• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Deskripsi tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS V SD KRISTEN 3 KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Desy Tri Astuti NIM: 081114053

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

DESKRIPSI TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS V SD KRISTEN 3 KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Desy Tri Astuti NIM: 081114053

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh kasih skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati,

melindungi dan yang selalu berkarya di dalam

penulisan skripsi saya

Kedua orang tua : Bp. Subadi .Alm, & Ibu. Sutari

terima kasih atas doa yang tak pernah putus buat saya

Kakak ku yang terkasih (mas Daniel.Alm, mb Isti, ms

Tris) terima kasih atas dukungan, bimbingan dan

semangat yang tiada henti

Sahabat-sahabatku (Tika, Arum, Putut, Stanis, Agus,

(6)

v

MOTTO

Karna itu aku berkata kepadamu:

Apa saja yang kamu minta dan doakan,

Percayalah bahwa kamu telah menerimanya,

Maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24)

Berdirilah teguh, jangan goyah,

sebab kamu tahu bahwa dalam

persekutuan dengan Tuhan

jerih payahmu tidak sia-sia

( 1 korintus 15:58)

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS V SD KRISTEN 3 KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Desy Tri Astuti Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei yang bertujuan untuk mengetahui deskripsi tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan klasikal.

Subyek penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 64 orang. Instrument penelitian berbentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Kuesioner yang disusun terdiri dari 45 item berdasarkan aspek-aspek tugas perkembangan menurut Havighurst. Pengukuran validitas alat ukur menggunakan telaah ahli (professional judgment) dan uji empiris dengan teknik korelasi item-total, sedangkan uji reliabilitas alat ukur menggunakan teknik belah dua gasal-genap (Spearman and Brown) dan bantuan program SPSS (Statistic Programe for Social Science) versi 16.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015 tergolong tercapai. Diketahui pencapaian tugas perkembangan yang berada pada

kategori “sangat tercapai” 10 siswa (16,1%), sedangkan 33 siswa (53,2%) pencapaian tugas perkembangnnya berada pada kategori “tercapai”, siswa yang masuk dalam ketegori cukup tercapai 17 siswa (27,5%), dan 2 siswa (3,2%) berada pada kategori tidak tercapai. (2) berdasarkan analisis terhadap skor item terdapat 1 item (2,3%) yang masuk dalam kategori “cukup rendah”, 15 item

(33,3%) masuk dalam kategori “tinggi”, 29 item (64,4%) masuk dalam kategori

sangat tinggi dan tidak ada item (0%) yang masuk dalam kategori “sangat rendah”

dan “rendah” berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti

(10)

ix

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF THE LEVEL OF ACHIEVEMENT OF STUDENTS’ IMPROVEMENT TASK OF THE FIFTH GRADE

STUDENTS AT SD KRISTEN 3 KLATEN IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR

AND THE IMPLICATIONS TO THE COMPILATION OF CLASSICAL GUIDANCE TOPICS compilation of classical guidance topics.

This research was conducted at grade V of SD Kristen 3 Klaten in the 2014/2015 academic year. The number of students is 64 students. The research instrument is in the form of questionnaire prepared by the researcher herself and consulted with the lecturer. The questionnaire consists of 45 items based on aspects of development tasks according to Havighurst. The measurement of validity is using professional judgment and empirical test with total items empirical techinique, whereas the reliability test is using odd-even split technique (Spearman and Brown) and Statistic Programme for Social Science programme version 16.0.

The results of this study showd that: (1) The level of achievement of

students’ improvement task of the fifth grade students V of SD Kristen 3 Klaten in the academic year 2014/2015 is “achieved”. The result indicated that of the fifth grade students V of SD Kristen 3 Klaten is 10 students (16.1%) are

“successfully”, whereas 33 students (53.2%) are “fairly achieved” 17 students (27.5%), and 2 students (3.2%) is “not successfully achieved”. (2) Based on the score analysis, there are 1 item (2.3%) in “quite low” category, 15 items (33.3%)

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kemurahan kasih,

karunia dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Penyusunan skripsi ini sebagai wujud dari seluruh pengetahuan dan

pengalaman penulis selama menjadi mahasiswa program studi Bimbingan dan

Konseling di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih yang tulus kepada:

1. Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin

penelitian.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran

mengarahkan dan membimbing serta senantiasa memberi semangat dan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Seluruh dosen Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan

selama ini sehingga berguna bagi penulis.

5. Mas Moko, yang selalu setia dan sabar membantu penulis dalam hal

surat-menyurat dan administrasi lainnya.

6. Sri Purwanti Juli, S.Pd selaku Kepala sekolah SD Kristen 3 Klaten yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Seluruh siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten atas bantuan dan kerjasamanya

sebagai responden yang bersedia mingisi instrument penelitian ini, sehingga

pengumpulan data dapat berjalan dengan lancar.

8. Orang tua saya tercinta Bapak Subadi.Alm dan ibu Sutari yang telah

memberikan dukungan materi maupun doa, sehingga semua yang telah

(12)

xi

9. Kakak ku (Isti Ningtyas Sri Mumpuni, Daniel Setyo Wibowo. Alm, Sutrisno

Adi) yang selalu memberikan motivasi selama penulisan skripsi.

10.Kristian Abriyanto yang selalu setia menemani, mendukung di dalam

penulisan skripsi ini.

11.Keponakan ku Adhyasta Saverio Prasraya, yang selalu memberikan

keceriaan, semangat di dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat saya: Tika, Lilis, Arum, Putut, Agus, Stanis, Leslie, Satrio

yang selalu setia menemani, mendukung dan membantu di dalam penulisan

skripsi.

13.Seluruh teman-teman Prodi Bimbingan Konseling 2008 yang senantiasa

memberi dukungan dan berbagi pengalaman.

14.Semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, maka

dengan hati yang terbuka dan tulus penulis mengharapkan berbagai kritik dan

saran yang nantinya berguna dalam penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis memohan maaf atas segala kekurangan dan penulis

berharap skripsi ini kelak bermanfaat untuk pengembangan Bimbingan dan

Konseling di dunia pendidikan.

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

(14)

xiii

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Tugas Perkembangan Anak ... 9

E. Bimbingan Klasikal Membantu Pelaksanaan Tugas Perkembangan ... 23

(15)

xiv

2.Reliabilitas ... 35

E.Prosedur Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil ... 41

B. Pembahasan ... 44

C. Usulan Topik-topik Bimbingan... 47

BAB V PENUTUP ... 50

A.Kesimpulan ... 50

B.Saran-saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Siswa Kelas V SD Kristen 3 Klaten

Tahun Ajaran 2014/2015 ... 27

Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan SD Sebelum Uji Coba ………. 28

Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan SD sesudah Uji Coba ………. 33

Tabel 4 Kriteria Guilford ... 36

Tabel 5 Penggolongan Kategorisasi ... 38

Tabel 6 Pengkategorisasian Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan ... 39

Tabel 7 Pengkategorisasian Skor Item Kuesioner Penelitian ... 40

Tabel 8 Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa Kelas V SD Kristen 3 Klaten ... 41

Tabel 9 Hasil Kategorisasi Skor Item ... 43

Tabel 10 Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategorisasi Cukup Rendah ... 47

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Diagram Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa Kelas V SD Kristen 3 Klaten ... 42

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian Tingakat Pencapaian Tugas

Perkembangan ... 58

Lampiran 3: Hasil Olah Data Pencapaian Tugas Perkembangan... 64

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan individu dari masa pralahir hingga masa dewasa

semakin disoroti oleh berbagai kalangan, terutama para pendidik, ahli psikologi dan

orangtua. Perkembangan individu meliputi berbagai aspek dan melalui

tahapan-tahapan yang mengikuti pola-pola yang dapat diramalkan. Setiap aspek

perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi, maupun sosial saling

mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Para orangtua juga memberikan

perhatian lebih besar pada perkembangan anak mereka terutama pada fase-fase

awal.

Siswa sekolah dasar pada umumnya berusia 6 sampai 12 tahun dan dalam

tahap perkembangannya sedang berada pada masa akhir anak-anak. Begitu pula

dengan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014-2015 berada pada

rentang usia 10-11 tahun, yang dalam rentang kehidupan manusia mereka berada

pada masa akhir Anak-anak merupakan usia menyulitkan yaitu suatu masa dimana

anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh

teman-teman sebaya daripada oleh orangtua dan anggota keluarga lain (Hurlock,

1991)

Pada masa awal anak-anak, anak mulai memasuki lingkungan sekolah. Ada

(20)

untuk berhubungan dengan kelompok sebaya yang lebih luas dari lingkungan

keluarga. Kedua, dorongan ingin tahu tentang dunia sekitarnya. Ketiga,

pertumbuhan fisik mendorong anak untuk menyenangi permainan yang dapat

mengarah pada dunia pekerjaan.

Mengingat perkembangan anak yang amat pesat pada usia sekolah ini, dan

mengingat bahwa lingkungan keluarga sekarang tidak lagi mampu memberikan

fasilitas untuk mengembangkan fungsi-fungsi anak, terutama fungsi intelektual

dalam mengejar kemajuan zaman modern, maka anak memerlukan satu lingkungan

sosial baru yang lebih luas berupa sekolahan, untuk mengembangkan semua

potensinya. Misalnya saja, anak bisa belajar secara sistematis, bisa bergaul, bermain

dan bersendau gurau bersama teman-temannya, semua pengalaman ini memberikan

pengaruh yang besar sekali bagi perkembangan anak.

Tugas perkembangan menurut Havighurst (Hurlock, 1991) adalah tugas

yang timbul pada atau sekitar periode kehidupan tertentu dalam rentang kehidupan

individu, keberhasilan melakukannya menimbulkan kebahagiaan dan keberhasilan

tugas lainnya kelak, sedangkan kegagalannya menimbulkan ketidak bahagiaan,

ketidaksetujuan, masyarakat dan keberhasilan pelaksanaan tugas lainnya kelak.

Perkembangan individu terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu.

Setiap anak penting untuk menguasai tugas perkembangan yang sesuai

dengan usia anak dan tingkat perkembangannya. Apabila anak gagal dalam

menguasai tugas perkembangan yang sesuai dengan usianya dan tingkat

perkembangan maka dapat menimbulkan akibat yang serius, misalnya: membuat

(21)

mengakibatkan ketidak setujuan sosial, yang sering disertai penolakan sosial, maka

anak dianggap tidak matang dan kekanak-kanakan.

Begitu juga dengan para siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten mempunyai

tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik, pendampingan

dari orangtua, guru, serta orang dewasa sekitarnya sangat mempengaruhi

keberhasilan mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Sekolah

merupakan lingkungan yang memberikan pengaruh besar bagi perkembangan diri

siswa. Pengalaman-pengalaman baru disekolah banyak mempengaruhi dan

membantu proses penyelesaian tugas-tugas perkembangan, meliputi pertumbuhan

fisik, perkembangan jiwa dan sosial. Untuk dapat membantu siswa dalam

penyelesaian tugas perkembangannya, maka dalam kurikulum sekolah dasar perlu

diberikan layanan bimbingan untuk membantu siswa supaya memperoleh

perkembangan secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya selama proses

pendidikan di sekolah dasar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Di SD Kristen 3, peneliti melihat beberapa siswa yang belum begitu mampu

dalam membaca cepat, tepat dan lancar.Misalnya saja pada saat pelajaran salah satu

siswa diminta untuk membacakan cepat ia mampu tapi sering kurang tepat ada

beberapa tanda baca yang di lewati begitu saja.Ada juga siswa yang sangat sulit

untuk makan sayur, siswa ini badannya gendut tapi terlihat kurang percaya diri,

dilihat dari badannya gerakkannya untuk melakukan sesuatu juga tidak seperti

teman-teman pada umumnya, ia lebih sering duduk dan melihat teman-temannya

bermain sambil memakan camilan, selain itu siswa ini sering melamun jika sedang

(22)

Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun

ajaran 2014/2015. Berdasarkan kebutuhan sekolah yang masih kurang layanan

bimbingan dan konseling, maka penulis memilih ‘Deskripsi Tingkat Pencapaian

Tugas Perkembangan Siswa’ sebagai topik dalam penulisan skripsi karena tugas

perkembangan mencakaup berbagai bidang bimbingan yaitu pribadi, sosial, karier

dan belajar. Dari tugas perkembangan ini nantinya diketahui dalam bidang manakah

anak lebih membutuhkan bimbingan. Berdasarkan tugas perkembangan yang belum

dikuasai siswa, maka penulis memberikan usulan topik-topik bimbingan yang

sesuai dengan permasalah dan kebutuhan siswa. Penulis secara khusus mengadakan

penelitian kepada siswa kelas V karena dianggap sudah mengerti mengenai

tugas-tugas yang dihadapinya dan mampu mengungkapkan dirinya baik secara lisan

maupun tulisan.

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa tercapainya tugas perkembangan anak siswa kelas V SD Kristen

3 Klaten tahun ajaran 2014/2015?

2. Berdasarkan item-iten yang teridentifikasi rendah topik-topik bimbingan

apa yang relevan diusulkan diberikan kepada siswa kelas V SD Kristen 3

Klaten tahun ajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

(23)

1. Mengetahuitercapainya tugas siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun

ajaran 2014/2015.

2. Mengidentifikasi item-item yang rendah untuk dijadikan dasar

penyusunan topik-topik bimbingan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan studi evaluasi perencanaan program

di bidang Bimbingan dan Konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru pembimbing

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru bimbingan dan

konseling untuk mengembangkan program layanan bimbingan

klasikal, khususnya dalam rangka meningkatkan pencapaian tugas

perkembangan siswa.

b. Bagi peserta didik

Peserta didik semakin sadar akan pentingnya pencapaian tugas

perkembangan bagi dirinya, orang lain dan bagi masa depannya.

(24)

Memberikan usulan topik-topik bimbingan klasikal mengenai

pencapaian tugas perkembangan siswa dan sebagai bekal menjadi

guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.

d. Peneliti lain

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti lain sebagai

bahan referensi atau bahan perbandingan ketika ingin melakukan

penelitian mengenai tugas perkembangan siswa dan dapat

dikembangkan menjadi lebih baik.

E. Definisi Operasional

1. Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang menjadi harapan

masyarakat dalam diri siswa SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran

2014/2015dan harus dipenuhi dalam masa periode 6-12 tahun dalam

kehidupan seseorang yang apabila berhasil maka individu tersebut akan

bahagia namun jika gagal akan mengalami ketidak bahagiaan untuk

perkembangan yang selanjutnya.

2. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya siswa SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran

2014/2015 dapat memahami dirinya, sehingga siswa tersebut sanggup

mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan

(25)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menyajikan kajian pustaka mengenai: Tugas Perkembangan,

Perkembangan anak, Bimbingan di Sekolah Dasar, Bimbingan Klasikal.

A. Tugas Perkembangan

1. Pengertian Tugas Perkembangan

Tugas perkembangan menurut Ahmadi (2005:67) dipengaruhi oleh

daya dinamis yang mendasari perkembangan anak, sehingga anak mau

secara aktif mengadakan percobaan-percobaan. Ia akan berusaha mencoba

segenap potensi kemampuan untuk mencari pengalaman barunya. Sebab

dengan kekayaan pengalaman yang dimiliki, anak akan tumbuh dan

berkembang jiwanya secara cepat dan sehat.

Tugas perkembangan menurut Havighurst (Husdarta & Nurlan

Kusmaedi, 2010:36) diartikan sebagai suatu tugas yang timbul pada suatu

periode atau masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Tugas

perkembangan yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Bila terpenuhi

akan menimbulkan perasan bahagia, sedangkan bila tidak terpenuhi akan

menimbulkan perasaan rendah diri, mendapat kecaman dari masyarakat

dan perasaan sedih.

2. Sumber-sumber Tugas Perkembangan

Yusuf (2011:66) berpendapat bahwa ada 3 sumber tugas

(26)

a. Kematangan fisik individu yang bersangkutan

Misalnya, berjalan karena kematangan otot-otot kaki, belajar

bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada

masa remaja karena kematangan organ-organ seksual.

b. Harapan (tuntutan) masyarakat

Masyarakat mengharapkan agar pada masa tertentu individu dapat

berperilaku sesuai dengan tugas perkembangannya. Misalnya,

belajar membaca, belajar menulis, belajar berhitung, dan belajar

berorganisasi.

c. Keinginan, aspirasi dan nilai hidup individu

Setiap individu memiliki keinginan, aspirasi dan nilai hidup. Hal itu

dijadikan individu sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan

yang ingin dicapai. Misalnya, memilih pekerjaan, memilih sekolah

atau perguruan tinggi dan memilih teman hidup.

3. Tujuan Tugas Perkembangan

Hurlock (1991:9) mengidentifikasikan bahwa tugas-tugas

perkembangan mempunyai tiga tujuan yang sangat berguna, yaitu:

a. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang

diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.

Misalnya, orang tua dapat dibimbing dalam mengajari anak-anak

mereka yang masih kecil untuk menguasai berbagai keterampilan.

Dengan pengertian bahwa masyarakat mengharapkan anak-anak

(27)

tertentu dan bahwa penyesuaian diri mereka akan sangat dipengaruhi

oleh seberapa jauh mereka berhasil melakukannya.

b. Memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang

diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu

sepanjang kehidupan mereka.

c. Untuk menunjukkan kepada setiap individu tentang hal-hal apa yang

akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka

kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Tugas Perkembangan Anak

Havighurst (Hurlock, 1991:11) mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi penguasaan tugas-tugas perkembangan. Ada faktor yang

menghalangi dan ada faktor yang membantu. Masing-masing akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor yang menghalangi

1) Tingkat perkembangan yang mundur

2) Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas

perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat

menguasainya

3) Tidak ada motivasi

4) Kesehatan yang buruk

5) Catat tubuh

(28)

b. Faktor yang membantu

1) Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan

2) Kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam

perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya

3) Motivasi

4) Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh

5) Tingkat kecerdasan yang tinggi

6) kreativitas

5. Tugas Perkembangan Anak

Menurut (Yusuf,2011:69) ada 9 tugas perkembangan anak, yaitu:

a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.

Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari

semakin stabil, mungkin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak

sudah sampai pada taraf penguasaan otak, sehingga sudah dapat

berbaris, melakukan senam pagi dan permainan-permainan ringan,

seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya.

b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri

sebagai makhluk biologis.

Hakikat tugas perkembangan ini ialah (1) mengembangkan

kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan,

keselamatan diri, dan kesehatan; (2) mengembangkan sikap positif

terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima

(29)

c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.

Yakni belajar menyesuaikan diri dengan dengan lingkungan dan

situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak

disekolah atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang,

karena secara kebetulan temannya itu berbudi baik, tetapi mungkin

juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena teman

sepermainannya suka mengganggu atau nakal.

d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.

Apabila anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan

semakin tampak. Dari segi permainan umpamanya akan tampak

bahwa anak laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan

mengikuti permainannya yang khas laki-laki, seperti main kelereng,

main bola, dan layang-layang.

e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena

pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup

matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam

masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah

dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh

keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.

Apabila kita telah melihat sesuatu, mendengar, mengecap, mencium,

(30)

mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep (tangapan).

Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama

(moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan sebagainya. Di sekolah

guru memberikan bimbingan kepada anak misalnya:(1)banyak

melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang

sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan

bermasyarakat. (2) banyak membaca buku-buku atau media cetak

lainnya.

g. Mengembangkan hati nurani

Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang

berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut

penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama (moral)

disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak

melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan

masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik,

bohong itu buruk, dsb.

h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.

Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri

sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa

sekarang dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orangtua

(31)

i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan

lembaga-lembaga.

Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap sosial yang

demokratis dan menghargai hak orang lain. Misalnya,

mengembangkan sikap tolong-menolong, sikap tenggang rasa, mau

bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang

lain dan menghargai hak orang lain.

B. Perkembangan Anak 1. Pengertian

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif

dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari lahir sampai

mati. Perkembangan dapat juga diartikan sebagai perubahan-perubahan

yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasannya atau

kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan

berkesinambungan, baik menyangkut fisik maupun psikis (Yusuf, 2009:5).

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah

tertentu. Setiap tahapan perkembangan merupakan hasil perkembangan

dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan

selanjutnya. Perkembangan merupakan suatu proses yang menuju kedepan

dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjukkan pada

perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.

(32)

Hurlock (1991: 146) berpendapat bahwa akhir masa anak-anak

berlangsung dari usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang

secara seksual. Pada awal dan akhir, masa akhir anak-anak ditandai oleh

kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian

sosial.

Orangtua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan berbagai label

kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari

periode akhir masa anak-anak ini sebagai berikut:

a. Bagi orangtua akhir masa anak-anak merupakan usia yang

menyulitkan, yaitu suatu masa dimana anak tidak mau lagi

menuruti perintah dan di mana ia lebih banyak dipengaruhi oleh

teman-teman sebaya dari pada oleh orangtua dan anggota keluarga

lain. Selain itu orangtua juga memandang usia anak-anak sebagai

usia tidak rapih, yaitu suatu masa di mana anak cenderung tidak

memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya

sangat berantakan. Periode ini sering disebut orangtua sebagai usia

bertengkar, dimana banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan

suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota

keluarga.

b. Para pendidik memberi label akhir masa anak-anak dengan usia

sekolah dasar. Pada usia tersebut anak di harapkan memperoleh

dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk

(33)

mempelajari berbagai ketrampilan kurikuler maupun ekstra

kurikuler. Selain itu periode ini juga disebut sebagai periode krisis

dalam dorongan berprestasi, yaitu suatu masa di mana anak

membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau

sangat sukses

c. Bagi ahli psikologis, masa akhir anak-anak merupakan usia

berkelompok, yaitu suatu masa di mana perhatian utama anak

tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai

anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam

dalam pandangan teman-temannya. Selain itu ahli psikologis juga

menyebut masa anak-anak sebagai usia penyesuaian diri, yaitu

suatu masa dimana anak ingin menyesuaikan dengan standar yang

disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.

C. Bimbingan di Sekolah Dasar

1. Pengertian Bimbingan di Sekolah Dasar

Bimbingan konseling di sekolah dasar didasarkan atas PP No. 28

Tahun 1990, Bab X pasal 25 ayat (1) yang menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya

menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa

(34)

para siswa dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri,

bertanggung jawab, pelajar kreatif, dan pekerja produktif (Furqun, 2005:2)

Layanan bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab tim

yakni konselor, guru, dan pimpinan sekolah. Masing-masing memiliki

peran dalam keterlibatan pada proses bimbingan dan konseling di sekolah

(Pietrofesa, et.al.,1980:21). Di Indonesia saat ini layanan bimbingan dan

konseling di sekolah dasar merupakan tanggung jawab guru dan wali kelas

(guru kelas), karena belum ada personil professional yang diangkat dan

ditugaskan di sekolah dasar. Implikasinya model bimbingan yang

direkomendasikan diterapkan di sekolah dasar, adalah intervensi

bimbingan dan dipadukan dalam keseluruhan sendi pendidikan di sekolah

dasar. Secara spesifik, intervensi dilakukan pada proses belajar mengajar

untuk mengakomodasi pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa.

Faktor utama yang melandasi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling

di sekolah dasar adalah karakteristik dan permasalahan perkembangan.

Pendekatan perkembangan yang berorientasi pada penciptaan lingkungan

perkembangan tepat digunakan di sekolah dasar (Muro and Kottman,

1995: 50-51).

2. Karakteristik Bimbingan di Sekolah Dasar

Pemerintah secara formal telah memberikan dasar acuan

pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar dengan peraturan

pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, sebagai kelanjutan dan

(35)

IIIC dan Pedoman Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah Dasar Tahun 1987.

Hal ini dilakukan karena pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar berbeda

dengan SLTP maupun SMA.

Beberapa faktor penting yang membedakan bimbingan dan

konseling di sekolah dasar dengan sekolah menengah, dikemukakan oleh

Dinkmeyer dan Caldwell (1970), yaitu: (1) bimbingan di sekolah dasar

lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan, (2) fokus

bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan pada pengembangan

pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan

secara efektif dengan orang lain, (3) bimbingan di sekolah dasar lebih

banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh

orangtua dalam kehidupan anak selama di sekolah dasar, (4) bimbingan di

sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak secara unik, (5)

program bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli terhadap

kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman

dan penerimaan diri, serta memahami kelebihan dan kekurangannya, (6)

program bimbingan di sekolah dasar hendaknya menyakini bahwa usia

sekolah dasar merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan

perkembangan anak.

3. Tujuan Bimbingan di Sekolah Dasar

Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan bertujuan untuk

memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

(36)

warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta

didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Secara khusus, layanan bimbingan di SD bertujuan untuk membantu

seluruh peserta didik dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan intelektual,

emosional, sosial-personal, agar dapat mengaktualisasikan tugas-tugas

perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik, dan

karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam aspek perkembangan

pribadi-sosial, layanan bimbingan membantu peserta didik agar: (1)

memiliki pemahaman diri, (2) mengembangkan sikap-sikap positif

terhadap diri sendiri dan orang lain, (3) membuat pilihan kegiatan secara

sehat, (4) mampu menghargai orang lain, (5) memiliki rasa tanggung

jawab, (6) mengembangkan keterampilan dalam berhubungan antar

pribadi, (7) memiliki keterampilan memecahkan masalah-masalah

sederhana yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, (8) dapat membuat

keputusan sacara baik.

Dalam aspek perkembangan akademik dan pendidikan, layanan

bimbingan membantu peserta didik agar dapat: (1) mengembangkan sikap,

kebiasaan, dan cara-cara belajar yang baik, (2) berlatih menetapkan

cita-cita dan rencana pendidikan (lanjutan), (3) mencapai prestasi belajar

secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya, (4) memiliki

keterampilan untuk menghadapi tes ujian. Dalam aspek perkembangan

karier, layanan bimbingan membantu peserta didik agar dapat: (1)

(37)

kesadaran dan penghargaan terhadap berbagai jenis pekerjaan yang ada

dalam masyarakat, (3) mengeksplorasi arah pekerjaan, (4)

mengembangkan cita-cita terhadap berbagai pilihan pekerjaaan dan belajar

merencanakan masa depan, (5) menyesuaikan pengembangan

kemampuan, keterampilan, dan minat dengan kecenderungan arah cita-cita

pekerjaan (Kartadinata, 2002).

4. Pengertian Bimbingan

Menurut Rochman Natawidjaja (1981) dalam (Winkel & Sri

Hastuti, 2007: 29), bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang

dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat

bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta

masyarakat. Dengan demikian dapat mengecap kebahagiaan hidupnya

serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. Bimbingan dapat

diartikan sebagai suatu jenis pelayanan kepada individu-individu agar

mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan

menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat memenuhi

tuntutan yang ada di masyarakat (Winkel & Sri Hastuti, 2007: 29).

Menurut Yusuf & Juntika (2010: 6) bimbingan adalah pemberian

bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar

individu dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan

dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan lingkungan

(38)

dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan yang

dilakukan oleh guru pembimbing atau konselor secara berkesinambungan

kepada individu agar dapat memahami dirinya, lingkungan dan memahami

tugas-tugasnya sehingga mampu mengarahkan diri, menyesuaikan diri serta

bertindak wajar sesuai dengan tuntutan yang ada dalam keluarga,

pendidikan dan masyarakat (Nurihsan, 2006: 8).

5. Tujuan Bimbingan

Menurut pendapat Nurihsan (2006) tujuan layanan bimbingan ialah

agar individu dapat (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi,

perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan dating; (2)

mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal

mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan

masyarakat, serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan serta

kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan

pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan

kesempatan untuk (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, serta

tugas-tugasnya; (2) mengenal dan memahami potensi-potensi yang ada di

lingkungannya; (3) mengenal dan menentukan tujuan, rencana hidupnya,

serta rencana pencapaian tujuan tersebut; (4) memahami dan mengatasi

kesulitan-kesulitan sendiri; (5) menggunakan kemampuannya untuk

kepentingan dirinya, lembaga tempat bekerja dan masyarakat; (6)

(39)

mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat,

teratur,dan optimal.

6. Fungsi Bimbingan

Ada empat fungsi bimbingan yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi pengembangan

Fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan

kekuatan yang dimiliki individu.

b. Fungsi penyaluran

Fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih dan

memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan

minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

c. Fungsi adaptasi

Fungsi membantu para pelaksana pendidikan, khususnya guru dan

wali kelas untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar

belakang pendidikan, minat, kemampaun, dan kebutuhan individu.

d. Fungsi penyesuaian

Fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan

penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.

D. Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal merupakan sarana untuk menunjang

perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat

(40)

Kegiatan bimbingan klasikal dilaksanakan dengan memberikan sejumlah

topik-topik bimbingan yang sejalan dengan kebutuhan siswa (Winkel, 1997:

519).

Kegiatan bimbingan klasikal yang diberikan oleh guru pembimbing

kepada siswa meliputi berbagai bidang bimbingan. Menurut Winkel dan Sri

Hastuti (2007: 114 -118) ada 4 bidang bimbingan yaitu:

a. Bimbingan karier

Bertujuan membantu siswa dalam perencanaan dan penyelesaian

masalah karier, misalnya pemahaman terhadap tugas-tugas,

mengenal berbagai macam sekolah lanjutan dan dunia pekerjaan,

mengembangkan keterampilan karier untuk kehidupan di masa

depan.

b. Bimbingan belajar

Bertujuan membantu siswa agar mampu menemukan cara belajar

yang tepat, memilih sekolah lanjutan yang sesuai, dan mampu

mengatasi kesulitan yang timbul dalam proses belajar.

c. Bimbingan pribadi

Bertujuan membantu siswa untuk mengenal, memahami dan

menerima dirinya sendiri secara positif, berkembang menjadi pribadi

yang utuh, mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

(41)

Bertujuan membantu siswa untuk membangun relasi dengan sesama

teman, guru serta masyarakat di lingkungan sosial.

E. Bimbingan Klasikal Membantu Pelaksanaan Tugas Perkembangan

Hurlock (dalam Yusuf, 2009) mengemukakan bahwa sekolah

merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik

dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah merupakan

lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program

bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar

mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek

moral-spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.

Pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah dasar lebih tepat bila

menggunakan layanan terpadu. Artinya, layanan bimbingan dilaksanakan

secara terpadu dengan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah, baik

kurikuler maupun ekstrakurikuler.

F. Guru Wali Kelas Sebagai Pelaksana BK di Sekolah Dasar

Guru wali kelas berperan besar dalam membantu siswa

melaksanakan tugas perkembangannya. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh

guru wali kelas sekolah dasar antara lain memberikan topik-topik

bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Setiap kegiatan bimbingan

hendaknya dilaksanakan secara sistematik sehingga dapat berlangsung

secara berkala. Oleh karena itu guru wali kelas sekolah dasar harus menjalin

(42)

Hal ini bertujuan supaya guru wali kelas memperoleh bantuan dalam

menyusun kegiatan pelayan bimbingan.

Hal di atas sejalan dengan isi Permen Dikbud RI No. 81A Tahun

2013, lampiran IV. Dalam Permen Dikbud tersebut dikatakan bahwa

pelaksana pelayanan BK di SD adalah guru kelas. Guru kelas sebagai

pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SD/MI/SDLB

melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,

dan penguasaan konten dengan cara menginfusikan materi layanan

bimbingan dan konseling tersebut ke dalam pembelajaran mata pelajaran.

Untuk siswa kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan bimbingan

dan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.

Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat

seorang guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk

menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling.

Dalam memberikan kegiatan bimbingan guru wali kelas dituntut

untuk kreatif. Guru wali kelas harus mampu menarik perhatian siswa dan

membuat siswa mudah menangkap informasi yang diberikan dan tidak

merasa bosan dalam mengikuti kegiatan. Bentuk kegiatan dalam bimbingan

kelompok misalnya dengan diskusi dalam kelompok, permainan dan

kegiatan lain yang dapat membuat para siswa ikut terlibat dalam kegiatan

(43)

26

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

penelitian, yaitu Jenis Penelitian, Subjek Penelitian, Instrumen Penelitian, Validitas

dan Reliabilitas, Prosedur Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh

informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 2005:

447). Penelitian deskriptif dengan metode survey dirancang untuk memperoleh

informasi dengan mengumpulkan data yang relatif besar jumlahnya. Penelitian

ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pencapaian tugas

perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2010:14)

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pencapaian tugas

perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015,

serta menyusun usulan topik-topik bimbingan untuk meningkatkan tugas

(44)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun

ajaran 2014/2015, dengan data sebagai berikut.

Tabel 1.

Data Siswi Kelas V SD Kristen 3 Klaten Tahun Ajaran 20124/2015

No Kelas Jumlah

1 V A 33 siswa

2 V B 31 siswa

Jumlah total 64 siswa

Karena penelitian menggunakan semua subjek penelitian maka

penelitian ini disebut penelitian populasi. Menurut Sugiyono (2010:117)

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

C. Instrumen Penelitian 1. Jenis Alat Ukur

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Instrumen ini digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian

tugas perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran

2014/2015. Kuesioner ini menggunakan skala Likert, yaitu suatu ukuran

subyektif yang memuat sejumlah pernyataan. Masing-masing pernyataan

dilengkapi dengan pilihan jawaban yang menunjukkan tingkatan, yaitu

(45)

Penelitian ini kuesioner tingkat pencapaian tugas perkembangan

terdiri dari dua bagian. Bagian pertama mencakup bagian pengantar,

petunjuk pengisian, dan identitas diri. Bagian kedua adalah pernyataan yang

mengungkap aspek-aspek tugas perkembangan dan indikator item.

Kuesioner tugas perkembangan disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai

berikut.

Tabel 2.

Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan SD Sebelum Uji Coba

No Aspek Tugas Perkembangan

Indikator Item Jumlah

Favora

(46)

teman-No Aspek Tugas Perkembangan

Indikator Item Jumlah

(47)

No Aspek Tugas Perkembangan

Indikator Item Jumlah

Favora

perkembangan SD dalam penelitian ini berbentuk pernyataan yang

favorable dan unfavorable dan kuesioner ini bersifat tertutup. Kuesioner

tertutup adalah kuesioner yang berisi pernyataan yang disertai dengan

pilihan jawaban yang telah disediakan dengan empat alternatif. Pilihan

jawaban untuk setiap itemnya adalah Selalu (S), Sering (SR),

Kadang-kadang (KK), Tidak Pernah (TP).

3. Penetapan Skor

Penetapan skor pada setiap jawaban adalah sebagai berikut:

a. Pada setiap item yang favorable, skor yang digunakan pada pilihan

jawaban Selalu (S) Skor 4, Sering (SR) Skor 3, Kadang-kadang (KK)

(48)

b. Pada item yang unfavorable, skor yang digunakan pada pilihan jawaban

adalah Selalu (S) Skor 1, Sering (SR) Skor 2, Kadang-kadang (KK) Skor

3, Tidak Pernah (TP) skor 4.

Subyek diminta untuk memilih salah satu alternatif pilihan dari jawaban

dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban

yang telah tersedia. Pilihan dari alternatif jawaban tersebut akan

diakumulasikan untuk mengungkap bagaimana pencapaian tugas

perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran

2013/2014. Semakin tinggi skor maka pencapaian tugas perkembangan

siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2013/2014 akan semakin

tinggi, tetapi sebaliknya semakin rendah skor, maka semakin rendah pula

pencapaian tugas perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten

tahun ajaran 2014/2015.

D. Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen, maka perlu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Penjelasan mengenai

validitas dan reliabilitas diuraikan sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment.

Pernyataan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah “sejauhmana

(49)

diukur” atau “sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak

diukur” (Azwar, 2009: 45). Untuk melakukan pengujian validitas isi,

dilakukan dengan cara konsultasi kepada dosen pembimbing yaitu Juster

Donal Sinaga, S.Pd., M.Pd. Agar mendapat perbaikan pada kalimat

pernyataan. Setelah dilakukan validitas isi melalui professional Judgment,

untuk mendapatkan kepastian kevalidan instrument dilakukan uji

konsistensi internal. Uji konsistensi internal dilakukan dengan mengetahui

nilai koefisien reabilitas yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item

terhadap skor totalnya melalui pendekatan analisis korelasi Product

Moment. Adapun rumusnya dapat dilihat sebagai berikut:

XY

r = indeks korelasi validitas item N = jumlah responden

X = skor item yang akan diuji validitasnya

Y = skor total yang memuat item yang diuji validitasnya Tahap pelaksanaannya menggunakan program komputer SPSS 16.

Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau

r = 0,3 (Sugiyono, 2010: 188-189). Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka

dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga

(50)

Dari hasil pemeriksaan ujicoba kuesioner diperoleh 13 item yang

konsistensi internalnya rendah dari 45 item, maka dari itu terdapat 32 item

yang konsistensi internalnya tinggi. Item yang koefisien korelasinya

rendah tetap dipertahankan sebagai instrument dengan perbaikan

pernyataan.

Berikut adalah tabel kisi-kisi setelah uji coba

Tabel 3

Kisi-kisi kuesioner Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan SD Sesudah Ujicoba

No Aspek Indikator Favora

bel

(51)
(52)

No Aspek Indikator Favora

Realibilitas adalah suatu alat ukur menunjuk pada “derajat

keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya”

(Furchan, 2005: 310). Realibilitas mempunyai beberapa nama lain seperti

keterpercayaan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya namun

ide pokok yang terkandung di dalam konsep realibilitas adalah sejauhmana

hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009: 4).

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner tingkat pencapaian tugas

(53)

dengan menghitung korelasi item ganjil dan item genap dengan

menggunakan teknik product moment dari pearson. Hasil perhitungan

product moment ganjil genap kemudian dikoreksi dengan formula

Spearman-Brown sebagai berikut (Masidjo 1995;218)

α =2[1- S 2

Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria

Guilford (Masidjo, 1995: 209).

Tabel 4 Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 2 0,71 – 0,90 Tinggi 3 0,41 – 0,70 Cukup 4 0,21 – 0,40 Rendah 5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan instrument final (45 item), diperoleh perhitungan melalui

koefisien realibitas Alpha Cronbach sebesar 0,886. Demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas instrument masuk dalam kriteria tinggi. Artinya

(54)

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa hal sebagai persiapan sebelum

melaksanakan penelitian, yaitu:

a. Penyiapan kuesioner

Untuk penyiapan alat ukur ini dilakukan beberapa usaha sebagai

berikut:

1) Peneliti mengidentifikasi aspek-aspek pencapaian tugas

perkembangan menurut para ahli

2) Peneliti merumuskan item-item yang mengungkapkan berbagai

aspek pencapaian tugas perkembangan

3) Peneliti mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing

4) Peneliti melakukan prosedur perizinan ke sekolah yang hendak

digunakan sebagai tempat pelaksanaan penelitian

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa SD

Langkah yang ditempuh untuk analisis data adalah sebagai berikut :

1. Memberi skor pada tiap-tiap item pada setiap kuesioner yang telah diiisi

oleh responden dengan mengacu pada norma skoring dari tiap-tiap

(55)

2. Mentabulasikan seluruh data ke dalam komputer dengan bantuan program

Microsoft Excel kemudian menjumlah total skor dari masing-masing

responden.

3. Mengelompokkan tingkat minat subjek penelitian ke dalam lima kategori

dengan mengacu pada pedoman Azwar (2007: 108). Adapun norma

kategori tersebut dapat dilihat pada tabel seperti berikut:

Tabel 5

Penggolongan Kategorisasi

Perhitungan Skor Kategori

µ+1.5σ < X Sangat Tercapai

µ+0.5σ < X ≤ µ+1.5σ Tercapai

µ-0.5σ < X ≤ µ+0.5σ Cukup Tercapai

µ-1.5σ < X ≤ µ-0.5σ Kurang Tercapai

X ≤ µ-1.5σ Sangat Kurang Tercapai

X maksimum teoritik : skor tertinggi yang diperoleh subjek

penelitian dalam skala

X minimum teoritik : skor terendah yang diperoleh subjek

penelitian dalam skala

σ (standar deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran.

µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum

(56)

Kategori di atas dijadikan sebagai patokan dalam pengelompokkan

dalam tinggi rendah tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa dengan

jumlah item 45, diperoleh unsur perhitungan sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 4 x 45 = 80

X minimum teoritik : 1 x 45 = 45

Luas jarak : 180– 45 =135

σ (standar deviasi) : 135 : 6 = 22,5

µ (mean teoritik) : (180+45) : 2 =112,5

Hasil perhitungan kategorisasi tingkat pencapaian tugas perkembangan

siswa dapat dilihat ditabel berikut:

Tabel 6

Pengkategorisasian Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan

Perhitungan Skor Rerata Skor Kategori

µ+1.5σ < X 146,25<X Sangat Tercapai

µ+0.5σ < X ≤ µ+1.5σ 123,75< X ≤ 1146,25 Tercapai

µ-0.5σ < X ≤ µ+0.5σ 101,25< X ≤ 123,75 Cukup Tercapai

µ-1.5σ < X ≤ µ-0.5σ 78,75< X ≤ 101,25 Tidak Tercapai

X ≤ µ-1.5σ X ≤ 78,75 Sangat Tidak Tercapai

Selanjutnya mengkategorisasikan skor item secara keseluruhan dengan

jumlah subyek sebanyak 62 siswa, diperoleh unsur perhitungan skor item

sebagai berikut:

(57)

X minimum teoritik : 1 x 62 = 62

Luas jarak : 248 - 62 = 186

(σ) Standar deviasi : 186 : 6 = 31

µ (mean teoritik) : (186+62) : 2 = 124

Hasil perhitungan kategorisasi skor item dapat dilihat ditabel berikut:

Tabel 7

Pengkategorisasian Skor Item Kuesioner Penelitian

Perhitungan Skor Rerata Skor Kategori

µ+1.5σ < X 170,5<X Sangat Tinggi

µ+0.5σ < X ≤ µ+1.5σ 139,5< X ≤ 170,5 Tinggi µ-0.5σ < X ≤ µ+0.5σ 108,5< X ≤ 139,5 Cukup Rendah

µ-1.5σ < X ≤ µ-0.5σ 77,5< X ≤ 108,5 Rendah

(58)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai

tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten Tahun

ajaran 2014/2015 dan imlikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan

mengenai tugas perkembangan.

A. Hasil

1. Tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3

Klaten tahun ajran 2014/1015

Berdasarkan perolehan data diketahui tingkat pencapaian tugas

perkembangan siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten Tahun Ajaran

2014/2015 seperti tampak pada table 7

Tabel 8

Tingkat Pencapain Tugas PerkembanganSiswa Kelas V SD Kristen 3 Klaten

Rerata Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

<146,25 Sangat Tercapai 10 16,1% 123,75-146,25 Tercapai 33 53,2% 101,25-123,75 Cukup Tercapai 17 27,5% 78,75-101,25 Tidak Tercapai 2 3,2%

>78,75 Sangat Tidak Tercapai 0 0%

(59)

Berikut adalah diagram tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa kelas

V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015

Gambar 1. Diagram Tingkat Pencapain Tugas Perkembangan Siswa Kelas V SD Kristen 3 Klaten

Berdasarkan tabel 8 serta gambar 1 tampak bahwa tidak terdapat

siswa yang memiliki tingkat pencapain tugas perkembangan kategori

sangat tidak tercapai. Terdapat 2 siswa (3,2%) memiliki tingkat

pencapaian tugas perkembangan kategori tidak tercapai, 17 siswa

(27,5%)memiliki tingkat pencapain tugas perkembangan kategori cukup

tercapai, 33 siswa (53,2%)memiliki tingkat pencapaian tugas

perkembangan kategori tercapai, 10 siswa (16,1) memiliki tingkat

pencapaian tugas perkembangan sangat tercapai.

Jadi, sebagian besar (53,2%) siswa SD Kristen 3 Klaten kelas V

memiliki tingkat pencapaian tugas pekembangan dalam ketegori tercapai

(60)

2. Analisis butir-butir instrument tugas perkembangan

Dari hasil analisis butir-butir instrumen penelitian diperoleh data

sebagai berikut.

Tabel 9

Hasil Kategorisasi Skor Item

Rerata Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

Berikut adalah diagram mengenai skor item tingkat pencapain tugas

perkembangan:

Gambar 2. Diagram Item Tingkat Pencapain Tugas Perkembangan Siswa

(61)

Dari tabel 9 dan gambar 2 menunjukkan tidak terdapat item (0%) yang

teridentifikasi masuk dalam kategori sangat rendah dan rendah, terdapat 1 item

(2,3%) yang teridentifikasimasuk dalam kategoricukup rendah, 15 item (33,3%)

yang teridentifikasi masuk dalam kategori tinggi, 29 item (64,4%) yang

teridentifikasi masuk dalam kategori sangat tinggi

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pencapaian tugas perkembangan

siswa pada tabel 8 menunjukkan bahwa ada 2 siswa (3,2%) memiliki tingkat

pencapaian tugas perkembangan kategori tidak tercapai, 17 siswa (27,5%)

memiliki tingkat pencapain tugas perkembangan kategori cukup tercapai, 33

siswa (53,2%) memiliki tingkat pencapaian tugas perkembangan kategori

tercapai, 10 siswa (16,1) memiliki tingkat pencapaian tugas perkembangan

sangat tercapai.

Siswa yang termasuk dalam kategori tingkat pencapaian tugas

perkembangannya tercapai berarti merekaakan merasa bahagia. Hal ini sejalan

dengan pendapat Havighurst (Husdarta&Nurlan Kusmaedi, 2010:36) yang

menyatakan bahwa orang yang mampu memenuhi tugas perkembangannya

akan menimbulkan perasaan bahagia, sedangkan bila tidak terpenuhi akan

menimbulkan perasaan rendah diri, mendapat kecaman dari masyarakat dan

(62)

Menurut Havighurst (Hurlock, 1991:11) ada beberapa faktor yang

kiranya mempengaruhi keberhasilan siswa dalam melaksanakan tugas

perkembangnnya, antara lain:

1. Adanya bimbingan dari orang tua dan guru, misalnya dilatih untuk

belajar bergaul dengan teman-teman sebaya dan menguasai beberapa

keterampilan.

2. Memiliki kesehatan yang baik dan tidak cacat tubuh, misalnya siswa

yang kondisi tubuhnya sehat lebih mudah untuk melakukan kegiatan

yang membutuhkan gerakan fisik.

3. Adanya motivasi yang kuat untuk belajar, siswa yang memiliki

motivasi yang kuat akan mudah melaksanakan tugas-tugas yang

diberikan sehingga mencapai kesuksesan.

4. Lingkungan yang memberikan kesempatan untuk belajar, sekolah

merupakan lingkungan yang memberikan kesempatan siswa untuk

belajar banyak hal.

5. Berani untuk tampil menjadi diri sendiri, percaya pada kemampuan

yang dimiliki percaya bahwa dibalik kekurangan pasti ada kelebihan.

Keberhasilan siswa dalam melaksanakan tugas perkembangannya

memberikan dampak positif bagi individu yang bersangkutan. Dampak positif

yang ditimbulkan yaitu individu yang bersangkutan akan merasa bahagia, tidak

rendah diri, tidak mendapatkecaman dari masyarakat, mampu menjadi pribadi

yang lebih baik, dan akan lebih berhasil dalam menghadapi dan melaksanakan

(63)

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh siswa, orang tua dan guru untuk

membantu meningkatkan keberhasilan dalam melaksanakan tugas

perkembangan adalah sebagai berikut:

1. Siswa sendiri

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan

keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangannya, antara lain:

belajar untuk lebih memahami peran sosial; belajar untuk lebih mandiri;

semakin mampu untuk menerima keadaan fisik apa adanya; menjalin

kerjasama yang baik dengan orang lain; dan belajar untuk lebih bisa

menghargai orang lain.

2. Orang tua

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mendukung

siswa agar lebih berhasil dalam melaksanakan tugas perkembangannya,

antara lain: memberikan pendampingan dan perhatian kepada siswa;

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan memotivasi

siswa dalam belajarnya.

3. Guru

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendukung siswa

agar lebih berhasil dalam melaksanakan tugas perkembangannya,

antara lain: melatih siswa untuk belajar bekerjasama dengan orang lain

dalam setiap kegiatan; melatih siswa agar memiliki sikap toleran

terhadap orang lain, misalnya menolong teman yang membutuhkan

(64)

mengikuti pelajaran di kelas ataupun ada teman yang mengungkapkan

pendapat maka siswa yang lain diajarkan untuk tetap tenang dan

mendengarkan siswa yang sedang berbicara; siswa juga dilatih untuk

belajar bertanggung jawab pada tugas atau pekerjaan yang diberikan,

misalnya menjaga kebersihan lingkungan, mengerjakan PR, dan belajar

bertanggung jawab.

C. Usulan Topik-topik Bimbingan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Tingkat Pencapaian Tugas

Perkembangan Siswa SD Kriaten 3 Klaten Tahun Ajaran 2014/2015”, peneliti

menyusun usulan topik-topik bimbingan yang dapat digunakan oleh guru wali

kelas maupun kepala sekolah dalam rangka membantu siswa memahami setiap

tugas perkembangannya sendiri.

Topik-topik bimbingan disusun berdasarkan item-item yang

teridentifikasi tidak tercapai dan cukup tercapai. Berdasarkan hasil penelitian,

item yang teridentifikasi cukup rendah adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Item-item Pernyataan yang tergolong dalam Kategori Cukup Rendah No No Item Item Pernyataan

1 14 Saya mampu membaca dengan cepat dan lancar 2 21 Saya setiap bangun tidur membereskan tempat

tidurku

3 36 Saya menyusun rencana kegiatan untuk mengisi waktu senggang

4 42 Saya membantu korban bencana alam 5 5 Saya membentuk kelompok belajar bersama

teman-teman

Item-item yang teridentifikasi cukup rendah kemudian dijadikan dasar

(65)

Tabel 11

Usulan Topik-topik Bimbingan yang Dapat Meningkatkan Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa Kelas V SD Kristen 3 Klaten Tahun Ajaran 2014/2015

(66)
(67)

50

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan hasil-hasil penelitian dan saran-saran

terhadap guru pembimbing, siswa serta peneliti lain.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa:

1. Siswa kelas V SD Kristen 3 Klaten tahun ajaran 2014/2015 berpendapat

bahwa mereka berhasil dalam melaksanakan tugas perkembangannya.

2. Ada satu tugas perkembangan yang belum berhasil dilaksanakan. Sejalan

dengan tugas-tugas perkembangan yang belum berhasil dilaksanakan

inilah diusulkan topik-topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan

keberhasilan siswa dalam melaksanakan tugas perkembangannya.

B. Saran-saran

Berikut ini dikemukakan saran-saran bagi pihak-pihak yang terkait sesuai

dengan hasil penelitian

1. Guru Pembimbing

Guru pembimbing hendaknya menindaklanjuti hasil penelitian

ini dengan memberikan atau membahas topik-topik bimbingan

yang diusulkan dalam skripsi, dengan metode yang menarik dan

bervariasi siswa akan lebih mudah dan senang dalam mengikuti

Gambar

Gambar 1:   Diagram Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa
Tabel 1. Data Siswi Kelas V SD Kristen 3 Klaten
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan SD Sebelum
Tabel 3 Kisi-kisi kuesioner Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan SD
+7

Referensi

Dokumen terkait

membuat aplikasi dalam Android adalah Adobe Flash dengan. bahasa pemrograman Actionscript

Poket dengan kehilangan tulang keberadaan poket secara klinis ditandai dengan adanya perdarahan gingiva dengan probing atau spontan.

Sebelum melaukan migrasi perlu disiapkan terlebih dahulu master data awal perusahaan sebagai saldo awal pembukuan yang akan diinput pada program Accurate.. Berikut master data

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden sebanyak 71 orang atau sebesar 77,2% menyatakan sistem pelayanan yang diterapkan perpustakaan

Observasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan PPL sangat membantu mahasiswa untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat karena disesuaikan dengan

Tuntutan hukum tersebut tidak dapat diajukan oleh penghibah terhadap para ahli warisnya penerima hibah, atau oleh para ahli warisnya penghibah terhadap penerima hibah,

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa brand exposure berpengaruh terhadap brand recall (positioning) pada iklan rokok Sampoerna A Mild di kalangan perokok mahasiswa

Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan