• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data Dari Bentuk Kegiatan-Kegiatan Wanita Karir Setelah Proses Bimbingan Konseling Islam Dengan Terapi Realitas Dalam Menciptakan Bimbingan Konseling Islam Dengan Terapi Realitas Dalam Menciptakan

ANALISIS DATA

B. Analisis Data Dari Bentuk Kegiatan-Kegiatan Wanita Karir Setelah Proses Bimbingan Konseling Islam Dengan Terapi Realitas Dalam Menciptakan Bimbingan Konseling Islam Dengan Terapi Realitas Dalam Menciptakan

84

B.Analisis Data Dari Bentuk Kegiatan-Kegiatan Wanita Karir Setelah Proses Bimbingan Konseling Islam Dengan Terapi Realitas Dalam Menciptakan Keluarga Harmonis Di Desa Cangkreng Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

Setelah terjadi proses konseling dengan klien, konselor tidak langsung membiarkan klien begitu saja, karena konselor tetap harus memantau perkembangan keluarga ibu anggun kedepan. Ketika baru selesai menghadapi kesalah pahaman dari suaminya yang tidak percaya sehingga mengakibatkan kecemburuan setiap harinya.

Sekarang konselor akan melihat bentuk kegiatan-kegiatan wanita karir dalam menciptakan keharmonisan rumah tangga setelah terjadi proses konseling. Adapun yang peneliti dapatkan dari Ibu Anggun (klien) ketika observasi dan wawancara masalah kegiatan sehari-hari dari Ibu Anggun dalam keluarganya setelah proses konseling di Desa Cangkreng Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep, yakni sebagai berikut:

 Kegiatan Ibu Anggun (nama samaran). Setiap pagi nyiapin makanan suami dan anak-anaknya, menyediakan teh hangat sebelum suami bekerja, dan mencuci pakaian keluarga, setrika pakaian yang sudah di cuci. Habis itu dia kesawah dan setiap minggunya berdagang, dia juga salah satu masyarakat yang membantu mencari ekonomi buat keluarganya. Menjadi seorang wanita karir dari tiga anaknya itu Ibu Aniyatun banting tulang kesana kemari untuk kebutuhan masa depan anaknya dan membantu suaminya mencari nafkah.

85

Dan sehari-hari dia lakukan tiada lain menjadi petani yang bekerja diladangnya orang lain dan ladangnya sendiri, setiap hari yang tiada henti dia lakukan untuk mencari sesuap nasi dan kebutuhan yang sehari-hari. Dan dia mempunyai usaha kecil-kecilan sebagai bahan tambahan untuk kebutuhan sehari-hari, rutinitas seperti itu yang Ibu An setiap hari lakukan. Tiada yang menghalangi usaha-usaha yang dia lakukan setiap hari.

Dari cobaan yang sudah di alami oleh Ibu Anggun bersama suaminya menjadi contoh untuk masa depan keluarganya kedepan, biar di dalam keluarganya nanti tidak terjadi kurang percaya lagi akibat faktor cemburu oleh suaminya itu. Dan kegiatan-kegiatan runitas Ibu Anggun sudah kembali normal lagi seperti dulu, yang kemaren sempat terjadi hambatan dalam menciptakan keluarga yang harmonis dalam keluarga Ibu Anggun sendiri.

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut ini:

1. Upaya Bimbingan Konseling Islam Bagi Wanita Karir Dengan Terapi Realitas

Dalam Menciptakan Keharmonisan Rumah Tangga Di Desa Cangkreng Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep ada beberapa upaya pada proses bimbingan konseling dengan lancar terdapat penggalian data atau observasi yang mana konselor mengambil data dari klien agar lebih mengetahui lebih dalam dan lebih menjiwai klien. dan dalam proses Bimbingan Konseling Islam ini melalui beberapa langkah yaitu dengan:

a. Identifikasi masalah yang meliputi langkah mengidentifikasi masalah yakni mengumpulkan data-data dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh konselor. Dalam hal itu konselor melakukan observasi serta melakukan wawancara kepada klien. Dari hasil wawancara tersebut konselor memperoleh hasil tentang masalah yang dialami oleh klien adalah kurang saling percaya, lebih cenderung mengutamakan cemburu yang mengakibatkan pertengkaran.

87

b. Diagnosis permasalahan yang dihadapi klien. Yakni kurang saling percaya yang mengakibatkan rasa cemburu oleh suaminya, lebih cenderung mengutamakan cemburu terhadapnya yang mengakibatkan sering bertengkar di dalam rumah tangganya.

c. Prognosis (perencanaan pemberian bantuan kepada klien) dan langkah pemberian treatmen yakni terapi realitas kepada klien dimana ada pengembangan melibatkan diri dengan klien untuk mencari kehidupan yang lebih efektif yang harus terjalin suasana yang akrab sehingga menimbulkan keterbukaan antara suami dengan istri.

d. Teratmen/terapi yakni dengan menggunakan teknik melibatkan diri dengan klien untuk mencari kehidupan yang lebih efektif dimana konselor melihat pola hubungan didalam keluarga.

e. Follow up (evaluasi) Setelah konselor memberikan terapi kepada klien, langkah selanjutnya ialah follow up. Yang dimaksdukan disini ialah untuk mengetahui sejauh mana langkah konseling yang telah dilakukan mencapai hasilnya. Dalam langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.

88

2. Bentuk Kegiatan-Kegiatan Wanita Karir Setelah Proses Bimbingan Konseling Islam Dengan Terapi Realitas Dalam Menciptakan Keluarga Harmonis Di Desa Cangkreng Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.

Setelah konselor berhasil memberikan upaya bimbingan konseling islam bagi wanita karir dalam menciptakan keluarga harmonis, konselor juga akan

melihat bentuk kegiatan-kegiatan wanita karir dalam menciptakan

keharmonisan rumah tangga setelah terjadi proses konseling. Adapun yang peneliti dapatkan kegiatan-kegiatan dari Ibu Anggun sendiri, sebagai berikut:

 Kegiatan Ibu Aniyatun. Setiap pagi nyiapin makanan suami dan anak-anaknya, menyediakan teh hangat sebelum suami bekerja, dan mencuci pakaian keluarga, setrika pakaian yang sudah di cuci. Habis itu dia kesawah dan setiap minggunya berdagang, dia juga salah satu masyarakat yang membantu mencari ekonomi buat keluarganya. Menjadi seorang wanita karir dari tiga anaknya itu Ibu Aniyatun banting tulang kesana kemari untuk kebutuhan masa depan anaknya dan membantu suaminya mencari nafkah. Dan sehari-hari dia lakukan tiada lain menjadi petani yang bekerja diladangnya orang lain dan ladangnya sendiri, setiap hari yang tiada henti dia lakukan untuk mencari sesuap nasi dan kebutuhan yang sehari-hari. Dan dia mempunyai usaha kecil-kecilan sebagai bahan tambahan untuk kebutuhan sehari-hari, rutinitas seperti itu yang Ibu

89

Aniyatun setiap hari lakukan. Tiada yang menghalangi usaha-usaha yang dia lakukan setiap hari.

B. Saran.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti antara lain :

1. Bagi klien (wanita karir)

Hendaknya selalu berusaha untuk menjalani dengan tulus serta penuh dengan keikhlasan dalam membina rumah tangga dengan suaminya. Hal yang sekiranya kurang irasional dan tidak baik hendaknya jangan sampai dilakukan, lebih bisa memilih apa yang seharusnya dilakukan dan mana yang seharusnya dijalankan. Dan jangan pernah mengulang kejadian yang dinilai minus dimata suaminya yang mengakibatkan pertengkaran.

Untuk lebih bisa mengendalikan dirinya agar hal-hal yang buruk yang dilakukan sebelum adanya proses konseling berlangsung tidak terulang kembali. Klien juga harus dapat mengevaluasi dirinya sendiri secara obyektif, positive thingking, diusahakan agar jangan mudah terombang-ambing dengan suasana hati yang mudah berubah-ubah suatu saat.

90

2. Bagi konselor

Dapat membantau serta memberikan motivasi kepada klien agar klien lebih baik dari hari-hari sebelumnya serta memberikan semangat dalam menghadapi masa depan dan konselor diharapkan untuk bisa menambah wawasannya terutama dalam bidang konseling tentang familiy therapy, agar dalam memberikan bantuan terhadap klien baik remaja atau pun dewasa dapat terlaksana dengan lebih baik lagi.

3. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada para pembaca, untuk mengembangkan proses pelaksanaan konseling dengan terapi yang sesuai dalam menangani wanita karir dalam menciptakan keharmonisan rumah tangga atau pun masalah yang lain. Penulis juga berharap agar tulisan ini dapat digunakan sebagai kajian atau rujukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai terapi realitas

menangani wanita karir dalam menciptakan keharmonisan rumah tangga. Kemudian penulis juga merasa bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis berharap kepada peneliti selanjutnya agar lebih baik untuk menyempurnakan penelitian ini. Dan untuk para pembaca pada umumnya jangan pernah membiarkan sebuah masalah menjadi sebuah beban yang merugikan diri sendiri atau pun orang lain, dan jangan pernah menjadikan masalah orang lain sebagai sebuah beban untuk kita. Sebab

91

apabila kita meringankan beban orang lain maka Allah senantiasa meringankan beban kita.

DAFTAR PUSTAKA.

Syalaby, Ahmad. 1993, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Salahudin, Anas. 2010, bimbingan dan konseling, Bandung: pustaka setia.

Aswadi. 2009, Iyadah Dan Ta’ziyah, Prespektif Bimbingan Konseling Islam,

Surabaya: Dakwah Digital Press.

Mubarrok, Ahmad. 2002, Konseling Agama Teori Dan Kasus, Cet. 1 Jakarta: Bina Rencana Parwira.

Yahya, Ali. 2000, Dunia Wanita Dalam Islam, Jakarta: Lentera.

Azra, Azyumardi. 1999, Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana dan Kekuasaan. Jakarta: Rosda

Aida Fitalaya s. Hubeis (editor), 1990, Dinamika Wanita Indonesia seri 01: Multidimensional, Jakarta: Pusat Pengembangan sumberdaya Wanita.

Faqih, Ainur Rahim. 2004, Bimbingan Konsling dalam Islam, Yogyakarta: UIN PRESS.

Bungin, Burhan. 2001, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif Dan Kualitatif Surabaya: Universitas Airlangga.

Corey, Gerald. 2009, teori dan praktek konseling & psikoterapi, Bandung: PT Refika Aditama.

Herdiansyah, Haris. 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba Humanika.

HM. Arifin, 1979, Pokok-pokok pikiran tentang bimbingan dan penyuluhan agama di sekolah dan di luar sekolah, jakarta: Bulan Bintang.

http://mozakibimbingankonseling.blogspot.com/2013/04/konsep-keluarga-bahagia-makalah-mk-bk.html

Farid, Imam Sayuti Farid. 1992, Pokok-Pokok Bahasa Tentang Bimbingan

Penyuluhan Agama Sebagai Teknik Dakwah, IAIN Sunan Ampel Surabaya : Fakultas Dakwah.

I. Djumhur Moh. Surya, 1975, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah (Guidance & Counseling), Bandung: CV. Ilmu.

Jurnal wanita vol.56. 2007, Jakarta: yayasan jurnal wanita. Latipun. 2008, Psikologi Konseing, Malang: UMM PRESS.

Lexy J Moleong, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya.

Namora Lumongga Lubis, 2011, memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan

praktik, jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.

Nana Syaodih Sukmadinata, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Omas Ihromi. 2002, “Wanita Bekerja dan Masalah-Masalahnya” dalam Toety Hearty Nurhadi dan Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan agama terhadap pemecahan problem remaja, Jakarta: kalam mulia.

Peter Salim dan Yeni Salim. 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer Jakarta, English Press.

Qs. Al-Ashr

Thohari Musnamar. 1992, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling

Islami, Yogyakarta: UII Press.

Sanapiah Faisal. 1995, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press. Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Save M. Dagun. 1990, Psikologi Keluarga, “peranan ayah dalam keluarga”. jakarta: Rineka Cipta.

S.C. utami Munandar. 2001, Wanita Karir Tantangan dan Peluang , “Wanita dalam masyarakat Indonesia Akses, Pemberdayaan dan Kesempatan”. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press.

Sri Lestari, Psikologi keluarga “penanaman nilai dan penanganan konflik dalam

keluarga”. jakarta: Prenada media group.

Syamsul Yusuf dan A. Juntika Nurhisan. 2005, Landasan Bimbingan Dan Konseling

Jakarta: Rosdakarya.

Sofyan S willis. 2010, Konseling Individual Teori Dan Praktek, Bandung: Alfabeta. W.s Winkel. 1889, Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan Di Sekolah