• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Bimbingan di Sekolah Dasar

1. Pengertian Bimbingan di Sekolah Dasar

Bimbingan konseling di sekolah dasar didasarkan atas PP No. 28

Tahun 1990, Bab X pasal 25 ayat (1) yang menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya

menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa

para siswa dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri,

bertanggung jawab, pelajar kreatif, dan pekerja produktif (Furqun, 2005:2)

Layanan bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab tim

yakni konselor, guru, dan pimpinan sekolah. Masing-masing memiliki

peran dalam keterlibatan pada proses bimbingan dan konseling di sekolah

(Pietrofesa, et.al.,1980:21). Di Indonesia saat ini layanan bimbingan dan

konseling di sekolah dasar merupakan tanggung jawab guru dan wali kelas

(guru kelas), karena belum ada personil professional yang diangkat dan

ditugaskan di sekolah dasar. Implikasinya model bimbingan yang

direkomendasikan diterapkan di sekolah dasar, adalah intervensi

bimbingan dan dipadukan dalam keseluruhan sendi pendidikan di sekolah

dasar. Secara spesifik, intervensi dilakukan pada proses belajar mengajar

untuk mengakomodasi pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa.

Faktor utama yang melandasi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling

di sekolah dasar adalah karakteristik dan permasalahan perkembangan.

Pendekatan perkembangan yang berorientasi pada penciptaan lingkungan

perkembangan tepat digunakan di sekolah dasar (Muro and Kottman,

1995: 50-51).

2. Karakteristik Bimbingan di Sekolah Dasar

Pemerintah secara formal telah memberikan dasar acuan

pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar dengan peraturan

pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, sebagai kelanjutan dan

IIIC dan Pedoman Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah Dasar Tahun 1987.

Hal ini dilakukan karena pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar berbeda

dengan SLTP maupun SMA.

Beberapa faktor penting yang membedakan bimbingan dan

konseling di sekolah dasar dengan sekolah menengah, dikemukakan oleh

Dinkmeyer dan Caldwell (1970), yaitu: (1) bimbingan di sekolah dasar

lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan, (2) fokus

bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan pada pengembangan

pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan

secara efektif dengan orang lain, (3) bimbingan di sekolah dasar lebih

banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh

orangtua dalam kehidupan anak selama di sekolah dasar, (4) bimbingan di

sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak secara unik, (5)

program bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli terhadap

kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman

dan penerimaan diri, serta memahami kelebihan dan kekurangannya, (6)

program bimbingan di sekolah dasar hendaknya menyakini bahwa usia

sekolah dasar merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan

perkembangan anak.

3. Tujuan Bimbingan di Sekolah Dasar

Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan bertujuan untuk

memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta

didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Secara khusus, layanan bimbingan di SD bertujuan untuk membantu

seluruh peserta didik dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan intelektual,

emosional, sosial-personal, agar dapat mengaktualisasikan tugas-tugas

perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik, dan

karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam aspek perkembangan

pribadi-sosial, layanan bimbingan membantu peserta didik agar: (1)

memiliki pemahaman diri, (2) mengembangkan sikap-sikap positif

terhadap diri sendiri dan orang lain, (3) membuat pilihan kegiatan secara

sehat, (4) mampu menghargai orang lain, (5) memiliki rasa tanggung

jawab, (6) mengembangkan keterampilan dalam berhubungan antar

pribadi, (7) memiliki keterampilan memecahkan masalah-masalah

sederhana yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, (8) dapat membuat

keputusan sacara baik.

Dalam aspek perkembangan akademik dan pendidikan, layanan

bimbingan membantu peserta didik agar dapat: (1) mengembangkan sikap,

kebiasaan, dan cara-cara belajar yang baik, (2) berlatih menetapkan

cita-cita dan rencana pendidikan (lanjutan), (3) mencapai prestasi belajar

secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya, (4) memiliki

keterampilan untuk menghadapi tes ujian. Dalam aspek perkembangan

karier, layanan bimbingan membantu peserta didik agar dapat: (1)

kesadaran dan penghargaan terhadap berbagai jenis pekerjaan yang ada

dalam masyarakat, (3) mengeksplorasi arah pekerjaan, (4)

mengembangkan cita-cita terhadap berbagai pilihan pekerjaaan dan belajar

merencanakan masa depan, (5) menyesuaikan pengembangan

kemampuan, keterampilan, dan minat dengan kecenderungan arah cita-cita

pekerjaan (Kartadinata, 2002).

4. Pengertian Bimbingan

Menurut Rochman Natawidjaja (1981) dalam (Winkel & Sri

Hastuti, 2007: 29), bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang

dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat

bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta

masyarakat. Dengan demikian dapat mengecap kebahagiaan hidupnya

serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. Bimbingan dapat

diartikan sebagai suatu jenis pelayanan kepada individu-individu agar

mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan

menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat memenuhi

tuntutan yang ada di masyarakat (Winkel & Sri Hastuti, 2007: 29).

Menurut Yusuf & Juntika (2010: 6) bimbingan adalah pemberian

bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar

individu dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan

dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan lingkungan

dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan yang

dilakukan oleh guru pembimbing atau konselor secara berkesinambungan

kepada individu agar dapat memahami dirinya, lingkungan dan memahami

tugas-tugasnya sehingga mampu mengarahkan diri, menyesuaikan diri serta

bertindak wajar sesuai dengan tuntutan yang ada dalam keluarga,

pendidikan dan masyarakat (Nurihsan, 2006: 8).

5. Tujuan Bimbingan

Menurut pendapat Nurihsan (2006) tujuan layanan bimbingan ialah

agar individu dapat (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi,

perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan dating; (2)

mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal

mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan

masyarakat, serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan serta

kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan

pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan

kesempatan untuk (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, serta

tugas-tugasnya; (2) mengenal dan memahami potensi-potensi yang ada di

lingkungannya; (3) mengenal dan menentukan tujuan, rencana hidupnya,

serta rencana pencapaian tujuan tersebut; (4) memahami dan mengatasi

kesulitan-kesulitan sendiri; (5) menggunakan kemampuannya untuk

kepentingan dirinya, lembaga tempat bekerja dan masyarakat; (6)

mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat,

teratur,dan optimal.

6. Fungsi Bimbingan

Ada empat fungsi bimbingan yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi pengembangan

Fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan

kekuatan yang dimiliki individu.

b. Fungsi penyaluran

Fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih dan

memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan

minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

c. Fungsi adaptasi

Fungsi membantu para pelaksana pendidikan, khususnya guru dan

wali kelas untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar

belakang pendidikan, minat, kemampaun, dan kebutuhan individu.

d. Fungsi penyesuaian

Fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan

penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.

Dokumen terkait