• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN P4GN

4. Bidang Pemberantasan

BNN melalui Deputi Bidang Pemberantasan berkoordinasi dengan seluruh BNNP dan BNN Kabupaten/Kota telah melakukan berbagai langkah dan upaya untuk menghentikan serta memutus mata rantai jaringan dan pasokan Narkoba di pasaran. Adapun kasus-kasus yang berhasil diungkap oleh BNN adalah sebagai berikut :

a. Pengungkapan Jaringan Sindikat Narkoba yang Melibatkan

Napi di Lapas

1) Jaringan Obina Nwajagu dan Hillary K. Chimize – Lapas Nusakambangan

Kasus yang melibatkan seorang calon wartawati berinisial AC ini menyeret tersangka lainnya yaitu, BD, A, M, NL alias F (WN Afrika), dan J alias B (WN Kamerun) yang merupakan suami AC. Dari kasus ini petugas berhasil menyita 2.609,9 gram sabu yang disembunyikan dalam guling dan material kertas uang palsu U$ Dollar sebanyak ± 2 dus dan beberapa cairan kimia yang diduga sebagai bahan pengolah uang palsu.

Dari pengembangan kasus, diketahui bahwa otak di balik kasus ini adalah Obina Nwajagu (WN Nigeria), seorang narapidana di Lapas Batu, Nusakambangan. Selain Obina, diketahui bahwa AC dikendalikan oleh Hillary K. Chimize (WN Nigeria), yang juga narapidana di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.

2) Jaringan Silvester Obiekwe Nwaolise als Mustofa, Yadi Mulyadi als Bule als AA, dan Ruddi Cahyono – Lapas Nusakambangan

Petugas BNN berhasil menangkap IS di Pos Lintas Batas Sukauw dengan barang bukti 2.415,5 gram sabu yang disembunyikan di balik dinding koper. Dari tertangkapnya IS petugas mengamankan DA, CM alias CN, MS alias A, RG.

Petugas kemudian mengamankan tersangka lainnya berinisial M, A, dan J (Istri Ruddi Cahyono) karena diduga ikut terlibat dan diketahui memiliki alat-alat clandestine lab.

Otak dibalik kasus ini adalah tiga orang napi Nusakambangan, yaitu Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Lapas Batu), Yadi Mulyadi alias Bule alias AA (Lapas Batu), dan Ruddi Cahyono (Lapas Narkotika).

3) Jaringan Humphrey Ejike als Doktor als Koko – Lapas Nusakambangan

Pada tanggal 13 September 2012, petugas mengamankan seorang wanita berinisial YPD di bilangan Depok - Jawa Barat, dengan barang barang bukti 42 (empat puluh dua) kapsul berisi sabu seberat 536,8 gram.

Dari tertangkapnya YPD, petugas kemudian mengamankan BKM (WN Kenya) yang membawa sabu dari Kenya ke Indonesia dengan cara ditelan (swallowed).

Petugas kemudian melakukan penggeledahan di rumah kontrakan YPD di kawasan Citayam - Depok, dan menemukan sabu yang sudah dikemas dalam 55 kapsul dengan berat 713,8 gram.

Otak dari kasus ini adalah seorang Napi bernama Humphrey Ejike alias Doktor alias Koko, yang mendekam di Lapas Pasir Putih Nusakambangan.

4) Jaringan Hadi Sunarto als Yoyo – Lapas Nusakambangan

Hadi Sunarto als Yoyo diamankan oleh BNN karena terkait dengan kasus Marwan Adli, seorang Kepala Lapas Narkotika di Nusakambangan pada tahun 2011 lalu. Pada 27 November 2012, Yoyo kembali diamankan oleh BNN dari Lapas Narkotika Nusakambangan karena diduga terlibat dalam peredaran gelap Narkotika jenis sabu seberat 200 gram, yang dilakukan oleh seorang kurir berinisial YA di Buaran Plaza – Jakarta Timur. Hingga saat ini, Yoyo terhitung sudah 4 (empat) kali terlibat dalam kasus peredaran gelap Narkoba. Sebelumnya Yoyo telah mendapatkan vonis hukuman 35 tahun penjara.

5) Jaringan Jufriadi Tanjung – Lapas Pekanbaru

Jufriadi Tanjung, seorang Napi Kelas II A Pekanbaru diduga kuat sebagai pengendali peredaran Narkoba dari dalam Lapas. Hal ini diketahui setelah BNN menangkap 3 (tiga) orang yang tengah bertransaksi Narkoba di dekat Bandara Sultan Syarif Kasim II, pada tanggal 1 April 2012. Di tempat kejadian perkara, aparat BNN menyita sabu seberat 811,40 gram sabu. Dari hasil pemeriksaan, 500 gram diantaranya merupakan pesanan dari Jufriadi Tanjung. Selain barang bukti sabu, petugas juga menyita uang tunai senilai Rp 535.600.000,-. Saat ini, tersangka telah diserahkan ke Kejaksaan Negeri Pekanbaru atau P21.

6) Jaringan Emma alias Adam Wilson alias Abu Malawi- Lapas Nusakambangan

BNN membongkar jaringan Narkotika internasional dengan menangkap seorang terpidana mati Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan, bernama Adam Wilson alias Abu (WN Nigeria). Abu diduga sebagai otak peredaran dan kepemilikan sabu seberat 8,7 Kg senilai Rp 17,4 miliar. Kasus ini berawal dari tertangkapnya tiga orang kurir berinisial ES, HS, dan SA, di Kupang, NTT dan Medan, Sumatera Utara. Ketiganya mengaku diperintah oleh Abu untuk berangkat ke India mengambil sabu, untuk kemudian dibawa ke Timor Leste.

7) Jaringan Muhammad Javad - Lapas Pemuda Tangerang

Muhammad Javad alias Javad

(WN Iran) diamankan di kamar selnya di Blok F, Lapas Pemuda Kelas 2A Tangerang, karena diduga sebagai otak peredaran Narkotika jenis sabu, jaringan sindikat Narkoba Internasional.

Penangkapan ini merupakan hasil pengembangan atas tertangkapnya Mahmed Mohammad (WN Iran) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, saat tengah bertransaksi sabu seberat 3.103,5 gram dengan Yus (WNI).

Gambar 11. Pengungkapan 3 Kg Shabu yang Dikendalikan dari Lapas Pemuda

8) Jaringan Meirika Franola als Ola – Lapas Wanita Tangerang

Petugas BNNP Jawa Barat mengamankan seorang perempuan bernama Nur Aisyah (40) karena kedapatan membawa satu plastik besar berisi sabu dengan berat 775 gram yang diselipkan di bawah tas ransel. Penumpang jurusan Kuala Lumpur- Bandung ini ditangkap di Bandara Husein Sastranegara ketika tengah melakukan pemeriksaan X-Ray.

Berdasarkan hasil keterangan tersangka, diketahui bahwa Nur Aisyah dikendalikan oleh Meirika Franola als Ola, seorang terpidana mati kasus Narkoba yang mendapat grasi dari Presiden beberapa bulan lalu.

9) Jaringan Jarnawi als Teuku bin M. Tahir - Lapas Madiun

Petugas gabungan dari BNN Pusat, BNNP Jawa Timur, dan Ditreskoba Polda Jawa Timur berhasil mengungkap peredaran 588,5 gram sabu senilai Rp 1,5 miliar yang dikendalikan dari Lapas Madiun. Kasus ini berawal dari tertangkapnya Bambang Sakti Ariwibowo alias Ari alias Bambang bin Moch. Djaswari atas kepemilikan 201,4 gram sabu. Dari keterangan tersangka, diketahui bahwa sabu berasal dari Moch. Yusuf bin Moch. Ibrahim yang merupakan penghuni Lapas Madiun. Selanjutnya petugas mengamankan Agus Tjahjono alias Gan bin Bani dengan barang bukti 387,1 gram sabu. Petugas juga berhasil mengamankan tersangka lainnya yaitu, Yohanes Andrian bin Atmo Mariun, yang juga merupakan Napi Lapas Madiun.

b. Pengungkapan Kasus Hasil Kerjasama

1) Operasi Komodo – 1.412.476 Butir Ekstasi

Pengungkapan kasus ini merupakan hasil kerjasama BNN dengan Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen Imigrasi, POLRI, TNI, dan instansi terkait lainnya yang

berhasil menggagalkan penyelundupan 1.412.476 butir ekstasi. Ekstasi dibawa dengan sebuah container dari Pelabuhan Lianyungan, Shenzhen, Cina, menuju Jakarta dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Priok.

Penyelundupan ekstasi ini melibatkan oknum anggota Koperasi Primkop Kalta berinisial S dan AR. S memalsukan tanda tangan kepala Koperasi Primkop Kalta dan menambahkan tulisan institusi ”BAIS TNI” pada nama koperasi, sehingga alamat tujuan menjadi Primkop Kalta BAIS TNI, tanpa sepengetahuan dan seijin pimpinan BAIS.

S juga mengubah data packing list barang berikut invoice dari fish tank menjadi plastic fish tank part dengan maksud untuk menurunkan pembayaran bea masuk dan pajak-pajak impor lainnya.

Dari kasus ini petugas berhasil mengamankan 8 (delapan) orang tersangka dengan inisial S, RS, R, A, M, AR, MM, dan J.

Gambar 12. Pengungkapan Kasus 1.412.476 Butir Ekstasi Asal Cina

Gambar 13. Barang Bukti 1.412.476 Butir Ekstasi

2) BNN dan Policia Nacional De Timor Leste (PNTL) – 6,7 Kg Sabu

BNN bekerjasama dengan Policia Nacional de Timor Leste (PNTL) berhasil mengungkap kasus penyelundupan Narkoba jenis sabu seberat 6,7 Kg yang disamarkan oleh para tersangka di dinding koper dan dilaporkan sebagai bagasi (koper/ransel) yang hilang. Para tersangka kemudian mengambil koper dan ransel tersebut di counter Lost & Found Bandara Dili, Timor Leste.

Dari operasi ini, petugas berhasil mengamankan 4 (empat) WNI, masing-masing berinisial RS, SY, AG, AT, dan 1 (satu) orang WN Afrika Selatan berinisial ST.

Rute perjalanan yang digunakan oleh para tersangka adalah Medan – Jakarta – Kupang – Atambua – Dili. Sedangkan rute barang bukti sabu melalui India – Singapura– Dili – Atambua – Kupang – Surabaya – Jakarta – Medan. Setelah para tersangka berhasil membawa sabu tersebut, mereka kembali dengan jalur Dili – Atambua – Kupang – Jakarta – Medan.

3) BNN dan Cina – 500 Gram Heroin

Fabiola Merdeka Darmawan (38), tertangkap di Bandara Hang Zhow, Cina, pada 10 Februari 2012, karena kedapatan membawa Narkoba jenis heroin sebanyak 500 gram, yang disembunyikan di pembalut yang ia gunakan. Heroin tersebut dibawa dari Malaysia menuju Guang Zou atas perintah pacarnya bernama Don, WN Nigeria.

Don memanfaatkan Fabiola yang tengah hamil 4 (empat) bulan untuk menjadi kurir Narkoba menuju Cina dengan upah US$ 500.

Cina menganut aturan untuk tidak memproses secara hukum seorang wanita hamil yang berbuat kejahatan. Oleh karenanya, Fabiola dideportasi ke Indonesia untuk kemudian diadili.

4) BNNP Jawa Timur Bersama Bea dan Cukai Juanda

924,1 Gram Sabu

Pada tanggal 4 November 2012, sekitar pukul 18.00 WIB, petugas Bea dan Cukai Juanda berhasil mengamankan tersangka Nasir Bin Masruki yang tertangkap tangan membawa 23 bungkus plastik berisi sabu seberat 924,1 gram. Dari keterangan tersangka, diketahui bahwa sabu tersebut dibawa dari Malaysia yang merupakan pesanan dari Ali di Sampang - Madura. Rencananya sabu akan diambil oleh Ali di Terminal Bancaran, Kabupaten Bangkalan Madura.

Pada tanggal 5 November 2012, petugas melakukan controlled delivery dan berhasil mengamankan Sudi Pradana serta Khairil Wana Bin Asmoto. Keduanya merupakan orang suruhan Ali yang hingga kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

5) BNNP Lampung dan Polres Lampung Selatan – 448 Gram

Sabu

Pada tanggal 15 Oktober 2012, BNNP Lampung bekerjasama dengan Polres Lampung Selatan melakukan kegiatan pemeriksaan kendaraan dan orang yang akan menyebrang dari Pelabuhan Bakauheuni ke Merak yang dilaksanakan di Seaport Interdiction Bakauheuni. Dalam operasi ini berhasil diamankan tersangka Thoe Hendryk Masep Jua Bin Suprapto, Hamdan Wijaya bin Mulyadi, dan Chandra als Entuk bin M. Yusuf dengan barang bukti berupa 448 gram Narkotika jenis sabu.

c. Pengungkapan Kasus Narkoba yang Dilakukan oleh Jaringan Sindikat Narkoba Nasional

1) Jaringan Afdar – 12.192,3 Gram Sabu

Pada tanggal 1 Februari 2012, Afdar dan MY ditangkap oleh petugas BNN karena terbukti menerima sabu dari AN seberat 12.192,3 gram. Sabu yang dipesan Afdar dari seseorang berinisial M di Medan tersebut disembunyikan dalam tas hitam dan

dibawa oleh AN alias D melalui jalur darat dengan menggunakan truk.

Dari pengembangan kasus yang dilakukan petugas, berhasil diamankan tersangka lainnya bernama Imam Suhadi yang diduga terlibat dalam tindak pidana pencucian uang (money laundering) jaringan ini, dengan total transaksi mencapai Rp. 410.000.000,-.

Imam Suhadi adalah Direktur PT. Maulana Traders, yaitu sebuah perusahaan money changer. Perusahaan ini dimodali oleh seorang WN Malaysia keturunan India berinisial MM.

Barang bukti yang berhasil disita dari kasus ini adalah 12.192,3 gram sabu, 349 lembar bukti transaksi yang dilakukan oleh tersangka dari berbagai bank, dan uang tunai

Gambar 14. Pengungkapan Kasus 12 Gram Shabu Jaringan Afdar

2) Jaringan Aceh – Medan – Jakarta – Cirebon

Pada tanggal 31 Oktober 2012, petugas BNN mengamankan 3 (tiga) orang tersangka berinisial M bin MH, MY bin MN, dan MMI bin Z, yang diduga kuat terlibat dalam jaringan peredaran gelap Narkoba. MMI bin Z merupakan salah satu pembeli dan pengendali bisnis Narkoba yang berada di Jakarta. Ia mendapatkan Narkoba jenis sabu dari seseorang yang berada di Aceh, untuk selanjutnya di jual kepada pembeli yang berada di Jakarta. Jumlah barang bukti yang disita dari ketiga tersangka ini adalah 765 gram sabu.

Dari pengembangan kasus, petugas kemudian menangkap SR yang yang sedang melakukan transaksi dengan seorang pembeli berinisial SN di bilangan Jakarta Pusat. Petugas berhasil menyita 10,5 gram sabu dan 863,7 gram heroin.

Dari tertangkapnya SR, petugas kemudian mengamankan F dan U di daerah Cirebon yang merupakan otak dari peredaran gelap Narkoba jenis sabu ini. Barang bukti yang disita adalah 6.634,8 gram sabu.

Petugas juga berhasil mengamankan tersangka lainnya, yaitu RE, AF, P, MA, dan MAZ, yang diduga menyerahkan sabu ke F. Selanjutnya petugas mengamankan 1 (satu) tersangka lain berinisial A dengan barang bukti 2.353,68 gram heroin. Total barang bukti yang berhasil disita dari kasus ini adalah sebanyak 7.410,3 gram sabu dan 3.217,38 gram heroin.

3) Jaringan Z, AA, DAN S – 272.297,1 Gram Ganja

Pada tanggal 16 November 2012, sebuah perusahaan jasa ekspedisi di Medan menerima 12 paket kardus dari seseorang untuk dikirimkan ke Jakarta. Menurut data yang diberikan pengirim, barang tersebut berupa batu marmer.

Namun pada saat petugas ekspedisi mengangkat paket, timbul kecurigaan karena berat barang yang dianggap terlalu ringan. Karena posisi paket sudah masuk dalam mobil dan siap antar, pihak ekspedisi berencana untuk memeriksa paket tersebut setibanya di Palembang. Selanjutnya pihak ekspedisi melaporkan kecurigaan tersebut kepada pihak BNNP Sumatera Selatan (Sumsel).

Petugas BNN dan BNNP Sumsel kemudian mendatangi kantor perwakilan ekspedisi tersebut dan membuka 12 paket kardus yang ternyata berisi Narkotika jenis ganja, seberat 272.297,1 gram. Petugas kemudian melakukan controlled delivery dan berhasil mengamankan Z yang berperan sebagai supir. Z bertugas mengambil barang di kantor perwakilan ekspedisi Jakarta dan mengantarkan ke tempat tujuan di Serpong – Tangerang. Dari tertangkapnya Z, petugas kemudian juga mengamankan AA. Otak dari tindak kejahatan ini adalah S, yang hingga saat ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

4) Jaringan Angel Cicilia dan Smith (DPO)-10.126,2 Gram Heroin.

Pada tanggal 30 April 2012 BNN bersama Bea dan Cukai Bandara Polonia Medan berhasil menangkap seorang tersangka yaitu Saning als Saning Sokhib Saji, 39 tahun dan menyita barang bukti heroin seberat 10.126,2 gram yang dibawa dengan menggunakan tas koper warna hitam merk Fendi, keterangan dari dua tersangka bahwa barang tersebut akan diantar ke Jakarta sebagai pemesan Angel dan Smith, selanjutnya dilakukan control deleveri ke Hotel Andalas Jl. Kalipasir Cikini Menteng sesuai petunjuk melalui HP dari Angel, namun yang bersangkutan tidak dapat ditemui selanjutnya menerima telepon kembali dari Angel agar keluar

Suprapto, ditempat tersebut sudah ada yang menunggu seorang perempuan setelah ditangkap bernama Marvelly Chandra 41 tahun, sedangkan pemesan / pemilik barang Angel Cicilia dan Smith masih DPO.

5) Jaringan Razali (Batam) – 5.987,3 Gram Sabu.

Pada tanggal 1 April 2012 telah diamankan satu unit mobil CRV No.Pol, BP-1558-CN di Parkiran Ruko Komplek Tg. Pantun Blok I Sei Jodok Batuampar Batam, didalamnya kedapatan sebuah tas warna biru yang berisi 4(empat) bungkus plastik berisi narkotika jenis kristal shabu dengan berat brutto 2.273, 5 gram, sebuah pasport atasnama Razali Awahab, kendaraan tersebut ditinggalkan oleh kedua orang tersangka yaitu Razali dan Murhadi yang sebelumnya dikejar oleh Petugas Polri, yang kemudian keduanya ditangkap di Hotel Kaputra Kamar 334 Jl. Wiratno No.18 Tanjung Pinang dan kedua orang tersebut mengaku bahwa mobil CRV dan narkotika tersebut miliknya yang ditinggalkan karena saat itu dikejar oleh petugas polisi, dari hasil pengembangan petugas berhasil menangkap Muslim Ismail, 40 tahun dan Novie Cahyati, 26 tahun;

Gambar 15. Pengungkapan Kasus 5.987,3 Gram Sabu Jaringan Razali

6) Jaringan Fredi Budiman als Osin, dkk – 1.412.476 butir Ekstasi.

Berawal dari informasi yang disampaikan masyarakat ada sebuah kontainer dari china yang memuat narkotika jenis ekstasi dengan nomor kontainer TGHU 0683898, setelah dilakukan penyelidikan oleh Petugas BNN didapat konteiner tersebut berada di Terminal JICT Tanjung Priok Jakarta Utara, selanjutnya dilakukan pengawasan pada tanggal 25 Mei 2012 terlihat truk kontainer tersebut keluar dari Pelabuhan Tanjung Priok dan menuju alamat alamat yang dituju, dipinggir jalan tol Kayu Besar Cengkareng ada seorang laki-laki mengarahkan truk kontainer tersebut ke gudang kemudian dilakukan penangkapan dengan mengamankan 9 orang tersangka yaitu :

a) Rudy Suwandi (PT. Bahtera Biru Nusaprima). b) Mohamad Muchtar (Pegawai PT. Navirimas). c) Supriadi (TNI AU) sebagai pengurus Dokumen. d) Aria sebagai pengurus dokumen.

e) Roni Samsuni (supir truk kontainer).

f) Asep Ramlan Hidayat (knek truk kontainer). g) Muhamad Muhtar (penjemput).

h) Juefri Tajudin Daeng Baco (dokumen). i) Abdul Syukur (dDokumen).

Hasil pengembangan dari para tersangka tersebut Pada tanggal 25 Juni 2012 petugas BNN berhasil menangkap sebagai pemilik barang bernama Fredi Budiman yang ditangkap bersama dua orang lainnya bernama Chandra Halim dan Hani Sapta Pribowo.

d. Kasus Penyalahgunaan Narkoba oleh Oknum. 1) SS - Pilot Lion Air

Pilot Lion Air, SS (40), ditangkap petugas BNN saat mengonsumsi 0,04 gram sabu di sebuah kamar hotel di Surabaya, tanggal 4 Februari 2012. Kejadian ini dipandang sangat mempermalukan dunia penerbangan Indonesia di mata internasional. Setelah terungkapnya kasus ini, BNN bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan seluruh maskapai penerbangan melakukan tes urine berkala bagi seluruh awak pesawat.

2) PW – Hakim PN Bekasi

Pada tanggal 16 Oktober 2012, petugas BNN berhasil melakukan penangkapan (tertangkap tangan) seorang Hakim bernama Puji Wijayanto yang menjabat sebagai Hakim di Pengadilan Negeri Bekasi, saat tengah berpesta Narkoba di tempat karaoke Illigals, Jakarta Pusat. Puji ditangkap bersama kedua rekannya berinisial SP dan MF, serta 4 (empat) orang wanita penghibur. Dari kasus ini, petugas berhasil menyita 5,2 gram ekstasi dan 0,4 gram sabu beserta bong (alat hisap).

3) S bin HK – Polisi Polres Kuningan

Pada hari selasa, 10 Juli 2012, sekitar pukul 23:30 WIB, petugas BNNP Jawa Barat berhasil mengamankan S bin HK yang merupakan anggota Polri yang bertugas di Polres Kuningan. S diamankan di perumahan puri pelangi, Kuningan-Jawa Barat, dengan BB berupa sabu. Petugas melakukan penangkapan dengan under cover buy dengan berpura-pura menjadi pembeli sabu.

e. Kasus Penyelundupan Narkoba Lainnya.

1) Kasus 2.600 Gram Sabu.

Pada tanggal 11 Oktober 2012, pukul 19.00 WITA, di terminal kedatangan Bandara Internasional Lombok, terjadi tindak pidana peredaran gelap Narkoba jenis sabu seberat 2,6 Kg yang dibawa oleh seorang warga negara Afrika Selatan bernama Kathlyn Dunn dengan modus operandi false compartment (disembunyikan dalam dinding koper buatan).

2) Kasus 3.700 Gram Ganja.

Pada tanggal 13 Oktober 2012, pukul 19.00 WITA, di Bandara Internasional Lombok, berhasil diamankan seorang WN Jerman bernama Rolf Oscar Josef Schweikert dengan barang bukti ganja seberat 3,7 Kg dengan modus operandi false compartment. Tersangka kemudian diamankan oleh petugas BNNK Lombok.

3) Kasus 500 Gram Ganja

Petugas BNNP Banten berhasil mengamankan tersangka atas nama Yusuf Maulana Ihsan dan M. Faturohman Tazi karena kedapatan membawa 500 gram ganja. Dari pengakuan tersangka diketahui bahwa ganja tersebut

4) Pengungkapan Kasus oleh BNNP DKI Jakarta

BNNP DKI Jakarta berhasil melakukan penangkapan terhadap beberapa tersangka yang terlibat dalam kasus peredaran gelap Narkoba, diantaranya :

a) Tanggal 26 April 2012, petugas menangkap seorang bandar ganja bernama Deni Rahmat als Engkay.

b) Tanggal 8 Mei 2012, petugas menangkap seorang bandar ganja dan sabu bernama Eko Cipto Hardiansyah.

c) Tanggal 2 Agustus 2012, petugas menangkap Rikay seorang pengedar Narkoba.

d) Tanggal 17 Maret 2012, petugas melakukan penangkapan terhadap seseorang yang dicurigai menjadi bandar ganja di wilayah Komp. Permata, Jakarta Barat.

e) Tanggal 7 April 2012, petugas melakukan penangkapan terhadap dua orang yang dicurigai bandar ekstasi di wilayah Pangeran Jaya Karta Ruko Kota Indah, Taman Sari, Jakarta Barat.

f) Tanggal 31 Mei 2012, petugas melakukan penangkapan terhadap 4 (empat) orang yang dicurigai sebagai bandar ganja dan sabu di wilayah Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat.

f. Operasi Eradikasi Lahan Ganja

1) Aceh

Pada tahun 2012, BNN bekerja sama dengan Polda Aceh berhasil menemukan sejumlah ladang ganja di Provinsi Aceh. Ada beberapa titik ladang ganja yang berhasil di temukan di wilayah Lamteuba, Aceh Besar, dengan total lahan seluas ±

2) Medan.

Selain eradikasi lahan ganja di Aceh, BNN bekerja sama dengan Polda Sumatera Utara juga melakukan eradikasi lahan ganja di Kabupaten Mandailing Natal, Medan, Sumatera Utara. Di kawasan ini berhasil ditemukan lahan ganja seluas ± 18 Hektar.

g. Rekapitulasi data Kasus Hasil Pengungkapan BNN

Berikut ini rekapitulasi kasus tindak kejahatan Narkotika yang berhasil di ungkap BNN sepanjang tahun 2012.

1) Jumlah kasus tindak pidana Narkotika yang berhasil diungkap sebanyak 120 Laporan Kasus Narkotika (LKN). Masing-masing LKN terdiri dari beberapa berkas perkara (di split), sehingga jumlah berkas perkara sebanyak 197 berkas. 2) LKN yang telah selesai disidik serta diserahkan kepada

Kejaksaan Negeri (P21) sebanyak 87 LKN atau 72.5% dan sebanyak 33 LKN atau sebesar 27.5% masih dalam proses penyidikan, sedangkan jumlah berkas perkara yang telah dikirim ke Kejaksaan sebanyak 115 berkas perkara atau sebesar 58.4%, dan sisanya sebanyak 82 berkas perkara atau sebesar 41.6% masih dalam proses penyidikan dan apabila sudah lengkap akan segera dikirim ke Kejaksaan. 3) Jumlah tersangka yang berhasil diamankan oleh BNN

sebanyak 202 tersangka.

4) Dari keseluruhan asset yang berhasil disita setelah dikonversi ke dalam nilai rupiah, berjumlah Rp 28.977.344.973,-.

5) Nilai aset yang kasusnya telah dilimpahkan ke Kejaksaan berjumlah Rp 19.504.810.125,-.

6) Nilai aset yang kasusnya belum selesai ditangani berjumlah Rp 9.472.534.848,-.

7) Jumlah barang bukti Narkotika yang berhasil disita selama tahun 2012 adalah sebagai berikut :

a) Shabu : 79,24 Kg b) Ganja : 315,34 Kg c) Kokain : 858,40 Gram d) Heroin : 14,41 Kg e) Ekstasi : 1.420.685 Butir

f) Prekursor Padat : 50,16 Kg dan 11.480 Butir g) Prekursor Cair : 15.818 ml

h. Pemusnahan barang bukti tindak pidana Narkoba yang sudah dilaksanakan hingga saat ini sebanyak 27 kali, dengan rincian sebagai berikut : 1) Shabu : 76,41 Kg 2) Ganja : 314,72 Kg 3) Kokain : 793,90 gram 4) Heroin : 14,05 Kg 5) Ekstasi : Butir

i. Vonis Hukuman Mati di Indonesia

Pelaku tindak pidana Narkotika yang memperoleh vonis hukuman mati di Indonesia berjumlah 71 orang, terdiri dari :

1) WNI : 20 orang

2) WNA : 51 orang, dengan rincian sebagai berikut : a) Afrika Selatan : 2 orang

b) Australia : 5 orang c) Belanda : 3 orang d) Brazil : 2 orang e) Cina : 7 orang f) Filipina : 1 orang g) Ghana : 1 orang h) India : 1 orang i) Malawi : 2 orang j) Malaysia : 2 orang k) Nepal : 1 orang l) Nigeria : 14 orang m) Pakistan : 2 orang n) Perancis : 1 orang o) Senegal : 1 orang p) Thailand : 2 orang q) Vietnam : 1 orang

j. Pengumpulan Data Penegakan Hukum terhadap WNI di Luar Negeri

Dalam kurun waktu Juli 2011 – Desember 2012, sejumlah 328 WNI di luar negeri terancam hukuman mati. Dari jumlah tersebut,

203 orang atau 61,89% terancaman hukuman mati dengan

dakwaan terkait tindak pidana Narkoba.

Dalam rentang waktu tersebut, sebanyak 63 WNI telah terbebas

Dokumen terkait