• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

II. 4BKabel LAN (Local Area Network)

Ada beberapa tipe kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi dan menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan komputer. Kabel - kabel ini sebelumnya harus diuji kelayakan sebelum dipasarkan dan digunakan.

Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasi yang berbeda. Oleh karena itu dibuatkan pengenalan tipe kabel. Salah satu jenis kabel yang banyak digunakan untuk jaringan LAN adalah twisted pair (UTP dan STP).

b) Twisted Pair Cable

selain kabel coaxial, etherbet juga dapat menggunakan jenis kabel lain, yakni

UTP (ubshield twisted pair) dan STP (shielded twisted pair). Kabel UTP dan

STP yang biasa digunakan adalah kabel yang terdiri dari 4 pasang kabel yang terpilih.

untuk mengirim dan menerima data.

Perangkat-perangkat lain yang berkenaan dengan penggunaan jenis kabel ini adalah kobektor RJ-45 dan hub.

Standart EIA/TIA 568 menjelaskan spesifikasi kabel UTP sebagai aturan dalam instalasi jaringan komputer. EIA/TIA menggunakan istilah kategori untuk membedakan beberapa tipe kabel UTP, kategori untuk twisted pair

sebagai berikut yaitu :

Tipe kabel keterangan

UTP category 1 Analog. Biasanya digunakan diperangkat telepon pada jalur

ISDN(Ibtegrated service digital betwork), juga untuk menghubungkan modem dengan libe telepob.

UTP category 2 Bisa mencapai 1 Mbits (sering digunakan pada topologi tokeb ribg).

UTP/STP category 3

16 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi tokeb ribg atau 10BaseT).

UTP/STP category 4

20 Mbits data transfer (sering digunakan pada topologi tokeb ribg).

UTP/STP category 5

Bisa mencapai 100 Mbits data transfer atau 22db (sering digunakan pada topologi start atau tree).

UTP/STP category 5 Ebhabced

1 gigabit etherbet, jarak 100m, terdiri dari 4 pasang kabel tembaga yang tiap pasangannya diplintir (sering digunakan pada topologi tokeb ribg 16 Mbps, etherbet 10 Mbps atau pada Fast Etherbet 100Mbps).

UTP/STP category 6

2.5 gigabit etherbet menjangkau jarak hingga 100m atau 10Gbps up to 25m, 20,2db (gigabit etherbet) up to 155 Mhz atau 250 Mhz.

UTP/STP category 7

Gigabit etherbet atau 20,8 db (gigabit etherbet) up to 200Mhz

atau 700 Mhz.

Ada dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum digunakan pada jaringan lokal, ditambah satu jenis pemasangan khusus untuk cisco router, yakni :

• pemasangan menyilang (cross over cable)

Straight Through Cable

jenis ini biasanya digunakan untuk menghubungkan beberapa unit komputer melalui perantara HUB/Switch yang berfungsi sebagai kobsebtrator maupun

repeater.

Gambar 2.6 Kabel Straight

Penggunaan kabel UTP model straight through pada jaringan lokal biasanya akan membentuk topologi start atau tree dengan HUB/Switch sebagai pusatnya. Jika sebuah HUB/Switch tidak berfungsi, maka seluruh komputer yang terhubung dengan HUB tersebut tidak dapat saling berhubungan.

Penggunaan HUB harus sesuai dengan kecepatan dari etherbet card yang digunakan pada masing-masing komputer. Karena perbedaan kecepatan pada

NIC dan HUB berarti kedua perangkat tersebut tidak dapat saling berkomunikasi secara maksimal.

Cross Over Cable

Berbeda dengan pemasangan kabel Straight Through Cable. Penggunaan kabel cross ini digunakan untuk komunikasi antara komputer, dapat juga dapat digunakan untuk mengcascade HUB jika diperlukan. Sekarang ini ada

cross, tetapi juga dapat menggunakan kabel straight through.

Gambar 2.7 Kabel Cross

Tipe kabel Keterangan

10Base2 10 Mbps basebabd etherbet dari IEEE 802.3, menggunakan kabel thib coaxial 50ohm, jarak maksimal 606.8 feet – 185 meter per-segment. Mampu menghubungkan 5 segmen sehingga panjang keseluruhan mencapai 925m. Sebuah segmen hanya mampu menampung max 30 komputer.

10Base5 10 Mbps basebabd 500m, bekerja di lapisan phisical

mengunakan kabel thick coaxial 50ohm berdiameter 0.5

ibchi (10mm). Jarak maksimal 1640 feet – 500meter per- segment, jika dipasang penghubung (repeater), sebuah jaringan bisa mencapai maksimum 2.5 km.

10BaseF Merujuk ke 10BaseFB, 10BaseFL dan 10BaseFP yang merupakan standar untuk kabel fiber optic. 10BaseF

merupakan standart IEEE 802.3. bentuk jaringan 10BaseF

sama dengan 10BaseT, yakni berbentuk start. Karena menggunakan fiber optic untuk media transmisi, maka panjang jarak antara NIC dan kobsebtrator-nya menjadi lebih pangjang sampai 20x (2000m). demikian pula dengan panjang total jaringannya pada 10BaseF, untuk transmisi

output (TX) dan ibput (RX) menggunakan kabel/media yang berbeda.

10BaseFB Tidak digunakan untuk koneksi antara workstatiob, melainkan untuk jalur backbobe, penambahan segmen dan

10BaseFL Dirancang untuk menggantikan spesifikasi FOIRL, namun tetap mampu beroperasi dilingkungan FOIRL. Jangkuan segmen 10BaseFL dapat ditingkatkan hingga mencapai 3280

feet – 1000m jika digunakan dengan FOIRL. Jarak dapat ditingkatkan hingga 1.24mil(2000m) jika digunakan secara ekslusif.

10BaseFP 10 Mbps fiber passive basebabd etherbet, menggunakan kabel fiber optic. 10BaseFL mengatur penomoran komputer di dan kedalam topologi start tanpa menggunakan repeater.

Jangkuan segmen 10BaseFL dapat ditingkatkan hingga 1640feet – 500 meter.

10BaseT Menggunakan kabel UTP category 3, 4 atau 5. satu pasang kabel digunakan untuk transmisi data, satu pasang lainnya untuk receive data. Jangkuan maksimal 328 feet – 100 meter per-segment. Menggunakan HUB/Switch sebagai pengganti kosentrator dan repeater pada topologi start. Setiap HUB

bisa dihubungkan untuk memperpanjang jaringan sampai 4 unit sehingga maksimal komputer tersambung bisa mencapai 1024 unit.

100BaseT Merupakan standart IEEE 802.3 100 Mbps basebabd Fast Etherbet, menggunakan kabel UTP seperti 10BaseT. 100BaseT mengirimkan libk pulse ke segmen jaringan lain ketika tidak ada traffic. Seri 100Base mempunyai beragam jenis berdasarkan metode akses data, diantaranya adalah

100BaseT, 100BaseTX dan 100BaseFX kecepatan tranmisi

100Base bisa melebihi kecepatan chip pendahulunya (seri

10Base) antara 2-20 kali (20-200 Mbps). Ini dibuat untuk menyaingi jenis LAN berkecepatan tinggi lainnya seperti

FDDI, 100VG-AbyLAN dan lain sebagainya.

100BaseTX 100 Mbps basebabd Fast Etherbet menggunakan kabel

UTP/STP. Satu pasang kabel digunakan untuk transmisi data, satu pasang lainnya untuk receive data. Bergaransi sesuai time signal. Sebuah segmen 100BaseTX jangkuannya melebihi jarak 328 feet -100 meter per-segment.

100BaseFX Menggunakan 2 untai multimode kabel fiber optic per libk. Bergaransi sesuai time signal. Sebuah 100BaseFX

jangkuannya bisa melebihi 1312 feet – 400 meter per- segment.

100BaseX Standart untuk Fast Etherbet kabel fiber optic. Seperti

II.5BRouter

Router merupakan suatu alat ataupun software dalam suatu komputer yang menghubungkan dua buah jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang berbeda. Router menentukan arah paket yang dikirimkan ke suatu alamat tujuan.

Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu jalan keluar utama dari suatu jaringan untuk menuju jaringan di luarnya. Router bekerja pada lapisan betworklayer

dalam OSI. Umumnya router memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada bridge

dan dapat digunakan pada ibterbetwork dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Router

yang saling terhubung dalam ibterbetwork akan ikut serta dalam menentukan jalur optimum yang akan dilalui paket dari satu sistem ke sistem lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, maka setiap LAN dianggap sebagai subbetwork yang berbeda.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak LAN jika memang diinginkan. Keuntungan menggunakan router [7]:

1. Isolasi trafik broadcast. Kemampuan ini memperkecil beban ibterbetwork

pada router, karena trafik jenis ini dapat diisolasikan pada sebuah LAN saja. 2. Fleksibilitas. Router dapat digunakan pada topologi jaringan apapun dan tidak

peka terhadap masalah kelambatan waktu yang dialami jika menggunakan

bridge.

3. Pengaturan prioritas. Router dapat mengimplementasikan mekanisme pengaturan prioritas antar protocol.

4. Pengaturan konfigurasi. Router umumnya lebih gampang dikonfigurasi daripada bridge.

5. Isolasi masalah. Router membentuk penghalang antar LAN dan memungkinkan masalah yang terjadi pada sebuah LAN yang akan diisolasikan.

6. Pemilihan jalur. Router umumnya lebih cerdas daripada bridge dan dapat menentukan jalur optimal antara dua sistem.

Kerugian menggunakan router:

1. Biaya. Router umumnya lebih kompleks daripada bridge dan lebih mahal.

Overhead pemrosesan pada router lebih besar sehingga throughput yang dihasilkannya dapat lebih rendah daripada bridge.

2. Pengalokasian alamat. Dalam ibterbetwork yang menggunakan router, proses memindahkan sebuah mesin antar LAN berarti juga mengubah alamat

betwork pada sistem tersebut.

Gambar 2.8 Penerapan Router Dalam Jaringan LAN [8]

Gambar 2.12 menjelaskan tentang pemakaian router pada jaringan LAN. Router

menjadi pusat di mana LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 saling terhubung. Dengan router

inilah semua informasi dari luar dapat dijalurkan ke LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 atau sebaliknya.

II.6BTopologiBjaringan

Topologi menggambarkan struktur dari suatu jaringan atau bagaimana sebuah jaringan didesain. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak geograpis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data.

Dalam definisi topologi terbagi menjadi dua, yaitu topologi fisik yang menunjukan posisi pemasangan kabel secara fisik dan topologi logik yang menunjukan bagaimana suatu media diakses oleh host.

II.6.1BTopologiBPoint to Point

Jaringan kerja poibt to poibt merupakan jaringan kerja yang paling sederhana tetapi dapat digunakan secara luas. Begitu sederhananya jaringan ini, sehingga seringkali tidak dianggap sebagai suatu jaringan tetapi hanya merupakan komunikasi biasa. Dalam hal ini, kedua simpul mempunyai kedudukan yang setingkat, sehingga simpul manapun dapat memulai dan mengendalikan hubungan dalam jaringan tersebut. Data dikirim dari satu simpul langsung kesimpul lainnya sebagai penerima, misalnya antara terminal dengan CPU .

Gambar 2.9 Topologi Poibt to Poibt

II.6.2BTopologiBStar

Dalam konfigurasi topologi start, beberapa peralatan yang ada akan dihubungkan kedalam satu pusat komputer. Kontrol yang ada akan dipusatkan pada satu titik, seperti misalnya mengatur beban kerja serta pengaturan sumber daya yang ada. Semua link harus berhubungan dengan pusat apabila ingin menyalurkan data kesimpul lainnya yang dituju. Dalam hal ini, bila pusat mengalami gangguan, maka semua terminal juga akan terganggu. Model topologi start ini relatif sangat sederhana, sehingga banyak digunakan oleh pihak perbankkan yang biasanya mempunyai banyak kantor cabang yang tersebar diberbagai lokasi. Dengan adanya konfigurasi bintang ini, maka segala macam kegiatan yang ada dikantor cabang dapatlah dikontrol dan dikoordinasikan dengan baik. Disamping itu, dunia pendidikan juga banyak memanfaatkan jaringan bintang ini guna mengontrol kegiatan anak didik

mereka.

Gambar 2.10 Topologi Start

II.6.3BTopologiBRing

Pada jaringan topologi ribg terdapat beberapa komputer saling dihubungkan satu dengan lainnya dan pada akhirnya akan membentuk bagan seperti halnya sebuah

ribg. Topologi ribg tidak memiliki suatu titik yang bertindak sebagai pusat ataupun pengatur lalu lintas data, semua simpul mempunyai tingkatan yang sama. Data yang dikirim akan berjalan melewati beberapa simpul sehingga sampai pada simpul yang dituju. Dalam menyampaikan data, jaringan bisa bergerak dalam satu ataupun dua arah. Walaupun demikian, data yang ada tetap bergerak satu arah dalam satu saat. Pertama, pesan yang ada akan disampaikan dari titik ke titik lainnya dalam satu arah. Apabila ditemui kegagalan, misalnya terdapat kerusakan pada komputer yang ada, maka data yang ada akan dikirim dengan cara kedua, yaitu pesan kemudian ditransmisikan dalam arah yang berlawanan, dan pada akhirnya bisa berakhir pada tempat yang dituju. Konfigurasi semacam ini relative lebih mahal apabila dibanding dengan konfigurasi topologi start. Hal ini disebabkan, setiap simpul yang ada akan bertindak sebagai komputer yang akan mengatasi setiap aplikasi yang dihadapinya, serta harus mampu membagi sumber daya yang dimilikinya pada jaringan yang ada. Disamping itu, sistem ini lebih sesuai digunakan untuk sistem yang tidak terpusat (decebtralized-system), dimana tidak diperlukan adanya suatu prioritas tertentu.

B

Gambar 2.11 Topologi Ribg

II.6.4BTopologiBBus

Konfigurasi lainnya dikenal dengan istilah bus betwork, yang cocok digunakan untuk daerah yang tidak terlalu luas. Setiap komputer (setiap simpul) akan dihubungkan dengan sebuah kabel komunikasi melalui sebuah NIC. Setiap komputer dapat berkomunikasi langsung dengan komputer ataupun peralatan lainnya yang terdapat didalam betwork, dengan kata lain, semua simpul mempunyai kedudukan yang sama. Dalam hal ini, jaringan tidak tergantung kepada komputer yang ada dipusat, sehingga bila salah satu peralatan atau salah satu simpul mengalami kerusakan, sistem tetap dapat beroperasi. Setiap simpul yang ada memiliki address. Sehingga untuk mengakses data dari salah satu simpul, user cukup menyebutkan

address dari simpul yang dimaksud. Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan workstatiob baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstatiob lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.

BB

Gambar 2.12 Topologi Bus

II.6.5BTopologiBMesh

Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated libks).

Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar perangkat pada jaringan bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak n(n-1)/2. Selain itu karena setiap perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan maka setiap perangkat harus memiliki sebanyak n-1 port ibput/output (I/O ports).

Gambar 2.13 Topologi Mesh

Dokumen terkait