MX 127 Teori Bilangan
MX 127 Teori Bilangan
((Revisi Terakhir: Juli 2009 Revisi Terakhir: Juli 2009 ))
Oleh: Oleh:
Didit Budi Nugroho, S.Si., M.Si. Didit Budi Nugroho, S.Si., M.Si.
Program Studi Matematika
Program Studi Matematika
Fakultas Sains dan Matematika
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Universitas Kristen Satya Wacana
Diktat ini merupakan catatan kuliah Teori Bilangan (MX 127) tingkat sarjana tahun Diktat ini merupakan catatan kuliah Teori Bilangan (MX 127) tingkat sarjana tahun pertama yang diberikan di Universitas Kristen Satya Wacana dalam semester 1 tahun pertama yang diberikan di Universitas Kristen Satya Wacana dalam semester 1 tahun 2008-2009. Karena itu naskah ini disajikan dalam cara yang sangat dasar (elementer). 2008-2009. Karena itu naskah ini disajikan dalam cara yang sangat dasar (elementer). Elementer berarti hampir tidak ada Analisis yang digunakan, dan hampir tidak ada Elementer berarti hampir tidak ada Analisis yang digunakan, dan hampir tidak ada Aljabar Abstrak.
Aljabar Abstrak.
Naskah ini dirancang untuk mencakup beberapa ide dasar teori bilangan dalam satu Naskah ini dirancang untuk mencakup beberapa ide dasar teori bilangan dalam satu semes
semester. ter. SelaiSelain n itu, di itu, di sini juga sini juga diserdisertaktakan masalah-an masalah-masamasalah teori lah teori bilanbilangan yang di-gan yang di-gunakan dalam berbagai pelatihan dan kompetisi matematika internasional untuk gunakan dalam berbagai pelatihan dan kompetisi matematika internasional untuk me-motivasi dan memberikan tantangan kepada mahasiswa.
motivasi dan memberikan tantangan kepada mahasiswa.
Penulis berharap bahwa naskah ini akan memberikan manfaat yang lebih dalam Penulis berharap bahwa naskah ini akan memberikan manfaat yang lebih dalam peng-ajaran Teo
ajaran Teori Bilanganri Bilangan. . UntuUntuk k itu masih itu masih diperludiperlukkan masukan masukan dan an dan sarasaran n dari pembacadari pembaca demi perbaikan dan pengembangan naskah ini secara terus menerus.
demi perbaikan dan pengembangan naskah ini secara terus menerus. Salatiga, Juli 2009
Salatiga, Juli 2009 Didit B. Nugroho Didit B. Nugroho
Diktat ini merupakan catatan kuliah Teori Bilangan (MX 127) tingkat sarjana tahun Diktat ini merupakan catatan kuliah Teori Bilangan (MX 127) tingkat sarjana tahun pertama yang diberikan di Universitas Kristen Satya Wacana dalam semester 1 tahun pertama yang diberikan di Universitas Kristen Satya Wacana dalam semester 1 tahun 2008-2009. Karena itu naskah ini disajikan dalam cara yang sangat dasar (elementer). 2008-2009. Karena itu naskah ini disajikan dalam cara yang sangat dasar (elementer). Elementer berarti hampir tidak ada Analisis yang digunakan, dan hampir tidak ada Elementer berarti hampir tidak ada Analisis yang digunakan, dan hampir tidak ada Aljabar Abstrak.
Aljabar Abstrak.
Naskah ini dirancang untuk mencakup beberapa ide dasar teori bilangan dalam satu Naskah ini dirancang untuk mencakup beberapa ide dasar teori bilangan dalam satu semes
semester. ter. SelaiSelain n itu, di itu, di sini juga sini juga diserdisertaktakan masalah-an masalah-masamasalah teori lah teori bilanbilangan yang di-gan yang di-gunakan dalam berbagai pelatihan dan kompetisi matematika internasional untuk gunakan dalam berbagai pelatihan dan kompetisi matematika internasional untuk me-motivasi dan memberikan tantangan kepada mahasiswa.
motivasi dan memberikan tantangan kepada mahasiswa.
Penulis berharap bahwa naskah ini akan memberikan manfaat yang lebih dalam Penulis berharap bahwa naskah ini akan memberikan manfaat yang lebih dalam peng-ajaran Teo
ajaran Teori Bilanganri Bilangan. . UntuUntuk k itu masih itu masih diperludiperlukkan masukan masukan dan an dan sarasaran n dari pembacadari pembaca demi perbaikan dan pengembangan naskah ini secara terus menerus.
demi perbaikan dan pengembangan naskah ini secara terus menerus. Salatiga, Juli 2009
Salatiga, Juli 2009 Didit B. Nugroho Didit B. Nugroho
K KAATTA A PPEENNGGAANNTTAAR R ii D DAAFFTTAARR IISSII iiii D DAAFFTTAAR R SSIINNGGKKAATTAAN N iiiiii 1
1 AksAksiomioma Da Dasaasar unr untuktuk ZZ 11 2
2 BBuukktti i ddeennggaan n IInndduukkssi i 33 3
3 KKeetteerrbbaaggiiaann 66
33..1 1 SSiiffaatt--ssiiffaat t KKeetteerrbbaaggiiaan n EElleemmeenntteer . . r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66
33..2 2 AAllggoorriittmma a PPeemmbbaaggiiaan n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1122
33..3 3 BBeebeberraappa a IIddeennttiittaas s AAlljjaabbaar r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1144
4 4 KoKongngruruenensisi ZZnn 1818 44..1 1 KKoonnggrruueennssi i . . . . . . . . . . . 1188
44..2 2 PPeerrssaammaaaan n KKoonnggrruueennssi . . . . i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2222
44..3 3 UUjji i KKeetteerrbbaaggiiaan n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2255
44..4 4 SSiissa a lleennggkkaap . . . . . p . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2255
5 5 FFaakkttoorriissaassi i TTuunnggggaal l 2277 55..1 1 FFPPB B ddaan n KKPPK K . . . . . . . . . . . 2277
55..2 2 BBiillaannggaan n PPrriimma a ddaan n FFaakkttoorriissaassi . i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3300
55..3 3 TTeeoorreemma a FFeerrmmaat t ddaan n TTeeoorreemma a EEuulleer r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3344
6 6 AAllggoorriittmma a EEuucclliid d 3366 66..1 1 SSiisstteem m KKoonnggrruueennssi i LLiinneeaar r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4411
7 7 FFuunnggssii--ffuunnggssi i BBiillaannggaann--TTeeoorriittiik k 4455 77..1 1 FFuunnggssi i FFlloooor r . . . . . . . . . . . 4455
77..2 2 FFuunnggssi i LLeeggeennddrre e . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5500
77..3 3 BBiillaannggaan n FFeerrmmaat t . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5511
77..4 4 BBiillaannggaan n MMeerrsseennnne . e . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5522
77..5 5 BBiillaannggaan n SSeemmppuurrnna a . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5533 D
DAAFFTTAAR R PPUUSSTTAAKKA A 5544
ii ii
USAMO
USAMO : : UniteUnited Stad States otes of Amerf America Mica Mathemathematicaatical Oll Olympiaympiadd IM
IMO O : : InInteternrnatatioionanal l MaMaththememataticical al OlOlymympipiadad HMM
HMMT T : Har: Harvvardard–MI–MIT T MatMath h TTourournamnamenentt AHSME
AHSME : American : American High High SchSchool ool MatheMathematicmatics Es Examinxaminationation UMM
UMMC C : : UniUniveversirsity ty of Mof Micichighigan Man Mathathemaematictics Cos Competmpetitiitionon SM
SMC C : : StStananfoford rd MaMaththememataticics s CoCompmpetetititioionn AIM
AIME E : Am: Amerierican can InInvitvitatiationaonal l MatMathemhematiatics cs ExaExaminminatiationon Putnam
Putnam : The William : The William LowLowell ell Putnam Putnam MatheMathematicmatical al CompetCompetitionition ARM
ARML L : Am: Amerierican can RegRegionional al MatMathemhematiatics cs LeaLeaguegue APM
APMC C : Au: Austrstrianian–P–Poliolish sh MatMathemhematiatics cs ComCompetipetitiotionn
iii iii
Aksioma Dasar untuk
Aksioma Dasar untuk Z
Z
Perhatian dalam teori bilangan yaitu pada sifat-sifat bilangan bulat Perhatian dalam teori bilangan yaitu pada sifat-sifat bilangan bulat
: : : ;
: : : ;
44;;
33;;
22;;
11;;00;;11;;22;;33;;44; : : :; : : :Karena itu pertama kali diperkenalkan beberapa notasi dan mengingat kembali Karena itu pertama kali diperkenalkan beberapa notasi dan mengingat kembali be-berapa sifat dasar dari bilangan bulat yang akan diperlukan pada bahasan-bahasan berapa sifat dasar dari bilangan bulat yang akan diperlukan pada bahasan-bahasan selanjutnya:
selanjutnya: N
N ==
ff
11;;22;;33;:::;:::gg
(himpu(himpunan snan semuemua bila bilangaangan asn asli atli atau buau bulat polat positif)sitif) ZZ ==
ff
:::;:::;
33;;
22;;
11;;00;;11;;22;;33;:::;:::gg
(himpunan (himpunan semua semua bilangan bilangan bulat)bulat) QQ ==
nn
n nm
m :: n; n; mm
2
2
ZZ dan dan m m6
6
= 0= 0oo
(himpunan (himpunan semua semua bilangan bilangan rasional)rasional)R
R == himpunan semhimpunan semua bilangan ua bilangan riilriil Dicatat bahwa
Dicatat bahwa N N
ZZ
QQ
RR.. Beberapa aksioma dasar untuk Beberapa aksioma dasar untuk Z Z::1.
1. JikJikaa a; a; bb
2
2
ZZ, maka, maka aa++bb,, aa
bb,, ab ab2
2
ZZ. . ((ZZ dikatakan tertutup terhadap operasi dikatakan tertutup terhadap operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian)penjumlahan, pengurangan, dan perkalian) 2.
2. JikJikaa a a
2
2
ZZ, maka tidak ada, maka tidak ada xx2
2
ZZ sedemikian sehingga sedemikian sehingga a < x < a a < x < a + 1+ 1.. 3.3. JikJikaa a; a; bb
2
2
ZZ dan dan ab ab = 11, maka = , maka aa = = b b = = 11 atau atau a a = = b b = =
11.. 4.4. Hukum eksponen: Hukum eksponen: Untuk Untuk n;n; mm
2
2
N danN dan a;a; bb2
2
RR berlaku: berlaku: (a)(a) ((aann))mm == a anmnm
(b)
(b) ((abab))nn == a annbbnn
(c)
(c) aannaamm == a ann++mm::
Aturan-aturan di atas berlaku untuk semua
Aturan-aturan di atas berlaku untuk semua n; n; mm
2
2
ZZ jika jika a; a; bb6
6
= 0= 0.. 5.5. Sifat ketaksamaan: Sifat ketaksamaan: Untuk Untuk a a;; bb;; cc
22
RR berlaku: berlaku: (a)(a) Transitif Transitif : Jika : Jika a < a < bb dan dan b b < < cc, maka, maka a a < < cc.. (b)
(b) Jika Jika a a < < bb maka maka a a ++c c < < bb ++cc.. (c)
(c) Jika Jika a a < < bb dan dan 0 0 < < cc maka maka ac < bc ac < bc.. 11
(e) Trikotomi : Diberikan a dan b, hanya berlaku salah satu dari:
a = b, a < b, b < a.
6. Sifat terurut baik (well-ordering ) untuk N: setiap himpunan bagian tak kosong dari N memuat suatu elemen terkecil atau minimal. Suatu elemen terkecil dari suatu himpunan bagian S
N adalah suatu elemen s02
S dimana s0
suntuk setiap s
2
S .7. Prinsip Induksi Matematis: Diambil P (n) sebagai suatu pernyataan me-nyangkut variabel bilangan asli n. Diambil n0 adalah suatu bilangan asli. P (n)
adalah benar untuk semua bilangan asli n
n0 jika kedua pernyataan berikut ini berlaku:PIM(a) P (n) benar untuk n = n0.
Bukti dengan Induksi
Pada bab ini diberikan beberapa pernyataan yang dapat dibuktikan dengan menggu-nakan Prinsip Induksi Matematis, atau secara sederhana disebut induksi. Berikut ini diberikan suatu pernyataan beserta bukti induksi.
Proposisi 2.1 Jika n
5 maka 2n > 5n.Bukti. Di sini digunakan Prinsip Induksi Matematis.
PIM(a) Diambil P (n) adalah pernyataan 2n > 5n. Untuk n
0 diambil 5. Secara
sederhana dapat dituliskan:
P (n) : 2n > 5n dan n0 = 5:
Sekarang jika n = 4 maka P (n) menjadi pernyataan 24 > 5
4 yang adalah salah. Tetapi jika n = 5 , P (n) adalah pernyataan 25 > 5
5 atau 32 > 25 yang adalah benar. Jadi P (n) benar untuk n = 5.PIM(b) Diasumsikan bahwa P (k) benar untuk suatu bilangan bulat positif k
5. Artinya, diasumsikan bahwa2k > 5k untuk suatu k
2
N dan k
5: (2.1) Asumsi (2.1) dinamakan hipotesis induksi dan akan digunakan untuk membuk-tikan bahwa P (n) benar ketika n = k+1. Atau dengan kata lain akan dibuktikan bahwa2k+1 > 5 (k + 1) (2.2) dan dilakukan seperti berikut ini. Berdasarkan (2.1), ruas kiri dari (2.2) dapat dituliskan sebagai
2k+1 = 2
2k > 2
5k = 10k;dan karena 5k > 5 untuk setiap k
5, maka 10k = 5k+ 5k > 5k+ 5 = 5(k + 1), sehingga2k+1 > 10k > 5 (k + 1):
yang berarti bahwa P (n) benar ketika n = k + 1. Disimpulkan bahwa P (n) berlaku untuk n
5:Contoh 2.2 (USAMO 1978) Suatu bilangan bulat dikatakan bagus (good) jika dapat dituliskan sebagai
n = a1 +a2 +
+ak;dimana a1; a2;
; ak adalah bilangan-bilangan bulat positif (tidak perlu berbeda) yangmemenuhi 1 a1 + 1 a2 +
+ 1 ak = 1:Diberikan informasi bahwa bilangan-bilangan bulat 33 sampai 73 adalah bagus, buktikan bahwa setiap bilangan bulat
33 adalah bagus.Bukti. Diambil n = 33, maka bilangan-bilangan bulat 33 sampai 73 dapat dituliskan sebagai barisan
n; n+ 1; n+ 2; :::;2n+ 7
yang adalah bagus berdasarkan yang diketahui. Akan dibuktikan bahwa 2n + 8 dan 2n+ 9 adalah bagus. Karena n adalah bagus, maka dapat dituliskan
2n+ 8 = 2 (a1 +a2 +
+ak) + 4 + 4 = 2a1 + 2a2 +
+ 2ak + 4 + 4 dan 1 2a1 + 1 2a2 +
+ 1 2ak + 1 4 + 1 4 = 1 2 + 1 4 + 1 4 = 1: Juga, 2n+ 9 = 2a1 + 2a2 +
+ 2ak + 3 + 6 dan 1 2a1 + 1 2a2 +
+ 1 2ak + 1 3 + 1 6 = 1 2 + 1 3 + 1 6 = 1: Oleh karena itu,2n+ 8 dan 2n+ 9 adalah bagus.
Latihan 2.3 Buktikan bahwa 2n > 6n untuk n
5. Latihan 2.4 Buktikan bahwa 1 + 2 +
+n = n(n+ 1)2 untuk n
1.Latihan 2.5 Buktikan bahwa jika 0 < a < b maka 0 < an < bn untuk setiap n
2
N. Latihan 2.6 Buktikan bahwa n! < nn untuk n
2.Latihan 2.7 Buktikan bahwa jika a; r
2
R dan r6
= 1, maka untuk n
1 berlakua+ar +ar2 +
+arn = a
rn+1
1
r
1 : Ini dapat dituliskan sepertia
rn+1
1
= (r
1)
a+ar + ar2 +
+arn
:Dan kasus khusus pentingnya adalah
Latihan 2.8 Buktikan bahwa 1 + 2 + 22+
+ 2n = 2n+1
1 untuk n
1. Latihan 2.9 Buktikan bahwa 111
1| {z }
n kali= 10
n
19 untuk n
1.Latihan 2.10 Buktikan bahwa 12+22+32+
+n2 = n(n+ 1) (2n+ 1)Keterbagian
3.1 Sifat-sifat Keterbagian Elementer
Pertama kali diperkenalkan pernyataan d
j
n yang dapat dibaca seperti berikut ini: 1. d membagi n.2. d adalah pembagi dari n. 3. d adalah suatu faktor dari n. 4. n adalah kelipatan dari n.
Jadi, lima pernyataan di bawah ini adalah ekivalen, artinya semua cara yang berbeda mengatakan hal yang sama.
1. 2
j
6:2. 2 membagi 6.
3. 2 adalah pembagi dari 6. 4. 2 adalah suatu faktor dari 6. 5. 6 adalah kelipatan dari 2.
De…nisi 3.1 d
j
n berarti terdapat suatu bilangan bulat k sedemikian sehingga n = dk, sedangkan d - n berarti bahwa dj
n adalah salah. Dicatat bahwa aj
b6
= ab.
Suatu cara lain untuk menyatakan de…nisi dari d
j
n adalah seperti berikut ini.De…nisi 3.2 d
j
n()
n = dk untuk suatu k. (Dicatat bahwa notasi()
diinter-pretasikan dengan arti jika dan hanya jika.)Teorema 3.3 (Sifat-sifat keterbagian) Jika n, m, dan d adalah bilangan-bilangan bulat maka pernyataan-pernyataan berikut ini adalah benar:
(1) n
j
n (sifat re‡eksif);(2) d
j
n dan nj
m =)
dj
m (sifat transitif); 6(3) d
j
n dan dj
m =)
dj
an+bm untuk setiap bilangan bulat a dan b (sifat linier); (4) dj
n =)
adj
an untuk a6
= 0 (sifat perkalian);(5) ad
j
an dan a6
= 0 =)
dj
n (sifat penghapusan); (6) 1j
n ( 1 membagi sembarang bilangan);(7) n
j
1 =)
n =
1 (hanya 1 dan
1 yang merupakan pembagi dari 1); (8) dj
0 (sembarang nilai membagi nol);(9) 0
j
n =)
n = 0 (nol hanya membagi nol);(10) d, n adalah positif dan d
j
n =)
d
n (sifat perbandingan). (11) dj
n dan dj
(n+m) =)
dj
m.Contoh 3.4 Buktikan sifat 1 sampai 10 dalam Teorema 3.3.
Bukti. Untuk (1), dicatat bahwa n = 1
n. Untuk (2) sampai (5), (10) dan (11), syaratd
j
n diberikan, artinya n = kd untuk suatu bilangan bulat k. Untuk (2), dipunyain
j
m, artinya m = k1n, maka m = (k1k)d atau dj
m. Untuk (3), diasumsikan bahwam = k2d, maka an + bm = (ka+k2b)d. Untuk (4) dan (5), karena a
6
= 0, d6
= 0 jika dan hanya jika ad6
= 0. Dicatat bahwa n = kd jika dan hanya jika na = kda. Untuk (6), dicatat bahwa n = n
1. Untuk (7), dicatat bahwa 1 = 1
1 atau 1 = (
1)
(
1). Untuk (8), dicatat bahwa 0 = d
0. Untuk (9), dipunyai 0j
n, artinya n = 0
k, maka n = 0. Untuk (10), dicatat bahwa d;n > 0, makaj
kj
1 dan juga n =j
kj
d
d. Untuk (11), dipunyai dj
(n+m), artinya n + m = k1d, maka kd + m = k1d atau m = (k1
k)datau d
j
m.De…nisi 3.5 Jika c = as + bt untuk suatu bilangan bulat s dan t, dikatakan bahwa c
merupakan suatu kombinasi linier dari a dan b.
Jadi, pernyataan (3) dalam Teorema 3.3 mengatakan bahwa jika d membagi a dan b, maka d membagi semua kombinasi linear dari a dan b. Khususnya, d membagi a + b
dan a
b.Contoh 3.6 Diambil x dan y adalah bilangan bulat. Buktikan bahwa 2x + 3y dapat dibagi oleh 17 jika dan hanya jika 9x+ 5y dapat dibagi oleh 17.
Bukti. 17
j
(2x+ 3y) =)
17j
13(2x+ 3y) atau 17j
(26x+ 39y) =)
17j
[(9x+ 5y) + (17x+ 34y)] =)
17j
(9x+ 5y), dan sebaliknya, 17j
(9x+ 5y) =)
17j
4 (9x+ 5y) atau 17j
(36x+ 20y) =)
17j
[(2x+ 3y) + (34x+ 17y)] =)
17j
(2x+ 3y).Contoh 3.7 Tentukan semua bilangan bulat positif d sedemikian sehingga d membagi
n2+ 1 dan (n+ 1)2 + 1 untuk suatu bilangan bulat n.
Penyelesaian. Diambil d
j
n2 + 1 dan dj
h
(n+ 1)2 + 1i
atau dj
n2+ 2n+ 2
. Jadi dj
n2 + 2n+ 2
n2 + 1
atau dj
(2n+ 1) =)
dj
4n2+ 4n+ 1
, sehinggad
j
4
n2 + 2n+ 2
4n2+ 4n+ 1
atau dj
(4n+ 7): Jadi dj
[(4n+ 7)
2 (2n+ 1)] atau dj
5. Disimpulkan bahwa d adalah 1 atau 5. (Dapat ditunjukkan bahwa nilai dicapai dengan mengambil n = 2:) Contoh 3.8 Buktikan bahwa 33n+3
26n
27 merupakan suatu kelipatan dari 169 untuk semua bilangan asli n.Bukti. Di sini digunakan Prinsip Induksi Matematis. PIM(a) Diambil P (n) adalah pernyataan 33n+3
26n
27 = 169
n, n2
N. Untukn = 1, kita menyatakan bahwa 36
53 = 676 = 169
4 yang berarti dapat dibagi oleh 169. Jadi P (n) benar untuk n = 1.PIM(b) Diasumsikan bahwa pernyataan benar untuk n = k
1, k > 1, yaitu 33k
26k
1 = 169Nuntuk suatu bilangan bulat N . Karena itu
33k+3
26k
27 = 27
33k
26k
27 = 27
33k
26k
1
+ 676kyang direduksi menjadi
27
169N + 169
4k,yang dapat dibagi oleh 169, yang berarti bahwa P (n) benar untuk n = k.
Contoh 3.9 (IMO 1984) Diandaikan bahwa a1, a2, :::, a2n adalah bilangan-bilangan
bulat berbeda sedemikian sehingga persamaan
(x
a1) (x
a2)
(x
a2n)
(
1)n(n!)2 = 0mempunyai suatu penyelesaian bilangan bulat r. Tunjukkan bahwa
r = a1 +a2 + :::+a2n
2n :
Bukti. Jelas r
6
= ai untuk semua i, dan r
ai adalah 2n bilangan bulat berbeda,sehingga
j
(r
a1) (r
a2)
(r
a2n)j j
(1) (2)
(n) (
1) (
2)
(
n)j
= (n!)2;dengan kesamaan terjadi jika dan hanya jika
f
r
a1; r
a2;
; r
a2ng
=f
1;2;
; n;
1;
2;
;
ng
:Oleh karena itu
(r
a1) + (r
a2) +
+ (r
a2n) = 2nr
(a1 +a2 +:::+a2n) = 1 + 2 +
+n+ (
1) + (
2) +
+ (
n) = 0 yang mengakibatkan r = a1 +a2 + :::+a2n 2n :Himpunan bilangan bulat dapat dipartisi menjadi dua himpunan bagian, yaitu him-punan bilangan bulat ganjil dan himhim-punan bilangan genap:
f
1;
3;
5;:::g
danf
0;
2;
4;:::g
berturut-turut.
Berikut ini diberikan beberapa ide dasar:
(1) suatu bilangan ganjil mempunyai bentuk 2k + 1, untuk suatu bilangan bulat k; (2) suatu bilangan genap mempunyai bentuk 2k, untuk suatu bilangan bulat k; (3) jumlahan dari dua bilangan ganjil adalah suatu bilangan genap;
(4) jumlahan dari dua bilangan genap adalah suatu bilangan genap;
(5) jumlahan dari suatu bilangan ganjil dan genap adalah suatu bilangan ganjil; (6) hasil kali dari dua bilangan ganjil adalah suatu bilangan ganjil;
(7) hasil kali dari bilangan-bilangan bulat adalah genap jika dan hanya jika paling sedikit dari faktor-faktornya adalah genap.
Contoh 3.10 Diambil n adalah suatu bilangan bulat yang lebih besar dari 1. Buktikan bahwa
(a) 2n adalah jumlahan dari dua bilangan bulat ganjil berturutan.
(b) 3n adalah jumlahan dari tiga bilangan bulat berturutan.
Bukti. Untuk (a), dari hubungan 2n = 22+n
2 = 4
2n
2 dimisalkan k = 2n
2, sehingga karena 4k = (2k
1) + (2k + 1) maka diperoleh 2n = 4k =
2n
1
1
+
2n
1 + 1
.Untuk (b), dari hubungan 3n = 31+n
1 = 3
3n
1 dimisalkan s = 3n
1, sehingga karena3s = (s
1) +s+ (s+ 1) maka diperoleh 3n = 3s =
3n
1
1
+ 3n
1+
3n
1 + 1
. Contoh 3.11 Diambil k adalah suatu bilangan genap. Apakah mungkin untuk menu-liskan 1 sebagai jumlahan dari kebalikan k bilangan ganjil?Penyelesaian. Diasumsikan bahwa 1 = 1
n1 +
+1
nk
untuk bilangan-bilangan ganjil n1, ..., nk; maka diperoleh n1
nk = s1 +
+ sk,dimana semua si adalah ganjil. Ini tidaklah mungkin terjadi karena ruas kiri adalah
ganjil dan ruas kanan adalah genap.
Contoh 3.12 (HMMT 2004) Andi memilih lima bilangan dari himpunan
f
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7g
. Selanjutnya Andi memberitahu Vian berapa hasil kali dari bilangan-bilangan terpilih tersebut, yang tidak akan menjadi informasi yang cukup bagi Vian untuk mem-bayangkan apakah jumlahan dari bilangan-bilangan terpilih adalah genap atau ganjil. Berapa hasil kali dari bilangan-bilangan terpilih tersebut?Penyelesaian. Mencari hasil kali dari bilangan-bilangan terpilih ekivalen dengan mengetahui hasil kali dari dua bilangan yang tidak terpilih. Hasil kali dari bilangan-bilangan tidak terpilih dan mungkin diperoleh dari lebih satu pasangan bilangan-bilangan yaitu hanya 12 ({3,4} dan {2,6}) dan 6 ({1,6} dan {2,3}). Tetapi dalam kemungkinan ke-dua, jumlahan dari dua bilangan (tidak terpilih) adalah ganjil (dan juga lima bilangan terpilih mempunyai jumlahan ganjil), sehingga belum tentu benar. Oleh karena itu ke-mungkinan pertama pasti benar, dan hasil kali dari lima bilangan terpilih sama dengan
1
2
3
712 = 420:
Contoh 3.13 Buktikan bahwa
1 +p
2
2n +
1
p
2
2n adalah suatu bilangan bulat genap dan bahwa
1 +p
2
2n
1
p
2
2n = bp
2untuk suatu bilangan bulat positif b, untuk semua bilangan bulat n
1. Bukti. Diproses dengan induksi pada n2
N.PIM(a) Diambil P (n) adalah pernyataan:
1 +p
2
2n+
1
p
2
2n adalah genap dan
1 +p
2
2n
1
p
2
2n = bp
2 untuk suatu b2
N. Untuk n = 1, dipunyai
1 +p
2
2 +
1
p
2
2 = 6 yang adalah bilangan genap, dan
1 +p
2
2
1
p
2
2 = 4p
2:Oleh karena itu P (1) adalah benar.
PIM(b) Diasumsikan bahwa P (n) benar untuk n = k
1, k > 1, yaitu diasumsikan bahwa
1 +p
2
2(k
1) +
1
p
2
2(k
1) = 2Nuntuk suatu bilangan bulat N dan bahwa
1 +p
2
2(k
1)
1
p
2
2(k
1) = ap
2 untuk suatu bilangan bulat positif a.Sekarang diperhatikan
1 +p
2
2k +
1
p
2
2k =
1 +p
2
2
1 +p
2
2k
2 +
1
p
2
2
1
p
2
2k
2 =
3 + 2p
2
1 +p
2
2(k
1) +
3
2p
2
1
p
2
2(k
1) = 3
1 +p
2
2(k
1) +
1
p
2
2(k
1)
+ 2p
2
1 +p
2
2(k
1)
1
p
2
2(k
1)
= 6N + 2p
2
ap
2 = 2(3N + 2a)yang merupakan suatu bilangan bulat genap dan secara serupa
1 +p
2
2k
1
p
2
2k = 3ap
2 + 2p
2 (2N ) = (3a+ 4N )p
2:Jadi P (k) adalah benar.
Contoh 3.14 (USAMO 2003) Buktikan bahwa untuk setiap bilangan bulat positif n
terdapat suatu bilangan n-digit yang dapat dibagi oleh 5n dimana semua digit-nya ganjil. Bukti. Diproses dengan induksi pada n
2
N.PIM(a) Pernyataan adalah benar untuk n = 1 karena terdapat bilangan satu digit yang dapat dibagi oleh 5, yaitu 5.
PIM(b) Diasumsikan bahwa N = a1a2:::an dapat dibagi oleh 5n dan hanya
mempu-nyai digit-digit ganjil. Diperhatikan bilangan-bilangan
N 1 = 1a1a2:::an = 1
10n+ 5nM = 5n(1
2n+M );N 2 = 3a1a2:::an = 3
10n+ 5nM = 5n(3
2n+M );N 3 = 5a1a2:::an = 5
10n+ 5nM = 5n(5
2n+M );N 4 = 7a1a2:::an = 7
10n+ 5nM = 5n(7
2n+M );N 5 = 9a1a2:::an = 9
10n+ 5nM = 5n(9
2n+M ):Diperhatikan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, bilangan-bilangan 1
2n+M , 3
2n+M , 5
2n+M , 7
2n+M , 9
2n+M memberikan sisa-sisa yang berbeda ketika dibagi oleh 5. Kemungkinan kedua, beda dari dua diantaranya merupakan kelipatan dari 5, yang adalah tidak mungkin karena 2n bukan kelipatan dari 5 dan bukan beda dari sembarang bilangan-bilangan 1, 3, 5, 7, 9. Karena itu yang benar adalah kemungkinan pertama, dan ini berarti bahwa satu di antara bilangan-bilangan N 1, N 2, N 3, N 4, N 5 dapat dibagi oleh 5n
5.Latihan 3.15 Buktikan bahwa jika d
j
a dan dj
b maka dj
a
b. Latihan 3.16 Buktikan bahwa jika dj
a dan dj
a
b maka dj
b. Latihan 3.17 Buktikan bahwa jika dj
n dan n6
= 0 makaj
dj j
nj
. Latihan 3.18 Buktikan bahwa jika dj
n dan nj
d makaj
dj
=j
nj
. Latihan 3.19 Buktikan bahwa jika dj
n dan n6
= 0 maka nd
j
n.Latihan 3.20 Buktikan bahwa jika a
2
Z maka pembagi positif dari a dan a+ 1 hanya 1:Latihan 3.21 Diambil a dan b adalah bilangan bulat positif sedemikian sehingga a
j
b2,b2
j
a3, a3j
b4, b4j
a5, ... . Buktikan bahwa a = b.3.2 Algoritma Pembagian
Tujuan dari bagian ini adalah membuktikan hasil penting berikut ini.
Teorema 3.22 (Algoritma Pembagian) Jika a dan b adalah bilangan bulat dan b >
0 maka terdapat secara tunggal bilangan bulat q dan r yang memenuhi dua kondisi:
a = bq +r dan 0
r < b. (3.1) Dalam situasi ini q dinamakan hasil bagi (quotient ) dan r dinamakan sisa (remainder ) ketika a dibagi oleh b. Dicatat bahwa terdapat dua bagian untuk hasil ini. Satu bagian adalah EKSISTENSI dari bilangan bulat q dan r yang memenuhi (3.1) dan bagian kedua adalah KETUNGGALAN dari bilangan bulat q dan r yang memenuhi (3.1). Bukti. Pertama kali diperkenalkan fungsi ‡oor :b
xc
= bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan xdimana x adalah sembarang bilangan riil. Dipunyai sifat bahwa x
1 <b
xc
x. Bahasan lebih lanjut mengenai fungsi ‡oor diberikan dalam Bab 7.Sekarang diambil b > 0 dan sembarang a mende…nisikan
q =
j
ab
k
r = a
bq:Secara jelas dipunyai a = bq +r. Tetapi kita perlu untuk membuktikan bahwa 0
r < b. Berdasarkan sifat fungsi ‡oor dipunyaia b
1 <j
a bk
a b:Sekarang dikalikan semua suku dari ketaksamaan dengan
b yang akan menghasilkanb
a >
bj
aJika ditambahkan a ke semua ruas dari ketaksamaan dan
j
ab
k
diganti dengan q makadiperoleh
b > a
bq
0:Karena r = a
bq , maka persamaan terakhir memberikan hasil 0
r < b.Kita tetap harus membuktikan bahwa q dan r ditentukan secara tunggal. Untuk itu diasumsikan bahwa
a = bq 1 + r1 dan 0
r1 < b;dan
a = bq 2 + r2 dan 0
r2 < b:Kita harus menunjukkan bahwa r1 = r2 dan q 1 = q 2. Jika r1
6
= r2, tanpa kehilangankeumuman, dapat diasumsikan bahwa r2 > r1. Pengurangan kedua persamaan di atas akan menghasilkan
0 = a
a = (bq 1 +r1)
(bq 2 + r2) = b(q 1
q 2) +r1
r2:Ini mengakibatkan
r2
r1 = b(q 1
q 2): (3.2) Ini berarti bahwa bj
(r2
r1). Berdasarkan Teorema 3.3 nomor (10), ini mengaki-batkan bahwa b
r2
r1. Tetapi karena0
r1 < r2 < bmaka dipunyai r2
r1 < b. Ini kontradiksi dengan b
r2
r1. Jadi kita harus menyimpulkan bahwa r1 = r2. Sekarang dari (3.2) kita mempunyai 0 = b(q 1
q 2).Karena b > 0, akibatnya q 1
q 2 = 0, artinya q 1 = q 2. Ini melengkapi bukti ketunggalan dari q dan r.Contoh 3.23 (AHSME 1976) Diambil r adalah sisa ketika 1059, 1417 dan 2312 dibagi oleh b > 1. Tentukan nilai dari b
r.Penyelesaian. Berdasarkan Algoritma Pembagian, 1059 = q 1b+r, 1417 = q 2b+r, dan 2312 = q 3b+r untuk bilangan-bilangan bulat q 1, q 2, q 3. Dari sini, 358 = 1417
1059 =b(q 2
q 1), 1253 = 2312
1059 = b(q 3
q 1), dan 895 = 2312
1417 = b(q 3
q 2). Karena itu bj
358 atau bj
2
179, bj
1253 atau bj
7
179, dan bj
895 atau bj
5
179. Karena b > 1, disimpulkan bahwa b = 179. Jadi (sebagai contoh) 1059 = 5
179 + 164, yang berarti bahwa r = 164. Disimpulkan bahwa b
r = 179
164 = 15. Contoh 3.24 Tunjukkan bahwa n2 + 23 dapat dibagi oleh 24 untuk n tak hingga ba-nyaknya.
Bukti. n2 + 23 = n2
1 + 24 = (n
1) (n+ 1) + 24. Jika diambil n = 24k
1,k = 0;1;2;:::, maka pernyataan dapat dibagi oleh 24.
De…nisi 3.25 Suatu bilangan prima (prime) p adalah bilangan bulat positif lebih besar 1 yang pembagi positifnya hanya 1 dan p. Jika bilangan bulat n > 1 bukan prima, maka bilangan tersebut dinamakan bilangan composite.
Contoh 3.26 Tunjukkan bahwa jika p > 3 adalah prima, maka 24
j
p2
1
.Bukti. Berdasarkan Algoritma Pembagian, sembarang bilangan bulat dapat dinyata-kan sebagai salah satu dari: 6k, 6k
1, 6k
2, atau 6k + 3, dengan k2
Z: Jika p > 3 adalah prima, maka p mempunyai bentuk p = 6k
1 (karena pilihan lainnya dapat dibagi 2 atau 3). Dicatat bahwa (6k
1)2
1 = 36k2
12k = 12k(3k
1). Karena katau 3k
1 adalah genap, maka 12k(3k
1) dapat dibagi oleh 24.Contoh 3.27 Buktikan bahwa kuadrat dari sembarang bilangan mempunyai bentuk 4k
atau 4k + 1.
Bukti. Berdasarkan Algoritma Pembagian, sembarang bilangan bulat dapat dinyata-kan sebagai salah satu dari: 2a atau 2a+ 1. Dikuadratkan,
(2a)2 = 4a2; (2a+ 1)2 = 4
a2 +a
+ 1;sehingga pernyataan adalah benar.
Contoh 3.28 Buktikan bahwa tidak ada bilangan bulat dalam barisan
11;111;1111;11111;::: (3.3) yang merupakan kuadrat dari suatu bilangan bulat.
Bukti. Sudah diperoleh bahwa kuadrat dari sembarang bilangan bulat mempunyai bentuk 4k atau 4k+ 1. Semua bilangan dalam barisan (3.3) mempunyai bentuk 4k
1, yang berarti tidak bisa menjadi kuadrat dari sembarang bilangan bulat.Contoh 3.29 Tunjukkan bahwa dari sembarang tiga bilangan bulat, selalu dapat dipilih dua diantaranya, misalnya a dan b, sehingga a3b
ab3 dapat dibagi 10.Bukti. Jelas bahwa a3b
ab3 = ab(a
b) (a+b) selalu genap. Jika satu dari tiga bilangan bulat mempunyai bentuk 5k, maka selesai (misalnya diambil a = 5k). Jika tidak, dipilih tiga bilangan yang terletak dalam klas-klas sisa 5k
1 atau 5k
2. Dua dari tiga bilangan bulat pasti terletak di salah satu dari dua kelompok tersebut. Akibatnya jumlah atau selisih dari dua bilangan tersebut berbentuk 5k dan diperoleh hasil yang diinginkan.Contoh 3.30 Buktikan bahwa jika 3
j
a2 +b2
, maka 3j
a dan 3j
b.Bukti. Dibuktikan dengan kontraposisi seperti berikut ini. Diandaikan bahwa 3 - a
atau 3 - b, dan akan dibuktikan bahwa 3 -
a2 +b2
. Dari hipotesis dapat dinyatakana = 3k
1 atau b = 3m
1. Dari sini diperoleh a2 = 3
3k2
2k
+ 1 atau a2 = 3x+ 1, dan serupa dengan itu b2 = 3y+ 1. Jadi a2+b2 = 3x+ 1 + 3y+1 = 3s+ 2, yang berarti 3 -
a2 +b2
.3.3 Beberapa Identitas Aljabar
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh dimana penyelesaiannya tergantung pada penggunaan beberapa identitas aljabar elementer.
Contoh 3.31 Tentukan semua bilangan prima berbentuk n3
1, untuk bilangan bulatn > 1.
Penyelesaian. n3
1 = (n
1)
n2 +n+ 1
. Jika pernyataan ini merupakan bilangan prima, karena n2+n+1 > 1, pasti dipunyai n
1 = 1, yang berarti n = 2. Jadi bilangan prima yang dimaksud hanyalah 7. Contoh 3.32 Buktikan bahwa n4 + 4, n
2
N, adalah prima hanya untuk n = 1.Bukti. Diamati bahwa
n4+ 4 = n4 + 4n2+ 4
4n2=
n2+ 2
2
(2n)2=
n2+ 2n+ 2
n2
2n+ 2
=
(n+ 1)2+ 1
(n
1)2 + 1
:Setiap faktor lebih besar 1 untuk n > 1, akibatnya n4+ 4 bukanlah prima.
Contoh 3.33 Tentukan semua bilangan bulat n
1 yang memenuhi n4 + 4n adalah prima.Penyelesaian. Untuk n = 1, jelas bahwa pernyataan merupakan bilangan prima. Lebih lanjut haruslah diambil n adalah ganjil. Untuk n
3, semua bilangan di bawah ini adalah bulat:n4 + 22n = n4 + 2n22n+ 22n
2n22n =
n2+ 2n
2
n212(n+1)
2
=
n2+ 2n+n212(n+1)
n2 + 2n
n212(n+1)
:Ini mudah dilihat bahwa jika n
3, maka setiap faktor lebih besar 1, sehingga bilangan tersebut bukan prima. Contoh 3.34 Buktikan bahwa untuk semua n
2
N, n2 membagi (n+ 1)2
1.Bukti. Jika n = 1, maka pernyataan benar. Sekarang diandaikan n > 1, maka berdasarkan Teorema Binomial,
(n+ 1)2
1 = nX
k=1
n k
nk;dan setiap sukunya dapat dibagi oleh n2:
Contoh 3.35 Buktikan bahwa
xn
yn = (x
y)
xn
1+xn
2y + xn
3y2 +
+xyn
2 +yn
1
:Bukti. Diasumsikan bahwa x
6
= y dan xy6
= 0. Dalam kasus ini, hasil di atas mengikuti identitas n
1X
k=0 ak = aa n
1 a
16
= 1; pada pengambilan a = xy dan dikalikan dengan y
n.
Sebagai contoh, tanpa penghitungan dapat dilihat bahwa 87672345
81012345 dapat dibagi 666:Contoh 3.36 (E½otv½os 1899) Tunjukkan bahwa
2903n
803n
464n + 261n dapat dibagi oleh 1897 unuk semua bilangan asli n.Bukti. Berdasarkan hasil sebelumnya, 2903n
803n dapat dibagi oleh 2903
803 = 2100 = 7
300, dan 261n
464n dapat dibagi oleh 261
464 =
203 = 7
(
29). Jadi pernyataan 2903n
803n
464n + 261n dapat dibagi oleh 7. Dan juga, 2903n
464n dapat dibagi oleh 2903
464 = 9
271 dan 261n
803n dapat dibagi oleh 261
803 =
542 = (
2) 271. Jadi pernyataan juga dapat dibagi oleh 271. Karena 7 dan 271 tidak mempunyai faktor prima yang sama (kecuali 1), maka disimpulkan bahwa pernyataan dapat dibagi oleh 7
271 = 1897.Contoh 3.37 (UMMC 1987) Diberikan bahwa 1002004008016032 mempunyai suatu faktor prima p > 250000, cari bilangan tersebut.
Penyelesaian. Jika a = 103 dan b = 2, maka
1002004008016032 = a5 +a4b+a3b2 +a2b3+ab4+b5 = a
6
b6 a
b :Pernyataan terakhir dinyatakan sebagai
a6
b6 a
b = (a+b)
a 2+ab+b2
a2
ab+b2
= 1002
1002004
998004 = 4
4
1002
250501
k;dimana k < 250000. Oleh karena itu p = 250501.
Contoh 3.38 (Grünert 1856) Jika x ;y ;z ;n
2
N dan n
z, maka tidak berlaku hubunganxn+yn = zn:
Bukti. Jelas bahwa jika berlaku hubungan xn + yn = zn untuk x;y;z
2
N, makax < z dan y < z. Berdasarkan kesimetrian, bisa diandaikan bahwa x < y. Selanjutnya pernyataan dibuktikan dengan kontraposisi. Jadi diandaikan bahwa xn+yn = zn dan
n
z, makazn
yn = (z
y)
zn
1 +yzn
2+
+yn
1
1
nxn
1 > xnContoh 3.39 Buktikan bahwa untuk n ganjil,
xn +yn = (x+y)
xn
1
xn
2y +xn
3y2
+
+
xyn
2 +yn
1
:Jadi jika n adalah ganjil, maka x+y membagi xn +yn.
Bukti. Bukti diperoleh dengan pensubstitusian
y untuk y dalam Contoh 3.35 dan diperhatikan bahwa (
y)n =
yn untuk n ganjil.Contoh 3.40 Tunjukkan bahwa 1001 membagi
11993+ 21993 + 31993+
+ 10001993:Penyelesaian. Berdasarkan contoh sebelumnya karena setiap 11993+10001993, 21993+ 9991993, ..., 5001993 + 50011993 dapat dibagi oleh 1001.
Contoh 3.41 (SMC 250) Tunjukkan bahwa untuk sembarang bilangan asli n, terda-pat bilangan asli lain x sedemikian sehingga setiap suku dari barisan
x+ 1; xx + 1; xxx + 1;:::
dapat dibagi oleh n.
Kongruensi Z
n4.1 Kongruensi
De…nisi 4.1 Diambil n
2
N. Untuk x; y2
Z, x dikatakan kongruen dengan y modulon jika n
j
(y
x) dan dituliskan x = y (modn) atau
n. Selanjutnya y dinamakan sisa
dari x ketika dibagi oleh n.
Lebih lanjut, modulo n adalah relasi ekivalensi pada Z, artinya untuk x;y;z
2
Z berlaku:1. (re‡eksif ) x = x (modn),
2. (simetris ) x = y (modn) =
)
y = x (modn);3. (transitif ) x = y (modn) dan y = z (modn) =
)
x = z (modn).Klas kongruensi dari suatu bilangan bulat x modulo n, dinotasikan dengan xn
(ser-ingkali juga digunakan notasi x atau [x]n), adalah himpunan dari semua bilangan bulat yang kongruen dengan x modulo n. Dengan kata lain, menggunakan de…nisi keterba-gian,
xn =
f
y2
Z : nj
(y
x)g
=
f
y2
Z : y
x = kn; k2
Zg
=f
x+kn : k2
Zg
.Himpunan dari klas-klas kongruensi dinotasikan dengan Zn. Elemen-elemen berbeda
dari Zn biasanya didaftar seperti
0n;1n;2n; :::;(n
1)n:Contoh 4.2 Diambil n = 4, maka dipunyai klas-klas kongruensi dari Zn:
08 =
f
0 + 4k : k2
Zg
=f
0;
4;
8;:::g
;14 =
f
1 + 4k : k2
Zg
=f
:::;
7;
3;1;5;9;:::g
;24 =
f
2 + 4k : k2
Zg
=f
:::;
6;
2;2;6;10;:::g
;34 =
f
3 + 4k : k2
Zg
=f
:::;
5;
1;3;7;11;:::g
:Klas-klas ekivalensi dapat dijumlahkan dan dikalikan menggunakan sifat berikut ini. 18
Lemma 4.3 Diambil n
2
N. Pada Zn berlaku rumusxn
yn = (x
y)n; xnyn = (xy)n:Bukti. Jika x
0
n = xn dan yn0
= yn makax
0
+ y0
= x+y +
x0
x
+
y0
y
= x +y (modn); x0
y0
=
x+
x0
x
y +
y0
y
= xy +y
x0
x
+x
y0
y
+
x0
x
y0
y
= xy (modn):
Selanjutnya, dengan mengaplikasikan rumus perkalian di atas akan diperoleh sifat bahwa jika a = b (modn) maka ak = bk.
Contoh 4.4 Tentukan sisa ketika 61987 dibagi oleh 37.
Penyelesaian. Dapat dituliskan 61987 = 6
61986 = 6
62
993 = 6 (
1)993 karena 62 =
1 (mod 37). Jadi 61987 =
6 = 31 (mod 37). Contoh 4.5 Cari digit terakhir dalam ekspansi desimal dari 4100.
Penyelesaian. Digit terakhir adalah sisa ketika dibagi oleh 10. Jadi harus dihitung klas kongruensi dari 4100(mod 10). Dipunyai 42 = 6(mod 10), dan selanjutnya 62 = 6(mod 10). Jadi 4100 = (42)50 = 650 = 6(mod 10).
Contoh 4.6 Cari digit satuan dari 777:
Penyelesaian. Harus dicari 777 (mod 10). Diamati bahwa 72 =
1 (mod10), 73 = 72
7 =
7 = 3 (mod10), dan 74 =
72
2 = 1 (mod10). Selain itu, 72 = 1 (mod4) dan 77 =
72
3
7 = 3 (mod4), yang berarti bahwa terdapat suatu bilangan bulat tsedemikian sehingga 77 = 3 + 4t. Sekarang diperoleh
777 = 74t+3 =
74
t
73 = 1t
3 = 3 (mod 10):Jadi digit terakhir adalah 3.
Contoh 4.7 (Putnam 1986) Berapakah digit satuan dari
1020000 10100+ 3
?Penyelesaian. Dimisalkan a
3 = 10100, maka 1020000 10100+ 3 = (a
3)200 a = 1 a 200X
k=0
200 k
a200
k(
3)k = 199X
k=0
200 k
a 199
k(
3)k: (4.1)Karena 200
X
k=0 (
1)k
200 k
= 0, maka untuk a = 3 (mod 10) persamaan (??) menjadi3199 199
X
k=0 (
1)k
200 k
=
3199 = 3(mod 10): Contoh 4.8 Apakah 4100 dapat dibagi 3?
Penyelesaian. Karena 4100 = 1100 = 1(mod 3), berarti 3
j
4100. Contoh 4.9 Buktikan bahwa 7 membagi 32n+1+ 2n+2 untuk setiap n
2
N.Bukti. Diamati bahwa 32n+1 = 3
9n = 3
2n (mod 7) dan 2n+2 = 4
2n (mod 7). Karena itu32n+1+ 2n+2 = 7
2n = 0 (mod 7), untuk setiap n2
N.Contoh 4.10 Buktikan hasil Euler: 641
j
232 + 1
.Bukti. Diamati bahwa 641 = 27
5 + 1 = 24 + 54. Karena itu 27
5 =
1 (mod 641) dan 54 =
24 (mod 641). Sekarang, 27
5 =
1 (mod641) menghasilkan 54
228 =
5
27
4 = 1 (mod641). Kongruensi terakhir dan 54 =
24 (mod 641) menghasilkan
232 =
24
228 = 54
228 = 1 (mod 641), yang berarti bahwa 641j
232 + 1
. Contoh 4.11 Tentukan bilangan-bilangan kuadrat sempurna di modulo 13:Penyelesaian. Karena r2 = (13
r)2, maka hanya dipunyai r = 0;1;:::;6. Diamati bahwa 02 = 0, 12 = 1, 22 = 4, 32 = 9, 42 = 3, 52 = 12, dan 62 = 10 (mod 13). Jadi kuadrat sempurna di modulo 13 yaitu 0;1;4;9;3;12;10. Contoh 4.12 Buktikan bahwa tidak ada bilangan bulat yang memenuhi x2
5y2 = 2:Bukti. Jika x2 = 2 + 5y2, maka x2 = 2 (mod5). Tetapi karena 2 bukanlah kuadrat sempurna modulo 5, maka dapat disimpulkan tidak ada bilangan bulat yang memenuhi
x2
5y2 = 2:Contoh 4.13 Buktikan bahwa 7
j
22225555+ 55552222
.Bukti. Diamati bahwa 2222 = 3 (mod7), 5555 = 4 (mod7), 35 = 5 (mod7), dan 42 = 2 =
5 (mod7). Diperoleh22225555+ 55552222 = 35555 + 42222 = 35(1111)+ 42(1111)
= 51111
51111 = 0 (mod 7):Contoh 4.14 Cari bilangan-bilangan bulat n sedemikian sehingga 2n+ 27 dapat dibagi
Penyelesaian. Diamati bahwa 21 = 2, 22 = 4, 23 = 1, 24 = 2, 25 = 4, 26 = 1 (mod 7) dan juga 23k = 1 (mod 3) untuk semua k
2
N. Karena itu 23k+27 = 1+ 27 = 0 (mod 7) untuk semua k2
N. Jadi n = 3k; k2
N. Contoh 4.15 Tentukan semua bilangan bulat n sedemikian sehingga 13
j
4(n2 + 1). Penyelesaian. Ini adalah ekivalen dengan menyelesaikan kongruensi 4(n2 + 1) = 0(mod 13). Karena faktor persekutuan terkecil dari 4 dan 3 adalah 1, maka kita dapat menghapus 4 untuk mendapatkan n2 =
1(mod 13). Penghitungan kuadrat-kuadrat di modulo 13 memberikan (
1)2 = 1, (
2)2 = 4, (
3)2 = 9, (
4)2 = 3(mod13), (
5)2 =
1(mod 13), dan (
6)2 =
3(mod 13). Jadi, telah dilakukan penghitungan untuk perwakilan dari setiap klas kongruensi, sehingga jawaban untuk pertanyaan asli adalah x
5(mod 13). Contoh 4.16 Di modulo 7, apakah ada x; y
2
N sedemikian sehingga x3 = 2y + 15?Penyelesaian. Diamati bahwa setiap pangkat dari 2 kongruen dengan 1;2; atau 4 (mod7). Jadi 2y + 15 = 2;3; atau 5 (mod7). Di sisi lain, karena pangkat tiga
sempurna di modulo 7 yaitu 0;1, dan 6, maka tidak mungkin terjadi 2y + 15 = x3.
Disimpulkan tidak ada x; y
2
N sedemikian sehingga x3 = 2y + 15. Contoh 4.17 Buktikan bahwa 2k
5, k = 0;1;2;::: tidak pernah mempunyai sisa 1 ketika dibagi oleh 7.Bukti. Diamati bahwa 21 = 24 = ::: = 2, 22 = 25 = ::: = 4, 20 = 23 = 26 = ::: = 1 (mod 7). Jadi 2k
5 = 3;4; atau 6 yang tidak lain adalah sisa atas pembagian oleh 7.Contoh 4.18 (AIME 1994) Barisan naik
3;15;24;48;::: (4.2)
terdiri dari kelipatan positif dari 3 dan kurang satu dari suatu kuadrat sempurna. Be-rapakah sisa dari suku ke-1994 dari barisan tersebut ketika dibagi oleh 1000?
Penyelesaian. Diinginkan 3
j
n2
1
atau 3j
(n
1) (n+ 1). Karena 3 adalah bilangan prima, ini mengharuskan n = 3k + 1 atau n = 3k
1, k = 1;2;3;:::. Barisan 3k + 1, k = 1;2;::: menghasilkan suku-suku n2
1 = (3k + 1)2
1 yang merupakan suku-suku di posisi genap dari barisan (4.2). Barisan 3k
1, k = 1;2;::: menghasilkan suku-suku n2
1 = (3k
1)2
1 yang merupakan suku-suku di posisi ganjil dari barisan (4.2). Selanjutnya harus dicari suku ke-997 dari barisan 3k + 1, k = 1;2;:::, yaitu (3
997 + 1)2
1 = (3 (
3) + 1)2
1 = 82
1 = 63 (mod 1000). Jadi, sisa yang dicari adalah 63. Contoh 4.19 (USAMO 1979) Tentukan semua penyelesaian tak negatif (n1; n2;:::;n14)
di modulo 16, jika ada, dari persamaan
Penyelesaian. Semua pangkat 4 sempurna di modulo 16 adalah 0;1 (mod 16). Ini berarti bahwa
n41 +n42 +
n214paling besar adalah 14 (mod 16), padahal 1599 = 15 (mod 16). Jadi tidak ada penyele-saian untuk (4.3). Contoh 4.20 Diambil n!! = n!
1 2!
1 3! +
+ (
1)n n!
: Buktikan bahwa untuk semua n2
N, n > 3,n!! = n! (mod(n
1)): Bukti. Dipunyai n!
n!! = n(n
1) (n
2)!
1
1 2!
1 3! +
+(
1) n
1 (n
1)! + (
1)n n!!
= (n
1)
m+ (
1)n
1 n n
1 + (
1)n n
1
= (n
1) (m+ (
1)n)dengan m
2
Z, dan dicatat bahwa (n
2)! dapat dibagi oleh k; k
n
2.4.2 Persamaan Kongruensi
De…nisi 4.21 Bilangan bulat x0 yang memenuhi persamaan (kongruensi) dinamakan penyelesaian untuk persamaan tersebut.
Pertama kali dipelajari persamaan linear terhadap penjumlahan. Persamaan linear (terhadap penjumlahan) dalam kongruensi:
a+x = b(modn)
selalu mempunyai penyelesaian. Kunci dari penyelesaian persamaan tersebut adalah bilangan c sedemikian sehingga c +a = n.
Contoh 4.22 Cari semua x yang memenuhi persamaan 7 + x = 4(mod5). Penyelesaian. Persamaan diubah menjadi 2 +x = 4(mod5) dan
3 + 2 + x = 3 + 4 (mod5) 5 +x = 7(mod 5)
x = 2(mod 5):
Berikutnya dipelajari persamaan linear terhadap perkalian dalam kongruensi:
ax = b(modn):
Kunci dari penyelesaian persamaan tersebut adalah bilangan c sedemikian sehingga
ac = 1(modn). Tetapi hal ini tidak selalu terjadi. Sebagi contoh, diambil n = 4 dan a; c
2 f
0;1;2;3g
. Jika a = 2(mod4), maka tidak ada c2 f
0;1;2;3g
sehingga 2c = 1(mod2).Contoh 4.23 Periksa apakah persamaan-persamaan berikut ini mempunyai penyele-saian:
a) 2x = 1(mod4) b) 3x = 1(mod4) c) 12x = 8 (mod 15)
Penyelesaian. Diperiksa satu persatu seperti berikut.
a) Jika persamaan tersebut mempunyai penyelesaian, maka penyelesaiannya adalah 2x
1 = 4t, dengan t adalah suatu bilangan bulat.Karena ruas kiri adalah bilangan ganjil dan ruas kanan adalah bilangan genap, maka kesamaan tersebut tidak pernah terjadi. Jadi, persamaan kongruensi tidak mempunyai penyelesaian.
b) Karena (3;4) = 1, maka terdapat bilangan bulat p, q sehingga 3 p+ 4q = 1 atau 3 p = 1
4q:Bilangan p = 3 dan q =
2. Jadi, persamaan di atas mempunyai penyelesaianx = p + 4r = 3 + 4r dengan r adalah suatu bilangan bulat.
c) Jika persamaan tersebut mempunyai penyelesaian, maka terdapat x yang memenuhi 12x
8 = 15t:Ruas kanan dapat dibagi 3, maka ruas kiri harus dapat dibagi 3. Suku 12x
habis dibagi 3, tetapi 8 tidak habis dibagi 3. Jadi persamaan tidak mempunyai penyelesaian.
Contoh 4.24 Selesaikan setiap kongruensi di bawah ini. a) 5x = 7 (mod 12).
b) 3x = 6(mod101):
c) 2x = 8 (mod 10):
a) Dicatat bahwa 5
5 = 25 = 1 (mod 12). Karena itu 5
5x = 5
7(mod12)x = 35(mod12) = 11:
b) Dicatat 34
3 = 102 = 1 (mod 101). Karena itu34
3x = 34
6 (mod 101)x = 204 (mod101) = 2:
c) Di sini (2;10) = 2, sehingga metode seperti di atas tidak bisa diaplikasikan. Berdasarkan de…nisi kongruensi dan keterbagian, diminta 2x
8 = k
10 = 0(mod 10) untuk suatu k2
Z. Persamaan dapat dituliskan menjadi2 (x
4) = 0 (mod 10) = 10 dan memberikan persamaanx
4 = 0 atau x
4 = 5:Karena itu diperoleh penyelesaian untuk persamaan kongruensi yaitu x = 4 atau
x = 9.
Latihan 4.25 Cari penyelesaian untuk persamaan berikut ini. a) 5x = 4 (mod 11):
b) 3x = 7 (mod 17):
c) 9x = 4 (mod 49):
d) 100x = 7
mod112
:Latihan 4.26 Jika ada, cari penyelesaian untuk persamaan berikut ini. a) 4x = 5(mod6):
b) 6x = 2(mod8):
c) 14x = 12(mod21):
d) 8x = 4 (mod 12):
Latihan 4.27 Untuk a = 1;2; :::;6, cari semua penyelesaian untuk persamaan ax = 1(mod7).
Latihan 4.28 Cari semua bilangan bulat a dimana 1
a
5 sehingga ax = 1(mod6). Latihan 4.29 Diberikan bilangan-bilangan bulat a dan b. Jika 0 < a < 7 dan 0 < b <4.3 Uji Keterbagian
Berikut ini diberikan suatu contoh aturan keterbagian yang sangat terkenal.
Teorema 4.30 (Casting-out 9’s) Suatu bilangan asli n dapat dibagi oleh 9 jika dan hanya jika jumlahan dari digit-digitnya dapat dibagi oleh 9.
Bukti. Diambil n = ak10k + ak
110k
1 +
+ a110 + a0 sebagai ekspansibasis-10 dari n. Untuk 10 = 1 (mod9), dipunyai 10 j = 1 (mod9). Karena itu diperoleh
n = ak + ak
1 +
+a1 +a0.Contoh 4.31 (AHSME 1992) Bilangan bulat dua digit dari 19 sampai 92 dituliskan secara berturutan untuk membentuk bilangan bulat
192021222324:::89909192: (4.4)
Berapakah pangkat terbesar dari 3 yang membagi bilangan tersebut?
Penyelesaian. Dengan penggunaan aturan casting-out 9, bilangan (4.4) dapat dibagi oleh 9 jika dan hanya jika
19 + 20 +
+ 91 + 92 = 372
3Oleh karena itu, bilangan (4.4) dapat dibagi oleh 3 tetapi tidak oleh 9.
Contoh 4.32 (IMO 1975) Ketika 44444444 dituliskan dalam notasi desimal, jumlah-an dari digit-digitnya adalah A. Diambil B sebagai jumlahan dari digit-digit pada bilangan A. Tentukan jumlahan dari digit-digit pada bilangan B. ( A dan B dituliskan dalam notasi desimal)
Penyelesaian. Dipunyai 4444 = 7 (mod9), karena itu 44443 = 73 = 1 (mod9). Jadi 44444444 = 44443(1481)
4444 = 1
7 = 7 (mod 9). Diambil C sebagai jumlahan dari digit-digit pada bilangan B.Berdasarkan aturan casting-out 9, 7 = 44444444 = A = B = C (mod 9). Sekarang, 4444 log (4444) < 4444 log
104
= 17776. Ini berarti bahwa 44444444 mempunyai paling banyak 17776 digit, sehingga jumlahan dari digit-digit pada 44444444 adalah paling besar 9
17776 = 159984 , yang berarti A
159984. Di antara semua bilangan asli
159984, bilangan yang mempunyai jumlahan digit terbesar adalah 99999, sehingga diperoleh B
45. Dari semua bilangan asli
45, bilangan yang mempunyai jumlahan digit terbesar adalah 39. Jadi jumlahan dari digit-digit B adalah paling besar 12. Tetapi karena C = 7 (mod9), maka diperoleh C = 7. Jadi, jumlahan dari digit-digit pada bilangan B adalah 7. 4.4 Sisa lengkap
De…nisi 4.33 Suatu himpunan x1; x2;:::;xn dinamakan sistem sisa lengkap (complete
residue system) modulo n jika untuk setiap bilangan bulat y terdapat secara tepat satu indeks j sedemikian sehingga y = x j (modn).
Dalam hal ini jelas bahwa untuk sembarang himpunan berhingga A dari bilangan-bilangan bulat, himpunan A akan membentuk himpunan sisa lengkap modulo n jika dan hanya jika himpunan A mempunyai n anggota dan setiap anggota dari himpunan tidak saling kongruen modulo n. Sebagai contoh, himpunan A =
f
0;1;2;3;4;5g
mem-bentuk suatu himpunan sisa lengkap modulo 6, karena setiap bilangan bulat x kongruen dengan satu dan hanya satu anggota dari A. Himpunan B =f
3;
2;
1;1;2;3g
tidak membentuk himpunan sisa lengkap modulo 6 karena
3 = 3 (mod 6).Sekarang diperhatikan himpunan Zn =
f
0;1;2;:::;n
1g
. Sebagai contoh, diambiln = 3 sehingga dipunyai Z3 =
f
0;1;2g
. Elemen 0 menyatakan semua semua bilanganbulat yang dapat dibagi oleh 3, sedangkan 1 dan 2 berturut-turut menyatakan semua bilangan bulat yang mempunyai sisa 1 dan 2 ketika dibagi oleh 3. Dide…nisikan jumlah-an pada Z3 seperti berikut ini. Diberikan a; b
2
Z3, maka terdapat c2
Z3 sedemikiansehingga a+3 b = c (mod3). Tabel 4.1 memuat semua penjumlahan yang mungkin.
Tabel 4.1: Tabel penjumlahan untuk Z3.
+3 0 1 2
0 0 1 2 1 1 2 0 2 2 0 1
Diamati bahwa Z3 bersama-sama dengan operasi +3 seperti yang diberikan dalam Tabel 4.1 memenuhi sifat-sifat:
1. Elemen 0
2
Zn merupakan suatu elemen identitas untuk Z3, yaitu 0 memenuhi0 +3 a = a+3 0 = a untuk semua a
2
Z3.2. Setiap elemen a
2
Z3 mempunyai suatu invers penjumlahan b, yaitu suatu elemen sedemikan sehingga a +3 b = b +3 a = 0. Invers penjumlahan dari a dinotasikandengan
a. Dicatat bahwa di Z3 dipunyai
0 = 0,
1 = 2, dan
2 = 1.3. Operasi penjumlahan di Z3 adalah asosiatif, yaitu untuk setiap a; b; c
2
Z3 berlakua+3 (b+3 c) = (a+3 b) +3 c.
Selanjutnya dikatakan bahwa (Z3;+3) membentuk suatu grup (group) dan dinamakan
grup dari sisa dibawah penjumlahan modulo 3.
Secara serupa, dide…nisikan (Zn;+n) sebagai grup dari sisa dibawah penjumlahan
mod-ulo n.
Latihan 4.34 Konstruksikan tabel penjumlahan untuk Z6 dan Z8.
Latihan 4.35 Berapa banyak pasangan berurutan (a; b)