• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Peternakan

NO KEBUTUHAN SATUAN PENERIMAAN PENYALURAN SISA STOCK

2.8.6. Pelayanan Sektor Pertanian saat tanggap darurat

2.8.6.1. Bidang Peternakan

Sejak status Merapi dinyatakan awas pada tanggal 25 Oktober 2010, pada internal Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan telah dilakukan

No Sekolah Titipan Jumlah siswa

titipan Asal Sekolah

1 SMP N 3 Sleman 24 siswa SMPN 1 Turi

SMPN 3 Turi MTs N Pakem SMP Aloysius Turi 2 SMP Aloysius Sleman 3 siswa SMPN 3 Turi

3 SMPN 2 Berbah 1 siswa SMPN 1 Turi

4 SMPN 1 Berbah 13 siswa SMPN 4 Pakem

SMPN 2 Pakem SMPN 1 Ngemplak SMPN 1 Cangkringan

pengorganisasian untuk merespon kemungkinan yang terjadi sebagai dampak letusan Gunung Api Merapi. Langkah awal adalah dengan membentuk Posko Pelayanan Ternak di tiga tempat, yaitu untuk wilayah Kecamatan Turi bertempat di Puskeswan Turi, wilayah Kecamatan Pakem di Puskeswan Pakem, dan untuk Kecamatan Cangkringan di Dusun Pagerjurang, Kepuhharjo, Cangkringan. Para petugas teknis, tenaga medis dan para medis serta tenaga fungsional penyuluh peternakan dibekali arahan untuk melaksanakan tugas sebaik baiknya. Tanggal 26 oktober 2010 siang hingga sore hari dilakukan monitoring ke beberapa peternak sapi perah yang berada di Ngipiksari (Kecamatan Pakem) dan Kalitengah Lor (Desa Glagaharjo, Cangkringan). Ternyata satu jam setelah monitoring di Dusun Kalitengah Lor, Gunung Api Merapi meletus jam 17.00 WIB.

Tanggal 27 Oktober 2010 pasca letusan sehari sebelumnya, disadari telah terjadi dampak letusan yang luar biasa. Pada hari itu teridentifikasi dan terdokumentasi oleh petugas, yaitu sebanyak 296 ekor sapi yang berada di dusun Ngrangkah, Pangukrejo, Pelemsari, Kinahrejo desa Umbulharjo dan dusun Kaliadem, Jambu, Petung, desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan mati terkena awan panas. Jumlah korban ternak mati yang belum pernah terjadi pada beberapa peristiwa erupsi Merapi sejak tahun 1994. Tanggal 28 Oktober 2010 bersama dengan komponen TNI, LSM, SAR, Persatuan Dokter Hewan Indonesia Jogyakarta, dilakukan upaya penguburan bangkai ternak yang berada di dusun Kaliadem dengan menggunakan peralatan manual (cangkul, skop) serta alat berat dozer (whell loader). Namun, kegiatan penguburan bangkai ternak terpaksa dihentikan karena aktifitas merapi yang mengharuskan rombongan meninggalkan lokasi.

Mengantisipasi perkembangan dampak erupsi Gunung Api Merapi, pada tanggal 27 Oktober 2010 dibentuk Tim Penanganan Ternak Korban Erupsi Gunung Api Merapi yang kemudian diperbaiki dengan Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Nomor : 188.4/ 947 /Kep. Ka.Din/2010 tanggal 10 Nopember 2010 yang mengatur pembidangan tugas sebagai berikut :

1. Bidang Identifikasi, melakukan pendataan dan mencatat informasi tentang ternak yang mati serta ternak yang dievakuasi, yang meliputi jumlah, jenis

ternak, katagori umur ternak, nama pemilik bila mungkin, asal lokasi ternak, dan lokasi penampungan ternak. Hasil pendataan dilaporkan ke Posko Penanganan Ternak.

2. Bidang Evakuasi, membantu masyarakat untuk melakukan penyelematan ternak dari lokasi terancam ke lokasi yang relatif lebih aman, membantu fasilitasi transportasinya, pembuatan kandang sementara, serta mengkomunikasikan dengan bidang yang melayani bantuan pakan dan pelayanan kesehatan hewan. Perkembangan ternak yang dievakuasi dilaporkan ke Posko.

3. Bidang Pelayanan Kesehatan Hewan, memberikan pelayanan kesehatan hewan berupa pemberian pengobatan ternak yang terluka, mengatasi gangguan kesehatan ternak, maupun pemberian vitamin terhadap ternak yang berada pada lokasi penampungan sementara, serta melakukan pencatatan terhadap ternak yang telah dilakukan tindakan.

4. Bidang Pelayanan Pakan, memberikan pelayanan pakan bagi ternak ternak yang dievakuasi pada kandang penampungan sementara, mengajukan kebutuhan pakan ke Sekretariat Posko, melakukan pencatatan keluar masuk pakan, baik yang berasal dari pembelian maupun bantuan.

5. Bidang Pengurusan Bangkai Ternak, melakukan eliminasi dampak negatif bagi kesehatan manusia yang berasal dari bangkai ternak korban erupsi dengan melakukan penguburan, pembakaran serta pengasapan bangkai. Bidang ini mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bersama institusi dan lembaga lain yang melakukan kegiatan sama serta melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan ke Sekretariat Posko.

6. Bidang Verifikasi dan Validasi, melakukan finalisasi data hasil identifikasi maupun masukan data tambahan ternak mati dari para pamong desa, pengurus koperasi, dengan pengisian formulir pernyataan oleh para peternak yang diketahui oleh para saksi serta kepala desa dan camat setempat. Hasil verifikasi kemudian ditetapkan dalam Keputusan Bupati Sleman yang memuat tentang nama dan alamat peternak serta jumlah dan kategori ternak yang mati.

Penetapan Bupati selanjutnya menjadi dasar bagi Bank Pembangunan Daerah untuk menerbitkan rekening bagi setiap peternak dengan jumlah nominal uang pengantiannya.

7. Bidang Pendampingan Pengadaan dan Pemeriksaan Kesehatan Ternak Pengganti, bertugas untuk melakukan pendampingan kepada peternak yang akan melakukan pembelian ternak pengganti, dengan tujuan melakukan verifikasi bahwa pemanfaatan dana memang benar untuk pembelian ternak disamping melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap ternak ternak yang dibeli. Bidang ini juga mengampu tugas sosialisasi bersama BPD tentang mekanisme pencairan dana penggantian ternak.

8. Bidang Pelaporan, melakukan penyusunan laporan atas pelaksanaan tugas Tim Pelaksana Penanganan Ternak Korban Erupsi Gunung Api Merapi.

Penangangan ternak pasca erupsi yang telah dilakukan oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman dapat dilaporkan sebagai berikut:

1. Bidang Identifikasi

Identifikasi jumlah ternak mati dan jumlah ternak dievakuasi beserta lokasinya telah dilakukan sejak tanggal 27 Oktober 2010 dan dilakukan pembaruan data setiap hari di posko Pagerjurang, Kepuharjo. Namun merespon perkembangan bahwa penanganan ternak korban erupsi Gunung Api Merapi merupakan salah satu ketugasan yang dikoordinasikan BNPB dan juga merupakan kompetensi Kementerian Pertanian, rekapitulasi hasil identifikasi baru mulai diterbitkan tanggal 13 November 2010 dan dilaporkan harian serta dibuat sampai dengan tanggal 23 Desember 2010, dengan penjelasan bahwa sejak tanggal 3 Desember 2010 status Merapi telah diturunkan menjadi siaga dan banyak ternak di penampungan sementara yang telah dibawa kembali oleh pemiliknya serta hasil verifikasi data ternak mati telah sampai tahap finalisasi.

Beberapa keterangan yang dicantumkan dalam laporan hasil identifikasi antara lain populasi total ternak pada wilayah kecamatan yang potensial terkena dampak erupsi Merapi, jumlah ternak mati,

jumlah ternak yang dijual masyarakat secara mandiri, jumlah ternak yang dievakuasi beserta jumlah titik penampungan ternak sementara serta data ternak yang akan dijual.

2. Bidang Evakuasi

Bidang ini memberi fasilitasi kepada para peternak dan kelompok yang melakukan evakuasi ternaknya ke lokasi yang dinilai aman dari dampak erupsi merapi. Fasilitasi yang dilakukan antara lain berupa mengusahakan bantuan transportasi, penyediaan kandang sementara dengan mendistribusikan terpal plastik yang terdapat di posko atau mengkomunikasikan dengan para donatur/relawan yang potensial dapat memberikan bantuan, serta memfasilitasi penyediaan hidran umum/ tanki air. Bidang ini menyampaikan data ternak yang dievakuasi serta lokasi penampungan sementara kepada bidang pelayanan pakan dan bidang pelayanan kesehatan hewan untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.

Penetapan kawasan rawan bencana pada radius 20 km pada tanggal 5 November 2010 berdampak pada keterbatasan para peternak untuk mengurus ternaknya yang masih berada didaerah asal, mengakibatkan arus evakuasi ternak ke lokasi lokasi penampungan sementara terus meningkat dalam jumlah yang cukup besar hingga pernah mencapai 84 titik dengan jumlah ternak yang dievakuasi mencapai 4.376 ekor.

3. Bidang Pelayanan Pakan

Bidang ini memberikan fasilitasi bantuan pakan yang berupa hijauan, konsentrat, polard, katul ataupun pakan ramuan siap saji kepada ternak ternak yang berada dilokasi penampungan sementara, lokasi terdampak erupsi sebelum erupsi tanggal 5 November 2010, dilokasi penampungan ternak yang dibeli pemerintah, serta ternak yang telah dikembalikan dari lokasi penampungan sementara dengan asumsi masih tersedia konsentrat yang berasal dari bantuan. Selama masa penanganan ternak korban erupsi Gunung Api Merapi telah diadakan,

diterima dan didistribusikan pakan dengan rincian seperti tersaji dalam lampiran 2.

4. Bidang Pelayanan Kesehatan Hewan

Bidang ini memberikan pelayanan pengobatan dilokasi penampungan ternak sementara kepada ternak - ternak yang terluka akibat awan panas, memberikan vitamin serta pelayanan kesehatan ternak lainnya sesuai keperluan dan memberikan pendampingan kepada peternak pada waktu akan melakukan pembelian ternak pengganti. Selama masa penanganan ternak korban erupsi Merapi telah diadakan, diterima dan dipergunakan obat - obatan dengan berbagai jenis.

5. Bidang Pengurusan Bangkai Ternak

Kegiatan pengurusan bangkai ternak yang berupa penguburan, pembakaran dan pengasapan bangkai bertujuan untuk memperkecil dampak negatif bagi kesehatan manusia yang dapat ditimbulkan dari bangkai ternak. Kegiatan yang dilaksanakan dengan bantuan tenaga relawan, pasukan TNI, SAR, serta petugas Dinas Pertanian Provinsi DI Yogyakarta. Pada tanggal 28 Oktober 2010 hanya mampu menguburkan 17 ekor bangkai di dusun Kaliadem, Kepuhharjo, Cangkringan. Kemudian sejak tanggal 23 November hingga tanggal 2 Desember 2010 telah dibakar 1167 ekor bangkai ternak dengan sebaran lokasi dusun Pangukrejo, Umbulharjo, dusun Petung, dusun Kopeng, dusun Pagerjurang, desa Kepuhharjo, dusun Ngepringan, dusun Gungan, desa Wukirsari, dusun Singlar, dusun Srunen, dusun Glagahmalang, dusun Kalitengah Kidul, dusun Kalitengah Lor, desa Glagahharjo, Kecamatan Cangkringan.

6. Bidang Verifikasi dan Validasi Data

Bidang ini melakukan verifikasi khususnya terhadap data ternak yang mati yang diperoleh dari hasil identifikasi maupun data ternak mati yang diajukan kemudian oleh para pamong desa dan koperasi pada pertemuan tanggal 7 Desember 2010 di Aula Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Sleman paska penurunan status Merapi dari

awas menjadi siaga pada tanggal 3 Desember 2010. Langkah yang dilakukan adalah dengan pengisian form pernyataan kepemilikan yang harus ditandatangani oleh para peternak yang mengaku ternaknya mati di atas materai, yang memuat nama peternak, alamat, jumlah, jenis dan kategori ternak sapi yang mati, serta disaksikan tetangga dekat dan kepala dukuh serta diketahui oleh kepala desa dan camat setempat.

Rekapitulasi hasil verifikasi kemudian ditetapkan melalui keputusan Bupati Sleman yang menjadi dasar pembuatan rekening tabungan oleh Bank BPD DIY Cabang Sleman, serta pembuatan tanda terima uang dan berita acara pembayaran kepada peternak. Hasil verifikasi dalam rangka validasi data kepemilikan ternak mati diperoleh jumlah ternak mati sebanyak 3.413 ekor, yang terdiri dari sapi dewasa 2.133 ekor, kategori dara/ remaja 626 ekor, dan katagori pedet 654 ekor yang dimiliki oleh 1.352 orang. Sebaran ternak mati menurut wilayah kecamatan dan desa adalah sebagai berikut :

Tabel VI

Rekapitulasi Ternak Mati Korban Erupsi Merapi

NO KECAMATAN/DESA SAPI JUMLAH

PEDET DARA DEWASA

A CANGKRINGAN 1 Glagaharjo 256 245 751 1252 2 Kepuharjo 248 234 869 1351 3 Argomulyo 2 2 51 55 4 Umbulharjo 103 117 256 476 5 Wukirsari 30 17 158 205 3339 B NGEMPLAK 1 Sindumartani 0 0 4 4 2 Umbulmartani 0 0 1 1 5 C NGAGLIK 1 Sardonoharjo 0 1 0 1 2 Sinduharjo 1 0 1 2 3 Sukoharjo 0 0 1 1 4 D TURI 1 Donokerto 1 1 1 3 2 Girikerto 0 1 4 5

3 Wonokerto 0 0 2 2 10 E PAKEM 1 Candibinangun 0 0 1 1 2 Harjobinangun 1 0 4 5 3 Hargobinangun 10 6 15 31 4 Purwobinangun 2 2 14 18 55 JUMLAH 654 626 2133 3413

7. Bidang Pendampingan dan Pemeriksaan Kesehatan Ternak Pengganti, pada tahap awal bersama dengan petugas BPD melakukan sosialisasi mekanisme pencairan dana pembelian ternak pengganti. Pendampingan akan disesuaikan dengan perkembangan kesiapan peternak didalam pengadaan ternak pengganti.

Untuk penyelenggaraan penanganan ternak korban Erupsi Gunung Api Merapi diperoleh dana siap pakai (on call) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Dana Tanggap Darurat Merapi Pemerintah Kabupaten Sleman.

Penerimaan dana dari BNPB untuk penanganan ternak korban Erupsi Gunung Api Merapi berlangsung 2 kali, yaitu :

1. Tanggal 2 Desember 2010, sebesar Rp 3.981.930.000,00 dengan penggunaan untuk pembelian ternak sapi hidup korban Erupsi Gunung Api Merapi, beserta biaya transportasi, upah tenaga kerja, obat - obatan ternak, kandang penampungan sementara, dan pemebelian pakan.

Penggunaan dana tersebut, antara lain untuk :

a. Pembelian ternak hidup sebanyak 44 ekor terdiri dari 31 ekor dewasa laktasi, 3 ekor dewasa, 2 ekor katagori remaja/dara, dan 8 ekor katagori pedet yang dilaksanakan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 18 Nopember 2010 di lapangan penampungan ternak sementara Desa Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Sleman. Pembayaran melalui BPD Sleman telah dilakukan pada

tanggal 20 Desember 2010 sebesar Rp 386.000.000,- dengan rincian sebagai berikut :

31 ekor kategori dewasa laktasi Rp. 310.000.000,- 3 ekor katagori dewasa Rp. 27.000.000,- 2 ekor katagori dara/ remaja Rp. 14.000.000,- 2 ekor pedet sd 3 bulan Rp. 5.000.000,- 6 ekor pedet 3sd 6 bulan Rp. 30.000.000,-

Penyerahan tabungan hasil penjualan ternak masyarakat kepada pemerintah tersebut secara simbolis telah dilakukan oleh Menteri Pertanian pada saat acara penanaman pisang di Dusun Batur, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman pada tanggal 21 Desember 2010.

b. pembelian pakan ternak untuk ternak yang dibeli pemerintah pasca pembayaran sebesar Rp. 16.653.120,00

Dengan demikian jumlah penggunaan dana sebesar Rp. 402.653.120,00 sehingga masih terdapat sisa dana tersedia sebesar Rp. 3.579.276.880,00

2. Tanggal 4 Desember 2010, sebesar Rp. 21.360.500.000,00 dengan penggunaan untuk pembelian sapi oleh peternak sebagai pengganti sapi yang mati akibat erupsi Merapi. Penggunaan dana ini untuk penggantian ternak sejumlah 3.057 ekor, yang terdiri dari katagori dewasa 1.911 ekor, katagori dara/ remaja 553 ekor, dan kategori pedet 593 ekor, milik 1.213 orang. Jumlah ternak mati tersebut diperoleh dari hasil verifikasi final yang kemudian ditetapkan melalui Keputusan Bupati Sleman nomor : 375/Kep.KDH/A/2010 tanggal 20 Desember 2010 tentang Penerima Bantuan Dana Untuk Penanganan Ternak Korban Bencana Erupsi Merapi Tahun 2010 Per Tanggal 20 Desember 2010. Posting dana dari BPD Sleman ke 1.213 peternak telah dilakukan pada tanggal 23 dan 27 Desember 2010.

Hasil verifikasi sementara pada tanggal 14 Desember 2010 diperoleh angka ternak sapi mati sebesar 3. 432 ekor, dengan rincian

sapi dewasa 2.139 ekor, sapi dara/ remaja 631 ekor, dan pedet 662 ekor, dengan kebutuhan dana untuk pembelian pengganti sapi mati sebesar Rp. 23.969.000,-. Atas dasar pertimbangan tersebut, Bupati Sleman melalui surat tanggal 14 Desember 2010 mengajukan permohonan kepada Menteri Pertanian untuk menuntaskan kekurangan penggantian ternak mati dengan menggunakan sebagian dari sisa dana tersedia pembelian ternak hidup yaitu sebesar Rp. 3.579.276.880. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui surat tanggal 27 Desember 2010 nomor 27004/KU.340/F/12/2010 menyetujui dipergunakannya sisa dana tersedia dari pembelian ternak hidup untuk mencukupi kekurangan kebutuhan dana penggantian ternak mati .

Mempertimbangkan bahwa hasil verifikasi final diperoleh angka jumlah ternak mati seluruhnya sebesar 3.413 ekor yang terdiri dari katagori dewasa 2.133 ekor, katagori ternak dara/ remaja 626 ekor, dan katagori ternak pedet 654 ekor yang dimiliki oleh 1.352 orang, dan dengan kebutuhan dana penggantian sebesar Rp. 23.862.500.000,- maka dari yang telah teralokasikan pendanaannya sebesar Rp. 21.360.500.000,- masih terdapat kekurangan sejumlah 356 ekor yang terdiri dari katagori dewasa 222 ekor, katagori dara/ remaja 73 ekor, dan katagori pedet 61 ekor, yang dimiliki oleh 139 peternak dan dengan kebutuhan dana penggantian sebesar Rp.2.502.000.000,-. Kekurangan dana tersebut kemudian dipenuhi dari sisa dana tersedia dari dana pembelian ternak hidup sebesar Rp. 3.579.276.880,- sehingga secara keseluruhan dana yang diterima untuk penanganan ternak korban erupsi merapi masih tersisa sebesar Rp. 1. 077.276. 880,-

Penetapan nama sebanyak 139 orang peternak dan dengan jumlah ternak sebesar 356 ekor tersebut ditetapkan melalui Keputusan Bupati Sleman nomor 381/ Kep. KDH/A/2010 tanggal 27 Desember 2010 tentang Penerima Bantuan Dana Untuk Penanganan Ternak Korban Bencana Erupsi Merapi Tahun 2010 Per Tanggal 27 Desember 2010, dan telah dilakukan pembayaran dengan pemindah bukuan dana

ke rekening masing - masing peternak oleh BPD Sleman pada tanggal 28 Desember 2010. Sampai dengan 26 Mei 2011 jumlah dana yang telah dicairkan oleh peternak sejumlah Rp. 21.324.400,- dengan rincian ternak sejumlah 2.956 ekor.

3. Pembiayaan Keperluan Operasional Penanganan Ternak

Untuk mendukung pelaksanaan penanganan ternak korban erupsi diperlukan berbagai kegiatan yang antara lain berupa rapat - rapat koordinasi, pengadaan bahan dan peralatan, konsumsi petugas lapangan, bahan bakar kendaraan maupun untuk pembakaran bangkai ternak, sewa kendaran untuk keperluan evakuasi, pengadaan pakan dan obat obatan, pengadaan ID ternak yang dievakuasi, honorarium relawan, bantuan upah tenaga kerja dan untuk keperluan administrasi ( ATK, computer suplies, foto copy, dokumentasi ).

Pendanaan untuk mendukung keperluan penanganan ternak korban Erupsi Merapi dibiayai dari sumberdana Komando Tanggap Darurat Bencana Gunungapi Merapi Kabupaten Sleman, yang diantaranya terdapat Bidang Penanganan Khusus yang salah satu tugasnya menangani hewan ternak. Untuk keperluan ini, pada Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan ditunjuk Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK), dan selama pelaksanaan kegiatan sampai dengan 31 Desember 2010 telah dikeluarkan dana sebesar Rp 143.650.625,- untuk keperluan sebagai berikut :

a. Belanja Bahan ( peralatan kandang

penampungan ternak, peralatan penguburan ternak, peralatan pembakaran bangkai ternak, peralatan pelindung badan, peralatan kebersihan kandang)

Rp. 16.633.700,-

b. Belanja Makan dan Minum, Rp. 14.864.600,- c. Belanja Bahan Bakar Rp. 1.701.000,- d. Bantuan Sewa Kendaraan/ Transportasi Rp. 4.600.000,- e. Pengadaan Pakan Ternak Rp. 58.063.625,- f. Pengadaan ID Ternak Rp. 9.798.000,- g. Pengadaan Obat Obatan Ternak Rp. 22.792.700,

h. Bantuan Pembuatan Kandang Rp. 350.000,- i. Honorarium Relawan, Rp. 9.600.000,- j. Upah Tenaga Bongkar/ Penurunan Pakan, Rp. 550.000,- k. Belanja ATK dan Computer Suplies Rp. 2.834.250,-

l. Belanja Cetak dan Penggandaan/copy dan Jilid

Rp. 1.398.250,-

m. Dokumentasi, Rp. 464.500,-

Dokumen terkait