Faktorisasi Tunggal
5.2 Bilangan Prima dan Faktorisasi
Diingat kembali de…nisi suatu bilangan prima , yaitu suatu bilangan bulat positif lebih besar dari 1 yang hanya mempunyai pembagi positif 1 dan dirinya sendiri. Jelas bahwa
hanya 2 yang merupakan bilangan prima genap, dan juga hanya 2 dan 3 yang meru-pakan bilangan-bilangan prima yang berturutan. Suatu bilangan, selain 1, yang tidak prima dinamakan bilangan composite . Jelas bahwa jika n > 1 adalah composite maka
n dapat dituliskan sebagai n = ab, dimana 1 < a
b < n dan a; b2
N.Contoh 5.13 Tentukan semua bilangan bulat positif n untuk yang mana 3n
4, 4n
5, dan 5n
3 adalah bilangan-bilangan prima.Penyelesaian. Jumlah dari ketiga bilangan tersebut adalah 12n
12, yang jelas merupakan suatu bilangan genap, maka paling sedikit satu diantaranya adalah bilangan genap. Dipunyai bahwa bilangan prima genap hanyalah 2. Diamati bahwa 4n
5 tidak mungkin menjadi bilangan genap karena 4n selalu genap untuk setiap n, sehingga jika dikurangi suatu bilangan ganjil maka hasilnya ganjil. Tetapi 3n
4 dan 5n
3 adalah mungkin untuk menjadi bilangan genap. Karena itu diselesaikan persamaan 3n
4 = 2 dan 5n
3 = 2 yang secara berturutan menghasilkan n = 2 dan n = 1. Secara mudah bisa diperiksa bahwa n = 2 akan membuat ketiga bilangan tersebut adalah prima. Contoh 5.14 (AHSME 1976) Jika p dan q adalah prima, dan x2
px + q = 0 mempunyai dua akar bulat positif berbeda, tentukan p dan q .Penyelesaian. Diambil x1 dan x2, dengan x1 < x2, sebagai dua akar bulat positif yang berbeda. Karena itu bisa dituliskan x2
px+q = (x
x1) (x
x2), yang mengakibatkanp = x1 + x2 dan q = x1x2. Karena q adalah prima, maka x1 = 1. Jadi, q = x2 dan
p = x2 + 1, yang berarti p dan q adalah dua bilangan prima yang berurutan, yaitu
q = 2 dan p = 3.
Teorema 5.15 Jika n > 1, maka n dapat dibagi oleh paling sedikit satu bilangan prima. Bukti. Karena n > 1, maka dipunyai paling sedikit satu pembagi > 1. Berdasarkan Prinsip Terurut Baik, n pasti mempunyai paling sedikit satu pembagi positif yang lebih besar dari 1, misalnya q . Diklaim bahwa q adalah prima. Jika q bukan prima maka dapat dituliskan q = ab, 1 < a
b < q . Ini berarti bahwa a adalah suatu pembagi darin yang lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari q . Timbul kontradiksi dengan kenyataan bahwa q adalah minimal.
Teorema 5.16 (Euclid) Terdapat tak hingga banyak bilangan prima.
Bukti. Diandaikan terdapat berhingga banyak bilangan prima, misalnya p1, p2, ...,
pn. Diambil
N = p1 p2
pn + 1Bilangan bulat N adalah lebih besar dari 1, sehingga berdasarkan teorema sebelum-nya diperoleh bahwa N pasti mempunyai suatu pembagi prima p. Bilangan prima p
haruslah salah satu dari bilangan-bilangan p1, p2, ..., pn. Tetapi, diamati bahwa p pasti berbeda dari sembarang p1, p2, ..., pn karena N mempunyai sisa 1 ketika dibagi oleh sembarang pi. Jadi timbul kontradiksi.
Teorema 5.17 Jika bilangan bulat positif n adalah composite, maka n pasti mempun-yai suatu faktor prima p dengan p
p
n.Bukti. Diandaikan bahwa n = ab, dimana 1 < a
b < n. Jika a;b >p
n, makan = ab >
p
np
n = n, yang adalah kontradiksi. Jadi n mempunyai suatu faktor6
= 1dan
p
n. Karena itu, faktor prima dari n adalah p
n. Contoh 5.18 Berapa banyak bilangan prima
100?Penyelesaian. Diamati bahwa
p
100 = 10. Berdasarkan teorema sebelumnya, semuabilangan composite dalam range 10
n
100 mempunyai suatu faktor prima diantara 2, 3, 5, atau 7. Dimisalkan Am adalah himpunan bilangan-bilangan bulat positif yang merupakan kelipatan dari m dan
100. Diperolehj
A2j
= 50,j
A3j
= 33,j
A5j
= 20,j
A7j
= 14,j
A6j
= 16,j
A10j
= 10,j
A14j
= 7,j
A15j
= 6,j
A21j
= 4,j
A35j
= 2,j
A30j
= 3,j
A42j
= 2,j
A70j
= 1,j
A105j
= 0,j
A210j
= 0. Jadi, banyaknya bilangan prima
100 adalah= 100
(banyak bilangan composite
100)
1 = 100 + 4
(kelipatan dari 2;3;5; atau 7
100)
1= 100 + 4
(50 + 33 + 20 + 14) + (16 + 10 + 7 + 6 + 4 + 2)
(3 + 2 + 1 + 0)
0
1 = 25dengan mengingat bahwa 1 bukanlah prima atau composite.
Sekarang diperhatikan bilangan bulat 1332. Jelas bahwa bilangan tersebut dapat dibagi oleh 2, sehingga diperoleh 1332 = 2
666. Selanjutnya, 666 dapat dibagi oleh 6, sehingga 1332 = 2
2
3
111. Terakhir, 111 dapat dibagi oleh 3, sehingga diperoleh 1332 = 2
2
3
3
37. Karena 2, 3, 37 adalah bilangan-bilangan prima maka proses faktorisasi dari 1332 berhenti. Selanjutnya faktorisasi dari 1332 dapat dituliskan seperti 223237. Faktorisasi demikian dinamakan faktorisasi kanonis ( canonical factorisation ).Teorema 5.19 (Teorema Fundamental Aritmatika) Setiap bilangan asli n
1 mempunyai suatu faktorisasi tunggal dalam bentukn = pa1
1 pa2
2
pass
dimana pi adalah prima berbeda dan ai adalah bilangan bulat positif. Bukti. Diasumsikan bahwa
n = pa1 1 pa2 2
pas s = q b1 1 q b2 2
q bt tmerupakan dua faktorisasi kanonis dari n. Berdasarkan Lemma Euclid, disimpulkan bahwa setiap p pasti membagi suatu q dan setiap q membagi suatu p. Akibatnya s = t. Selanjutnya, dari p1 < p2 <
< ps dan q 1 < q 2 <
< q t disimpulkan bahwa pi = q i, 1
i
s.Jika ai > bi untuk suatu i, atas pembagian oleh pai
i , diperoleh pa1 1 pa2 2
pai
bi i
pas s = pb1 1 pb2 2
pbi1 i
1 pbi+1 i+1
pbs s ;yang adalah tidak mungkin, karena ruas kiri dapat dibagi oleh pi dan ruas kanan tidak dapat dibagi oleh pi. Serupa dengan itu, diperoleh hasil yang sama untuk ai < bi. Jadi haruslah ai = bi untuk semua i.
Contoh 5.20 Diambil p adalah suatu bilangan prima. Buktikan bahwa
p
p bukan suatubilangan rasional.
Bukti. Diasumsikan bahwa
p
p adalah rasional, artinyap
p = ab dimana a dan b
bilangan-bilangan asli yang prima relatif sebab faktor-faktor persekutuannya dapat dihapus. Karena itu bisa dituliskan pb2 = a2. Jadi p
j
a2 dan juga pj
a. Dituliskan a =a1 p untuk suatu bilangan bulat a1, maka dipunyai pb2 = a12 p2, sehingga b2 = a21 p yang berarti p
j
b. Jadi, p adalah faktor persekutuan dari a dan b, sehingga ini kontradiksi dengan asumsi. Jadi,p
p bukan suatu bilangan rasional.Contoh 5.21 Buktikan bahwa terdapat tepat satu bilangan asli n dimana 28+ 211+ 2n
adalah pangkat dua sempurna.
Bukti. Jikak2 = 28+211+2n = 2304+2n = 482+2n, makak2
482 = (k
48)(k + 48) = 2n. Berdasarkan faktorisasi tunggal diperoleh k
48 = 2s, k+ 48 = 2t, s+t = n. Dari sini diperoleh 2t
2s = 96 = 3
25 atau 2s
2t
s
1
= 3
25. Berdasarkan faktorisasi tunggal, dari kesamaan terakhir diperoleh s = 5, t
s = 2. Jadi, s = 5 dan t = 7, sehingga n = s+t = 12.Untuk suatu bilangan prima p, pk dikatakan membagi penuh ( fully divide ) n dan dit-uliskan pk
k
n jika k adalah bilangan bulat positif terbesar sedemikian sehingga pkj
n. Contoh 5.22 (ARML 2003) Tentukan pembagi terbesar dari 1001001001 yang tidak melebihi 1000. Penyelesaian. Dipunyai 1001001001 = 1001
106 + 1001 = 1001
106 + 1
= 7
11
13
106+ 1
: Berdasarkan rumus x6 + 1 =
x2
3 + 1 =
x2 + 1
x4
x2+ 1
, dituliskan 106 + 1 = 101
9901. Karena itu dapat dituliskan 1001001001 = 7
11
13
101
9901. Dari sini tidaklah sulit untuk memeriksa bahwa tidak ada kombinasi dari 7, 11, 13, dan 101 yang dapat menghasilkan suatu hasil kali yang lebih besar dari 9901 tetapi kurang dari 1000. Jadi jawabannya adalah 9901. Contoh 5.23 Diambil n adalah suatu bilangan bulat positif. Buktikan bahwa 32n + 1 dapat dibagi oleh 2, tetapi tidak dapat dibagi oleh 4.
Bukti. Jelas bahwa 32n adalah ganjil dan 32n + 1 adalah genap. Dicatat bahwa 32n =
32
2n1= 92n1
= (8 + 1)2n1
. Dipunyai rumus binomial (x+y)m = xm +
m1
xm
1y +
m2
xm
2y2+
+
mm
1
xym
1+ym:Diambil x = 8, y = 1, dan m = 2n
1 dalam persamaan di atas, maka pada ruas kanan dapat dilihat bahwa setiap bagian jumlahan merupakan kelipatan dari 8 kecuali yang terakhir (yaitu ym = 1). Karena itu sisa dari 32n ketika dibagi oleh 4 adalah sama dengan 1, dan sisa dari 32n + 1 ketika dibagi oleh 4 adalah sama dengan 2.Penyelesaian. Dicatat bahwa 210 = 1024 dan x2
y2 = (x+y) (x
y). Karena itu 3210
1 =
329
2
12=
329 + 1
329
1
=
329 + 1
328 + 1
328
1
=
=
329 + 1
328 + 1
327 + 1
321 + 1
320 + 1
(3
1):Berdasarkan contoh sebelumnya, 2
j
32k + 1
untuk bilangan bulat positif k. Karena itu, dari persamaan terakhir dapat dilihat bahwa setiap faktor dapat dibagi oleh 2. Karena banyaknya faktor adalah 11 dan juga 3210
1 dapat dibagi oleh 20, makan = 11 + 1 = 12 .