• Tidak ada hasil yang ditemukan

BISNIS MEDIA DAN PEMBUAT KONTEN

Dalam dokumen Laporan Tahunan PT First Media Tbk. 2015 (Halaman 118-136)

Unit usaha FMP ini bergerak dalam bidang produksi film yang memiliki tiga kelompok produksi yaitu kreatif, rumah produksi dan bagian post-production. Disamping itu, PT First Media Production juga memproduksi iklan dan mengembangkan siaran in-house yang dihantarkan oleh jasa layanan siaran televisi berlangganan milik Perseroan: HomeCable dan BiGTV.

Perseroan menyadari meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi yang terkini atau diperbaharui setiap waktu. Hal tersebutlah yang mendorong anak perusahaan PT First Media News (FMN) yang didirikan sebagai penghasil produk berita dan informasi yang disalurkan melalui kanal siaran “BeritaSatu News Channel” dan disebarluaskan lewat jasa siaran televisi berlangganan milik Perseroan. Dengan demikian, Perseroan, melalui anak perusahaan FMN, dapat menyediakan informasi dan berita kepada publik dengan standar jurnalisme yang tinggi, serta menjunjung tinggi nilai integritas, obyektivitas, imparsialitas, dan akurasi berita. Visi editorial yang kuat serta menjunjung nilai obyektif, tajam, komprehensif dan investigatif merupakan nilai yang selalu dipertahankan BeritaSatu News Channel dalam menyajikan berita kepada para pemirsa. merek televisi berlangganan yang menanamkan

cinta akan negeri Indonesia kepada masyarakat. Hal ini menjadi perhatian BiGTV, mengingat tingginya penetrasi konten asing yang beredar di Indonesia yang mengakibatkan penetrasi akan konten lokal menjadi semakin rendah dan masyarakat menjadi lupa terhadap konten-konten dalam negeri yang sebetulnya tidak kalah baik dengan konten asing. Visi untuk memajukan masyarakat Indonesia melalui konten televisi menjadi sasaran utama Perseroan. Melalui konten televisi yang berkualitas, BiGTV dapat memperluas wawasan masyarakat dengan informasi yang baik, menghibur, mendidik, dan mempererat persatuan bangsa.

BISNIS PEMBUATAN KONTEN SIARAN Dalam bisnis megamedia memerlukan konvergensi media dan juga pembuatan konten untuk dapat memperkuat kemampuan berkompetisi. Anak perusahaan PT First Media Production (FMP) dan PT First Media News (FMN) menjadi unit usaha Perseroan dalam melakukan produksi dan pengembangan konten siaran.

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA FIRST MEDIA

BISNIS BIOSKOP

Melalui entitas anak PT Cinemaxx Global Pasifik (Cinemaxx), Perseroan menghadirkan jaringan bioskop berteknologi mutakhir Big Picture, Big Sound yang memberikan pengalaman audio-visual terbaik dalam menonton film (Maxximum Movie Experience). Dengan 2 tipe sinema yaitu Ultra XD dan Cinemaxx Gold, Cinemaxx menghadirkan kenikmatan menonton film layar lebar dengan optimal. Sinema Ultra XD memberikan pengalaman sinematik yang mengagumkan dengan sensasi yang berbeda melalui layar lengkung raksasa selesar 22 meter. Sedangkan Cinemaxx Gold memberikan pengalaman VIP dalam menonton bioskop, dimana penonton dapat menikmati layanan kelas atas dari tempat duduk yang terdiri dari sofa-sofa berlapis kulit mewah dilengkapi dengan twin-motor recliners, sehingga penonton dapat mengatur posisi duduk mereka hanya dengan sentuhan tombol, hingga hidangan makanan ala hotel berbintang yang diantarkan langsung ke bangku penonton. Sejak Desember 2014 hingga akhir 2015, Cinemaxx telah memiliki dan mengoperasikan 14 bioskop dengan total 85 layar yang berada di wilayah: Plaza Semanggi - Jakarta, FX Sudirman – Jakarta, Palembang Icon, Ponorogo City Center, Lippo Plaza Manado, Lippo Mal Kuta, Sun Plaza Medan, Lippo Plaza Medan, Orange County Cikarang, Lippo Plaza Cikarang, Lippo Plaza Jogja, Maxxbox Lippo Village, Mal Matahari WTC Serpong, Metropolis Town Square.

MAJALAH VIEW Merupakan majalah panduan acara televisi dan hiburan premier Indonesia, yang diproduksi FMP untuk mendukung layanan HomeCable dan BiGTV. Majalah ini berisi artikel-artikel yang menghibur dan informatif dengan pembagian 5 segmen artikel, yaitu bayi & anak (0-12 tahun); remaja (13-18 tahun); laki-laki dewasa (> 19 tahun); wanita dewasa (> 19 tahun); dan unisex dewasa (> 19 tahun). Diterbitkan secara bulanan, majalah VIEW dikemas secara eksklusif khusus untuk para pelanggan HomeCable dan BiGTV.

ASPEK PEMASARAN DAN PROMOSI

Untuk mengoptimalkan layanan home multimedia, Perseroan akan terus mempublikasi tagline “Nyamannya layanan First Media” melalui penawaran paket combo yang menggabungkan layanan internet dan tv berlangganan sekaligus. Tidak hanya itu, Perseroan akan mengembangkan layanan pembayaran on-line melalui First Media-Selfcare. Publikasi ini merupakan penetrasi image positioning dari layanan First Media sebagai layanan digital dengan atribut terdepan, mudah, dan murah.

Untuk layanan korporasi, Perseroan layanan DataComm akan senantiasa memperluas jaringan MPLS (Multi Protocol Layer Switching) network di area pusat perkantoran DKI Jakarta (Spider Building). Saat ini sudah ada 98 gedung perkantoran terpasang jaringan DataComm. Penambahan jaringan DataComm dinilai efektif untuk mempercepat layanan instalasi maupun pemeliharaan. Layanan korporasi lain yang akan dikembangkan yakni penjualan slot iklan melalui kanal siaran in-house maupun luar negeri, hal tersebut perlu dikembangkan mengingat bertambahnya jatah slot iklan yang diberikan oleh penyedia konten. Selain itu layanan televisi berlangganan korporasi untuk hotel akan terus dikembangkan khususnya pendistribusian kanal siaran HD melalui jaringan analog.

Layanan TriplePlay yang disediakan LN ditujukan untuk dua sasaran pasar, yaitu pasar konsumen dan pasar bisnis. Untuk pasar konsumen, LN menawarkan produk internet broadband berlabel FastNet dan produk televise berlangganan melalui kabel berlabel HomeCable. Sedangkan untuk pasar bisnis, LN menawarkan layanan data komunikasi berlabel DataComm dan produk solusi korporasi lainnya seperti media sales dan corporate tv untuk hotel.

Untuk layanan BOLT! Perseroan melakukan kegiatan pemasaran di berbagai jalur, yaitu:

Jalur tradisional, yaitu jalur pemasaran melalui distributor untuk pemasaran produk-produk BOLT! di outlet-outlet handphone tradisional baik di sentra handphone dan outlet di pinggir jalan. Jalur modern, yaitu jalur pemasaran di (i) outlet-outlet modern pihak ketiga, (ii) outlet-outlet modern yang dikelola bersama antara pihak BOLT! dan MD: BOLT Store, (iii) e-Commerce (MatahariMall.com).

Jalur pemasaran sendiri, yaitu jalur pemasaran yang dilakukan oleh Perseroan melalui PTI, seperti membuka booth-booth di pusat-pusat perbelanjaan, area residensial (perumahan) dan gedung-gedung perkantoran yang sudah terjangkau jaringan BOLT!, dan pemasaran di pusat layanan pelanggan BOLT! yaitu BOLT! Zone yang juga melakukan penjualan produk-produk BOLT!. Jalur korporasi, yaitu jalur pemasaran yang dilakukan dengan target pelanggan-pelanggan korporasi.

Jalur telesales, yaitu jalur pemasaran yang dilakukan melalui telepon menggunakan agen tele-sales.

Untuk layanan internet yang disediakan DNN, DNN memasarkannya secara langsung ke pelanggan-pelanggan korporasi. Sampai akhir tahun 2015, DNN memiliki pelanggan beragam dari perusahaan farmasi, retail, pusat perbelanjaan sampai ke universitas.

Pada bisnis infrastruktur telekomunikasi yang disiapkan oleh PWU, PWU sudah memasarkan kepada operator selular dan penyedia jasa telekomunikasi, dengan cara melakukan penjualan langsung ke masing-masing operator selular. Guna memenuhi kebutuhan pemasaran layanan media dan konten, Perseroan tidak hanya memberikan program-program siaran yang berkualitas tetapi media pendistribusiannya pun beragam. Program-program BeritaSatu News Channel dapat dinikmati pemirsa melalui jaringan televisi berlangganan seperti FirstMedia HomeCable, BIG TV, Transvision, AORA, K Vision, Telkomvision, Skynindo dan Innovate, dan juga dapat dinikmati melalui jaringan analog free to air dari beberapa saluran televisi lokal di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Papua. Sebagai akses tambahan bagi para pemirsa, program-program BeritaSatu News Channel juga dapat disaksikan secara streaming melalui media online (www.beritasatu.com) dan juga smartphone serta tablet dengan mengunduh aplikasi First Media Go. Dengan kualitas program yang tinggi dan terjaga serta cakupan siarannya yang luas melalui berbagai media, Perseroan telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari beragam pelaku industri untuk memasarkan produk-produknya ataupun instansi-instansi pemerintahan untuk mensosialisasikan program kegiatannya melalui kanal-kanal in-house Perseroan.

TINJAUAN KEUANGAN

Secara umum, kinerja unit-unit usaha Perseroan selama tahun 2015 secara konsolidasi kinerja Perseroan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Penurunan ini terutama disebabkan karena Perseroan sudah tidak lagi mengkonsolidasi LN sejak tanggal 1 November 2014, setelah Perseroan melakukan divestasi sebagian sahamnya di LN sehingga kepemilikan saham Perseroan menjadi sebesar 33,82%.

Perseroan mewujudkan tujuannya sebagai perusahaan yang terdepan dalam bisnis TMT di Indonesia melalui anak-anak perusahaan yang lain yang mempunyai prospek masa depan yang cerah dan penuh harapan. Walaupun pendapatan menurun sebesar -47,51% dari Rp 2.024.973 juta menjadi Rp 1.062.980 juta akan tetapi aset Perseroan berkembang 5,9% dibanding tahun 2014. Salah satu anak perusahaan tersebut dan yang paling besar adalah PTI, yang baru diakuisisi di akhir tahun 2014. PTI bergerak dalam bidang telekomunikasi dan mengoperasikan layanan jasa akses internet dan jaringan tetap lokal berbasis packet-switched dengan menggunakan teknologi 4G-LTE. Saat ini, PTI merupakan satu-satunya penyedia jasa layanan internet 4G TDD-LTE yang hanya digunakan untuk memberikan layanan data. PTI bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang menawarkan jasa layanan internet dengan jaringan 3G yang harus membagi spectrum antara voice dan data. Sampai dengan akhir 2015, PTI mempunyai 1.3 juta pelanggan. Berikut adalah ringkasan laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014 dengan penekanan

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA FIRST MEDIA

Dengan penduduk mudanya, Indonesia memiliki potensi pasar sekitar 250 juta konsumen. Mengambil langkah-langkah yang tepat, mengingat pengalaman praktek terbaik di sektor TIK secara global, Indonesia memiliki kesempatan yang realistis untuk memperkuat sektor TIK nasional di tahun-tahun mendatang dan memainkan peran yang sama di pasar Asia dan global yang sangat kompetitif.

penting pada tahun tersebut.

Keterangan 2015 2014

Pendapatan 1.062.980 2.024.973

Beban Layanan 1.421.501 591.916

Laba (Rugi) Kotor -358.521 1.433.057

Beban Operasional 674.809 628.062

EBITDA -1.033.330 804.995

Penyusutan dan Amortisasi 748.826 391.657

Keuntungan dari Divestasi Entitas Anak Laba (Rugi) Tahun Berjalan

--1.514.015

7.828.319 7.943.319

Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan -888.747 205.843

Laba (Rugi) yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik Entitasl Induk -625.268 -7.737.476

Kepentingan Non Pengendali -888.747 205.843

IKHTISAR

Secara konsolidasi, pendapatan Perseroan pada tahun 2015 menunjukkan penurunan, dikarenakan Perseroan sudah tidak lagi mengkonsolidasi LN sejak 1 November 2014. Perseroan tetap akan melakukan investasi dan belanja modal dalam rangka peningkatan kualitas, ekspansi jaringan dan peralatan terkait dengan pengembangan produk dan jasa. Manajemen senantiasa menerapkan kebijakan keuangan secara hati-hati dan disiplin di seluruh kegiatan Perseroan.

PENDAPATAN OPERASIONAL Pendapatan Perseroan pada tahun 2015 yang mencapai Rp 1.062.980 juta, mengalami penurunan sebesar Rp 961.993 juta atau 47,5% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 2.024.973 juta. Penurunan ini dikarenakan Perseroan sudah tidak mengkonsolidasi LN. Pendapatan atas layanan internet menyumbang 58,09%, dan bioskop menyumbang 16,65% dari total pendapatan. Selebihnya sejumlah 25,27% dari total pendapatan diperoleh melalui perangkat komunikasi dan pendapatan lainnya.

Berikut adalah tabel menunjukkan komposisi pendapatan Perseroan: Produk (dalam jutaan Rupiah) 2015 2014 Jumlah % Jumlah % Jasa Langganan untuk Internet dan Layanan Komunikasi Data 617.453 58,09 1.198.642 59,2 Bioskop 176.941 16,65 22,172 1,1 Perangkat Komunikasi 170,957 16,08 - -Jasa Langganan untuk Televisi Kabel -- 649,743 32,1 Pemasangan Media Iklan - - 77,944 3,8 Lain-lain 142,262 13,38 76,472 3,8 Potongan Penjualan -44,633 -4,2 Jumlah 1.062.980 100 2.024.973 100

BEBAN LAYANAN

Beban layanan Perseroan berupa biaya dan pengeluaran yang dibayarkan untuk hal-hal sebagai berikut:

• Beban layanan internet yang mencakup biaya bandwidth internet, biaya sewa perangkat internet, dan biaya akses internet lain-lain. • Beban layanan komunikasi data, mencakup

biaya instalasi dan biaya perangkat. • Beban layanan bioskop. • Beban perangkat komunikasi. • Biaya atas jasa-jasa lain.

Beban layanan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 1.421.501 juta, yang mengalami peningkatan sebesar Rp 829.585 juta atau 140,2% dibandingkan dengan beban layanan pada tahun 2014 yang mencapai Rp 591.916 juta. Hal ini disebabkan adanya penambahan beban sewa menara BTS, beban perolehan pelanggan dan perangkat komunikasi pada tahun 2015. Secara umum rasio total biaya layanan yang dibebankan terhadap pendapatan mengalami peningkatan menjadi sebesar 133,7% pada tahun 2015 dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 29,2%. LABA KOTOR

Perseroan membukukan margin laba kotor sebesar -33,7% pada tahun 2015, yang lebih menurun dibandingkan margin laba kotor di tahun 2014 yaitu sebesar 70,8%, hal tersebut disebabkan karena adanya peningkatan beban layanan. BEBAN OPERASIONAL

Beban operasional terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Beban operasional meningkat sebesar Rp 46.747 juta dari Rp 628.062 juta pada tahun 2014, menjadi Rp 674.809 juta pada tahun 2015. Peningkatan beban operasional terutama terkait dengan beban gaji dan kesejahteraan karyawan.

POSISI KEWAJIBAN

Total kewajiban per tanggal 31 Desember 2015 sejumlah Rp 5.247.517 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp 1.660.957 juta atau naik 46,3% dibandingkan dengan total kewajiban sebesar Rp 3.586.560 juta per tanggal 31 Desember 2014. Total kewajiban lancar mengalami peningkatan sebesar Rp 1.652.851 juta dari Rp 1.468.904 juta per tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp 3.121.755 juta per tanggal 31 Desember 2015. Peningkatan kewajiban lancar ini disebabkan peningkatan pinjaman bank dan sewa guna usaha pada tahun 2015. Kewajiban tidak lancar Perseroan meningkat sebesar Rp 8.106 juta dari Rp 2.117.656 juta per tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp 2.125.762 juta per tanggal 31 Desember 2015. Peningkatan tersebut terutama disebabkan karena adanya penambahan pinjaman dan hutang sewa pembiayaan pada tahun 2015. PERTUMBUHAN EKUITAS

Total ekuitas per tanggal 31 Desember 2015 sejumlah Rp 7.714.707 juta, mengalami penurunan sebesar Rp 542.820 juta atau -6,6% dibandingkan dengan total ekuitas per tanggal 31 Desember 2014, yaitu sebesar Rp 8.257.527 juta. Penurunan tersebut disebabkan oleh nilai laba komprehensif yang diperoleh Perseroan pada tahun 2014. LIKUIDITAS DAN SUMBER PENDANAAN Arus kas bersih Perseroan yang digunakan untuk aktivitas operasional tahun 2015 adalah sebesar Rp 918.297 juta, mengalami penurunan sebesar Rp 958,233 juta dibandingkan tahun 2014 dimana arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasional adalah sebesar Rp 39.936 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp 1.379.733 juta dioffset dengan peningkatan pembayaran kas kepada pemasuk Rp 69.658 juta dan penurunan pembayaran untuk beban usaha dan lainnya Rp 332.281 juta.

LABA TAHUN BERJALAN

Laba tahun berjalan pada tahun 2015 sebesar Rp -1.514.015 juta, yang mengalami penurunan sebesar 119,1% dibandingkan dengan Laba Tahun Berjalan pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp 7.943.319 juta. Penurunan Laba Tahun Berjalan pada tahun 2015 disebabkan pada tahun 2014 terdapat keuntungan dari penjualan sebagian kepemilikan saham entitas anak dan keuntungan pencatatan investasi pada entitas asosiasi dengan nilai wajar. LABA KOMPREHENSIF

Laba komprehensif pada tahun 2015 adalah sebesar Rp -1.514.015 juta, yang mengalami penurunan sekitar Rp 9.,457,.334 juta dibandingkan dengan laba komprehensif pada tahun 2014 yaitu sejumlah Rp 7.943.319 juta.

LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2015 adalah sebesar Rp -625.268 juta, sedangkan kepada kepentingan non pengendali adalah sebesar Rp -888.747 juta. Laba yang diatribusikan kepada kepentingan non pengendali turun sebesar Rp 1.094.590 juta atau -531,8% dibandingkan tahun 2014. PERTUMBUHAN ASET

Total aset per tanggal 31 Desember 2015 sejumlah Rp 13.711.687 juta, yang mengalami peningkatan sebesar Rp 759.741 juta atau sebesar 5,9% dibandingkan dengan total aset per tanggal 31 Desember 2014, yaitu sebesar Rp 12.951.946 juta. Aset lancar Perseroan turun sebesar Rp 272.988 juta dari Rp 1.479.197 juta per tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp 1.206.209 juta per tanggal 31 Desember 2015. Aset tidak lancar Perseroan meningkat sebesar Rp 1.032.729 juta dari Rp 11.472.749 juta per tanggal 31 Desember 2014 menjadi Rp 12.505.478 juta per tanggal 31 Desember 2015.

modal kerja Perseroan. Sehingga, Perseroan harus mengkonversikan Rupiah ke mata uang asing, terutama Dolar Amerika, untuk memenuhi kebutuhan liabilitas dalam mata uang asing pada saat jatuh tempo. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang dolar Amerika dapat memberikan dampak pada kondisi keuangan Perseroan. Perseroan mengelola risiko mata uang dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila diperlukan untuk mengurangi risiko mata uang asing.

RISIKO SUKU BUNGA

Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. Perseroan memiliki risiko suku bunga terutama karena melakukan pinjaman menggunakan suku bunga mengambang. Perseroan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perseroan. RISIKO LIKUIDITAS

Risiko Likuiditas adalah risiko di mana Perseroan akan mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan. Perseroan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang mencukupi untuk memungkinkan Perseroan dalam memenuhi komitmen Perseroan untuk operasi normal Perseroan. Selain itu Perseroan juga melakukan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. Kas Bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi

mencapai Rp 394.449 juta pada tahun 2015, mengalami penurunan sebesar Rp 565.881 juta atau 330% dari kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp 171.432 juta pada tahun 2014. Pada tahun 2015, arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 1.084.418 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp 1.185.969 juta atau 1167% dibandingkan tahun 2014. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Risiko keuangan utama yang dihadapi Perseroan adalah risiko kredit, risiko mata uang, risiko suku bunga, risiko likuiditas. Melalui pendekatan manajemen risiko, Perseroan mencoba untuk meminimalkan potensi dampak negatif dari risiko-risiko di atas.

RISIKO KREDIT

Risiko kredit adalah risiko salah satu pihak atas instrumen keuangan yang gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Instrumen keuangan Perseroan yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas di bank, piutang usaha dan piutang lain. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut. Untuk risiko kredit yang berhubungan dengan bank, hanya bank-bank dengan predikat baik yang dipilih. Selain itu, kebijakan Perseroan adalah untuk tidak membatasi eksposur hanya kepada satu institusi tertentu, sehingga Perseroan memiliki kas dan setara kas di berbagai bank. RISIKO MATA UANG

Risiko mata uang adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing.Perseroan melakukan transaksi-transaksi dengan menggunakan mata uang asing, di antaranya adalah pembiayaan

PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA a. Pada bulan Januari 2016, Perusahaan memperoleh

fasilitas pinjaman sebesar Rp 32.000 juta dari PT Ciptadana Capital dengan jangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan dengan suku bunga 17% per tahun. b. Pada bulan Januari 2016, fasilitas pembiayaan anjak

piutang milik Perusahaan sebesar Rp 50.000 juta dari PT Ciptadana Multifinance telah diperpanjang untuk 6 (enam) bulan kedepan dengan suku bunga yang masih sama.

c. ada bulan Maret 2016, Perusahaan memperoleh fasilitas Uncommitted Revolving Loan sebesar Rp 100.000 juta dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited dengan suku bunga floating sebesar 12,55% per tahun. Jaminan atas fasilitas tersebut adalah saham PT Multipolar Technology Tbk maksimal sebanyak 91.750.000 lembar yang dimiliki oleh Perusahaan. Tenor fasilitas adalah 12 (dua belas) bulan.

TINJAUAN FUNGSIONAL

SSecara ilmiah, strategi manajemen sumber daya manusia adalah rumusan mendasar mengenai pendayagunaan sumber daya manusia sebagai usaha mempertahankan dan meningkatkan memampuan terbaik sebuah perusahaan atau industri untuk menjadi pesaing yang mampu memenangkan dan menguasai pasar, melalui tenaga kerja yang dimilikinya.

 

Perseroan dan anak perusahaan Perseroan sangat mementingkan bagaimana meningkatkan kualitas karyawannya agar dapat memberikan kontribusi dengan dedikasi tinggi serta kompetensi dalam bidangnya. Perseroan meyakini dengan mengatur sumber daya manusia dengan baik maka kinerja Perseroan dalam operasional usaha akan semakin meningkat dan menjadi competitive advantage yang tidak dimiliki oleh pesaing. Keyakinan itulah yang mendorong Perseroan untuk selalu mengembangkan karyawan yang dimilikinya agar menjadi faktor pembeda dalam memenangkan persaingan. Divisi SDM dengan Sistem Informasi SDM (HRIS) untuk korporasi, telah meningkatkan fungsinya menjadi mitra strategis Perseroan yang dapat menyelaraskan kebutuhan korporasi dan unit usaha sehingga mempermudah serta mempercepat akses informasi tentang layanan SDM secara akurat dan terkini.  PROSPEK KE DEPAN

Dengan penduduk mudanya, Indonesia memiliki potensi pasar sekitar 250 juta konsumen. Mengambil langkah-langkah yang tepat, mengingat pengalaman praktek terbaik di sektor TIK secara global, Indonesia memiliki kesempatan yang realistis untuk memperkuat sektor TIK nasional di tahun-tahun mendatang dan memainkan peran yang sama di pasar Asia dan global yang sangat kompetitif. Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha Perseoran dan entitas anak memiliki prospek yang cerah, hal ini dikarenakan berbagai faktor yang sangat menunjang bagi perkembangan kegiatan usaha ini, diantaranya adalah:

a. Peningkatan Penetrasi Pengguna Internet Indonesia memiliki sekitar 80 juta pengguna internet dari total populasi sebanyak sekitar 250 juta penduduk atau sebesar 34,9% tingkat penetrasi pengguna internet. Jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, angka penetrasi ini relatif rendah. Malaysia memiliki angka penetrasi sebesar 66%, sedangkan Singapura memiliki angka penetrasi sebesar 81% (sumber: Digital, Social & Mobile in 2015). Apabila Indonesia mampu mencapai tingkat penetrasi antara 66%-81%, maka jumlah pengguna internet di Indonesia dapat mencapai antara 169 juta - 207 juta atau potensial tambahan sebesar 96 juta - 134 juta pengguna internet. b. Pengembangan Teknologi Teknologi yang ada seperti 3G cenderung berkecepatan rendah dan mahal. Kecepatan tertinggi yang saat ini ditawarkan hanya 42 Mbps speed download dengan teknologi HSPA+ dibandingkan dengan 100 MBps speed download yang ditawarkan oleh Perseroan dengan merk BOLT!.

dengan menggunakan pendekatan Management by Objectives (MBO) yang dipopulerkan oleh Peter Drucker. Terdapat siklus yang berkesinambungan dalam system ini yang meliputi Performance

Dalam dokumen Laporan Tahunan PT First Media Tbk. 2015 (Halaman 118-136)