untuk itu kita dari pemerintah sudah membefikan semacam k~pastian kepada kita bahwa konteksnya ada pasal ini disini bukan konteks pindahan dari DIM 246, artinya DIM ini niasih ada di OIM

246

masih ada karena masih ada peralihan nantinya di DIM

246,

tapi kOnteks disini adalah kontek kepemilikan karena belum siap perangkat keras dan perangkat lunaknya.

Kami persilakan mungkin ini kalimatnya tidak persis seperti ini kareria ini kontek$nya adalah kepetnilikan, kami persilakan mungkin ada yang memberi~can komentar dengan konteks kepemilikan, kami persilakan Pak Zul.

ANGGOTA

F.

Rl:FORMASI (DRS. ZULKIFLI HALIM, M.Sc):

Saya kira ini memang masih ada kaitan · dengan apa yang dibicaral<an sebelumnya, kalau saya menangkap disini bahwa di daerah yang belum kompetisi itu bisa tidak ada Sadan Pengelola dan tidak ada Pengelola Pasar dan tidak adc:l Pengelola Sistertl, tetapi fungsi itu dilaksenakan oleh suatu BUMN yang memilik1 fungsi dan peran terpisah. lni saya kira semangatnya itu berkelanjutan, cuma barangkali memang bisa menjadi satu pasal tersendiri.

(10)

Nah persoalannya ini harus dilanjutkan bahwa kalau peran pengelola pasar dan pengelola sistem itu dijalankan oleh sebuah BUMN, semer'ltara disana berarti otomatis apakah tugas penentuan harga misalnya itu dilakukan oleh suatu BUMN itu. Nah siapakah BUMN itu, ini harus kita lihat adaptasi lagi begitu. Jadi yang saya tangkap ~ahwa di daerah yang belum kompetisi tidak ada pengelola pasarnya lho tidak ad~ pengelola sistemnya, jadikan terkait karena pasal sebelumnya menyebutkan bahwa ada pengelola pasar ada pengelola sistem.

Nah dl;lerah yang belum bisa berkompetisi yaitu

yang

belum siap transmisinya maka tidak ada. itu, jadi saya pikir ini kronol~gis tetap dengan yang dibahas sebelumnya, nah cuma perlu dibuat lebih jelas lagi kalau tidak ada pengelola pasar peralih kepada suatu BUMN, nah ini BUMN macam sama dengari BUMN yang ini karena ada fungsi-fungsi disitu kan sebagai mempertemukari penawaran, dia menetapkan harga. Nah ini sehingga ada revisi-revisi saya kira.

Terima kasih. KETUA RAPAT : T erima kasih.

lni supaya tidak rancu tolong diambil dari DIM 246 dicoret sajc~, jadi tidak perlu lagi diambil dari DIM 246, kaitannya hanya keinginan pernerintah untuk mencantumkan disini, adalah kaitan dalam kontek kepemilikan yang memungkinkan kita masih bisa membahas ini, di dalam urutan pembahasan p~lsal !ni yang kita sudah bahas tentang pengelola sistem, pengelola pasar, pengelola sistem dalam pengelola pasar kita sebutkan tadi bahwa sudah ada pembiayaan dalam pengelolaan sisteni juga ada pembiayaan yang sama, kepemilikan11ya juga sudah kita atur dalam kaitannya disini adalah kaitan kepemilikan lagi, yang memungkinkan dua badan itu bisa dimiliki dalam kondisi-kondisi tertentu. Oleh sebab itu tolong tadi tidak perlu lagi ditulis tentang DIM 246 dihapus saja merahnya supaya kita dan itu kembali di DIM 246 masih hidup.

Tadi ada rumusan yang dicoba untuk Pak Syarnsul, Pak Zul dari Reformasi supaya ini bagian yang terintegrasi dari pasal-pasal ayat-ayat yang sebelumnya mohon dikonsep lebih awal oleh pemerintah baru kita bahas.

Katni persilakan pemerintah mohon siap dulu Pak, boleh Pak silakan nggak usah uru-buru Pak.

ANGGOTA F. REFORMASI (DRS. ZULKIFLI HALIM, M.Sc): baerah yang ditekankan.

KETUA RAPAT :

C6ba jelaskan dahulu Pak disinikan ada perangkat keras, perangkat lunak artiny kan badan itu harus beli dulu perangkat keras, dan harus beli dulu perangkat lunak dan menyiapkan orang-orangnya kan dan itu bisa, jadi satu badan usaha milik negar kan begitukan maksudnya.

PEMERINTAH :

Kami usulkan peranykatnya itu yang keras dan lunal< itu ~ihapus saja.' nanti pengertiannya bisa seperti Pak Zul tadi bisa keras dan lunak nanti berbahaya 1tu.

Oalam hal kegiatan usaha ini dihapus, dalam hal sar·npai untuk dihapus, kegiatan usaha transmisi. Jadi belum siap untuk dipisahkan, maka ya.

(11)

lni Bapak Pimpinan, jadi ini yang lebih mencenninkan spirit pembahasan. Jadi yang belum siap untuk dipisahkan adalah usahanya karena

memang

perangkat keras dan perangkat lunaknya belum dimungkinkan tapi pada dasarnya ini sudah di daerah kompetisi.

KETUA RAPAT:

Karena ini DIM baru jadi nggak usah ada merah-merahnya lagi Pak hapus saja Pak, jadi bingung kita inikan DIM yang baru kita betul-betul, jadi dihapus saja Pak karena nggak ada usah ada lagi karena bingung nanti. lni betul··betul DIM baru disiapkan oleh pemerintah, jadi bukan DIM dari

246.

Kalau ini ingin dimasukan.

Oke ini adalah DIM baru dari pemerintah tentang kepemilikan yang memang tnasih terintegrasi dari ayat-ayat sebelumnya, saya akan bacakan.

Dalam hal kegiatan usaha transmisi tenaga listrik, pengelola pasar tenaga listrik, dan pengelola sistem tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal

6

ayat (2) huruf b, f dan

g

belum siap untuk dipisahkan maka kegiatan usaha tersebut dapat dilakukan secar<:l bersatna dalam satu badan usaha dengan fungsi dan peran yang terpisah dan dilaksanakan oleh badan usaha mi!tk negara.

Kami persilakan yang ingin mengomentari dari F.PDIP. ANGGOTA F.PDIP (PAULS. BAUT) :

Dari F.PDIP, sebentar Pak Ya.

Kata "dapat" itu fakultatif bolah ya boleh tidak ataukah maksudnya peran itu . dilakukan bersama.

KETUA .RAPAT :

lni nanti pertanyaan tolong ditunggu, dijawab Pak. ANGGOTA F.PDIP (PAULS. BAUT):

Jadi minta kepastian saja dapat atau memang peran itu dilakukan bersama karena kalau dapat dia fakultatif.

KETUA RAPAT :

Oke sementara dikasih tnerah nggak apa-apa atau dikasih biru supaya nanti ini ada bagian yang dipertanyakan Pak, "dapat" itu apa.

Selanjutnya kami persilakan ke dari Golkar. ANGGOTA F.PG (iUBAGUS HA~YONO):

S~belum saya mengomentari, saya sudah berkaca

mata

dan mata saya sudah ~erakomodasi sekuat-kuatnya agak sulit membacanya ini. bisa nggak dikasih latar belakarig hitam begitu. Jadi agak rnudah membacanya.

Yang ·saya ingin tanyakan ada dua hal ini yang pertarna adalah soal kesiapan yang kedua adalah kepemilikan. Sesungguhnya substansi dari pasal ini apa ? soal kepemilikan atau soal ketidaksiapan.

(12)

KETUA RAPAT:

Terima kasih, Pak.

Nanti digabung ya Pak, dapat, soal kesiapan dan kepemilikan.

.

Reformasi

?

sama, pertanyaannya sama Pak ya. Atau setuju yang ini Pak.

Jawab dulu.

Pak Maksum

ANGGOTA F.PPP (DRS. H. MAKSUM ZAELADRY) :

Tolong itu tadi dijawab dulu

Pak.

KETUA RAPAT :

Dijawab dulu Pak, jawab dulu Pak.

PEMERINTAH :

T erima kasih Bapak Pim pi nan

Pada dasarnya ini adalah karena ketidaksiapan tapi kalau rnemang tidak siap

itu mutlak harus oleh BUMN, jangan sampai nanti badan usaha

yang dikhawatirkan

Pak Zul itu mengelola irii. Jadi kalau tidak dipisahkan mutlak h'arus oleh BUMN.

Terima kasih .

. KETUA RAPAT:

Yang. dapat tadi sudah

?

PEMERINTAH :

Hilang.

KETUA RAPAT :

Oke, dapatnya hilang.

Silakan, jadi permasalahannya · adalah mernang belum siap dan masalah

kepemilikan akibat belum siap ya ini.

Silakan yang ingin memberikan komentar Pak Maksum.

ANGGOTA F .PPP (ORS. H. MAKSUM ZAELAORY) :

eetum siap itu apa hubungannya dengan bahwa itu belum r'nenjadi daerall

kompetisi yang penuh. Kebelumsiapan itu apa kajtannya dengan belum menjadi

daerah kompetisi yang penuh. Artinya belutrl ditetapkan sebagai daerah kompetisi

. yang penuh.

· KETUA RAPAT:

Silakan kalau ada yang ingin bertanya lagi kaitan ini.

ANGGOTA F .POIP (ROY AN I HAMINULLAH) :

Pak Ketua,

Saya hanya rnengomentari saja bahwa dalarn hal irii karena ketidaksiapan

untuk ltu kepernilikan harus BUMN Pak.

(13)

ANGGOTA F.PPP (DRS. H. MAKSUM ZAELADRY): lnterupsi Pak Ketua.

Menyambung supaya berantai ini Pak.

Kalau istilah Pak Royani tadi kalau ketidaksiapan BUMN yang mengelola disitu, apakah sama artinya dengan daerah itu belum daerah kompetisi Pak.

KETUA RAPAT: Terirna kasih

Jadi sebenarnya ini perlu ada penjelasan Pak, memang kalau kalimat di pasal ini membutuhkan penjelasan yang lebih rinci apakah penjelasan itu bisa memasukan kedalam pasar atau tidak karena yang banyak dipertanyakan belum siap dilakul<an bersama satu badan usaha fungsi dan peran terpisah, inikan harus diberikan · pengertian.

Kami persilakan. PEMERINTAH :

Terima kasih Bapak Pimpinan.

lni kalau bicara jujur ada dua tnazhap ini, mazhab itu ... adalah mazhab yang rnemisahkan ya.antara Sotomo ini ada mazhab terutama yang tomonya itu digabung, ini yang masing-masing mernpur1yai keuntungan dan kerugian sendiri. Mazhab somo ya to nya bisa dipisah tetapi so dan mo itu ada yang digabung ada yang dipisah mungkin supaya lebih enak, karena yang berpengalaman dengan sotomo adalah PLN kalau Pak Oirut diperkenankan menjelaskan.

ierima kasih.

PEMERINTAH/DIRUT PLN (EDDY WIDIONO) : . Terima kasih Pak.

Jadi intinya sebenarnya karena so dan mo itu demikian pentihgnya, maka tidak diharapkan so dan mo itu dalam kOndisi belum siap sudah dimiliki oleh badan usaha non milik negara. Begitu saja Pak. Apakah itu terjadinya sebelurn kompetisi dan ini kemungkinan yang paling besar memang dalam rangka persiapan kompetisi bisa saja para pemain nar1ti, calon pemain swasta . pun mensyaratkan bahwa sebelum kompetisi somonya diswastakan dulu begitu; artinya ini sesuatu yang menurut saya kurang pas begitu.

Jadi oleh karenanya rnemang kalau belum peric)denya sebelum kompetisi so dan mo tadi belum dianggap siap maka seyogyanya tetap di BUMN. Kapan ini dinyatakan siap dan dibuka ini tentu berkaitan dengan kapan kompetisi diberlakukan, begitu Pak.

Kalau dalam bayanagan saya, contoh yang paling real sebenarnya di Jawa Bali adalal'l tidakr'l'l mungkin pemain swasta sekaligus masuk dalam bersamaan, jadi yang terjadi barangkali f)L..N akan diminta tnelepaskan satu demi satu pembangkitnya kepada swasta. · lni kepemilikan ya, mungkin tidak sepenuhnya tapi mulai karena berdasarkan undang-undang persaingan usaha tidak boleh satu group usaha nanti memiliki lebih dari

75

%

market.

Jadi akan ada suatu kondisi dimana PLN akan dir'l'linta meiepaskan mayoritas kepemilikan dari beberapa pembangkit sedemikian rupa, sehingga group PLN tid&~ menguasai pasar pertibangkit lebih dari 75 %, bila ini terjadi $tas pertimbangan kami kehendak kami sendiri kita ingin supi:iya dilakukan secara bertahap, supaya valuenya tinggi, kalau k&r'ni dipaksa setahun seluruhnya harus terjual begitu maka bisa, jadi valuenya akah ar'ljlok karena kami terpaksa melepas itu dalam kondisi tergesa-gesa. Tetapi pada saat kita mulai melepaskan satu demi satu bisa saja peminatnya akan

(14)

menyatakan kalau_ saya masuk

saya

ingin juga memiliki somo ini. Jadi pada saat itu kita n'lenyatakan sebelum somo ini siap, sebelurn kompetisinya siap ini kita pegang dahulu karena kalau tidak bisa jadi nanti masuk dia ke somo menjatuhkan valeu dari asset-asset kita yang lain akhirnya secara berantai kita terpaksa melepaskan .asset dalarn kondisi yang under value.

Kami Melihatnya dari sisi kami demikian tapi ini sebenarnya alasannya practicality saja, jangan sampai ini badan yang penting ini dilepaskan kendalinya sebelum kompetisi berjalan dengan apa namanya dipastikan berjalan dengan baik .

. terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih,

Nanti kami persilakan jika masih ada yang inghi mengomentari ini, somo artitiya somo adalah Sistem Operator dan Market Operator yang memang betul-betul harus siap dulu. Naf'l ini Oleh sebab itu apa tadi yang sudah disampaikan oleh Pak Eddi apakah bagian penjelasan itu sudah terangkurn dalam kalimat seperti ini, itu permasalahannya. Kalau memang sudah terangkurn dan perlu diberikan penjelasan ini yang harus, bisa saja

apa

yang disa.mpaikan oleh Pak Eddi itu tacli tidak persis sama seperti ini harus dengan kata-kata yang bahasa hukumnya seperti apa, nah ini yang paling penting dan kalau ingin mengomentari apa yang 'dikatakan Pak Eddi dengan rurriusan ini kami persilakan, dari PDIP satu saja, Pak Zul, Pal< Maksum, Pak 'Tubagus.

Oke

Pak

Yoseph dahulu.

ANGGOTA F.PDIP (YOSEPH UMAR HADI):

Saya sedikit ingin mengomentar apa yang disampaikan Pak Eddi tadi kami mohon supaya pemerintah dapat memahami apa yang menjadi aspirasi Anggota Dewan, sejak kemarin soal kepernilikan di d.alam Badan Usaha ini meskipun badan usaha yang dilakukan secara bersama-sama maupun secara terpisah bahwa kita tidak menghendaki BUMN tidak terlibat disitu, kita met1ghendaki BUMN mayoritas disitu.

Jadi artinya kita tidak mau melepas peran pemerintah, perilm BUMN untuk menguasai badan usaha ini

Pak.

Jadi kalau tadi ada pemikiran bahwa suatu ketika nanti kalau dilepas atau dipisah saat dimana kita belum siap misalnya swasta belum siap masuk. iadikan penjelasan begitu, hendaknya pemerintah, bahkan kita tidak.

Jadi aspirasi yang berkembang kemarin meskipun ini belum diputuskan apakah ini goldenshare ap~kah itu mayoritas kepemilikan dan sebagainya, tetapi intinya kita tidak menghendaki pemerintah tidak terlibat disini. Jadi kita menghendaki pemerintah ftlenguasai di dalam petlgelolaan baik itu SO, TO maupun MO. Apalagi TO itukan, · Sistem Operatbr SO itu apatagi itu juga pemerintah harus menguasai disitu, jadi tl'lohon nanti ini menjadi latar belakang kita untuk merumuskan ayat ini apakah memang diperlukan, artinya kita jangan berfikir seakan-al(an nanti ini swasta sama sekali, tidak Pak.

Kemudian

1t1emang

untuk rnemahami kitakan lagi mencoba-coba atau rflaraba-raba

apa

yang menjadi maksud pemerintah menggunakan ayat ini, seharusnya untuk memahami ayat ini, dan atau sebelumnya kita membahas dalam konteks daerah kompetisi, jadi daerah yang non kompetisi maupun daerah yang di belum di kompetisikati tadi itu sudah engak kjta lepaskanlafl dalam berpikiran kita berfikir dalam konteks daerah kompetisi. Jadi kalau memang daerah k6mpetisi tadi diser>utk~n dalam hal belum siapkannya kegiatan usaha it1;1 dilakukan secara terpisah atau belum siap dia dipisahkan, iflikan begitukan yang dirnaksud pemerintah itu bahwa itu dilaksanak~in Oleh BUMN, nah ini itu tadi kalau pe~ngertian kita bahwa

(15)

BUMN harus menguasai dari so sampai mo dan to itu, makci Pa~•. merumuskan itu saja yang menurut saya sebenarnya itu pak komentar saya.

KETUA RAPAT :

Terima kasih. 1

lni Pak Maksum· ya sebenarnya ini kalau kita lihat dari awal pasal 7 dulunya DIM itu hanya satu, dua, tiga, empat, lima, sekarang jadi mungkin DIMnya menjadi 40 itu tadi kalau saya hitung-hitung jadi 5 menjadi 40 DIM, jadi sebenarnya . kemajuannya pesat juga.

Persilakan Pak Maksum.

ANG GOT A F

.PPP (DRS. H. MAKS UM

ZAILADRY) : Terima kasih Pak Ketua.

Pertarna pemahaman saya tentang rancangan ayat 1 ini yaitu bahwa transmisi yang tadinya monopoli itu dalam transisi ini dapat disatukan dengan pengelola pasar, dan peng~lola sistem, itu yang pertama pengertian saya. Kemudian karena ini sebetulnya tidak boleh dalam kompetisi, maka dalam keadaari transisi ini keti!~a

kegiatar\ usaha tersebut dapat dilakukan secara ·bersarna, artirlya yang monopoli. dengan yang kompetisi dilakukan seeara bersama-sama dal~m satu badan usaha dengan fungsi dan peran yang terpisah dan dilaksanakan oleh Sadan Usaha Milik Negara.

Saya kira kalimat ini tidak ada · rnasalah Pak saya maksud kalau dalam keadaan transisi, namun intinya yang di ungkap Pak Yosep tadi adalah bahwa memang pada dasarnya kita sudah mempunyai ponit di transmisi pak disitu, artinya monopoli itu negara tinggal pengelola pasar dan pengelola sistem yang mungkin belum siap untuk memiliki perangkat-perngkat yang diperlukan, ini masih bisa 'disatukan tapi fungsinya berbeda dan status dari pengelola pasar dan pengelola sistem, ini statusnya juga masih dalam ruang BUMN baik baik transmisi yang secara apa namanya alamiah itu sudah milik negara, tarrlbah yang dua pun· menjadi milik Sadan Usaha Milik Negara.

Jadi sepenuhnya masih dikuasi oleh negara kalau dalam konteks kalimat ini konteks kalimat ini jadi apa yang di ungkapkan oleh Pak Yosep tadi saya kira suah terkafer oleh kalimat ini kalau dalam keadaan tr~nsisi hanya mun!Jkin masalahnya apakah pasal ini pas diletakan dalam ayat berikuf ini itu barangkali bagi saya masih perlu kita bicarakan tapi karena yang dibicarakan masalah isi ini saya kira saya nanti saja beralih kepada hal tersebut.

Terima kasih pak ketua. KETUA RAPAT:

r

erima kasih.

Sebelurn ke Pak Zul dan Pak Tubagus, saya ingin mencoba mengingatkan pembahasan kita kemarin, pembahasan kita kemarin pada saat pasal 7 H2 kita sudah menyimpulkafl tiga alternatif alternatif, · pertama tentang kepemilikan dan BUMN alternatif kedua golden Ser dan alternatif ketiga kalau engak salah apa lalu ayat 2 nya berkaitan dengan tata cara rekruitment, · kalau engak salah ini r'!1ungkin bagian ayat tiganya, saya engak tahu persisnya kalau qienurut saya mas1h berat bagian ayat 3 nya yang tentang kaitan itu.

Jadi alangkah lebih baiknya kalau memang karena kalau kita baca. ~emarin adalah ini masalah ayat pasal

7

H2 itu tenang alternatif pertama kepem1hkannya golden Set, alternatif kedua kalau saya lupa sepertinya, jadi yang ketiga ayat duanya . tentang tata cara rikruitmen, apakah ini juga · bagian ini alterr\atif pertama yang

(16)

Pengelola pasar tenaga listrik dan sistem tenaga listril< sebagaimana dimaksud dalam pasal

6

ayat 2 dimiliki oleh badan usaha yang bertransaksi, dengan golden sher dimiliki negara.

Attematif kedua:

Sadan pengelota pasar tenaga listrik dan badan pengelola sistem tenaga listrik sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat 2 dikuasai oleh negara.

Ayat 3. alternatif tiga adalah :

Kepemilikan badan pengelola pasar tenaga listrik dan pengawas sistem tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 ayat 2 diatur oleh badan x. Kalau ayat berikutnya ada satu ayat kalau tidak

s~lah

adalah yang sudah kita setujui tentang rekruitmen persyaratan dan tata c:ara rekruitmen personal pengela pasar tenaga lstrik dan personal sistem tenaga listrik diterapkan oleh badan x.

Nah selanjutnya ini ayat pasal baru pasal baru tapi kaitan urutan di dalam masih dalam integrasi dalam pasal-pasal berikutnya.

Kami persilakan Pak Zul.

ANGGOTA F.RE:FORMASI (DRS. ZULKIFLI HALIM, M,$c):

Setiap pasal itukan kita metnbaca teksnya dan ada konteksnya gitukan, nah saya terus terang masih agak anu konteksnya ini apakah Jawa Bali yang akan di kompetisikan ataukah ini Sumatera yang masih akan berproses rnefluju kompetisi, kalau dalam kalau kontek itu Jawa Sali berarti ini sema~gatnya transisi memang, nah kalau itu transisi berarti kata dipisahkan itu tidak pas di situ, karena pengelola sistem dar.i pertgelola pasar itukan sesuatu yang dibentuk bar~ bukan sebwah pecahan dari yang kondisi yang ada sekarang, nah itu yang belutn p~ disitu.

Saya kira rnemang tidak perlu di bawa kepemilikan dulu ifli, artinya pengelola pasar dan pengelola sistem itu disatukan dalam suatu BUMN gituloh, karena dia belum siap gituloh, nah kalau itu konteksnya Surnatera yang memang sistemnya itu tnasih batu menuju transisi ya dipertegas saja juga bahwa tidak dibentuk badan pengelola, sebenaranya begini pak ketua ini kitta kan kemarin pasal-pasal kemarin itu sudah dibawa pada sebuah garnbaran ada suasana kompetisi.

Kompetisi itu ada transmisi ada badan pengelola pasar pengelola sistem, nah sekarang kita dibawa lagi kondisi pra kompetisi atau apakah ini diletakan pada di depannya gituloh, sehingga kita tidak apa pasal ini tidak rancu clengan penentuan yang mengatur tentang pengetola pasar dan pengelola sistem gituloh.

ltu pak dulu konteksnya itu yang perlu kita perjelas. terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih.

Sebet"larnya memang betul ini kalau memang

kita

sudilh bisa di tangan kita · masing-masing pada saat kita mambahas pasat 6 sampai dengan pasal yang kernarin dalam bentuk yang utuh, baru kita bisa melihat sebenarnya, jadi ingin kemana arahnya ayat ini gituloh, masalahnya engak tahu apakah siap kita dengan catatan tidak ada lagi merah kuning bawahnya, jadi harusnya sudah rapih gitu supaya kita enal< masuk dimana gitu ini nya. ·

Katr'li persilakan F>emerir'ltah dulu sebelum Pak tubagus. Silakan Pak Tubagus.

(17)

ANGGOTA F.PG (TUBAGUS HARYONO) : Terima kasih Pimpinan.

Saya kira mendengar apa yang disampaikan tadi oleh Dirut PLN saya bisa memahami adanya keinginan membuat pasal seperti ini, cuma yang ada dua hal yang perlu kita cerrnati pertama soal termilogi siap belum siap itu ukurannya apa, seperti untuk mengatakan suatu kawasan suatu daerah suatu ir'li itu belum siap begitu, sebab kalau dikatakan ini belum siap akhirnya kita membolehkan kita t'nembuat aturan seperti ini, inikan kalau begini saja supaya mustinya kan semangat .. k6rnpetisinya .tidak .... ada, artinya bukan tidak ada dalam pengertian kita ingin memberikan kelongaran keluasan kepada satu daerah ini, saya kira pendekatannya di daerah pak, ya satu daerah gitu itu jangan sampai aturan yang kita buat ini melangaran aturan yang sudah ada, seperti larangan praktek monopoli apakah itu.

Sejalain dengan kaitan itu pertanyaan saya yang kedua adalah bagaimana kaitannya dengan larangan praktek monopoli, karena kalau dimiliki oleh satu badan usaha dengan fungsi terpisah, tapi kan ini kepemilikannya sarna gitu, nah jadi saya melihat ini perlunya kehati-hatian kita jangan sampai nanti bisa saja dalam rangka otonomi daerah, daerah tertentu mengatakan kami belum siap atau kami sudah siap, nah ukurannya apa para meternya apa siap apa fidaknya satu daerah diperlakukan seperti ini, nah itu saja kalau rnernang substansinya saya pikir saya sepakat, memang ini diperlukan dan l'nemang tidak ketutup kemungkinart satu daerah itu rnel'nang tidak siap gitu, oleh tadi saya saina suadara Zul ini kita bahas undang-undang kelistrikan apa ini Jawa apa Indonesia inikan problemnya jadi Jawa dan luar jawa begitu.

Memang infra struktur di Jawa ini sudah cukup memadai dan di dalam undang-undang ini kita kan sepertinya sudah sepakat bahwa listrik bukan lagi infra struktur, tapi sudah rnerupakan komoditas, sehingga kita perlakukan seperti ini, jadi dibuat set komersit sedemikian rupa tapi rakyat tetap terlindurigi begitu, nah berikutnya apakah dengan dilakukan seperti ini itu tidak mengakibatkan terjadinya

pene~apan harga yang sepihak, dalam artian penetapan harga yang barangkali tidak sesuai atau tidak cocok over doubeliti dengan masyarakat setempat gitu.

Terima kasih. KETUA RAPAT : Terima kasih.

ltu tadi kalau rnernang kawan-kawan dari Skretariat yang di depan itu bisa menyiapkan semuanya, supaya kita juga ada urutan gitu kalau tidak akan tiba-tiba kok ada ayat seperti irti gituloh, jadi ayat ini kok lepas sendiri gituloh, jadi ada baiknya juga supaya urutannya jelas.

Kami persilakan Petherintah. PEMERINTAH :

Baik pak.

Jadi kesiapan ini memang anu pak dalam kesini ini bukan kesiapan kompetisi pak, jadi kesipakan untuk dipisahkan antara so dan mo tadi, jadi kapan sih ini atau bagairhana hubungannya dengan kompetisi, saya kira pertanyaannya masih seputar itu, sebenaranya ini kami mencoba mengikuti suatu alur yang perubahan yang mungkin terjadi dan ini awalnya kan terjadi di Jawa Bali kan begitu pak, karena sistem yang sudah paling siap u11tuk menghadapi l<ompetisi ini di seluruh Indonesia adalah sistem Jawa Bali ..

Jadi menanggapi pertanyaan !ni ditnana dan sebagainya maka mula-mula masih di Jawa Bali, karena ini sisten'l yang akan dikomr:>etisikan terlebih dalulu, selesai di Jawa Bali kita sudah berpengalaman barangkali di daerah lain l<ita

(18)

susulkan Sumatera, mungkin akan menyusut di bayangar1 kami demikian, sehingga pada saat kita menyatakan bahwa suatu sistem itu siap kompetisi itu belum tentu p~da saat yang ~ersamaan kita memisahkan so dan mo begitu pak ketua, nah kapan k1ta akan Mem1sahkan so dan mo apabila kita merasa kita ini adalah regulator nantinya regulator tnerasa bahwa so dan mo memang sudah dapat disiapkan

so

sudah dapat menerima masuknya pemilik-pemilik, yang sebenarnya merupakan pemain-perrlain yang lain penting sekali so dan mo ini diperlihara bebas dari pengaruh s~lama masa-masa menjelang kompetisl ini, k.arena

akan

sangat mungkin terjadi so dan mo ini berusaha di penetrit oleh para calon pemain, l<arena so dan mo . .ini akan .. mempunyai. banyak .. sekali informasi stratagis. yan.Q sangat rnenentukan di . dalan'l pengambilan keputusan calon pemain nanti untuk masuk aiau tidak begitu.

· Jadi 6leh karena demikian pentingnya seyogyanya ini tetap di lingkungan negara skenario, yang paling kami khawatirkan adalah sebelum kompetisi dimulai tiba-tiba ada satu perusahan besar strategi patner dan sebagainya yang mengatakan kami ingin rnenanamkan modal sekian puluh miliar juta dollar c.ii sistem Jawa Bali, kalau kami diberi kepemilikan di so

m.o.

nah ini berat bagi kami kalau ini terjadi kira-kira itulah resikonya, kenapa kita sepakat ada elosesing ini bagaiamana duduknya di alur pikir paradigma, apakah tetap atau tidak saya kira mungkin Pak. ~uru yang bisa menjawab ini pak.

ANGGOTA F.PG (TUBAGUS HARYONO): Sebentar pak.

Kalau saya bisa mengikuti jalan pikiran itu dan saya setuju dengan apa naManya risent yang barusan disampaikan oleh Pak £:di, tapi bagaimana caranya kita bisa memisahkan inikan kalau begini bunyinya artinya di kedua fungsi itu di pe·gang oleh BUMN, artinya ini baik operator maupun regurator ada di satu tangan, kalau begini ininya artinnya ini dilaksar'lakan oleh BUMN dan dua fungsi itu adalah satu fungsi operasi dan BUMN sendiri yang. tnelakukan fungsi, dalam hal ini Pemerintah kan regulator artinya baik regulator maupul'l operator menjadi satu disini, nah bagaimana artinya niungkin di dalam penjelasan ataupun mungkin apa

kalimatnya dirubah, sehingga tidak rancu tidak ada disatu tangan per apa namanya peran yang dilakukan Oleh satu badan di juga operator dia juga regulator gitu.

A.NGGOTA

F.PPP (ORS.

H. MAKSUM

ZAILADRY):

Saya memaharni tadi jalan pemikiran Pak Edi tadi, tapi saya jadi apa berfikir mungkin ayat yang pertama ini berbunyi seper'ti ini, kemudian berikutnya nanti dikurangi transtnisi berikutnya lagi artinya setelah dikurangi transrnisi disatukan tinggal pengelola pasar dan pengelola sistern yang disatukan dengan fungsi yang berbeda, ttah setelah itu mungkin dikurangi lagi misalnya pengelola pasar setelah terbentuk gitu, ini terpisah lagi pengel61a pasar dengan pengelc>la sistem, maka terjadilah badan-badan ini berdiri sendiri-sendiri, apakah sepetti itu langkah-langkahr'lya pak gitu yang saya tanyakan.

ANGGOTA F.PG

(YOSEPP

lJMAR HAOI):

Saya tnencoba tnernpelajari yang pernaf'l di sampaikan oleh ~emeri~tah pada kita mengenai buku pintat ini yang rnenjadi pegangan kita, dulu d1sana d1se~utkan bahwa pada dasarnya usaha transmisi operator sistem dan Operator pasar d1kel?la oleh badan usaha terpisah dalam hal belurn siapnya perangkat lunak, maka ket1k~ kegiatan-kegiatan usaha tersebut oleh satu

~~MN,

jadi saya

kir~ i~i.

tt:ien_gacu dan sini mungkin anu nya ini penjelasannya ayat 1m mau mengacu .dan s1n1, 1ad1 mema~~ kita bisa tnengetti atau bisa memahami kenapa pernerintah ingin

~e~~s~k~n ay~t

m1 dalam batang tubuh ini. mernang idealnya untuk daerah k~r:npebs1, 1ad1 kit~ ~1cara daeraf1 ur'ltuk kornpetisi bukan daerah yang tidak kompet1s1 konteks sekah d1sana ·daerah yang kompetisi pak, jadi idialny(l untuk daerah k6mpetisi itu kegiatan usat1a

(19)

ini dilakukan seoara terpisah, itu ada badan usaha transmisi ada badan usaha operasi pasar tenaga listrik, ada badan usaha sistem tenaga listrik operator sistem tenaga listrik, jadi itu dilakukan secara terpisah-pisah itu idealr1ya untuk daerah kompetisi.

Nal'nun kita memahami dalam perjalanannya, mungkin satu saat itu belum siap untuk itu dilakukan secara terpisah, Oleh karena itu kalau ada. usul menyebutkan kalau itu ri1emang beluM siap itu dijalankan olel1 BUMN, itu yang ditnaksud dengan ayat ini, jadi saya kira irti bisa dipahami pak ayat ini untuk kalau rnernang maksudnya .. untuk rangka itu untuk mempersiapkan, kalau memang ketiga badan usaha ini belum siap untuk dilakukan secara terpisah itu saja itu menurut saya atau mungkin betul atau tidak.

ANGGOTA F.PG (SYAMSUL BACHRI, M.Sc): Sedikit tnenambahkan saudara ketua bisa.

Jadi tnungkin menurut yatig saya tangkap ayat ini mungkin tidak berlaiku dalafn sistem Jawa Bali pak, Jawa Bali itu okey kalau itu anunya pertanyaannya lebih lanjut adalah siapa yang mengatakafl bahwa ketiga intitusi ini sudah harus dipisahkar'I, jangan sampai insvestor di luar negara: mengatakan bahwa keticlak siapkan ir\i dipelihara, ketidak siapkan ini dipelihara, s~hingg~ tetap ketiga kegiatar; ini dikuasai oleh badan Usaha Milik Negara, lalu apa bedanya dengart

apa

itu yang lalu begitu.

earangkali ini perlu disiapkan jawabannya pak .atau perlu ada langkah-langkah antisipasi, sehingga kekawatiran investor baru terhadap ayat ini bisa di jawab bisa dijelaskan, sebab dikawatirkan kalau pasal ini digunakar1 oleh Negara atau 13UMN untuk berlarut-larut saya kira tl:!tap saja Monopoli, samentara sernangat yang kita ingin bangun dengan undang-undang ini adalah semangat kompetisi.

Saya kira itu Pa~ Ruru Pak Edi mungkin bisa dijelaskan. KETUA RAPAT :

Silakan Pak jelaskan dulu langsung kalau bisa jelaskan ada semacam rumusafl yang tepat seperti apa Pak R.uru.

PEMeRINTAH :

Terima kasih

Bapak

Pimpinart.

Jadi spiritnya rttemang persis apa yang disampaikan oleh

Pak Yosep tadi, jadi

it'li adalah pada dasart"lya itu terpisah, tapi kalau toh tidak dipisah ya kalau karena alasan itu tadi itu rnuttak harus

dilaKsanakan

oleh BUMN lah kami bisa mengerti kekawatiran tadi, kalau memar"lg ini tidak jelas kriterianya bisa-bisa dikira untuk apa alasan untuk t'nisahiya tidak akan memecah ini, ini di dalam ayat berikutnya disebutkan ketentuan meflgenai penggabungan ada pemisahan sebagaimana din1aksud ayat sebelumnya diatur dengan peraturan pemerintah.

Nah ini hernat kami kalau kriteria itu bisa dir'nasukan disini itu mengurangi atau menepis kekewatirah pihak luar, bahwa ini akan istilahnya itu direkayasa, sehingga tetap digabung begitu pak.

Terinia kasih.

ANGGOTA F.PG (SYAMSUL BACHA.I, M.$¢):

F>eraturan Pel'l"lerintah adalah ketentuan Pem~rintah sama posisinya dengan BUMN.

(20)

PEMERINTAH :

Oh

ya satu lagi pak mungkin pak kalau diijinkan tadi disebutkan oleh Pak Tubagus, bahwa antara antara operator dan regulator seolah-o!eh digabung, .kami sat'npaikan disini bahwa semua ini adalah operator,

BUMN

pun e>perator, regulator itu adalah bdan x, jadi seperti ini tidak berarti tnenyambung antara operator dan regulator, karena regulatornya adalah nanti di badan x itu, nah jadi mungkin ur1tuk menipis tadi pak kalau yang tnenetapkan regulatdr mungkin lebih enak karena regulator itu nanti lebih independing dari pada Pemerintah, ketetapan l'nenetapkan . pengabungan .atau perrtisahan ini regulator yang memutuskan setelah pemerintah

disitu.

KETUA RAPAT:

Jadi kalau begitu bukan dengan peraturan pemerintah, tapi oleh badan x ya sebelumnya, jadi sebelum ke Pak Zul bahwa setnangat yang disampaikan harus hati-liati, karena kalau yang diruangan ini mengerti semua, semangatnya, apakah yang dibaca itu semua mengerti, itu permasalahannya, baha~a didalam tulisan hukumnya, yang palit1g penting itu, jadi jangan sampai diluar ni mE~ngertikannya berbeda-berbeda. lni yang harus kalau tidak nanti percuma kita berlarut-larut ini sernuanya.

Silakan Pak Zul.

ANGGOTA F. REFORMAS! (DRS. ZULKIFLI HALIM, M.Sc):

Saya menanggap tadi ada semangat dari pasal ini keklep pengaman begitu, klep pengaman ini yang memang perlu kita urai supaya tidak seperti dikatakan P-ak Syamsul tadi, kepalanya dilepas, kakinya dipegang lagi begitu. Atau bisa juga menimbulkan kesan kalau begitu tidak sungguh-sunggul'l untuk menerapkan begitu, tapi ini saya kira bagus, ada semangat untuik membuat klep pengaman supaya tidak kebablasan.

Cuma persoalannya bagaimana mengemas klep pengaman itu supaya tetap betul-betul aman tetapi desaint1ya itu tetap jelas begitu, tidak dilepas kepalanya kakinya dipegang. Memang kalau saya sih lebih baik kondisi ini kita gambarkan didepannya, kondisinya belum siap kaya begini, k6n(:lisi yar'lg ada ini seperti yang dimau pasal ini, kita proses terus supaya menjadi siap) ketemu derlgan ayat-ayat tadi yang sudah selesai kita bicarakan,

se61ah

ini seperti yang sedang ngegas direm lagi, tapi ini okey itumpetlting, semangat itu penting, cuma bagaimana carany~

persenelnya naik, k6k koplingnya tidak dimasukan lagi. apa sebaiknya ini digambarkan didepan atau klep pengatnanannya lebih diperjelas lagi. t>isa tidak pak diulang lagi saya tadi t:>elurn terlalu tuntas mengenai klep pengatnan itu.

KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Zul.

Sebenarnya kita substan$inya serr.uanya sudah mengerti, tapi yang . dimengerti itu jangan ada orang yang hanya 40 orang diruanga.n sini, begitu. ini jadi satu buku UU, di luar menjadi pembicaratdn orang, apa yang d1mak$ud beg1tu kan. Untuk itu rnungkin Pak YO$eph rnempunyai garttbaran, pak Yose?pll t~di m~~gatak~n bahwa ini semangatnya kan itu, kira-pkira sudah sesuai dengan kahrnat

m1

pak, 1tu yang

paling

penting kan.

lni tadi juga dari Pak Zul, apakah tidak ditarnbah kondisinya dulu diatasnya dulu. Kami persilakan, mungkin Pak YO$eph ada. ..

(21)

ANGGOTA F .PDIP ( YOSEPH UMAR HADI) :

Saya klra memang $udah jelas ayat itu, kalau konsep saya yang tadi bgeitu, memang rurnusannya demikian, malah sebenamya ayat ini merupakan keharusan menurut saya. Karena apa, karena meman~ kita sadar bahwa untuk daerah yang sudah dinyatakan kompetisi itu tidak semerta tadi, dia bisa berkompetisi.

Jadi kita harus rnembuka peluang, atau membul<a klausul, atau membul<a ayat tersendiri yang membuka kemungkinan kalau memang belum siap untuk ·. dilakaukan ... secara .. terpisah, .memang harus siapa yan.Q melakukar1 itu, lalu nanti kalau tidak diatur disini berbahaya, artinya tidak jelas siapa yang akan melakukan itu kalau memang belum siap. Kapan mununggu siap untuk itu, padahal l<ita sudah siap. Dari sisi pembangkitan sudah siap kompetisi, tapi dari sisi operasinya kekattan usaha yang melakukan operasi pasar, operasi tenaga listrik dan transmisi ternyata belum siap. Maka dibuka klausul ini, ini merupakan keharusan menurut saya.

KETUA RAPAT :

Terima kasih.

Dari Pak Maksum, tolong ini membaca pasal ini, karena tadi Pak Syamsul bertanya sesuatu ada ayat berikutnya, tolong diperlihatkan supaya, nah seperti ini bisa dikecilkan tidak, pokoknya ini ada ketentuan mengenai penggabungan dan pen'lisahaan kalau tidak salah tadi.

Kami persilakan Pak Maksum.

ANGGOTA F .PPP (

ORS.

H. MAKS UM ZALILADRY) : ·

Terima kasih pak ketua.

Saya katakan bahwa mengenai ayat 1 ini yaitu memang satu keharusan, tapi tnel'lurut saya beluM sempurna nanti. penjelasan kepada siapa yat'lg menibaca

uu

ini, apabila hanya sampai kepada ayat 1 saja, sebab dalam ayat 1 ini mengatur penyatuan antara transmisi yang monopoli dengan pengel61a pasar dan pengelola sistem yang kornpetisi, dalam proses berikutnya menurut saya, bahwa yang paling cepat bisa t>erpisah dari pada tiga komponen ini adalah transmisi, tatkala transmisi segera dipisahkan, rt'laka tinggal dua, yaitu pengelol~ pasar dan pengelola sistem yang bisa bersatu.

Oleh karena itu tnenurut saya bahwa ini perlu dimasukan dalam ayat 2, yaitu mungkin kalimatnya dalarn hal ·kegiatan usaha, pengelola pasar tenaga listrik dan pengelola sistem tenaga listrik, sebagaimar'ta dimaksud dalatn pasal 8 ayat 2 hurup b dan

f

dan

~. belum siap untuk dipisahkan, maka kedua kegia~an usaha tersebut dapat dilakukan seeara bersama dalam satu badan us,aha dengan fungsi dan peran yang terpisah, dan dilaksanakan oleh badan u$aha milik negara.

Dan mungkin disambung dengan ayat ~ nanti, bahwa tatkala dalam hal kegiatan usaha pengelola pasar tenaga listrik dan pengelola sistem tenaga listrik dapat dipisahkan sebagaimarta dirnaksud dalarn ayat

e

dan seterusnya ini, maka kegiatan tersebut dapat dilakukan masing-masing dapat dilaksanakan oleh badan usaha N'lilik negara. Yan!;) satu itu, tinggal satu itu lagi. klau yang satu ini belum dcipat dipisahkan, dan selanjutnya penegasan yang dalam ayat 2 yar'l9 tercantum disini,

ketentuan t'tlengenai penggabungan sebagaimana dimaksud d~1lam ayat 1, 2 da1n 3 itu diatur dengan n'lisalnya PF>, atau bad~n X. ini pak ketua.

Jadi supaya jelas begitu. Karena penggabungan ini tidak hanya penggabungan tiga komponen ini saja, rnungkin bisa penggabungan dua yaitu antara pengelola pasar dar'I petigelola sistem. Setelah itu batu dipisa.hkan katiga-tiganya.

aaru

nanti dikunci dengar'l ketentuang penggabungan sebagaimana ditnaksud dalam

(22)

transisi sarnpai kepada kompetisi penuh itu. Sebab tatkala transmisi dipisahkan kemudiali badan pengelola ini bisa berperar'I dalam tahap ketiga.

Setelah adanya agen dengan pembangkit ini bisa meitakukan transaksi, hiduplah yang namanya badan pengelola pasar, hidup pengelola pasar belum tentu hidup juga pengelola sistetn, karena pengelola sistem ini yang siap itu BUMN, masih BUMN disitu, kaena mungkin belum ada perangkat lunak dan perangkat kerasnya itu. Jadi saya minta ini satu per~atu pak, coba diun~t sehitlgga ayat 1 ini menjadi

1,2,3

pak, selanjutnya baru ditutup dengan konsep: ayat

2

tadi yaitu mengenai ... penggabungati sebagaimana dimaksud dalam ayat ~ dan seterusnya tadi diatur dengan peraturan pemerintah atau badan X, sehir'lgga jelas ini pak, prosesr1ya semuanya kearah kepada k6mpetisi tadi kompetisi penl.Jh.

Terima kasih pak ketua. KEiUA RA.PAT :

Sebelum kita tanggapi tolong ini semuanya bisa dirumuskan oleh pemerintah. Silakan pak.

PEMERINTAH :

Terima kasih bapak pimpinan.

Apa yang dikatakan Pak Syamsul persis yang kami garnbarkan kemarin, terima kasit'l kepada Pak Maksum. Pertama tadi yang biru tadi ini masih menjadi satu, ayat yang ditambahkan taadi, kalau ini hanya du.a saja, trahsmisinya jangan dipisah. P<etentuan mengenai pemisahan ini diatur oleh badan pengatur, ayatnya sudali karni, tolong kernbali idialnya dipisah semuanya tadi. lni yang idial pertama kali semuanya rner'ljadi satu, setelah itu yang biru hilang, dua ini yat'lg menjadi satu seelah ini menjadi yang ideal tadi.

Rumusannya adalah telah kami coba untuk rumuskan yang pertama seperti ini, kalau tiga-tiganya rnasih berpi$ah,

yang

ini klau hanya tlua saja, il"li tiga··tiga r'na$ih bergabung ini TO sudah berpisah, tapi SOMO masih bergabung, ketentuannya ini dipisahkan, yang ideal tadi yang seb~kum-sebelumnya.

lerirna kasih. KETUA RAPAT:

Yang ideal ada pasalnya tidak. PEMERINTAH :

Yang sebelumnya tadi yang terpisah-pisah, ini kan pe~nding mengenai kepeniilikannya, tapi sebetulnya kepemilil<annya sudah dipisah semua yang diatas secara terpisah.

KETUA RAPAT:

eacaan terpisah di pasal berapa pak.

ANGGOTA F .PDIP ( YOSS:PH UMAR HADI) :

Oipenjelasan pemerintah yang dulu pak, jadi mem1ang urutan berpikir kita, saya kira lebif'l baik pertama-tama kita merumuskan sebuah ayat yang menyebutk.a~ bahwa urituk didaerah kompetisi, kegiatan usaha baik itu dibidang usaha transm1s1, kegiatan usaha dibidang operat6r pa$21r dan dilaksanaka~ secs1ta terpi~ah. BarL~ setelah itu ayat berikutnya rumusan pak Maksum tad1 dan pemenntah tad1 disebutkan.

(23)

KETUA RAPAT :

Pasal 7 ada, oleh sebab itu saya juga tadi berkeinginan sumbari kita ngobrol-· ngobrol begtnl sekretariat itu mengkopykannya yang tidak ada coretan-coretan dari

halaman 9-20 jadi kita enak menibacanya urutan, kalau ini ma:s.ifl banyak coretan sekali. Jadi klta alur berpikirnya semuanya sama, te~riyata yang disampaikan oleh Pak Yosepli ada. Jadi ·tidak perlu lagi pasal itu, ayat itu tidak perlu ada lagi. lalu sekarang masuk tolong pak turun-tutun lagi. jadi kita sepskat dulu ayat yang ditanyakan oleh Pak Yoseph ada. Setuju sudah.

Ayat yang kedua berkaitan dengan satu penjelasan Pak Lulu, yang kema.rin diberikan berupa diagram sebenarnya harus dicantumkan didalam ayat-ayat. Ayat-ayatnya adalah ayat 1, ayat 2, dan ayat 3. Kami persilakan jika ada yang ingin mengomehtari ini, kalau tidak kita akan mengambil keputusan.

Kami persilakan Pak Maksum.

ANGGOTA F.PPP ( DRS.H. MAKSUM ZALILADRY):

Terima kasih pak ketua.

Jadi saya usulkan ayat 7 yang dlungkap ~ak Yoseph itu diletakan sebelum ayat 1 yang sedang kita bahas tadi, baru berikutny1a ayat

2

ny~1 sebagaimana tadi yang dijelaskan oleh Pak Lulu, dan ayat 3 baru ditutup dengan l<e>nsep ayat

2

yang ada dalam rufflusan kita yang ada sekarang ini.

Terima kasih pak ketua.

KETUA RAPAT :.

Masalahnya ini memang repot kita, karena pisah-pisah ayatnya. Kalau kita pindah kesafla hilang lagi ayat yahg lain, makanya saya memang berharap betul legapter dari pemerintah untuk ini semuanya ini, karena ini ada gabungan antara ·teknis dan legal, kalau kita ingin bicara banyak hal, jadi kalau rnisalnaya ini ditarik, pasti ada yang ngulur kan, misalnya sekarang nariknya kemana ini, inikan kalau dilihat, ini ada kaitan dengan ayat sebelumnya.

Usaha penyediaan listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, usaha penyediaan listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat

6

ay~t 2 dilakukan secara terpisah oleh badar\ usaha yang berbedi!. Karena ini tidak mungkin diambil terus ditaru disitu, ini kati ada diatasnya, teksnya lain lagi. tapi menurut saya sebenarnya sudah dalam hal karena ini ada kaitan dengan kepemilikan diatasnya. dalam hal kegiatan usah transmisi tenaga listrik, pengelolaan sistem tertaga listrik dan lain-lainnya. Yang kedua dalarn hal ini. Mungkin ada yang bisa memberikan.

Silakan Pak Oarmansyah.

ANGGOTA F .PBS (IR. DARMANSYAH HUSEIN) :

Kalau substansinya sudah kita setujui mengenai aturan·-atu:-anya dimana-dimana nanti kita akan sinkronisasikan.

ANGGOTA F.PPP (DRS. H. MAKSUM

ZALILAORY):.

·. lnterupsi ketua.

$aya cabut usul yang pertarna tadi, yang terpisah tetap diata$ dipasal 7 ayat 1, sedangkan yang berikutnya tadi kami mohon juga dengan usulan pernerintah pak, tidak hanya ayat

1

saja tetapi runtut kebawah, masih bersatu dengan transmisi yang hanya bersatu antara pengelola pasar dan pengelola listrik dan sebagainya.

(24)

KETUA RAPAT :

Yang satu tidak hanya masalah itu, yang ini kan hanya mengatur masalah transmisi so-mo, yang tadi itu kan distribusi transmisi segala macam begitu. lni kembali kepemerintah, karena ini tidak mungkin dimasukan, karena itu taadi bagian dari pada pembangkit transmisi segala macam, agen penjualan.

PEMERINTAH :

Terima kasih pimpinan.

Jadi setelah Pak Maksum mencabut.

Yang pertama tadi berlaku untuk keseluruhan kegiatan usaha, manal<ala kita membahas pada tingkat tiga1 yang ini tadi, kalau misalnya pacia dasarnya tiga ini terpisah kan sudah pada pasal yang sebelumnya, nartiun ini ada kekhususan itu tadi, kalau belum terpisah itu, kalau tiga-tiganya masih r'rlenjadi satu oleh BUMN, terus mengikuti saran Pak Maksum juga kalau misalnya

TO

nya sudah pisah, yang dua sisa · itu masih BUMN. Pemisahan-pemisahan ini atau penggabungan ini adalah diatur oleh badan pengatur, melalui satu kreteria yang nanti ditetajj>kan disini. Jadi saya kira sudah persis mencerminkan apa yang diinginkan oleh Pak Maksum.

Teril'na kasih. ·

KETUA

RAPAT : Terima kasih.

Kalau ini saya ingin minta pendapat, dan kita yakin rnasyarakat tau, jangan sampai nanti masyarakat menterjernahkan berbeda.

F.PDIP setuju, dengan catatan nanti per'ljelasannya kita harus tiikin penjelasan, dari

F.F:>PP

setuju, Pak Darmansyah setuju, F.PG setuju, F.Reformasi setuju, F.TNl/POLRI setuju.

Saya bacakan. Pasal

7

i

Ayat 1

Dalam

hat

t<egiatan

u$aha

transmisi tenaga listrik

pengetota

pasar tenag~1 listrik dan pengelola sistem tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalarh pasal 6 ayat

2

huruf b, f dan

g.

Saya kurang tau, apak.ah hurufnya dituliskan, karena ini dipasal. Huruf b, f dan

g,

belul'n siap dipisahkan, Maka ketiga kegiatan usaha tersebut dilakukan secara t:>ersama-sama dalam suatu

badar'l

usaha

dengafl

·fungsi

dan

peran terpisah dan dilaksanakan olel'l t>aan usaha milik negara.

Setuju, dan niasuk ke tim sinkronisasi.

(RAPAT St:TUJU) ayat

2.

. Oalam hal usahe! pengelola pasar tenaga listrik dan pengelola sistem, tenaga listrik sebagaimana ditnaksud dalart'I pasal 6 ayat 2 dan huruf f

aan

l'luruf

g

belum siap untuk dipisahkan mka kedua kegiatan usaha tersebut dilakukan secara bersama dalam satu badan usaha dengan fungsi peran yang terpisah dan dilaksanakan ole~h badan usaha milik . negara.

Setuju, n;asuk tim sinkornisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Usul PDI iti\ sebenarnya tidc:l.k terlalu mengubah ma.teri atau esensi ha - nya penyemuurna.an satu kata,aaya juga tidak seoara. penuh mengklaim bahwa,g sul itu

Karena kita harus menghormati kedaulatan pemerintah daerah di dalam hal- hal yang bukan listrik ya, dan listrik ini harus mengacu atau mematuhi peraturan- peraturan

Terima kasih pada. Beberapa perternuan terakhir kelihatan sudah banyak argumen sudah dibicarakan, saya ngajak untuk bagaimana kita melal&lt;ukan kesepakatan

Penjelasan atas &#34;sensitivitas akan gluten yang bukan merupakan penyakit celiac&#34; cukup kontroversial: mungkin bukan sensitif akan gluten yang ada di gandum, tapi pada gula dan

, Saya tidak tahu apakah teman kami dari F.PDIP sudah bicara tapi begini saya enggak tapu posisi pemikirart sekarang kalau saja usulan dari F.TNI/POLRI tnenjadi pegangan kita itu

Data Flow Diagram 1 (DFD Level 1) Maintenance Batas Waktu Pengisian Pada DFD level 1 mengelola data batas waktu pengisian untuk penilaian kinerja guru terdapat beberapa

Minggu berikutnya saya banyak belajar mengenai Fiber Optik secara fisik karena saat itu sedang mengalami gangguan sehingga harus melakukan troubleshooting dan saya diperbolehkan

Berdasarkan uji daya hambat 12 isolat bakteri endofit kulit batang tanaman terap memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri isolat klinik S.aureus