• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PT Indofarma (Persero) Tbk

2.10 Pelaksanaan Kegiatan di PT Indofarma (Persero) Tbk

2.10.1.2 Bidang Produksi II

Bidang Produksi II dipimpin oleh seorang manager. Bidang ini membawahi tiga seksi, yaitu Seksi β laktam, Seksi Salep, Sirup, Serbuk (SSS) dan Seksi Produksi Steril. Struktur organisasi bidang produksi II dapat dilihat pada bagan dibawah ini: Produksi steril Sediaan β laktam Sediaan salep, sirup serbuk PRODUKSI II

Gambar 2.8 Struktur Organisasi Bidang Produksi II PT. Indofarma (Persero) Tbk.

Bidang Produksi II bertugas untuk memastikan tersedianya produk tablet, kapsul dan sirup kering β laktam, salep, sirup, serbuk, dan produk steril sesuai dengan target dengan cara merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan aktivitas pengolahan, pengemasan dan kegiatan lainnya yang terkait. Pelaksanaan proses produksi dibidang Produksi II menggunakan vertical closed system untuk menghindari kontak dengan lingkungan. Sistem ini diterapkan untuk produksi serbuk seperti oralit. Sedangkan untuk produksi sediaan β-laktam, salep dan sirup menggunakan horizontal closed system, dimana penyiapan bahan awal sampai produk akhir diproses dalam lantai yang sama, karena sediaan yang diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil.

Seksi Sediaan β Laktam

Seksi sediaan β laktam bertugas memproduksi sediaan antibiotika yang mempunyai inti β laktam. Bentuk sediaannya berupa tablet, kapsul, dan sirup

produksi lain (non β laktam). Pembuatan sediaan β laktam dibedakan sebagai berikut:

a. Sediaan sirup kering

Produksi sirup kering di seksi β laktam meliputi sirup kering Ampisilin 125 mg/5 ml dan sirup kering Amoksisilin 125 mg/5 ml. Proses produksi sirup kering dilakukan secara In Line Process, yaitu proses produksi yang menjadi satu kesatuan proses mulai dari pengisian sampai pengemasan. Alur proses pembuatan sediaan sirup kering derivat β laktam adalah sebagai berikut:

1. Penimbangan bahan aktif di lakukan di LBA β laktam dan untuk bahan bahan penolong dilakukan di LBA non β laktam/ dispensing.

2. Persiapan pembuatan massa, dilakukan penimbangan ulang. 3. Pencampuran akhir dalam mixer.

4. Penimbangan massa sirup siap isi.

5. Pengisian massa sirup kering dalam botol. 6. Petugas IPC mengambil sampel untuk diuji.

7. Pengemasan.

Botol yang datang dari supplier terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan. Ruang tempat pengisian massa sirup kering memerlukan kelembaban tertentu, yaitu tidak boleh lebih dari 50%. Hal ini untuk menjaga kualitas massa serbuk kering agar mempunyai aliran yang baik, menjaga kestabilan zat aktif dan mengendalikan keseragaman bobot. Operator mesin melakukan pengontrolan terhadap bobot sirup kering dalam botol setiap 15 menit sejumlah masing-masing 2 botol dan dibuat peta kendali untuk dicantumkan dalam Catatan Pengolahan

Bets. Bagian IPC juga melakukan kontrol produk. Dalam satu rangkaian proses setelah pengisian, dilanjutkan dengan penutupan botol (capping).

b. Sediaan tablet dan kapsul

Proses produksi dilakukan secara In Line Process, yaitu proses produksi yang menjadi satu kesatuan proses mulai dari pengisian sampai pengemasan. Alur proses pembuatan sediaan sediaan tablet dan kapsul derivat β laktam hampir sama dengan produksi tablet dan kapsul non β laktam.

Seksi Sediaan Salep, Sirup dan Serbuk

Seksi Salep, Sirup dan Serbuk memproduksi sediaan salep kulit, krim, serbuk, sirup cair dan sirup kering. Pembuatan sediaan sebagai berikut:

a. Salep

Alur proses produksi sediaan salep kulit adalah sebagai berikut: 1. Penimbangan bahan awal yang telah lolos uji.

2. Pelelehan basis di dalam vessel tanpa pengaduk.

3. Basis dipindahkan ke dalam vessel yang dilengkapi pengaduk melalui pompa dengan filter, kemudian dilakukan pengeringan basis. Massa basis selanjutnya didinginkan dan dilakukan pemeriksaan kadar air oleh bagian IPC.

4. Bahan aktif, penolong dan pengawet ditambahkan ke dalam massa basis sambil diaduk.

5. Massa salep dihomogenkan dengan menggunakan homogenizer dan

kemudian divakumkan untuk mengusir udara yang terperangkap.

6. Massa salep yang telah lolos uji dipindahkan ke dalam penampung stainless steel, lalu dimasukkan ke dalam tube-tube alumunium menggunakan filling machine. Selama proses pengisian dilakukan kontrol keseragaman bobot

dengan penimbangan 20 tube setiap 15 menit dan dibuat peta kendalinya. Petugas IPC akan melakukan sampling untuk diuji.

b. Krim

Alur proses sediaan krim adalah sebagai berikut: 1. Penimbangan bahan awal yang telah lolos uji.

2. Pembuatan fase minyak dan fase air, menurut sifat kelarutan masing–masing bahan penolongnya.

3. Kemudian dilakukan pencampuran fase minyak dan fase air di dalam vessel untuk pembentukan emulsi. Pada tahap ini proses dilakukan secara hati–hati agar krim tidak pecah. Setelah ditambahkan bahan aktif kedalamnya.

4. Massa krim yang terbentuk ini divakumkan untuk menghilangkan udara yang terperangkap.

5. Bila hasil pengujian IPC memenuhi syarat maka massa krim siap untuk diisikan kedalam tube dan dikemas. Proses selanjutnya sama seperti proses produksi salep.

c. Serbuk

Oralit merupakan contoh sedian padat (serbuk) berbentuk granul yang dikemas dalam sachet kedap udara. Pengadukan oralit dilakukan dalam mixer diosna. Pemeriksaan kualitas terhadap massa oralit dilakukan oleh bagian Quality Control yang meliputi kadar, warna, homogenitas, distribusi partikel, dan kadar air. Untuk oralit kelembaban udara ruangan harus rendah karena produk mempunyai sifat sangat higroskopis. Pengendalian proses yang dilakukan antara lain penetapan kadar air.

Alur proses produksinya adalah sebagai berikut: 1. Penimbangan bahan awal yang telah lolos uji.

2. Setelah penimbangan, bahan–bahan dari mesin penyedot vakum (azo) ditransfer ke dalam bin. Selanjutnya bin dipasang pada loading station di lantai III dan massa dialirkan ke lantai II untuk dilakukan proses pengadukan dengan menggunakan mixer diosna. Massa hasil pengadukan tersebut kemudian dilakukan uji kadar air dan homogenitas.

3. Apabila massa telah homogen maka dilakukan proses pengisian. Untuk oralit proses pengisiannya dilakukan dengan menggunakan sachet filling machine. Selama proses pengisian, dilakukan pengawasan mutu terhadap keseragaman bobot dan dilakukan pengujian.

4. Pengemasan kedalam pengemas sekunder dan tersier. d. Sirup cair

Tahap–tahap produksi sediaan sirup cair:

1. Pembuatan sirup cair diawali dengan pemeriksaan air/ DIW yang akan digunakan sebagai bahan baku.

2. Dispensing bahan–bahan awal yang telah dinyatakan memenuhi syarat. 3. Pembuatan larutan bahan dalam DIW dan pembuatan suspensi induk.

4. Pencampuran larutan bahan dan suspensi induk dalam vessel yang dilengkapi pengaduk, kemudian dilakukan sirkulasi dengan menggunakan pompa, flavouring agent ditambahkan pada suhu massa suspensi 40ºC kemudian dilakukan pengecekan oleh IPC terhadap massa suspensi.

5. Massa suspensi yang telah lulus uji dialirkan ke filling machine melalui pompa. Filling machine dilengkapi dengan mesin peniup udara kering, mesin

penutup botol dan mesin penempel etiket. Selama proses pengisian dilakukan, pengawasan terhadap keseragaman bobot dengan pemeriksaan bobot 6 botol setiap 15 menit dan dibuat peta kendalinya. Petugas IPC akan melakukan sampling untuk diuji.

6. Pengemasan ke dalam wadah pengemas sekunder dan tersier. e. Sirup kering

Tahap-tahap proses sesiaan sirup kering:

1. Proses diawali dengan pengayakan dan granulasi.

2. Penimbangan kemudian pencampuran dengan bahan tambahan didalam

diosna.

3. Dilanjutkan dengan pengisian dan pengemasan. Pada semua proses dilakukan kontrol oleh IPC.

Untuk pembuatan sirup kering ini, kelembaban udara diatur sedemikian rupa sehingga kurang dari 50%, menggunakan alat dehumiditifier. Massa sirup kering yang telah memenuhi syarat dimasukkan kedalam botol, pengisian sirup kering ini masih dilakukan secara manual. Setelah dilakukan pengisian, botol ditutup, diberi etiket dan dikemas.

Seksi Produksi Steril

Seksi produk steril bertanggung jawab dalam memproduksi sediaan steril, dipimpin oleh seorang asisten manager yang membawahi dua subseksi, yaitu:

a. Subseksi pengolahan (penimbangan dan pelarutan, pengisian, sterilisasi, pengolahan cepalosporin dan dokumentasi).

b. Subseksi pengemasan (pengepakan, pemeriksaan kejernihan sediaan ampul, vial dan tetes mata serta pencetakan label).

Produk yang dihasilkan antara lain:

a. Sedian steril cairan, seperti injeksi vitamin B12, deksametason, diazepam, lidokain compositum, papaverin HCl, atropine sulfat dan aqua PI, furosemid injeksi dan metoklopramida (dibuat dengan cara sterilisasi akhir). Sedangkan gentamicin dan ranitidine injeksi (dibuat secara aseptis).

b. Tetes mata, seperti gentamicin 40 mg/ml.

c. Sediaan steril powder, seperti injeksi derivat sefalosporin yang dibuat secara aseptis yaitu Cefotaxim, Ceftriaxon.

Ruang produksi steril dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan persyaratan CPOB. Pembagian ini didasarkan kepada derajat kebersihannya, yaitu:

a. Ruang kelas I merupakan ruang kelas di bawah LAF (Laminar Air Flow) yang dilengkapi dengan HEPA (High Efficiency Particulare Air) filter berefisiensi 99,995%. Besarnya pertukaran udara adalah 20–40 kali/jam. Jumlah cemaran partikel dengan diameter kurang dari 0,5 µm tidak boleh lebih dari 100 partikel/feet kubik.

b. Ruang kelas II sama dengan ruang kelas I tetapi tanpa LAF. Jumlah cemaran partikel dengan diameter kurang dari 0,5 µm tidak boleh lebih dari 10.000 partikel/ feet kubik.

c. Ruang kelas III dilengkapi dengan filter berefisiensi 95%. Jumlah cemaran partikel dengan diameter kurang dari 0,5 µm tidak boleh lebih dari 100.000 partikel/ feet kubik, ruangan ini digunakan untuk pencucian.

d. Ruang kelas IV dengan persyaratan harus bersih secara visual, jumlah partikel tidak dikendalikan.

Keempat ruangan di atas, masing-masing dipisahkan dengan ruang antara dan dilengkapi dengan sistem air lock, air shower, pass box dan sistem air handling unit (AHU) yang memiliki peranan dalam pengaturan suhu, kelembaban, tekanan dan sirkulasi udara. Aliran udara diatur berdasarkan perbedaan tekanan, dimana ruangan dengan kelas yang lebih tinggi memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada kelas yang lebih rendah.

Dokumen terkait