• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

BABBIII PERANCANGAN

IV. 2BInstalasiBDanBKonfigurasiB Proftpd

Pada server akan dilakukan instalasi proftpd sebagai aplikasi transfer file

menggunakan protokol FTP, untuk membantu proses pengujian pengambilan data dari server, kemudian cliebt yang akan diakses via browser. Proses instalasi proftpd

sebagai berikut :

1. Instalasi paket gcc, menggunakan perintah dibawah ini.

# yum install gcc*

2. Ekstrak file proftpd dan masuk kedalam root file proftpd, menggunakan perintah dibawah ini.

#tar zxvf proftpd.tar.gz #cd proftpd 3. Instalasi proftpd #./configure #make #make install

4. Membuat user proftpd dan membuat folder penyimpanan

#mkdir /home/ftp

5. Modifikasi file konfigurasi proftpd pada file proftpd.conf yang terletak pada folder /usr/local/etc/, sebagai berikut :

ServerNameB“ProFTPDBBonding” ServerTypeBstandalone DefaultServer on PortBBBBBBBBBBB21 #BUseIPv6Boff Umask 022 MaxInstancesBBBBBBBBBBB30

# Set the user and group under which the server will run.

UserBBBBBBBBBBBBBBBBBBproftpd GroupBBBBBBBBBBBBBBBproftpd

AllowOverwrite on

# Bar use of SITE CHMOD by default <Limit SITE_CHMOD> DenyAll </Limit> <AnonymousB/home/ftp> User ftp Group ftp

# We want clients to be able to login with “anonymous” as well as “ftp” UserAlias anonymous ftp

# Limit the maximum number of anonymous logins MaxClients 10 DisplayLogin welcome.msg DisplayChdir .message <Limit WRITE> DenyAll </Limit> </Anonymous>

6. Menjalankan aplikasi proftpd menggunakan perintah dibawah ini. #/usr/local/sbin/proftpd

IV.3BAnalisaBData

Hasil pengukuran data berupa throughput, delay dan packet loss pada jaringan

ibterface bobdibg. Pengukuran mode balabce-rr, mode active-backup, mode

balabce-xor, mode broadcast, mode 802.3ad menggunakan 2 topologi pengujian, yaitu : router mikrotik dengan pc router libux dan pc router libux dengan pc router libux. Pengukuran mode balabce-tlb dan mode balabce-alb menggunakan 2 topologi pengujian, yaitu : router mikrotik dengan komputer server dan pc router libux dengan komputer server. Perbedaan topologi untuk pengukuran ibterface bobdibg mode

balabce-tlb dan mode balabce-alb disebabkan ke-2 mode ibterface bobdibg tersebut memiliki trafik jaringan tidak stabil jika mengunakan 2 router dalam pengujian yang disebabkan kebanjiran paket ARP saat terjadi kesalahan jaringan membuat kinerja

router jadi overload[10], sehingga dapat disimpulkan mode balabce-tlb dan mode

balabce-alb lebih cocok digunakan untuk jaringan lokal tanpa menggunakan konfigurasi routibg secara khusus. Pengukuran unjuk kerja 7 mode ibterface bobdibg

dilakukan dengan 3 skenario pengujian, yaitu : skenario normal, skenario 1 dan skenario 2. Tabel rata-rata parameter QoS hasil pengukuran sebagai berikut :

Tabel 4.1 Rata - rata pengukuran throughput ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux.

Bonding Skenario Skenario 1 Skenario 2

normal Failover Recovery Failover Recovery

Mode 0 251.33 115.27 136 89.47 115.77 Mode 1 95.53 94.57 93.97 93.77 94.9 Mode 2 95.47 94.27 95.03 92.47 94.53 Mode 3 125.6 104.53 107.5 95.6 104.6 Mode 4 95.7 93.03 92.27 91.9 91.93 Mode 5 95.3 93.47 95.37 92.53 95.43 Mode 6 96.2 92.13 94.53 92.53 94.47 Throughput (Mbps)

Tabel 4.2 Rata - rata pengukuran throughput ibterface bobdibg pc router libux dengan pc router libux.

Tabel 4.3 Rata - rata pengukuran delay ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux.

Tabel 4.4 Rata - rata pengukuran delay ibterface bobdibg pc router libux

dengan pc router libux.

Delay (s)

Bonding Skenario Skenario 1 Skenario 2

normal Failover Recovery Failover Recovery

Mode 0 33.2 74.2 63.13 93.47 74.17 Mode 1 88.13 89.5 89.1 90.23 88.8 Mode 2 88 89.4 88.93 90.6 89.43 Mode 3 100.1 94.73 95.73 85.53 107.8 Mode 4 87.97 90.56 91.63 91.4 91.87 Mode 5 88.43 89.53 88.6 90.93 88.57 Mode 6 87.8 90.93 89.17 91.4 89.27

Bonding Skenario Skenario 1 Skenario 2

normal Failover Recovery Failover Recovery

Mode 0 133.9 89 109.03 84.9 117.97 Mode 1 91.6 91.77 89.8 91.6 89.77 Mode 2 90.73 89.27 89.93 89.17 72.4 Mode 3 119.73 105.63 120.7 82.63 104.97 Mode 4 96.4 94.73 74.53 79.57 72.93 Mode 5 94.2 88.3 95.37 85.77 94.33 Mode 6 95.17 93.53 94.77 91.93 74.4 Throughput (Mbps) Delay (s)

Bonding Skenario Skenario 1 Skenario 2

normal Failover Recovery Failover Recovery

Mode 0 62.9 94.9 77.33 98.33 72 Mode 1 91.67 91.97 93.7 92.17 93.57 Mode 2 92.73 94.53 93.9 94.67 119.63 Mode 3 106.4 109.57 104.43 103.27 106.83 Mode 4 87.2 89.3 117.17 107.53 115.33 Mode 5 89.73 96.37 88.63 101.1 89.27 Mode 6 88.5 90.87 88.17 91.6 146.93

Tabel 4.5 Rata - rata pengukuran packet loss ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux.

Tabel 4.6 Rata - rata pengukuran packet loss ibterface bobdibg pc router libux dengan pc router libux.

Packet Loss (%)

Bonding Skenario Skenario 1 Skenario 2

normal Failover Recovery Failover Recovery

Mode 0 0.33 7.67 8 2.67 5 Mode 1 0 0.33 0 0.67 0.33 Mode 2 0 0.33 0 1.33 1 Mode 3 1.33 2 1.33 1 4 Mode 4 0 0.67 2.33 1 3.33 Mode 5 0 0.67 0 1.67 0 Mode 6 0 2.33 0 2.67 0 Packet Loss (%)

Bonding Skenario Skenario 1 Skenario 2

normal Failover Recovery Failover Recovery

Mode 0 2.67 2.67 5.33 1 2 Mode 1 0 0 0.33 0 0.33 Mode 2 0 0 0.33 0 21 Mode 3 1.67 3 0 1.33 1.33 Mode 4 0 0 7 17.33 38 Mode 5 0.33 4.67 0 0.67 0 Mode 6 0 7.67 0 6.33 6

IV.3.1BBAnalisaBpengukuranBSkenarioBNormalBInterface Bonding Router MikrotikB denganBPc Router Linux

Throughput

Throughput skenario normal ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Grafik Pengukuran Throughput Skenario Normal

Hasil pengukuran throughput skenario normal dapat dilihat pada gambar 4.1. Mode balance-rr memiliki rata – rata throughput paling besar,

throughput terbesar k-2 adalah mode broadcast, mode active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode balabce-tlb dan mode balabce- alb memiliki rata – rata throughput hampir. Kondisi perbedaan throughput ibterface bobdibg ini terjadi karena perbedaan cara kerja saat melakukan proses transfer data. Berdasarkan teori mode balabce-rr dan mode

broadcast menggunakan setiap ibterface slave yang terdaftar pada

ibterface bobdibg untuk melakukan proses transfer data sehingga mempunyai throughput yang lebih besar dari pada mode active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode balabce-tlb dan mode balabce- alb yang hanya menggunakan 1 ibterface slave saja yang aktif untuk melakukan transfer data, Ibterface slave lainnya sebagai backup jika

mode 0mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 50 100 150 200 250 300 Throughput (Mbps)

ibterface slave utama gagal.

Gambar 4.2 Proses Transfer Data Mode Balabce-rr

Delay

Delay skenario normal ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.3 dibawah ini.

Gambar 4.3 Grafik Pengukuran Delay Skenario Normal

Waktu delay proses transfer data skenario normal memiliki perbedaan sangat signifikan pada mode balabce-rr dan mode broadcast. Mode

balabce-rr memiliki rata - rata delay paling kecil dipengaruhi oleh

throughput cukup besar sedangkan mode broadcast memiliki throughput

terbesar ke-2 tetapi memiliki rata - rata delay paling besar. Hal ini terjadi sesuai dengan teori, mode balabce-rr melakukan transfer data secara bergantian pada ibterface slave aktif yang terdaftar pada ibterface bobdibg

dan mode broadcast melakukan transfer paket data secara bersamaan pada

ibterface slave yang terdaftar pada ibterface bobdibg akan tetapi data yang

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 20 40 60 80 100 120 140 Delay (s)

ditransfer adalah paket data yang sama[1]. Proses redudansi paket data tersebut membuat trafik jaringan lebih tinggi dari pada trafik jaringan 6 mode ibterface bobdibg lainnya karena router akan memproses paket data lebih banyak, hal ini akan mengurangi efisiensi jaringan sehingga mempengaruhi besarnya throughput dan meningkatkan waktu delay. Mode

active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode balabce-tlb dan mode balabce-alb memiliki rata – rata delay hampir sama karena hanya menggunakan 1 ibterface slave aktif pada ibterface bobdibg.

Packet Loss

Packet loss skenario normal ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.4 dibawah ini.

Gambar 4.4 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario Normal

Hasil pengukuran persebtase packet loss skenario normal dapat dilihat pada gambar 4.4. Perbandingan besar persebtase packet loss antara mode

active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode balabce-tlb dan mode balabce-alb memiliki rata – rata persebtase packet loss 0%

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 Packet Loss (%)

dibandingkan dengan mode balabce-rr dan mode broadcast yang memiliki rata – rata persebtase packet loss lebih besar. Walaupun mode balabce-rr

dan mode broadcast memiliki throughput besar akan tetapi memiliki

persebtase packet loss yang lebih besar. Hal ini terjadi karena terjadi

cobgestiob pada router 1 yang disebabkan oleh antrian yang melebihi dari kapasitas buffer. Pengukuran persebtasepacket loss pada skenario normal hanya sebesar 0.33% pada mode balabce-rr dan 1.33% pada mode

broadcast tidak terlalu mempengaruhi unjuk kerja jaringan.

IV.3.2BBBBAnalisaBpengukuranBSkenarioB1BInterface Bonding Router MikrotikB BBdenganBPc Router Linux

Throughput

Throughput skenario 1 ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.5 dibawah ini.

Gambar 4.5 Grafik Pengukuran Throughput Skenario 1

Hasil pengukuran throughput skenario 1 memiliki perbedaan yang sangat signifikan dari throughput skenario normal. Mode balabce-rr dan mode

broadcast saat pengujian failover terjadi kegagalan 1 ibterface slave yang terdaftar pada ibterface bobdibg sehingga memperkecil besarnya

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 50 100 150 200 250 300 Throughput (Mbps) normal failover recovery

throughput karena hanya 2 ibterface slave yang digunakan untuk proses transfer data dan saat pengujian recovery pada router 1 terjadi cobgestiob

saat ibterface slave dowb kembali aktif karena buffer antrian pada router penuh menyebabkan trafik jaringan tinggi sehingga mengurangi efisiensi jaringan membuat besarnya throughput tidak maksimal. Mode active- backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode balabce-tlb dan mode

balabce-alb tidak terjadi perubahan throughput yang signifikan karena hanya memindahkan proses transfer data pada 1 ibterface slave backup

kepada ibterface slave utama sehingga cobgestiob yang terjadi tidak besar dan saat recovery besarnya throughput tetap stabil karena trafik jaringan tidak tinggi.

Delay

Delay skenario 1 dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.6 dibawah ini.

Gambar 4.6 Grafik Pengukuran Delay skenario 1

Hasil pengukuran delay skenario 1 dapat dilihat pada gambar 4.6. Waktu

delay mengalami peningkatan cukup signifikan dari pengukuran skenario normal pada mode balabce-rr pada pengujian failover dan recovery, hal ini terjadi karena besarnya throughput lebih kecil dari pada pengukuran

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 20 40 60 80 100 120 140 Delay (s) normal failover recoveri

skenario normal. Mode broadcast memiliki delay yang lebih kecil pada pengujian failover dan recovery karena paket data yang sama dikirim secara bersamaan lebih kecil jumlahnya sehingga cobgestion yang terjadi pada router 1 lebih kecil dari pada delay mode broadcast skenario normal. Mode active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode balabce- tlb dan mode balabce-alb perubahan delay tidak signifikan karena hanya menggunakan 1 ibterface slave untuk proses transfer data sehingga

cobgestiob pada jaringan tidak besar.

Packet loss

Packet loss skenario 1 ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.7 dibawah ini.

Gambar 4.7 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 1

Hasil pengukuran persebtase packet loss dapat dilihat pada gambar 4.7.

persebtase packet loss cukup besar terjadi pada mode balabce-rr pada pengujian failover dan recovery terjadi karena paket data yang data lebih cepat dari kemampuan router untuk melakukan proses ibput data sehingga

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 Packet Loss (%) normal failover recoveri

cobgestiob menjadi besar dan proses transmisi ulang dari paket data yang hilang membuat jaringan menjadi sibuk, dari hasil pengukuran pengujian

failover dan recovery rata - rata persebtase packet loss mencapai 7.67% dan 8% cukup mempengaruhi unjuk kerja jaringan. Mode active-backup, mode balabce-xor, mode broadcast, mode 802.3ad, mode balabce-tlb dan mode balabce-alb terjadi packet loss karena cobgestiob yang disebabkan

buffer antrian router melebihi kapasitas, dari hasil pengukuran persebtase packet loss tidak mencapai 3% sehingga tidak terlalu mempengaruhi unjuk kerja jaringan.

IV.3.3BBAnalisaBpengukuranBSkenarioB2BInterface Bonding Router MikrotikB denganBPc Router Linux

Throughput

Throughput skenario 2 ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.8 dibawah ini.

Gambar 4.8 Grafik Pengukuran Throughput Skenario 2

Hasil pengukuran throughput skenario 2 dapat dilihat pada gambar 4.8. Rata – rata throughput 7 mode ibterface bobdibg hampir sama karena hanya 1 ibterface slave yang digunakan untuk melakukan proses transfer

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 50 100 150 200 250 300 Throughput (Mbps) normal failover recovery

data pada pengujian failover, mode balabce-rr memiliki rata – rata

throughput lebih kecil 89.47 Mbps pada saat pengukuran failover karena

cobgestiob saat terjadi dowb pada ibterface slave 1 dan 2 yang disebabkan adanya packet loss, paket data yang datang lebih cepat dari pada kemampuan router untuk memproses data, proses pengiriman ulang paket data yang hilang sehingga mengurangi efisiensi jaringan dan besarnya

babdwith menjadi lebih kecil sehingga berpengaruh pada delay. Mode

active-backup, mode balabce-xor, mode broadcast, mode 802.3ad, mode

balabce-tlb dan mode balabce-alb memiliki rata – rata throughput tidak signifikan perbedaannya untuk pengujian failover karena router mampu menangani kegagalan jaringan. Pada pengujian recovery besarnya

throughput mode balabce-rr dan mode broadcast mengalami peningkatan karena ibterface slave 1 dan 2 aktif, tetapi besarnya throughput tidak mengalami peningkatan signifikan seperti besarnya throughput skenario normal karena membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian proses transfer data dari 1 ibterface slave menjadi 3 ibterface slave, hal tersebut akan mengurangi efisiensi jaringan sehingga mempengaruhi besarnya

throughput karena trafik menjadi sangat sibuk membuat banyak paket data yang hilang dan adanya proses pengiriman ulang paket data yang hilang. Mode active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode balabce-tlb

dan mode balabce-alb tidak mengalami perubahan signifikan karena hanya memindahkan proses transfer data dari ibterface slave aktif pada ibterface slavebackup tetapi berpengaruh pada delay dan persebtase packet loss.

Delay

Delay skenario 2 ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux

Gambar 4.9 Grafik Pengukuran Delay Skenario 2

Hasil pengukuran delay skenario 2 dapat dilihat pada gambar 4.9. Pengujian failover pada mode broadcast mengalami penurunan waktu

delay karena cobgestiob pada jaringan lebih kecil saat ibterface slave 1 dan 2 mengalami dowb menyebabkan pengiriman paket data yang sama secara bersamaan tidak terjadi. Mode balabce-rr, mode active-backup, mode

balabce-xor, mode balabce-tlb dan mode balabce-alb mengalami peningkatan delay karena proses penyesuaian perpindahan transfer data dari ibterface slave aktif ke ibterface slave backup dan mekanisme penanganan kesalahan jaringan menggunakan ARP begotiatiob sehingga terjadi banjir paket ARP membuat router overload sehingga mengurangi efisiensi jaringan membuat delay meningkat. Pada pengujian recovery

mode balabce-rr mengalami penurunan delay karena besarnya throughput

meningkat, mode broadcast mengalami peningkatan delay karena saat 3

ibterface slave aktif maka cobgestiob menjadi lebih besar sehingga mengakibatkan banyak paket data yang hilang dan harus melakukan proses transfer ulang paket data yang hilang, hal ini dapat meningkatkan waktu

delay. Mode active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode

balabce-tlb dan mode balabce-alb tidak mengalami perubahan yang

mode 0mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 20 40 60 80 100 120 140 Delay (s) normal failover recovery

signifikan terhadap delay karena cobgestiob hanya terjadi beberapa saat saja.

Packet Loss

Packet loss skenario 2 ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.10 dibawah ini.

Gambar 4.10 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario 2

Pengukuran persebtase packet loss skenario 2 dapat dilihat pada gambar 4.10. Pada pengujian failover setiap mode ibterface bobdibg mengalami

cobgestiob yang disebabkan penuhnya buffer antrian pada router. Hasil pengukuran persebtase packet loss pada pengujian failover pada 7 mode

ibterface bobdibg rata – rata persebtase packet loss tidak mencapai 3% sehingga tidak mempengaruhi unjuk kerja jaringan. Pada pengujian

recovery mode balabce-rr, mode broadcast dan mode 802.3ad berdasarkan kategori standar persebtase packet loss kualitas jaringan

accepable, hal ini disebabkan oleh cobgestiob yang cukup lama sehingga

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 Packet Loss (%) normal failover recoveri

buffer antrian pada router menjadi penuh sehingga paket data yang baru datang akan di-drop, kemudian akan dilakukan proses transmisi ulang paket data yang drop hal ini akan mengurangi efisiensi jaringan walaupun jumlah babdwith tersedia cukup. Pengujian recovery mode balabce-tlb dan mode balabce-alb tidak terjadi cobgestion karena pada saat recovery ibterface slave dowb menjadi aktif proses tranfer data tidak berpindah pada ibterface slave yang baru aktif.

IV.3.4BBAnalisaBpengukuranBSkenarioBNormalBInterface Bonding Pc RouterB

LinuxBdengan Pc Router Linux BB

Throughput

Throughput skenario normal ibterface bobdibg router mikrotik dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.11 dibawah ini.

Gambar 4.11 Grafik Throughput Skenario Normal

Hasil pengukuran throughput pengujian skenario normal ibterface bobdibgpc router libux dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar 4.11. Mode balabce-rr memiliki throughput paling besar dan throughput

besar ke-2 adalah mode broadcast karena menggunakan 3 ibterface slave

untuk melakukan transfer data akan tetapi besarnya throughput tidak

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 50 100 150 200 250 300 Throughput (Mbps)

maksimal karena trafik jaringan yang tinggi sehingga mengurangi efisiensi jaringan ibterface bobdibg disebabkan paket data yang datang lebih cepat dari pada pc router libux memproses paket data yang datang lebih lama. Berdasarkan gambar 4.11 mode active-backup, mode balabce- rr, mode 802.3ad, mode balabce-tlb dan mode balabce-alb memiliki rata – rata throughput hampir sama karena hanya menggunakan 1 ibterface slave untuk melakukan proses transfer data.

Delay

Delay skenario normal ibterface bobdibg pc roouter dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.12 dibawah ini.

Gambar 4.12 Grafik Pengukuran Delay Skenario Normal

Hasil pengukuran delay skenario normal dapat dilihat pada gambar 4.12. Mode balabce-rr memiliki rata - rata delay paling kecil karena memiliki

throughput yang lebih besar dari pada throughput pengujian 6 mode

ibterface bobdibg lainnya. Mode broadcast memiliki rata - rata delay

paling besar dari pada 6 pengujian mode ibterface bobdibg lainnya karena terjadi cobgestiob yang disebabkan oleh trafik yang tinggi saat transfer data. Berdasarkan teori cara kerja mode broadcast adalah mentransfer

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 20 40 60 80 100 120 140 Delay (s)

paket data yang sama secara bersamaan ke bode tujuan[1], sehingga jaringan menjadi lebih sibuk karena router akan memproses paket data yang datang lebih banyak dari pada 6 mode ibterface bobdibg lainnya, hal ini membuat delay lebih lama. Mode active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode balabce-tlb dan mode balabce-alb memiliki rata – rata delay hampir sama karena menggunakan hanya 1 ibterface slave

untuk transfer data.

Packet Loss

Packet loss skenario normal ibterface bobdibg pc router libux dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.13 dibawah ini.

Gambar 4.13 Grafik Pengukuran Packet Loss Skenario Normal

Hasil pengukuran persebtase packet loss skenario normal dapat dilihat pada gambar 4.13. Mode balabce-rr memiliki rata - rata persebtase packet loss 2.67%, hal ini terjadi karena paket yang datang lebih cepat dari pada kemampuan pc router libux untuk memproses data sehingga

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 Packet Loss (%)

terjadi cobgestiob yang disebabkan penuhnya buffer pada antrian pc router libux sehingga paket data yang datang terakhir akan di-drop. Mode

broadcast memiliki rata – rata persebtase packet loss terbesar ke-2 karena trafik yang tinggi pada saat terjadi proses transfer paket data yang sama, sehingga buffer antrian pada pc router libux menjadi lebih cepat penuh dan paket data yang terakhir datang akan di-drop. Mode active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode balabce-tlb dan mode balabce- alb memiliki rata – rata persebtase packet loss hampir sama 0% karena tidak ada cobgestiob saat transfer data. Dari hasil pengukuran persebtase packet loss mode balabce-rr paling tinggi hanya 2.67% tidak mempengaruhi unjuk kerja jaringan ibterface bobdibg.

IV.3.5BBAnalisaBpengukuranBSkenarioB1BInterface Bonding Pc Router Linux

denganBPc Router Linux

Throughput

Throughput skenario 1 ibterface bobdibg pc router libux dengan pc router libux dapat dilihat pada gambar grafik pada gambar 4.14 dibawah ini.

Gambar 4.14 Grafik Pengukuran Throughput Skenario 1

mode 0 mode 1 mode 2 mode 3 mode 4 mode 5 mode 6 0 50 100 150 200 250 300 Throughput (Mbps) normal failover recovery

Hasil pengukuran throughput skenario 1 dapat dilihat pada gambar 4.14. mode balabce-rr mengalami penurunan besar throughput saat pengujian

failover dan pengujian recovery besarnya throughput tidak maksimal, hal ini disebabkan terjadi cobgestiob karena pc router libux membutuhkan waktu 5+- secob untuk melakukan transfer data pada 2 ibterface slave

yang aktif sehingga trafik menjadi sibuk membuat efisiensi jaringan menjadi turun walaupun mempunyai babdwith yang tersedia cukup. Mode

broadcast saat pengujian failover dan recovery throughput terjadi penurunan unjuk kerja jaringan karena cobgestiob saat terjadi 1 ibterface slave dowb karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan penyesuaian transfer data pada 2 ibterface slave yang aktif dan pengiriman paket data yang sama secara bersamaan tetap terjadi sehingga traffik menjadi lebih sibuk membuat penggunaan babdwith tidak maksimal. Mode active-backup, mode balabce-xor, mode 802.3ad, mode

balabce-tlb dan mode balabce-alb memiliki rata – rata hampir sama dan

cobgestiob terjadi karena membutuhkan waktu lama untuk melakukan proses tranfer data dari ibterface slave aktif yang mengalami dowb pada

ibterface slavebackup.

Delay

Delay skenario 1 ibterface bobdibg pc router libux dengan pc router libux

Gambar 4.15 Grafik Pengukuran Delay Skenario 1

Hasil pengukuran delay skenario 1 dapat dilihat pada gambar 4.15. Mode

Dokumen terkait