BAB II. LANDASAN TEORI B. Bimbingan Guru dalam Latihan Soal Secara disengaja atau tidak seorang guru telah memberikan bimbingan di dalam pelajaran yang diberikannya di kelas, hal ini dapat terlihat ketika seorang guru menguraikan beberapa masalah, dimana siswa sendiri memilih jalan keluar dari masalah tersebut. Seorang guru menjadi tempat curahan kesulitan siswa, menampung masalah siswa dengan menyuruh siswa menguraikan kembali, sehingga siswa dapat dibimbing untuk menemukan jalan penyelesaian. Seorang guru pada waktu mengajar mengajak siswa berdiskusi mengenai suatu permasalahan atau suatu soal. Arthur J. Jones dalam Dewa Ketut (1983) menyatakan bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan masalah. Tujuan utama bimbingan yaitu agar individu yang dibantu memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah, mengadakan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian. Tugas pokok guru adalah mendampingi siswa dalam belajarnya, baik dalam hal menuntun/membimbing siswa dalam belajar dari jenis/bentuk tertentu, maupun dalam hal menyertai siswa untuk melalui urutan fase-fase dalam suatu proses belajar. Semua siswa mengetahui bahwa guru berperanan sekali dalam keseluruhan proses belajar mengajar di dalam kelas. Menurut Winkel (1987) berperan sebagai guru mengandung tantangan karena di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan, dan menciptakan suasana aman. Namun di lain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur, dan menilai. Sardiman A.M (1986) menyatakan bahwa seorang guru sebagai pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing. Sebagai contoh guru yang berfungsi sebagai pendidik dan pengajar seringkali akan melakukan bimbingan. Jadi dalam proses pendidikan, kegiatan mendidik, mengajar, dan bimbingan tidak dapat dipisah-pisahkan. Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan dalam menuntun siswa dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Sebagai pendidik, guru harus berlaku membimbing, dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk ikut memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Beberapa ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah (Herman H dalam Sukirman, 2005) : 1. Memahami soal : memahami dan mengidentifikasi apa fakta atau informasi yang diberikan, apa yang ditanyakan, diminta atau dicari, atau dibuktikan 2. Memilih pendekatan atau strategi pemecahan : misalkan menggambar masalah diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalimat matematika 3. Menyelesaikan model : melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah 4. Menafsirkan solusi : memperkirakan dan memeriksa kebenaran jawaban, masuk akalnya jawaban, dan apakah memberikan pemecahan terhadap masalah semula. Pada diagram pemecahan masalah dibawah ini, soal atau masalah nyata disederhanakan (simplifikasi) kemudian dirumuskan atau diformulasikan ke dalam soal yang bisa diselesaikan secara matematika, lalu proses matematisasi yaitu proses menyatakan soal ke dalam bahasa matematika sehingga diperoleh model matematika. Melalui transformasi atau penyelesaian secara matematis diperoleh solusi (jawab atau pemecahan) dari model matematika. Solusi ini kemudian ditafsirkan atau diinterpretasikan sebagai penyelesaian masalah matematikanya. Dalam pemecahan masalah perlu diperiksa kebenaran atau masuk akalnya jawaban terhadap masalah semula. NYATA ABSTRAK Pemeriksaan hasil Penyederhanaan Interpretasi Transformasi Matematisasi SITUASI MASALAH ATAU SOAL NYATA SOLUSI MODEL MATEMATIKA PERUMUSAN MASALAH Dalam proses pembelajaran, siswa dihadapkan pada suatu masalah atau soal yang harus dipecahkan dengan suatu cara atau penyelesaian. Dalam menyelesaikan soal matematika, siswa hendaknya memiliki pemahaman tentang suatu konsep atau definisi atau teorema atau rumus yang telah dipelajari. Seringkali siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika, ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap soal yang diberikan sehingga siswa mengerjakan soal tidak sesuai dengan maksud soal tersebut. Selain itu disebabkan juga karena siswa kurang menguasai konsep-konsep dalam matematika. Sehingga diperlukan adanya latihan soal, agar kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengerjakan/memecahkan suatu soal dapat diatasi dan apabila siswa menjumpai soal yang sejenis maka siswa dapat dengan mudah menyelesaikannya. Apabila siswa salah dalam menjawab atau bahkan tidak bisa memberikan jawaban dari suatu soal, hendaknya guru memberikan tuntunan atau bimbingan kepada siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar. Ada tiga cara yang dapat dipakai guru dalam memberikan tuntunan atau bimbingan (Depdikbud dalam Lian, 2007), yaitu : 1. Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan itu dengan cara lain yang lebih sederhana dan dengan susunan kata yang lebih mudah dipahami siswa. 2. Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang jawabannya dapat dipakai menuntun siswa menemukan jawaban pertanyaan semula. 3. Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan itu. Menurut Singgih D Gunarsa (1980) bimbingan dapat dilaksanakan dengan dua macam pendekatan yaitu secara kelompok dan individu. 1. Berkelompok : dimana seorang pembimbing menghadapi sekelompok siswa yang akan dibimbingnya, mungkin saja pembimbing ingin membantu menyelesaikan masalah : a. Sekelompok siswa dengan masalah yang sama b. Seorang siswa dibantu melalui kelompok siswa tersebut 2. Individual : dimana pembimbing membantu seorang siswa dengan menghadapi siswa secara langsung dengan persoalannya. Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja pendekatan instruksional akan tetapi disertai dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar. Dengan pendekatan pribadi guru secara langsung akan mengenal dan memahami siswanya secara lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajarnya. Dewa Ketut (1983) mengungkapkan bahwa guru sebagai pembimbing diharapkan memiliki beberapa kemampuan, diantaranya : 1. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar 2. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya 3. Mengevaluasi keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya 4. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya 5. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Selain memiliki beberapa kemampuan, guru sebagai pembimbing juga harus memiliki beberapa ketrampilan dalam membimbing siswa (JJ. Hasibuan, Moedjiono, 1986), ketrampilan tersebut diantaranya : 1. Memberikan penguatan 2. Memberikan bantuan seperlunya 3. Memberikan bimbingan tambahan, memotivasi siswa, memimpin diskusi kelompok 4. Mengadakan evaluasi. Dalam dokumen KEGIATAN GURU MEMBIMBING SISWA DALAM LATIHAN SOAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TOPIK FUNGSI KUADRAT DI KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Halaman 28-33)