• Tidak ada hasil yang ditemukan

43 Bijaksana, Martabat Tanggung Jawab Universal tersebut, dengan sikap

Dalam dokumen PANDUAN STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN (Halaman 43-46)

patuh seorang Patih Narotama dan dalam Spirit Eyang Sutasoma.

Tulisan ini sangat sarat dengan kajian, bahasa dan bahasan, Sastra Aksara Kata, karena kita memang sadar, bersedia dan mau, untuk sungguh belajar dari para Begawan Sastrawan yang Hidup di masa lalu maupun di masa kini, Eyang Mpu Sutasoma, Eyang Mpu Tantular, Eyang Sosrokartono, Eyang Sunan Kalijaga, Eyang Suryomentaram, Eyang Jayabaya, Eyang Ronggowarsito, dan lain-lainnya, serta Maha Bajra Sadhi Musik~Mistik~ Linguistik, Prof. Ida Wayan Oka Granoka, dalam tulisannya, Wit ning sabda – kamulaning dadi wong (mistis-kosmik, Rajah Kajang Masutasoma). Pada mulanya adalah kata. Kata mempengaruhi laut dengan pesan yang dikandung-nya, memperbanyak dirinya terus-menerus tiada henti. Kata menemukan cara menata ulang bahan-bahan kimia sampai mampu menangkap pusaran-pusaran kecil dalam sungai entropi dan menjadikannya hidup. Kata mengubah daratan di sebuah planet dari neraka meranggas menjadi firdaus menghijau. Akhirnya, sang kata bertumbuh-tumbuh dan menjadi cukup cerdas untuk membangun sebuah mesin mirip bubur, yang disebut otak, yang dapat menemukan dan menyadari kata itu sendiri. (ekologis-biologis, Matt Ridley).

Semoga, tulisan ini bisa diterima pada ranah manapun, atas peluang dan kesempatan sesungguhnya, untuk niat ingsun mengabdi pada Sang Pencipta, dan mengabdi berbhakti pada Sang Merah Putih, dan bersyukuri dan mensyukuri semua ilmu dan ngelmu para guru-guru dan dosen-dosen serta maha guru kita sekalian, hidup menghidupi jaman dan kehidupan, mengabadikan ruang, waktu, sifat dan bentuk demi kebaikan, kebenaran, kesucian, kemurnian dan demi perjalanan dan berlangsungnya hidup dan kehidupan adanya budaya kebudayaan adi luhur, sebagaimana para pendahulu agung nan luhur itu, atas Transformasi Budaya Nusantara ini, atas Martabat Tanggung Jawab Universal ini.

I. Ruh Airlangga dalam Air (dalam Bahasa dan Bahasan Sastra Aksara Kata Air “Water” dan “Air” Udara)

Kehadiran mereka, rasa ingin tahu mereka yang sungguh mendalam, jiwa penelitian mereka yang sungguh intuitif sejati,

“acknowledge” mereka yang utuh, respek mereka atas air “water” yang

luar biasa hebat dan ketulusan hati serta sikap sang penemu dan kawan rekannya yang mampu merasakan bahasa Air, dalam bahasa kata gambar, bahasa kata bentuk kristal Air, Water, dalam temuan teknologis

mikroskopis fotografis dalam buku hebat “The Miracle of Water” (2008),

sebagaimana yang ditemukan oleh Dr. Masaru Emoto dari Jepang. Tidak ada unsur di dalam alam, di jagat kedirian kita dan kedirian alam raya ini, yang

44

sebijaksana, secerdas, sesehat, sesehat, semurni, seindah, sekomunikatif, seluwes, setoleransi yang begitu luas dan besar namun juga setegas sejelas sebening seperti unsur Air, adanya, lintas budaya, lintas wilayah geografis, lintas Negara, lintas agama, lintas kota, lintas bahasa, lintas situasi dan kondisi. Kemampuan menyerap dan menggambarkan energi-energi yang datang dan beresonansi dengannya, frekuensi yang lintas nada, lintas suara, lintas sastra, lintas aksara, lintas kata, yang direkamnya secara luar biasa dalam bentuk-bentuk kristal kristalnya, baik energi, frekuensi, resonansi, fibrasi yang buruk, negatif, jelek, sampai yang baik, bersih, bening, murni, indah, dan memiliki jiwa spirit yang tinggi. Air yang sistem sosial, sistem sikap hidupnya dan gaya hidupnya yang sedemikian terbuka, dewasa, matang dan arif bijaksana.

Wawasan Karakter, Kepribadian, Temperamen dan Identias Air

“Water” ini sangat senada dengan Wawasan Empu Sutasoma Tentang Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa. Mengapa Sutasoma?, Ida Wayan Granoka, dalam bukunya Reinkar-nasi Budaya, 2007, sangat cerdas dan bijaksana, mengungkapkan. Mengapa Sutasoma? Tanpa mengabaikan keluhuran karya sastra lainnya, seperti Ramayana, Arjunawiwaha, Bharatayuddha, Bhoma-kawya, dan jenis sastra lainnya yang tinggi kedudukannya. Ya, pastilah kita telah mengenal bahwa, raja pusaka sastra kakawin berbahasa Jawa Kuna yang satu ini memiliki nilai strategis bagi sejarah eksistensi bangsa Indonesia dan rahasia kebesaran bangsa- bangsa (global). Indonesia sejak zaman kemerdekaan 1945, adalah Negara demokratis yang berdiri di atas landasan filosofi Panca Sila dan mahawakya (slogan pemersatu bangsa) “Bhinneka Tunggal Ika”, yang dipetik (terinspirasikan) dari Kakawin Sutasoma. Gubahan Mpu Tantular itu tergolong jenis sastra yang merdeka dan “mahardhika” yang dilandasi toleransi keagamaan yang sangat besar.

Senada, sehebat, secermat, sebijaksana, secerdas, selentur, selembut, sesejuk, seisis, sesegar, Bahasa dan Bahasan “Air~Udara~ Eter”, sebagaimana yang dihirup dan diperkenalkan kepada kita oleh Para Leluhur dan Pendahulu yang Agung.

Nafas, Nufus, Tan Nafas adalah Benang Hidup, Eter adalah Energi Hidup Udara Hidup Para Dewa, Para Ruh Suci, Eter adalah Senyawa Unsur Oksigen O3, satu Unsur Oksigen yang lebih banyak ketimbang Senyawa Oksigen O2.

Dan Dimana? Dan Mana Ada? Makhluk yang hidupnya bernafaskan udara oksigen, yang bisa tahan tak berudara dalam hitungan lebih dari 2 – 3 menit. Maka daya kekuatan yang luar biasa sesungguhnya sudah ada, apa adanya, dan semua sudah ada, ada di sana dan untuk itu mereka ada di sana, ada di balik proses penghayatan dan penyatuan

45

kedirian kita dalam Unsur “Air dalam Udara” ini. Dengan kita semakin “Mengenal Air dan Mengenal Udara”, maka kita akan semakin mengenal

diri kita, Kekuatan Spirit kita, Kekuatan Spirit Prabu Airlangga, Kekuatan ruh~Spirit Air Udara Airlangga, Kekuatan Spirit Identitas dan Jati Diri

“Air dan Udara” dalam Identitas dan Jati Diri Prabu Airlangga.

Maka Karakter dan Identitas Jati Diri Air dalam Sastra Aksara Kata

“Nama” dan Sastra Aksara Kata “Asma” Air dalam Nama Airlangga, yang

disandang oleh Prabu Airlangga, “tidak mungkin tidak”, sangat mempengaruhi Beliau dalam menghayati, dalam mengasah sikap dan karakter, kepribadian, temperamen, identitas, jati diri kedirian Beliau, dalam menemukan dan dalam mengasah tugas dan misi hidupnya Beliau, dalam “Membaca dan Menulis Kitab Kehidupannya” (Ucok, 2012).

Sebagaimana dinyatakan oleh Eyang Dang Hyang Nirartha (Putra, Ida Bagus Rai, 2012), Putra Eyang Dang Hyang Asmaranatha (Pendeta Kerajaan Majapahit) dalam Lontar Gama Tirta Pawitra (49b-51b) koleksi Gria Kemenuh Purnawati, “Agama itu, sebenarnya sudah ada di dalam diri, Tirtha adalah air, tetapi tidaklah air yang diminum dan yang dipakai mandi. Tidaklah air yang dipakai mandi. Tidaklah yang disungai atau dipancuran. Tidaklah air danau, tidaklah air laut, tidaklah air hujan, tidaklah air embun, tidaklah itu adanya. Sebenarnya adalah Tirtha- mretha, Air Ke-hidupan”.

Dengan adanya kalimat di lontar tersebut, Sastra Aksara Kata Air pun, sudah terbukti dapat mengalami penemuan dan pemaknaan yang lebih dari yang selama ini kita kenal, menjadi jauh lebih luas, jauh lebih mendalam, jauh lebih berarti dan jauh lebih bermakna sejati, ketimbang kosa kata Air dan Udara dalam logika bahasa yang selama ini sudah mengisi otak logik matematik kaku kita, maka dalam aktivasi peningkatan kesadaran tinggi dan kode-kode kesadaran kosmik yang semakin meluas tersebut, serta dalam tataran~tatanan dari kode-kode frekuensi, resonansi dan fibrasi, arti dan makna Air yang sama tersebut, akan membimbing kita menuju Arti dan Makna Air, yang dalam bahasa dan bahasan Sastra Inggrisnya, adalah Udara, dalam bahasa Yunani adalah Spirit, ya Udara itu, ya Spirit itu, Ya Daya Hidup Ilahi itu, Ya ruh-Illahiah itu, yang dalam bahasa dan bahasan Jawa Kunonya, bisa menjadi Tirta Air Kehidupan tersebut.

Kajian Nafas adalah Benang Hidup, oleh Ucok, 2012, dalam

uraiannya. “Manusia adalah merupakan entitas pribadi yang hidup.

Diawali dari sebuah sel hidup yang dibuahi, kemudian memecah diri dan hidup. Sel merupakan individu yang hidup. Sel yang merupakan individu yang hidup, dibuahi, membentuk jaringan yang dihidupi oleh nafas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nafas adalah benang hidup. Nafaslah

46

Dalam dokumen PANDUAN STUDY EXCURSIE DIALOG PERADABAN (Halaman 43-46)

Dokumen terkait