• Tidak ada hasil yang ditemukan

BMKG Ajak Korban Gempa Segera Bangkit

Dalam dokumen EDISI BULAN AGUSTUS 2018 (Halaman 53-58)

BAB 9. BERITA BMKG

9.3 BMKG Ajak Korban Gempa Segera Bangkit

LOMBOK (10 Agustus 2018) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengajak masyarakat NTB segera bangkit dari duka gempa. Ajakan tersebut disampaikan Dwikorita saat mengunjungi sejumlah titik pengungsian di Pringgabaya, Lombok Timur, Jumat (10/8).

"Saya berharap masyarakat Lombok dan korban gempa dapat cepat pulih dan bangkit kembali serta mampu beraktivitas seperti semula. Lombok harus segera bangkit," ungkapnya.

Bencana alam, menurut dia, merupakan ujian dari Tuhan agar kehidupan manusia menjadi lebih baik dan kuat, sehingga harus mampu melewati cobaan tersebut.

"Gempabumi, longsor, tsunami, banjir bandang, gunung meletus dan lain sebagainya adalah salah satu ujian dari Tuhan. Saya yakin jika kita bisa melewati ujian dengan lapang dada, Insya Allah kita akan semakin ditinggikan derajatnya dihadapan Allah," katanya.

Berita BMKG

Diketahui, gempa berkekuatan M = 7.0 mengguncang Lombok, Minggu malam (5/8). Pusat gempa diketahui berada di 18 kilometer barat laut Lombok Timur atau pada lereng utara timur laut Gunung Rinjani, di kedalaman 15 kilometer. Hingga Jumat (10/8/2018), jumlah korban tewas mencapai 321 orang. Gempa juga menyebabkan 270.168 orang mengungsi.

Mengenai gempa susulan, Dwikorita mengatakan bahwa kemungkinan masih akan terjadi hingga beberapa bulan kedepan dengan kecendrungan gempa yang semakin melemah secara fluktuatif.

"Kami tetap mengimbau agar warga tetap tenang namun waspada. BMKG secara terus menerus memantau perkembangan kegempaan ini selama 24 jam dan menginformasikannya kepada masyarakat," imbuhnya.

Hingga siaran pers ini diturunkan pukul 10/08/2018 18.00 WITA, tercatat telah terjadi 474 gempa susulan dengan jumlah yang dirasakan sebanyak 20 gempa. Gempa terakhir dirasakan pada jam 04.33 WITA sebesar M=4.8 dengan kedalaman 10 KM dengan pusat gempa 8.44 Lintang Selatan dan 116.50 Bujur Timur (10 KM Barat Laut Lombok Timur, NTB).

"Dirasakan di Mataram dan Lombok Timur sebesar 1 SIG BMKG ( II MMI). Yang artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang sementara benda-benda ringan yang digantung akan bergoyang," paparnya.

(source:bmkg.go.id)

DAFTAR ISTILAH

Angin didefinisikan sebagai massa udara yang bergerak akibat perbedaan tekanan udara. Angin bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.

Angin Permukaan didefinisikan sebagai angin yang bertiup di atas permukaan bumi diukur pada ketinggian 10 meter dari permukaan, karakteristik dan variabilitas sirkulasi permukaan akibat proses interaksi antara laut dan atmosfer yang dipengaruhi pergerakan posisi matahari.

Angin Monsun adalah angin yang secara periodik mengalami perubahan arah setiap setengah tahun sekali.

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi, diperkirakan tebal atmosfer mencapai sekitar 12.000 km

Borneo Vorteks merupakan pola sirkulasi siklonik yang sering muncul di sebelah barat wilayah Kalimantan dan umumnya terbentuk pada saat musim angin baratan atau monsun asia.

Cuaca adalah keadaan sesaat dari gejala atmosfer yang biasanya dikemukakan dengan besar parameter atmosfer seperti suhu udara, kelembaban udara, hujan, perawanan, jarak pandang, a ngin, dan tekanan udara.

Cuaca Signifikan adalah Cuaca atau perubahan kondisi unsur cuaca dan/atau fenomena cuaca yang dipandang berarti bagi keselamatan penerbangan, misalnya badai guntur aktif, badai salju, badai pasir, gebos kuat, geser angin, banglas sangat rendah kurang dari 300 meter, yang terjadi baik di bandar udara maupun di jalur penerbangan.

Cumulonimbus adalah awan yang terlihat tebal dan padat, menjulang tinggi (ketinggian awan bisa mencapai 12 km) seperti gunung atau menara yang sangat besar. Paling sedikit sebagian dari bagian atas kelihatan halus atau berserabut dan hampir selalu rata . Bagian atas tersebut sering meluas dan berbentuk seperti landasan tempa atau jambul yang besar.

Dipole Mode adalah fenomena interaksi laut – atmosfer di Samudra Hindia yang dihitung berdasarkan selisih antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan disebelah barat Sumatera.

El Nino adalah kondisi terjadinya peningkatan suhu muka laut di ekuator Pasifik Tengah dan Timur dari nilai rata-ratanya. El Nino ditandai dengan adanya anomali suhu muka laut di Equator Pasifik Tengah (Nino 3.4) bernilai positif (lebih panas dari rata-ratanya).

Hotspot didefinisikan sebagai daerah yang memiliki suhu permukaan relatif lebih tinggi dibandingkan daerah disekitarnya berdasarkan ambang batas suhu tertentu yang terpantau oleh satelit penginderaan jauh.

Iklim adalah cuaca rata-rata atau keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah, meliputi kurun waktu beberapa bulan atau beberapa tahun.

Kelembaban Udara adalah keadaan lembab udara berhubungan dengan adanya uap air di dalamnya.

Pola angin konvergen adalah pola angin secara horizontal yang mengumpul dari beberapa garis angin, sehingga menimbulkan perlambatan kecepatan angin. Pada wilayah ini biasa terjadi hujan lebat, petir maupun angin kencang.

La Nina adalah kebalikan dari El Nino, ditandai dengan anomali suhu muka laut negatif (lebih dingin dari rata-ratanya) di Equator Pasifik Tengah (Nino 3.4)

Siklon adalah daerah sebaran tekanan atmosfer yang di pusatnya berupa daerah tekanan rendah. Dalam peta pengamatan permukaan dikenali sebagai sistem isobar tertutup berbentuk hampir lingkaran melingkari daerah tekanan rendah. Di sekitar siklon angin bertiup dengan arah berlawanan jarum jam bila siklon di belahan bumi utara, dan searah jarum jam bila siklon di belahan bumi selatan.

Stasiun Meteorologi adalah unit kerja yang menangani tugas dalam bidang meteorologi.

Suhu Muka Laut adalah suhu yang diukur pada lapisan permukaan laut.

Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh berat kolom udara yang tegak lurus pada bidang di bawahnya.

Troposfer adalah Lapisan terbawah dari atmosfer, Troposfer dipisahkan dari lapisan atasnya (stratosfer) oleh tropopause. Tebal troposfer di Khatulistiwa ±16 km, di daerah antara khatulistiwa dan kutub sekitar ±11 km, dan di kutub kurang dari 8 km. Temperatur udara di troposfer manurun dengan bertambahnya ketinggian pada permukaan bumi, temperatur rata – rata 20ºC, dan pada ketinggian sekitar 5 km temperatur udara mencapai 0ºC. Segala macam fenomena cuaca seperti hujan, awan, angin, badai dan petir terjadinya pada lapisan ini.

Buletin Cuaca Provinsi Kalimantan Barat

Dalam dokumen EDISI BULAN AGUSTUS 2018 (Halaman 53-58)

Dokumen terkait