• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Sosial

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA (Halaman 26-30)

Pada sejumlah Negara yang sedang membangun, pengenalan yang terlalau dini pada pemikiran dan teknologi barat dapat menciptakan beragam masalah sosial.

Pengenalan di sektor pariwisata misalnya, bagi sebuah kawan baru pada akhirnya mengubah gaya hidup sehari – hari penduduknya. Perkembangan pariwisata yang terlalu cepat dapat meningkatkan angka kejahatan dan sekaligus memperkenalkan perjudian, materialism, serta keserakahan (Denis L. Foster). Lebih lanjut dikatakan bahwa pemerintah Negara yang sedang berkembang seringkali mengkhawatirkan akibat karekter bangsa. Dengan secara penyolok menempatkan wisatawan yang makmur ditengah - tengah penduduk lokal yang miskin, pariwisaata seringkali menimbulkan kegelisan.kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam arti bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu, kelompok dalam melakukan perjalan wisata serta pengaruh kegiatan dalam masyarakat.

Dengan berkmbangnya pariwisata orang – orang bebas bergerak daari satu tempat ke tempat yang lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan yang sama sekali berbeda bangsa dan agama. Orang – orang yang sedang melakukan perjalan wisata tersebut akan saling berhubungan langsung dengan oarng - orang yang berkebangsaan dan lingkungan lain ditempat tujuannya, dan saling mengenal dan memperkenalkan adat kebiasaan, kebudayaan dan kepercayaan. Masing – masing wisatawan ternyata memiliki kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang berbeda - beda bahkan bertolak belakang dengan cara hidup (the way of life)

Masyarakat yang dikunjungi. Gejala ini dapat membuat sektor pariwisata menjadi suatu yang dianggap peka yang daapat mempengaruhi hubungan antar bangsa.

Oleh sebab itu pariwisata menciptakan kontak sosial antar sesame. Kontal sosial ini mengandung makna :

- Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk saling mengenal kebudayaan masing – masing dalam batas batas tertentu.

- Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengenal sikap dasar yang dimiliki dalam pergaulan.

Kenyataan bahwa pariwisata melputi kegiatan perpindahan tempat sejumlah orang yang sedang melakukan perjalanan secara sendiri – sendiri atau berkelompok. Pariwisata menjadi suatu manisfestasi lintas budaya yang penting, karena kegiatan iini menjadi kancah pertemuan warga dari berbagai bangsa dengan latar belakang yang berlainan, lingkungan sosial beragam.

Dari berkembangnya sektor Pariwisata banyak memberikan dampak positif pada bidang sosial di masyarakat. Pembangunan pariwisata memberi solusi bagi permasalahan sosial di masyarakat, seperti hal – hal yang dapat dilihat berikut:

1. Struktur Sosial

Sebagai akibat pengembangan wisata maka terjadi:

a. Transaksi kesempatan kerja

b. Modernisasi dalam cara – cara memberi inovasi terupdate, untuk menarik para wisatawan.

c. Memberikan pemerataan pendapatan masyarakat di daerah tujuan wisata yang dikunjungi wisatawan

d. Berkurangnya perbedaan dalam pendidikan dan kesempatan berusaha atau pekerjaan.

2. Modernisasi Keluarga

Dalam hal ini dampak dari pembangunan pariwisata sehubung dengan berkembangnya teknologi dan kebiasaan baru menimbulkan dampak modernisi bukan hanya dikalangan elit maupun masyarakat luas, tetapi menimbulkan status – status sosial baru dikalangan menengah misalnya:

a. Kaum wanita memperoleh status baru dari petani menjadi pedagang asongan di daerah wisata, yang bekerja menjual cendera mata, restoran

dan bekerja di bidang kerajinan tangan dan bisa juga menjadi karyawan di suatu pariwisata.

b. Terjadi kelonggaran perlakuan orang tua terhadap anaknya dari disiplin ketat menjadi anak yang bebas memilih sesuai dengan yang dicita – citakan atau diinginkan.

3. Peningkatan Dalam Wawasan Masyarakat

Masalah sosial yang terjadi di masyarakat bukan hanya masalah pendapatan, namun permasalahan kurangnya wawasan menjadi faktor utama permasalahan di msyarakat. Adanya pegembangan pariwisata di suatu daerah memberi peningkatan pada hal wawasan seperti:

a. Terjadinya perubahan tingkah laku kea rah yang positif, terutama dalam etiket dan cara komunikasi antar sesame

b. Dapat menghilangkan prasangka – pranga negative terhadap suatu kelompok lain.

Selain itu Menurut Cohen (dalam Hirawan 2008) dampak sosial pariwisata dikelompokkan ke dalam sepuluh kelompok besar yaitu:

1) Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat yang lebih luas

2) Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat 3) Dampak terhadap dasar – dasar organisasi / kelembagaan sosial 4) Dampak terhadap migras dari dan ke daerah pariwisata

5) Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat 6) Dampak terhadap pola pembagian kerja

7) Dampak terhadap stratafikasi dan mobilitas sosial 8) Dampak terhadap distribusi pengaruh kekuasaan.

9) Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan – penyimpangan sosial 10) Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.

4. Dampak Budaya Pariwisata

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap

masyarakat setempat. Sektor pariwisata memberikan efek berantai (multiplier effect) akan mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar, sehingga memberikan distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata.

Saat ini yang dibutuhkan kawasan Wisata ke depan adalah sebuah perencanaan sosial yang matang terhadap budaya masyarakat Sekitar. Kondisi sosial masyarakat di DTW (daerah tujuan wisata) berada dalam keadaan yang kondusif dimana dengan adanya pariwisata memacu masyarakat mengembangkan kebudayaannya, karena masyarakat merasa bangga terhadap budaya yang mereka miliki sehingga mampu menarik wisatawan mancanegara, disamping potensi alam pesisir yang mereka miliki. Penilaian kondusif didasarkan pada analisis dampak sosial melalui indikator-indikator yang jelas secara teoritis.

Perencanaan sosial yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam hal ini haruslah yang sesuai dengan semangat partisipasif masyarakat itu sendiri.

Pemerintah harus memberikan sebuah terobosan untuk melaksanakan perencanaan sosial seperti apa yang dikehendaki oleh masyarakat. Sehingga tidak terkesan alur pembangunan pariwsata, tidak hanya mengalami pendekatan yang bersifat top down tetapi juga bersifat bottom up. Ketika pemerintah telah berhasil dalam menentukan pedoman utama untuk membuat perencanaan tersebut, maka dibutuhkan tangan yang kuat untuk mempertahankan prinsip-prinsip tersebut dari tekanan grup kuat dalam penduduk. Yang lebih difokuskan pemerintah daerah ke depan adalah bagaimana strategi sosial untuk mengatasi permasalahan sosial terkait dengan pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata.

Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang melanda sebagai akibat berkembang pesatnya sektor pariwisata, menyebabkan arus wisata dengan kedatangan berbagai wisatawan asing, yang memiliki kebudayaan bermacam-macam memiliki implikasi terjadinya perubahan budaya dalam masyarakat.

Bermacam teknologi kemudian mulai diperkenalkan oleh masyarakat, bahkan tidak jarang masyarakat sendiri memiliki teknologi yang muncul sebagai akibat adanya kontak dengan kebudayaan lain. Lambat laun dapat kita perhatikan bahwa perubahan sosial sudah terjadi dengan sangat cepatnya. Untuk mengatasi dampak sosial berupa kesenjangan sosial yang mencolok antara wisatawan dan

masyarakat lokal dalam hal pengembangan pariwisata, beberapa solusi yang bisa ditempuh antara lain :

a. Masyarakat lokal agar diberikan pendidikan, pemahaman, dan apresiasi oleh pihak-pihak terkait (baca: pemerintah) terhadap budaya asing/wisatawan.

Wisatawan harus diberikan informasi tentang budaya masyarakat lokal, misalnya melalui tourism information centre, sisipan dalam promosi (brosur/ pamflet) tentang kawasan Pariwisata.

b. Adanya standarisasi internasional bila terjadi perbedaan kebudayaan antara masyarakat lokal dan wisatawan.Rasio jumlah wisatawan dan masyarakat lokal harus dimonitor

Dari penelitian yang dilakukan Penulis, diketahui bahwa pengembangan obyek wisata Cirebon Waterland mempunyai pengaruh positif terhadap sosial di masyarakat salah satunya yaitu jumlah pengangguran di kota Cirebon jumlahnya berkurang, yaitu dengan adanya kesempatan kerja. Kesempatan kerja yang tercipta dari pengembangan obyek wisata berasal dari pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan layanan kebutuhan wisatawan, antara lain di bidang perdagangan, guide, rumah makan (foodcourt) dan hotel yang ada di lokasi wisata dan juga security.

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA (Halaman 26-30)

Dokumen terkait