BAB III PERBANDINGAN ANTARA JAMSOSTEK DENGAN BPJS
4. BPJS Ketenagakerjaan
Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)
dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 ini meliputi :
a) Jaminan Kecelakaan Kerja;
b) Jaminan Kematian;
c) Jaminan ari Tua;
d) Jaminan Pemelihara Kesehatan;
Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana
didasarkan pada Uu No 3 Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem
asuransi sosial bagi pekerja ( yang mempunyai hubungan industrial ) beserta
keluarganya . Program jamsostek merupakan sistem asuransi sosial, karena
penyelenggaraan didasarkan pada system pendanaan penuh ( fully funded system), yang dalam hal ini menjadi beban pemberi kerja dan pekerja. Sistem tersebut secara teori merupakan mekanisme asuransi. Penyelenggaraan
bukan harga mati. Dalam hal ini pemerintah tetap diwajibkan untuk
berkontribusi terhadap penyelenggaraan sistem asuransi sosial, atau paling
tidak pemerintah terikat untuk menutup kerugian bagi badan penyelenggara
apabila mengalami defisit. Di sisi lain, apabila penyelenggara apabila program
Jamsostek dikondisikan harus dan memperoleh keuntungan, pemerintah akan
memperoleh dividen karena bentuk badan hukum Persero.
Dalam Pasal 25 UU No. 3 Tahun 1992 penyelenggaraan program jaminan
sosial dilaksanakan oleh suatu badan penyelenggaraan yang merupakan
Badan Usaha Milik Negara di bentuk dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Kemudian dalam penjelasannya dinyatakan, bahwa Badan Usaha
Milik Negara yang akan menyelenggarakan program dimaksud adalah
perusahaan perseroan. Berdasarkan ketentuan ini, pada awalnya badan
penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja ini dilaksanakan oleh
Perum ASTEK yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34
1997. Namun, mengingat beberapa keunggulan dari badan usaha Perseroan
Terbatas, maka untuk selanjutnya perum ASTEK diubah menjadi PT. (Persero)
ASTEK berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1990 dan
kemudian menjasi PT.(Persero) JAMSOSTEK berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995. Maksud dan tujuan PT (Persero)
JAMSOSTEK pada prinsipnya untuk menyelenggarakan program
sebagaimana dikemukakan dalam ruang lingkup di atas, yaitu jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan
pemeliharaan kesehatan. Dengan tujuan tersebut dana yang terkumpul dari
kepentingan peserta dengan mempertimbangan pertimbangan yang memadai
antara kekayaan dan kewajiban.48
Dalam kehidupan dan kegiatan manusia, pada hakikatnya
mengandung berbagai hal yang menunjukkan sifat hakiki dari kehidupan itu sendiri, sifat hakiki yang dimaksud di sini adalah suatu sifat “tidak kenal” yang
selalu menyertai kehidupan dan kegiatan manusia pada umumnya. Keadaan
yang tidak kekal biasanya mengalami adanya suatu keadaan yang tidak dapat
diramalkan terlebih dahulu secara tepat sehingga dengan demikian
maksudnya tidak akan memberikan rasa pasti terhadap resiko yang mungkin
saja bisa terjadi dimana saja. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi resiko
yang mungkin saja bisa terjadi dimana saja dan oleh siapa saja antara lain
dilakukan dengan cara menghindari, atau melimpahkan kepada pihak-pihak
lain di luar dirinya sendiri, dalam hal ini yang dimaksud dengan melimpahkan
kepada pihak lain diluar dirinya sendiri adalah lembaga asuransi.49
Suatu lembaga atau institusi pada hakikatnya berada dan ada di
tengah-tengah masyarakat. Berbagai jenis lembaga ada dan dikenal dalam
masyarakat yang masing-masing mempunyai tugas sendiri, sesuai dengan
maksud dan tujuan dari tiap lembaga yang bersangkutan. Lembaga yang merupakan organ masyarakat yang merupakan “sesuatu” yang keberadaannya
adalah untuk memenuhi tugas sosial dan kebutuhan khusus masyarakat.50
Sebab hal itu juga yang menjadi salah satu tujuan dibentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni mensejahterakan rakyat, hal ini
dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 apa yang dicantumkan dalam UUD 1945 yang mengemukakan : “ Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak.” Dengan demikian
(semestinya), program jaminan sosial menempati tempat yang tinggi dalam
mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu mewujudkan
kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial. Oleh sebab itu dibuatlah
program untuk menjamin perlindungan seluruh rakyat Indonesia dalam
program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Dimana yang dimaksud
dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah suatu tata cara
penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara
jaminan sosial (Pasal 1 ayat 2)
UU SJSN menjelaskan bahwa pilar jaminan sosial terdiri dari
bantuan sosial, tabungan wajib dan asuransi sosial. Bantuan sosial adalah
suatu sistem untuk reduksi kemiskinan yang didanai dari pajak (yang
dimasukan dalam APBN dan dikeluarkan sebagai Penerima Bantuan Iuran
(PBII)), Sedangkan tabungan wajib (provident fund) merupakan skema tabungan untuk dirinya sendiri seperti wajib yang didanai dengan iuran peserta
atau pihak lain dan atau oleh pemerintah bagi penduduk miskin. Model
asuransi sosial ini dinilai paling baik dan efektif untuk membiayai jaminan
sosial.
Pengertian asuransi sosial (Social Insurance) adalah program
jaminan sosial yang bersifat wajib menurut undang-undang bagi setiap
penanggulan hilangnya sebagian pendapatan sebagai konsekuensi adanya
hubungan kerja yang kemungkinan menimbulkan industrial hazards (bahaya industri).
Sedangkan pengertian mengenai jaminan sosial itu sendiri dapat
diartikan secara luas dan dapat pula diartikan secara sempit. Dalam pengertian
secara luas jaminan sosial ini meliputi berbagai usaha yang dapat dilakukan
oleh masyarakat dan atau pemerintah. Usaha-Usaha tersebut kemudian oleh
Sentence Kertonegoro diaplikasikan dalam berbagai sistem jaminan sosial
untuk mengatas irisiko ekonomis. Sistem jaminan sosial tersebut adalah
berupa :
a) Pencegahan dan Penanggulangan;
b) Pelayanan dan tunjangan;
c) Bantuan sosial dan asuransi sosial;
d) Peranggaran dan pendanaan.
Selanjutnya dalam pengertian jaminan sosial dalam arti sempit dapat dijumpai dalam bukunya Imam Soepomo yang merumuskan bahwa : “ Jaminan
sosial adalah pembayaran yang diterima pihak buruh dalam hal buruh di luar
kesalahan tidak melakukan pekerjaannya, jadi menjamin kepastian
pendapatan (income security) dalam hal buruh kehilangan upahnya karena alasan di luar kehendaknya.” Dalam definisi Imam Soepomo ini mengandung
makna bahwa pengertian yang di kemukakan sangatlah “sempit” jauh dari apa
yang sesungguhnya berkembang dalam praktik pemberian jaminan sosial di
pekerja/buruh bukan hanya berupa “pembayaran” saja, tetapi juga pelayanan ,
bantuan, dan lain sebagainya.54
Sudut pandang ekonomi sendiri jaminan sosial pada prinsipnya
merupakan salah satu faktor bagi redistribusi pendapatan terhadap mereka
yang berpendapat relatif rendah dan merupakan bagian dari pengeluaran rutin
pemerintah yang harus disisihkan dari pemberi manfaat sosial terhadap
masyarakat secara keseluruhan terutama mereka yang terkena PHK dan
orang-orang miskin . perawatan kesehatan, tunjangan keluarga dan hari tua
serta bantuan finansial lainnya bagi yang membutuhkan menjadi tanggung
jawab pemerintah. Jaminan sosial adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat
tersebut merupakan tujuan negara dan tanggung jawab pemerintah karena
terkait dengan masalah hak-hak asasi manusia (HAM). Secara yuridis, jaminan
sosial dapat dilakukan dalam konteks asuransi sosial, bantuan sosial dan
tabungan wajib serta program-program tabungan hari tua paksa (provident fund).
Implementasi jaminan sosial menjadi tanggung jawab pemerintah
karena program dan manfaat yang diberikan terkait dengan masalah HAM.
Pemberian manfaat jaminan sosial berlaku universal bagi siapa saja termasuk
warga negara asing yang berdomisili di indonesia, maka pemerintah
bertanggung jawab terhadap program-program jaminan sosial55.
Pada tahun 1992 indonesia telah mempunyai undang-undang yang
mengatur jaminan sosial tenaga kerja, yang sering disebut dengan
undang-undang tentang jamsostek nomor 3 tahun 1992. Memang undang-undang-undang-undang ini
pekerjan baik dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja.
Tujuannya untuk memberikan ketenaga kerja kepada tenaga kerja dengan
menjamin social sehingga disiplin dan produktivitas meningkat.56
Selain itu manfaat yang didapatkan dari jaminan sosial mencakup
santunan tunai untuk dukungan pendapatan pencari nafkah utama (cash benefit for the income support of the breadwinner), kompensasi finansial untuk kasus kecelakaan kerja dan kematian dini serta pelayanan kesehatan dan
pemberian alat bantu (benefits in kind).57 sistem asuransi sosial di indonesia dirancang sedemikian rupa menurut undang-undang guna memberikan
perlindungan dasar bagi para pekerja beserta keluarganya terhadap
resiko-resiko kerja, sakit, hari tua dan kematian. Oleh karena itu pembiayaan menjadi
beban pemberi kerja sedangkan PT. JAMSOSTEK sebagai penyelenggara
program sebagaimana diatur dalam PP Nomor 36 Tahun 1995. Namun
demikian, pemerintah seyogyanya harus menggiyur terutama terhadap
program-program yang terkait dengan resiko seperti kecelakaan kerja,
kematian dan kesehatan. Dalam jangka panjang penyelenggaran tersebut
boleh jadi mengalami defisit. Dalam hal terjadinya defisit di dalam
penyelenggaraan, maka pemerintah memberikan subsidi atau talangan karena
secara normatif menjadi tanggung jawab pemerintah. Seperti disebutkan
bahwa lingkup proteksinya terbatas pada hubungan industrial sehingga
program –programnya juga terbatas pada kecelakaan kerja, kematian dan
sakit serta hari tua.
Program-Program jamsostek seyogyanya diselenggarakan oleh
yang sebenarnya tidak menjadi tanggung jawab finansial oleh PT.
JAMSOSTEK sebagai badan penyelenggaraan.58
Fungsi Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Pembangunan yang ditandai dengan perkembangan mekanisasi dan
otomatis industri, peningkatan penggunaan sarana moneter, serta perubahan
keseimbangan penduduk dari perdesaan ke perkotaan, telah membawa
perombakan structural dalam cara dan sumber kehidupan manusia. Dalam
situasi perubahan kehidupan ekonomi tersebut, program –program jaminan
sosial diperlukan untuk melindungi tenaga kerja terhadap resiko-resiko
kecelakaan, sakit, cacat, dari tua, dan meninggal dunia yang dapat
mengakibatkan turunnya atau hilangnya penghasilan, dan menimbulkan biaya
perawatan kesehatan.
Pembangunan sosial yang menimbulkan modernisasi sosial
membutuhkan kemandirian dalam segala hal, sehingga tenaga kerja tidak
menggantungkan diri pada pihak lain. Selain itu, jaminan sosial yang
mengurangi ketidakpastian masa depan aka memberikan rasa aman dan
ketenaga kerja bagi karyawan, dan ketenagaan berusaha bagi penguasa.
Perlindungan terhadap masa depan, kemandirian, dan ketenagaan kerja
merupakan faktor-faktor yang menjunjung produktivitas. Menyongsong era
industrialisasi pada pembangunan jangka panjang tahan kedua, tenaga kerja harus menjadi “manusia mandiri” yang dapat merencanakan masa depannya
sendiri dengan disiplin dan mandiri; sebaiknya setiap pengusaha juga
mengharapkan memiliki angkatan kerja yang stabil, sehat, dan produktif.
menciptakan kesempatan kerja, dan tidak hanya mencari lapangan pekerjaan
saja.59
Program jaminan sosial yang dapat mendukung pembangunan sosial
ekonomi demikian itu harus memberikan kemanfaatan yang cukup berarti
dengan pembiayaan yang tetap dapat terjangkau oleh yang bersangkutan.
Kemanfaatan hanya cukup berarti, apabila jenisnya lengkap dan besarnya
secara minimal dapat dinikmati oleh pesertanya. Sedangkan pembiayaan yang
terjangkau berarti masih dalam batas kemampuan keuangan bagi setiap
pengusaha dari yang besar, menengah, sampai yang kecil tenaga kerjanya
untuk menanggungnya. Salah satucara JAMSOSTEK dalam melakukan
fungsinya adalah berfungsi menyelenggarakan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK), Program Jaminan Kematian (JK). Program Jaminan pemeliharaan
kesehatan (JPK).60
Jenis-Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) sebagaimana didasarkan
pada UU No. 3 Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi
sosial bagi pekerja ( yang mempunyai hubungan industrial ) beserta
keluarganya.
Skema jamsostek meliputi program –program yang terkait dengan resiko,
seperti:
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
2. Jaminan kematian
3. Jaminan Hari Tua; dan
3.5. Perbandingan Antara PT. JAMSOSTEK dengan BPJS