• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III IBNU SINA SEBAGAI ILMUAN

B. Bidang Kedokteran

Ilmu kedokteran termasuk ilmu yang telah melesat perkembangannya, dimana kaum Muslimin telah memberikan sumbangsih luar biasa pada masa peradaban mereka yang cemerlang. Sumbangan tersebut belum pernah dilakukan secara menyeluruh, unggul, dan terbukti dalam perjalanan sejarah.

Kedokteran Islam bukan sekedar mendiagnosa mengobati penyakit lalu selesai, tapi meliputi pada dasar-dasar eksperimen yang membalikkan pengaruhnya sedemikian tinggi dan menakjubkan pada seluruh sisi-sisi latihan (praktik) kedokteran sebagai pemeliharaan dan pengobatan, atau meringankan dan memberikan obat-obatan, atau menjauhkan manusia dan pola hidup buruk dengan melaksanakan anjuran kedokteran.32

Di antara kehebatan peran umat Islam dalam dunia kedokteran dapat dilihat dari orang-orang jenius dibidang kedokteran yang sangat jarang. Mereka

31

Hasyimsyah Nasution, h. 71.

32

Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), h. 271.

dengan izin Allah memberikan konstribusi besar dalam memutar roda perjalanan kedokteran menuju ke arah lain, mengikuti arah perjalanan pergerakan generasi kedokteran sampai hari ini.

Ketika Islam datang, orang-orang Arab jahiliyah juga mempunyai semisal tabib, sehingga Rasulullah menganjurkan untuk berobat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Usamah bin Syarik, “Berobatlah, karena Allah tidak menurunkan penyakit kecuali membuat obatnya. Kecuali satu penyakit: tua!” Rasulullah berobat dengan madu dan kurma serta ilalang alami, dan sebagainya yang dikenal dengan Tibbun Nabawi (Pengobatan Nabi).33

Kaum Muslimin tidak hanya berhenti pada pengobatan Nabawi. mereka juga mengerti sejak awal bahwa ilmu-ilmu duniawi, termasuk ilmu kedokteran mengadakan penelitian dan kajian terus-menerus dengan berpegang pada apa yang terdapat pada umat-umat lain. Karena itu, sebagai praktik terhadap petunjuk Islam, mereka terus memompa semangat untuk menambah segala sesuatu yang membawa manfaat. Mencari segala hikmah di mana saja berada. Demikianlah kita melihat kaum Muslimin mengambil pengetahuan kedokteran dari Yunani di samping dari negeri-negeri Islam sendiri yang ditaklukannya.

Para ilmuan kedokteran kaum Muslimin mempunyai keistimewaan. Merekalah yang pertama kali mengetahui spesialisasi kedokteran. Di antara mereka adalah dokter spesialis mata, memberinya nama dengan Kahalain (Mata Hitam). Kemudian ada yang spesialis bedah, hijamah (bekam), spesialis penyakit

47

wanita dan seterusnya. Di antara para pakar ilmuan pada masa itu adalah Abu Bakar Ar-Razi.34

Dan kaum intelektual Muslim mencapai keunggulan pada bidang lain secara cemerlang, yaitu Ibnu Sina yang telah memberikan konstribusi yang sangat berharga bagi manusia.

Tokoh yang dijuluki sebagai Syaikh al-Ra’is (Pemimpin para Cendekiawan) tersebut memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi dunia kedokteran sehingga para dokter mana pun selayaknya tidak akan melupakan atau mengabaikannya. Ibnu Sina lebih dikenal sebagai Pangeran Para Dokter di dunia Barat selama berabad-abad dan di dunia Timur hingga saat ini. Di Barat dia dikenal dengan Avicenna.35

Di antara karya-karya Ibnu Sina yang paling terkenal adalah al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine). Selama kurun waktu abad ke-12 sampai abad ke-14 M, buku ini dijadikan referensi utama bagi fakultas kedokteran di berbagai perguruan tinggi Eropa, pada abad ke-17. Buku ini dianggap ensiklopedi ilmu kedokteran. Versi edisi bahasa Arab terbit di Roma pada tahun 1593, dan dalam bahasa Hebrew terbit di Naples padaa tahun 1491, sejak abad ke-15 M, buku ini telah dicetak ulang sebanyak 15 kali, bahkan beberapa bagian buku tersebut masih dicetak pada tahun 1930 di kota London, salah satunya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Oskar Cameron Gruner.36

34Ibid

, h. 272.

35

Husain Heriyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 198.

36Al-Qanun fi Thibb

terjemahannya dalam bahasa Inggris dapat dilihat dalam Oskar Cameron Gruner, The Canon of Medicine of Avicenna, (New York: AMS Press, 1973), bag. I-IV, h.25-135, 460-534.

Buku al-Qanun ini merupakan karya ensiklopedi mencakup kombinasi sistem medis Yunani dan Arab, dengan tambahan pengalaman personal Ibnu Sina. Buku ini membahas tenang klasifikasi penyakit, penjabara, dan penyebab-penyababnya, dengan terapi (pengobatan), dan klasifikasi kedokteran secara sederhana dan secara luas; dengan higenitas, fungsi tubuh, dan berbagai topik lainnya.37 Secara khusus, Ibnu Sina menegaskan kenyataan bahwa penyakit tuberkulosis paru (TBC paru) itu adalah penyakit menular dan penyakit TBC paru itu menular melalui tanah dan air.38

Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan anatomi tubuh manusia secara rinci. Dalam buku The Canon of Medicine dijelaskan tentang anggota tubuh dan komponennya bahwa anggota tubuh terutama berasal dari cairan seperti halnya humor terutama berasal dari percampuran dari aliments, dan aliments terutama terdiri dari bercampur “elemen”. Ada anggota yang sederhana dan ada anggota majemuk. Anggota sederhana adalah mereka yang strukturnya homogen di seluruh, sehingga nama mereka menggambarkan mereka di semua bagian : misalnya daging, tulang, saraf, dan sejenisnya. Sedangkan anggota senyawa adalah mereka yang satu dan kata yang sama bukanlah gambaran yang benar dari semua bagian. Misalnya, dalam kasus tangan dan wajah. Bagian dari wajah bukan wajah, bagian tangan bukan tangan. Anggota ini disebut

37

Ibid.

38

Aftab Macksood, How Islam Influenced Science”, dalam www.ais.org/bsb/Herald/Previous/95/ science.hlml diakses pada tanggal 11 Januari 2015. Dan lihat Oscar Cameron Gruner, The Canon of Medicine of Avicenna, h. 174-183.

49 Fak ul tas At rak ti f Fak ul tas y ang m e ngu si r

“instrumental” karena mereka adalah instrumen dimana semangat dan tindakan pikiran (jiwa) tercapai. 39

Tabel Anggota Tubuh dalam buku The Canon of Medicine, sebagai berikut :40

Organ tambahan Alat indera Paru-paru Perut Konstituan humor dan

Intestin Urat nadi

Orga utama Otak Jantung Hati Reproduk (nafas hewan) (nafas penting) (nafas alami) kelenjar IV

Eferen organ Urat Arteri Kandung empedu, Saluran dan tambahan langsung limpa, ginjal adneksa jenital

Organ tubuh Tulang, rawan Daging Saluran inenstinal (Jaringan dasar) ligamen, otot, lemak

tendon, membran

Anggota sederhana “jaringan dasar” mencakup :41

1. Tulang, ini cukup sulit untuk membentuk dasar dari tubuh secara keseluruhan.

39

Oskar Cameron Gruner, The Canon of Medicineof Avicenna, (New York: AMS Press, 1973), Bagian I, h.93. 40Ibid 41Ibid , h. 94. Fak ul tas y ang m e ngu si r

2. Tulang rawan, lebih lembut dari tulang, ini bisa ditekuk, namun lebih sulit daripada semua anggota lain. itu dibuat untuk tujuan memberikan bantalan antara tulang keras dan anggota lembut, sehingga tidak boleh terluka saat terkena pukulan atau jatuh.

3. Saraf, ini adalah struktur yang timbul dari otak atau sumsum tulang belakang. Mereka putih, lembut, lentur, sulit untuk merobek, dan diciptakan untuk mengabdi (a) sensasi, (b) gerakan anggota badan.

4. Tendon (urat daging), ini membentuk termininations otot. Mereka meneyerupai saraf dalam penampilan. Mereka melekat pada anggota gerak, ketika kontrak otot dan rileks, bagian-bagian mana tendon melekat pindah ke sana kemari. Mereka banya kadang-kadang memperluas ketika otot mengembang, dan memperprndek terpisah dari memanjang dan pemendekan otot.

5. Ligamen (sendi tulang), struktur ini memiliki penampilan dan nuansa saraf. Mereka ada dua macam, yang terakhir meluas ke otot, dan yang terlebih dahulu tidak mencapai sejauh otot, tetapi hanya bergabung dengan ujung tulang senditegas bersama-sama.

6. Arteri. Struktur ini muncul dari hati. Mereka yang berlubang, beserat, dan konsistensi ligamen. Gerakan mereka terdiri dari ekspansi dan kontaksi, yang membedakan mereka dari pembuluh darah. Mereka diciptakan untuk memungkinkam jantung untuk ventilasi, uap air saja yang akan dikeluarkan darinya, dan nafas didistribusikam dengan cara mereka ke seluruh bagian tubuh.

51

7. Pembuluh darah, ini mirip arteri kecuali sejauh mereka muncul dari hati dan tidak berdenyut. Tujuan mereka adalah untuk membawa darah dari semua bagian tubuh.

8. Membran. Struktur ini membentuk filamen yang sangat halus.

9. Daging. Daging termasuk otot, tendon, ligamen, ikat-jaringan, dan sebagainya semua bersama-sama. Daging adalah yang mengisi ruang yang tersisa dalam anggota, sehingga menyampaikan ketegasan dan soliditas. Organ utama yang diperlukan untuk kehidupan individu, adalah :42 1. Jantung, sumber atau titik awal dari kekuatan vital atau panas bawaan. 2. Otak, kursi dari kemampuan mental, sensasi dan gerakan.

3. Hati, kursi dari fakultas gizi atau vegetatif, organ yang bersangkutan dalam pemeliharaan kehidupan

4. Organ generatif, mereka memberikan bentuk maskulin dan feminin, namun tidak terlibat di dalam esensi kehidupan.

Dari uraian di atas dapt disimpulkan bahwa setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki kuku saling berhubungan.

Ibnu Sina juga seorang ahli bedah. Dia melakukan praktik bedah yang rumit, seperti mengentaskan pembengkakan kanker pada periode permulaan, membedah kelenjar tenggorokan dan batang tenggorokan, membuang bisul pada pengkristalan di paru-paru. Ia juga mengobati penyakit wasir dengan cara mengikat. Temuannya sampai kepada penyakit saraf (neurasthenia) di mana Ibnu Sina merupakan perintisnya. Ia mengemukakan rincian cara mengeluarkannya dan

42Ibid

kewaspadaan yang harus diperhatikan, dan mengajarkan cara-cara pembedahan dengan melakukan penyuntikan dibawah kulit pasien dengan menggunakan cara pembiusan untuk mengobati luka (disinfection).43 Ia juga menyebutkan kondisi dengan menggunakan alat deteksi, begitu pula keadaan yang patut diwaspadai penggunaannya.44

Selain itu, mengenai konsep pentingnya tidur. Menurut Ibnu Sina tidur merupakan bentuk istirahat yang paling ideal baik secara fisik maupun secara mental. Kurang tidur dapat menyebabkan kurangnya energi dan lemahnya mental.45 Tentang kesehatan mental ini juga berhubungan dengan kerangka filsafat Ibnu Sina mengenai jiwa-raga, yang menurut Ibnu Sina bahwa atribut-atribut mental dan fisik merupakan bagian yang secara kualitatif berbeda.46

Ibnu Sina juga seorang yang sangat ahli di bidang gigi. Dia menjelaskan secara rinci dengan rumusnya yang luar biasa seputar lubang gigi. Dia mengatakan “Tujuan pengobatan membatasi apa yang dimakan, dengan memindahkan plak-plak yang rusak, meleraikan komponen yang menyebabkan kerusakan. Karena itu yang perlu diperhatikan, cara pertama dalam pengobatan gigi adalah menjaga keseimbangannya, dengan cara mempersiapkan lubang gusi agar kosong terus-menerus. Caranya menghilangkan komponen lubang gigi. Lalu dikuatkan dengan penambalan dengan komponen gigi yang sesuai, untuk

43

Bahron Ansori Ibnu Sina, Ilmuan Muslim Pakar Kedokteran Dunia”, dalam www.mirajnews.com/id/artikel/tokoh/ibnu-sina-ilmuwan-muslim-pakar-kedokteran-dunia/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014.

44

Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h. 276. Dapat dilihat juga dalam Al-Qanun fi Thibb terjemahannya dalam bahasa Inggris dapat dilihat dalam Oskar Cameron Gruner, The Canon of Medicine, bagian IV, h.530.

45

Oscar, Cameron Gruner, The Canon of Medicine of Avicenna, bagian II, h. 262.

46

53

mengembalikan komponen yang hilang yang digunakan dalam gigi. Seterusnya gigi berfungsi kembali.47

Ibnu Sina juga berpendapat tentang sistem imun (daya tahan / kekebalan tubuh) dalam teori pengobatan atau penanggulangan terhadap beragam penyakit pada tubuh manusia. Menurutnya, jika kondisi tubuh dalam keadaan fit, maka akan kebal terhadap penyakit yang menyerangnya, sebaliknya jika kondisi tubuh tidak fit / lemah, maka akan mudah terserang penyakit dan tindakan pengobatan tidak berfungsi dengan baik. Menurutnya juga, kondisi kejiwaan / suasana hati seseorang juga berpengaruh terhadap daya tahan tubuh terhadap penyakit. Jika seseorang berada dalam suasana / kondisi hati yang sedang sedih, ketakutan atau gelisah maka mudah terserang penyakit.48

Dalam pengobatan dengan obat-obatan dijelaskan oleh Ibnu Sina dalam bukunya The Canon of Medicine bahwa ada tiga aturan dalam memilih obat-obatan :49

1. Seleksi sesuai dengan kualitas, baik panas, dingin, lembab, kering.

2. Pemilihan jumlah yang akan diberikan (dosis). Dalam hal ini dua sub divisi : a. pengukuran dalam hal berat badan.

b. pengukuran kualitas derajat panas dan dingin. 3. Aturan relatif terhadap waktu pemberian.

Banyak sejarawan yang memuji kecermelangan prestasi ilmiah yang dicapai Ibnu Sina. Konstribusi Ibnu Sina terhadap pemikiran dan ilmu

47

Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h. 276. Dapat dilihat juga dalam Oskar Camaron Gruner, The Canon of Medicine, bagian II, h. 156.

48

Musthofa Ghalib, Fi Sabil Mausu’ah Falsafiyyah Ibnu Sina, (Beirut: Daar wa Maktabah al-Hilaal, 1979), h. 61

49

pengetahuan amatlah besar dan diakui berpengaruh signifikan kepada para ilmuan, pemikir, dan filsuf generasi-generasi sesudahnya. Berkat prestasinya dalam ilmu medis, Ibnu Sina memperoleh julukan Father of Doctors (Bapak Para Dokter). Mehdi Nakosteen dalam bukunya Konstribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat (1996), menyebutkan bahwa Dunia Islam dan Eropa berutang budi kepada Ibnu Sina dalam ilmu kedokteran.50

Dokumen terkait