• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah pembelahan dan blastula September 22, 2013 by dianevynsLeave a comment

2.2.1 BLASTULA PADA BERBAGAI JENIS HEWAN 1. Blastula Bintang Laut

Blastula pada bintang laut terbentuk pada stadium 32 sel (relatif).Pada blastul aawal, blastula tampak memiliki silia.Dinding blastula hanya terdiri atas satu lapisan sel. Sel-sel pada bagian apeks di kutub anima memiliki ukuran yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan sel-sel pada kutub vegetatif. Pada bagian kutub vegetatif terdapat sel-sel mikromer yang kelak akan

berkembang menjadi mesenkim primer. Rongga blastula besar dan terdapat pada bagian tengah embrio. Pada stadium blastula lanjut terjadi beberapa perubahan, antara lain lepasnya sel-sel mikromer kedalam blastocoel.

Gambar 1. Stadium blastula padaAsterias sp(Carlson, 1988)

Mekanisme masuknya sel-sel mikromer ke dalam blastocoel adalah sebagai berikut:

a. Bagian apeks sel-sel mikromer memanjang dan lepas dari lapisan hialin, danbagian lateral terpisah dari sel-sel vegetatif di sekitarnya.

b. Sel-sel melintasi lamina basalis masuk ke dalam blastocoel. Di dalam blastocoel, sel-sel tersebut mengalami reorganisasi membentuik sel-sel mesenkim primer.

Gambar 2. Ingresi mesenkim primer pada asterias. (A) dinding blastula sebelum ingresi dimulai, (B) Sel-sel mesenkim primer (P) mulai memanjang ke dalam blastocoel menembus lamina basalis yang tidak sempurna (BL), (C) permukaan apeks sel lepas dari lapisan hialin (H), (D) sel-sel

mesenkim primer memisah dari dinding blastocoel, (E) sel-sel mesenkim yang telah terpisah (Carlson, 1985).

2. Blastula pada Amphioxus

Sejak stadium pertumbuhan 8 sel, suatu rongga terbentuk diantara makromerdan mikromer dan rongga tersebut semakin jelas kelihatan pada stadium 64 sel. Rongga tersebut dinamakan rongga blastocoel.Dengan bertambahnya pertumbuhan, rongga tersebut semakin besar.Struktur yang demikian ini dinamakan blastula, terbentuk 4-6 jam setelah fertilisasi. Pertumbuhan akhir blastula berlangsung setelah embrio mencapai lebih dari 200 sel .

Gambar 3. Blastula pada amphioxus (Huettner, 1957) 3. Blastula Pada Amphibia

Pada amphibia (Xenopus sp), stadium blastula tercapai pada stadium 128 sel. Pada stadium ini mulai terbentuk suatu rongga yang disebut rongga blastula (blastocoel). Blastula pada amphibia memiliki tiga daerah yang berbeda, yaitu:

a. Daerah di sekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap blastocoel. Sel-sel tersebut merupakan bakal lapisan ektoderem. Sel-sel ini berukuran kecildan disebut mikromer, mengandung banyak butir-butir pigmen.

b. Daerah di sekitar kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang berukuran besar(makromer) yang merupakan bakal sel-sel endoderem. Mengandung banyakbutir-butir yolk.

c. Daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi daerah kelabu(gray crescent). Daerah ini secara normal akan membentuk sel-sel mesoderem.

Pada blastula katak, atap blastocoel terdiri atas 2-4 lapisan sel. Alas blastocoel adalah sel-sel yolk.Rongga blastocoel terletak lebih ke kutub anima. Menurut Nieuwkoop, fungsi rongga blastula adalah membatasi interaksi antara bakal ektoderem dan sel-sel endoderem pada cincin marginal yang mengelilingi tepi blastocoel.

Gambar 4. Blastula pada katak (Huettenr, 1957) 4. Blastula Pada Aves

Blastula pada burung adalah blastula berbentuk cakram atau tudung. Setelah lapisan tunggal blastoderem terbentuk, selanjutnya blastoderem mengalami pembelahan secara ekuatorial atau hotisontal, dan menghasilkan 3-4 lapisan sel. Pada stadium ini, blastodisk terdiri atas dua daerah yang berbeda, yaitu:

a. Area pellusida, yaitu daerah yang tampak bening terletak di atas ronggasubgerminal b. Area opaka, yaitu daerah yang tampak gelap, terletak pada bagian tepiblastodisk.

Pada beberapa jenis aves, rongga subgerminal juga merupakan ronggablastula.Pada ayam dan bebek, blastocoel terbentuk setelah terjadi delaminasi blastoderem membentuk lapisan sel bagian bawah yang disebut hipoblas primer, dan lapisan sel bagian atas yang

disebutepiblas.Celah diantara hipoblas dan epiblas disebut blastocoel. Gambar 5.Pembentukan rongga blastula pada ayam (Gilbert, 1985). 5. Blastula Pada Mamalia

Blastula pada mamalia disebut blastokista, memiliki sebuah rongga yang berisicairan yang dikelilingi oleh selapis sel pada bagian tepi yang disebut tropoblast atau tropektoderem. Pada bagian dalam embrio ke arah kutub anima, terdapat sekelompok sel-sel dalam (inner cell mass).Tropoblas merupakan bagian ekstra embrio yang kelak membentuk selaput korion dan turut serta dalam pembentukan plasenta. Sedangkan massa sel-sel dalam akan berkembang menjadi embrio yang sesungguhnya.

Gambar 6. Skema blastula pada embrio mamalia (Huettner, 1949)

Adanya rongga blastula memungkinkan untuk berlangsungnya gerakan-gerakan morfogenik untuk reorganisasi sel-sel embrio pada stadium perkembangan selanjutnya, khususnya pada stadium gastrula. Pada mamalia, fertilisasi berlangsung pada bagian ampulla oviduk.Zigot yang terbentuk bergerak menuju uterus sambil melangsungkan pembelahan.Pada stadium blastula, embrio siap untuk mengalami implantasi. Sambil terimplantasi, blastula akan berkembang, dan sementara itu terjadi plasentasi pada jaringan tropektoderem dan jaringan endometrium induk.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pembelahan atau cleavage atau juga disebut segmentasi terjadi setelah pembuahan, yaitu disaat masuknya sperma kedalam telur.Zigot membelah berulang kali, pembelahan mitosis yang berlangsung secara berulang-ulang ini disebut cleavage

Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ini disebut bidang pembelahan, ada 4 macam bidang pembelahan:

5. Ekuator 6. Latitudinal 7. Meridian 8. Vertical

Blastulasi merupakan salah satu stadium yang mempersiapkan embrio untuk menyusun kembali sejumlah sel pada tahap perkembangan selanjutnya.Distribudi yolk pada setiap jenis telur pada suatu species berpengaruh terhadap bentuk-bentuk blastula.Umumnya blastula memiliki sebuah rongga yang disebut rongga blastula (blastocoel).

3.2 Saran

Penulis mengharapkan para pembaca makalah yang berjudul jaringan Embriogenesis Awal ini,dapat mengerti serta memahami isi dari makalah yang tertulis.pembaca dapat membedakan antara proses grastulasi dan proses neurulasi,serta dapat menerapkan materi ini sebagai bahan pembahasan dalam acara praktikum nanti.

DAFTAR PUSTAKA

PEMBELAHAN (CLEAVAGE) Adnan. 2008 (Biologi FMIPA UNM)

Bandung: Tarsito.

Blastula Adnan. 2008 (Biologi FMIPA UNM) http://email90.wordpress.com/2010/10/19/cleavage/ http://nay–13biologi.blogspot.com/2011/06/makalah-perkembangan-hewan-tentang_4381.html http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=7&language=40&illustrated=1 http://bio1151.nicerweb.com/Locked/media/ch47/47_14FrogOrganogenesis_CL.jpg&imgrefurl. http://catatankuliah-heri.blogspot.com/2010/03/embriogeneis.html http://deximel.wordpress.com/2010/05/11/perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-aves-amphibia-dan-mamalia/ http://shintabits09.wordpress.com/2011/04/02/laporan-perkehe/ http://embriologikatak.blogspot.com/2013/03/segmentasi-dan-morula-pada-katak.html III. PEMBAHASAN A. Fase embriogenesis 1. Proses Morula

Pembelahan zigot (mitosis) menjadi banyak blastomer yang kemudian blastomer-blastomer tersebut berkumpul membentuk seperti buah arbei yang di namakan morula. Morula memiliki dua macam kutub yaitu kutub animal dan kutub vegetal.

a) Amphioxus

Pada binatang amphioxus memiliki telur yang berisi suatu inti atau nukleus, sitoplasma kutub animal berisi beberapa telur yang mengelilingi inti, sehingga sel telurnya di sebut meiolacithal. Jumlah kuning telur yang sedikit pada talur amphioxus tidak dapat manghalangi pembelahan sel secara sempurna. Dua pembelahan pertama secara vertikal dari kutub animal ke kutub vegetal, pembelahan yang ketiga secara horizontal hanya lewat di atas equator yang berbentuk empat micromeres lapisan atas yang lebih kecil dekat dengan polar body, dan empat megameres dengan ukuran yang sedikit lebih besar, yang kemudian pembelahan selanjutnya menjadi tidak teratur dan membentuk sel-sel yang di sebut morula.

b) Amphibi

Seperti yang sudah kita ketahui masuknya sperma katak ke dalam telur katak memprakarsai beberapa kejadian. Ketika meosis telur sudah selesai (sempurna) maka sabit abu-abu muncul bersebrangan dengan titik sperma itu memasuki telur, dan nukleus sperma dan nukleus

telurmelebur. Segera setelah bagian vital dalam proses pembuahan sudah sempurna mka terjadilah pembelahan pertama. Nukleus zigot berbelah melalui mitosis dan muncullah sebuah telur yang memanjang secara membujur melalui kutub telur tersebut, maka segeralah telur membelah menjadi dua paruhan.

Sekitar satu jam dari pembelahan pertama dalam telur katak juga melalui kutub tapi tegak lurus pada yang pertama. Empat sel yang terbentuk kemudian secara serempak membelah lagi dalam bidang horizontal. Bidang ini terletak lebih dekat dengan kutub animal daripada kutub vegetal, sehingga akibatnya sel-sel kutub hewan lebih kecil daripada sel-sel yang berisi kuning telur pada kutub vegetal. Pemeblahan akan terus berlanjut sehingga akan membentuk kumpulan-kumpulan seperti buah arbei.

c) Aves

Pada kelas aves memiliki telur yang paling besar di antara seluruh mahluk hidup lain, sebagi contoh telur ayam yang hanya terdiri atas sejumlah kecil tambahan sitoplasma yang menempel pada permukaan bola besar kuning telur (putih telurnya hanya merupakan protein asesoris non seluler).

Bila pembelahan terjadi pada telur ayam, alur belahan tidak berlanjut menembus massa kuning telurnya. Akibatnya setiap sel yang terbentuk dalam tahapan belahan yang awal terikat pada puncak dan pada sisi-sisinya dengan membran sel, tetapi dasar selnya berhubungan langsung dengan masa kuning telur.

d) Mamalia

Proses terbentuknya morula (morulasi) pada mamalia tidak jauh berbeda dari hewan lain. Namun keberadaan antara sel yang satu dengan yang lainnya adalah rapat.

2. Proses Blastula

Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan, bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan, di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan blastosoel. Adapun proses pembentukan blastula di sebut blastulasi. Blastulasi (proses pembentukan blastula) menunjukan perbedaan pada tingkat takson masing-masing. Sebagai contoh blastulasi pada amphioxus, katak, ayam, dan babi memiliki tahap pembentukan alat yang berbeda-beda dari tiap daerah bakalnya sendiri-sendiri. a) Amphioxus

Morula selanjutnya mengalami pembelahan menjadi berbentuk cekung, blastosoel yang merupakan rongga pusat memiliki cairan, morula memiliki lapisan sel tunggal dengan micromeres yang akan menghadap sisi atas dan megameres yang akan menghadap sisi bawah. Embrio yang sekarang adalah blastula, memiliki sedikit posterior akhir di bagan bawah. Dalam pembelahan urutan pembagian dari materi sitoplasmik telah emgmbil tempat dan blastula telah memiliki sel-sel jaringan tubuh yang lengkap. Lapisan sel tiang ektodermal terletak pada sisi ventral, sel-sel kuning telur atau lapisan endodermal terletak pada sisi dorsal, selanjutnya adalah sel-sel kecil dari lapisan

mesodermal, terletak pada sisi anterior yang merupakan area dari sel-sel chorda-neural yang akan membentuk notochord dan nerve cord.

b) Amphibi

Hanya sedikit yang dapat diketahui dalam proses blastula untuk amphibi ini. Blastula akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus mengalami pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga pada bagian dalam (membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa disebut dengan blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel.

c) Aves

Pada bangsa aves epiblast, akan menjadi ectoderm, mesoderm, dan notochord. Bakal endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah ke daerah rongga blastocoel. Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior emrio lapisan epiblast. Bakal ectoderm yang berupa sabit terletak di posterior lapisan epiblast. Bakal notochord dan prechord di posterior ectoderm saraf sedang bakal mesoderm di paling posterior lapisan epiblast. Pre-chorda berupa lempeng terletak tepat di bakal yang menjadi poros embrio. d) Mamalia

Untuk tahap perkembanagan pada mamalia ovarium akan mengeluarkan sel telur yang telah matang dan siap dibuahi, karena adanya seperma yang masuk akhirnya terjadi sterilisasi. Sel telur yang telah dibuahi akan berjalan terus yang akhirnya akan melekat pada dinding uterus untuk berkembang terus menerus.

Namun pada saat sel telur akan menuju ke uterus maka dengan otomatis akan terbentuk yang namanya zona pelusida. Zona aaaapelusida ini akana menjaga kesetabilan waktu pembuahan terjadi didalam rahim. Setelah zona pelusida terbentuk maka pembelahan akan terjadi,dimana yang sebelumnya menjadi 2 akan membelah menjadi 4, 8, 16, 32 dan akan terus berlanjut. 3. Proses Gastrula

Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula. Dalam gastrulasi sel masih terus membelah dan memperbanyak diri. Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam gastrulasi juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-masing, yaitu gerakan epiboli dan gerakan emboli.

a) Amphioxus

Gerakan epiboli pada amphioxus berlangsung pada seluruh bakal ectoderm yaitu di sepanjang anteriror-anterior tubuh. Proses epiboli ini berlangsung mengiringi proses membesar dan melonjongnya embrio. Gerakan invaginasi terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal yaitu daerah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan menurut porors embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya invaginasi di sebut juga blastopore yang memiliki tiga bibir, yaitu bibir dorsal, ventral, dan lateral.

Gerakan involusi berlangsung pada bakal notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast ke arah anterior, sehingga notochord akan terletak di dorso-median tepatnya persis di bawah ectoderm. Gerakan ekstensi berlangsung pada seluruh daerah bakal pembentukan alat sehhingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar. Gerakan terakhir adalah konvergensi yang terjadi di daerah bakal mesoderm ke arah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir latera.

b) Amphibi

Gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerakan yang di mulai dengan berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses. Invaginasi ini disertai oleh pre-chorda di daerah dorso-median bibir dorsal yang bergerak ke arah anterior bakal embrio. Gerakan ini di ikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior ke arah bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord yang terletak di bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan berada persis di bawah bakal actoderm saraf dorsal-median.

Bakal mesoderm yang terletak pada ke dua sisi bakal notochord bekonvergensi ke bibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi embrio dan juga ke arah ventral.

c) Aves

Di awali dengan penebalan di daerah bakal median embrio di caudal yang di sebut primitive streak (lempeng awal). Primitive streak pertama kali terbentuk di daerah posterior area pellucida yang tumbuh dari sel epiblast yang bergerak ke arah median di posterior kemudian sel-sel primitive streak memperbanyak diri. Bakal pre-chorda, notochord, dan mesoderm berkonvergensi ke primitive streak kemudian berinvolusi di antara hypoblast dan epiblast.

Dengan bergerak terus ke anterior maka primitive streak mrndekati bakal pre-chorda notochord. Pre-chorda dan notochord akan membentuk primitive pit dengan melakukan invaginasi. Dari sabit notochord, sel-sel pre-chorda yang di iringi sel –sel notochord berkonvergensi semenjak di primitive streak menuju primitive groove kemudian berinvolusi lalu melakukan extensi ke depan sepanjang

garis median di antara endoderm dan ectoderm saraf.

Ketika embrio berumur 18 jam eram pimitive streak telah lengkap terbentuk. Aera pellucida telah terbentuk lengkap. Area pellucida berubah bentuk dari bentuk bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli sampai melingkupi ke daerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi berbentuk pita yang di sebut keping neural.

d) Mamalia

Proses gastrulasi berawal dari pembentukan primitive streak yang berasal dari konvergensi epiblat. Sel-sel epiblat memperbanyak diri dengan cepat sehingga terjadilah penebalan yang kemudian membentuk hensen’s node. Dari anterior hensen’s node sel-sel ectoderm saraf berkonvergensi ke garis median kemudian berepiboli ke arah anterior membentuk keping neural. Di posterior hansen’s node melakukan invaginasi sehingga terbentuklah primitive pit.

Pre-chorda merupakan bahan daerah caput (kepala) embrio yang pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan notochord di sebut trunk organizer yang akan mengatur pertumbuhan daerah bagian badan (truncus). Hypoblast akan menjadi endoderm akan bertemu dengan bagian posterior hensen’s node. Sel-sel bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan bagian berdelaminasi ke anterior yaitu di daerah antara hypoblast dan epiblast di sepanjang kedua sisi notochord.

Mesoderm embryonal akan menumbuhkan mesoderm embrio sedangkan mesoderm extra embryonal akan menumbuhkan dan membina selaput embrio, amnion, kantong yolk, allantois chorion. 4. Neurulasi

Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Sebagai inducer pada proses

neurulasi adalah chorda mesoderm yang terletak di bawah neural ectoderm.

Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural atau neural tube.

a) Amphibia.

Pada amphibi berupa katak saat neurulasi diawali dengan terbentuknya notochord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas arkenteron. Yang kemudian bumbung neuron berawal sebagai lempengan ectoderm dorsal, tepat diatas notochord yang sedang berkembang. Setelah notocord terbentuk,lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung menjadi bumbung neuron (neural tube). Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung atau tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest) yang bertujuan membentuk banyak stuktur, yang nantinya akan membentuk tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit dan adrenal,dan ganglia peripheral system saraf.

Akhirnya embrio dengan tabung neuron (bumbung neuron) yang sudah selesai terbentuk, kemudian membentuk somit atau ruas-ruas yang nantinya akan terisi sel-sel saraf.

b) Aves

Neurulasi pada aves terbentuk pada saat primitif streak atu arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi yolk. Bagian pertengahan dari panjang embrio akan tetap bertaut ke yolk melalui batangnya yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas. Pembentukan bumbung neuron, perkembangan notochord dan somit sama pada amphibian (katak). 5. Organogenesis

Setelah semua tahapan telah mengalami ketiga tahapan tersebut maka tahapan yang terahir adalah pada tahaan organogenesis. Daalm tahapan organogenesis ini berarti embrio telah mengalami yang namanya kesempurnaan dalm pertumbuhanya. Tahapan yang akan dilalui dalm organogenesis ini adalah:

1. Perubahan polaritas, dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-posterior dari tubuh embrio.

berkembang menjadi jaringan yang akan menjadi organ dewasa (histogenesis).

3. Ketiga lapisan germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan yang sudah terbentuk (organogenesis).

Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Jumlah lapisan yang ada adalah pada hewan-hewan sebagai berikut:

a) Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.

b) Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Setelah ketiga tahapan tersebut telah selesai dalam urutanya, maka tahapan selanjutnya akan terjadi yang namanya organogenesis. Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.

Contohnya :

1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.

2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.

3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.

B. Fase Pasca Embrionik.

Fase pasca embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah masa embrio. Dalam fase ini terjadi adanya penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan. Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya peningkatan ukuran bagian-bagian (organ) tubuh dari makhluk hidup itu sendiri. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda satu dengan yang lain. Banyak faktor yang mempengaruhi dalm kecepetan pertumbuhan. Salah satu faktornya adalah kebutuhan nutrisi atau kecukupan nutrisi yang masuk kedalm tubuh, lingkungan atau habitat dari mkhluk hidup itu sendiri sesuai atau tidak, dan masih banyak lagi faktor yang berpengaruh didalm pertumbuhan.

IV. KESIMPULAN

Dalam makalah ini dapt diambil beberapa pembagian perbedaan yang ada, diantaranya sebagai berikut:

Perbedaan embriogenesis pada amphioxus, aves, amphibi, dan mamalia Blastula Gastrula Neurula

Amphioxus Bentuknya bundar Terjadi invaginasi pada daerah vegetatif embrio -

Aves Bentuknya cakram/gepeng Terjadi penebalan di daerah bakal median embrio caudal (primitive streak) Arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi kuning telur

Amphibia Bentuknya bundar Terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator pada daerah kelabu Notocord terbentuk dari mesoderm dorsal di atas arkenteron

Mamalia Bentuknya cakram/gepeng Terbentuknya rongga amnion - V. PENUTUP

Demikian makalah yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita dan semua orang yang membacanya. Tentunya dalam pembuatan makalah in masih banyak kesalahan dan kekurangan yang ada. Maka dari itu saya mengharap adanya kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan

Dokumen terkait