BAB III : TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP
D. BPJS Ketenagakerjaan Sebagai Bagian Tanggung Jawab
Jaminan sosial merupakan usaha untuk memberikan perlindungan dasar guna memenuhi kebutuhan hidup minimum bagi pekerja beserta keluarganya terhadap resiko yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya penghasilan. Menurut ILO, jaminan sosial adalah jaminan yang diberikan kepada
masyarakat melalui suatu lembaga tertentu yang dapat membantu anggota masyartakat dalam menghadapi resiko yang mungkin dialaminya, misalnya jaminan pemeliharaan kesehatan atau bantuan untuk mendapatkan pekerjaan yang bermanfaat.
Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan jalan memberikan tuntutan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja itu.
Kesejahteraan bagi buruh suatu hal yang penting karena secara tidak langsunng akan mempengaruhi hasil kerjanya, sedangkan pengusaha memiliki kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan buruh dengan adanya fasilitas kesejahteraan dan juga jaminan sosial tenaga kerja. UU Ketenagakerjaan menjelaskan dalam pasal 1 angka 31 bahwa:
“Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.”
Fasilitas kesejahteraan untuk pekerja/buruh merupakan pendapatan non-upah (lihat Surat Edaran Menteri tenaga Kerja No. SE-07/MEN/1990) yang diberikan secara tidak langsung oleh pengusaha atau pemberi kerja. Pasal 100 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 menyebutkan: Untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha wajin menyediakan fasilitas kesejahteraan.97
Program dan fasilitas kesejahteraan pekerja ini disediakan dalam banyak ragam atau bentuk, antara lain dalam bentuk: (1) Uang tunai seperti: uang makan, tunjangan transport, beasiswa bagi anak pekerja, uang duka bila anggota keluarga pekerja meninggal, dan lain-lain; (2) Natura seperti pemberian: beras, pakaian kerja, transportasi antar jemput karyawan, perumahan atau asrama karyawan, sarana olahraga dan lain-lain; (3) Sarana dan fasilitas seperti: kantin murah atau bersubsidi, klinik perusahaan, keluarga berencan, koperasi pekerja, dan lain-lain.
Akan tetapi, kesejahteraan buruh tidak hanya diukur dari fasilitas yang telah disediakan perusahaan, tetapi juga adanya keikutsertaan buruh dalam program jamsostek atau sekarang diganti menjadi program BPJS Ketenagakerjaan. Pegertian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial, sedangkan ketentuan pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS menyebutkan pengertian jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Berdasarkan ketentuan pasal 15 ayat (1) UU BPJS yang menyatakan bahwa pemberi kerja wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.
Apabila pemberi kerja/pengusaha tidak mendaftarkan pekerjanya dalam program
97 Emmanuel Kurniawan, Op.Cit., hal. 61
BPJS maka dapat dikenai sanksi administratif yang berupa: teguran tertulis, denda, dan/atau tidak mendapat pelayanan publik tertentu. UU BPJS menyebutkan adanya 4 (empat) program dalam BPJS Ketenagakerjaan yang meliputi: (1) Jaminan kecelakaan kerja, (2) Jaminan Hari Tua (JHT), (3) Jaminan Pensiun, dan (4) Jaminan Kematian (JKM).
Berdasarkan uraian tersebut diatas bahwa usaha perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan bagi buruh pada dasarnya belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan pasal 100 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, karena hanya fasilitas ibadah, pemberian santunan bagi buruh yang mengalami kecelakaan kerja, pemberian uang makan atau fasilitas makan bagi buruh pada waktu jam istirahat dan rekreasi. Fasilitas yang diberikan tersebut memperhatikan kondisi dan kemampuan dari perusahaan. PT. Torganda pada dasarnya telah mengikutsertakan para pekerjanya dalam program BPJS, karena pihak perusahaan beranggapan bahwa hal tersebut merupakan hak pekerja yang harus dipenuhi sesuai dengan perudang-undangan.
Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja adalah penjagaan agar tenaga kerja dapat melakukan perkerjaan yang layak bagi kemanusiaan. Salah satu bentuk perlindungan hukum ini adalah norma kerja yang meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan waktu kerja, sistem pengupahan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah, kewajiban sosial kemasyarakatan dan sebagian memelihara kegairahan dan moril
kerja yang menjamin daya guna kerja yang tinggi serta perlakuan yang sesuai dengan martabat dan moril.98
Perlindungan tersebut dimaksudkan untuk dapat mewujudkan hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan serta pengakuan tanpa diskriminasai atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan dunia usaha dan kepentingan pengusaha. Lingkup perlindungan terhadap pekerja menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 meliputi: (1) Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja untuk berunding dengan pengusaha; (2) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja; (3) Perlindungan khusus bagi pekerja perempuan, anak-anak, dan penyandang cacat; (3) Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial buruh.
98 Ibid, hal. 72
A. Profil Singkat PT. Torganda
PT. Torganda mempunyai nama lengkap PT. Torus Ganda yang didirikan di Aek Korsik pada tanggal 12 April 1986. PT. Torganda berkedudukan di Medan dan telah tersebar di daerah-daerah seluruh indonesia cabang PT. Torganda salah satunya di Desa Mahato PT. Torganda Cabang Batang Kumu. Dalam pendirian PT. Torganda dicantumkan lama berdirinya yakni selama kurang lebih 80 tahun mulai berdiri sekitar tahun 1988 hingga sekarang masih berdiri dan terus mengembangkan sayap-sayap perusaaan di berbagai bidang.111
Pada perkembangannya, PT. Torganda membentuk sebuah induk perusahaan yang diberi nama Putra Panca Ganda Grup. Induk perusahaan ini membawahi beberapa perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha.
Beberapa anak perusahaannya adalah PT. Torganda yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan kelapa sawit, PT. Sabar Ganda yang bergerak dalam bidang usaha penjualan properti, PT. TPIL yang juga bergerak dalam bidang usaha kelapa sawit dan beberapa perusahaan lainnya. Kantor pusat PT. Torganda berada di Medan yang beralamat di Jalan Abdullah Lubis Nomor 26, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara.112
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha didirikannya PT. Torganda adalah menjalankan usaha dalam bidang Perkebunan, perdagangan, pengangkutan darat,
111 Sadar Sibarani, Raja-raja Batak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hal.286
112 Hasil Wawancara dengan Goven Sirait, selaku staff Personalia PT. Torganda Medan pada tanggal 3 Juli 2019
perbengkelan dan Pendidikan. Sedangkan untuk mencapai maksud dan tujuan di atas perseroan dapat melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
1) Menjalankan usaha dibidang pembangunan, bertindak sebagai pengembang, pemborong pada umumnya pemasangan komponen bangunan berat, pembangunan konstruksi gedung, jembatn, jalan, bandara-dermaga, pemasangan instalasi-instalasi, konstruksi besi dan baja. Pemborongan pada pertambangan minyak, gas dan panas bumi.
Pemborong bidang pertambangan umum, pemborong bidang telekomunikasi, pembangunan sarana dan prasarana telekomunikasi.
2) Ekspor impor dan perdagangan farmasi dan obat-obatan, ekspor impor dan perdagangan alat olah raga, ekspor impor dan perdagangan tekstil.
Dan berbagai jenis perdagangan lainnya.
3) Menjalankan usaha-usaha dalam bidang transportasi angkutan darat, ekspedisi dan pergudangan, transportasi pemumpang, dan transportasi pengangkutan.
4) Menjalankan usaha dibidang perbengkelan, menjalankan usaha-usaha showroom, pemasangan dan penjualan aksesoris kendaraan, pengecatan kendaraan bermotor, perawatan, pemeliharaan dan perbaikan.
Saham perusahaan dimiliki poleh beberapa orang, dan semua saham yang dikeluarkan oleh perseroan adalah saham atas nama. Yang boleh memiliki dan
mempergunakan hak atas saham hanyalah perseorangan warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.113
Pelaksanaan kegiatan perusahaan PT. Torganda memiliki susunan pengurus perusahaan terdiri dari:
1) Direktur 2) Direksi 3) Komisaris
Adapun tugas dan wewenang pengurus perusahaan PT. Torganda adalah sebagai berikut:
1) Direktur utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama direksi derta mewakili perseroan, dalam hal direktur utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, mak salah seorang anggota direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama direksi serta mewakili perseroan. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan.Setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Direksi berhak mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, mengingat perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan perseroan, serta menjalankan segala
113 Ibid.
tindakan baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan akan tetapi dengan pembatasn bahwa:
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama perseroan (tidak termasuk mengambil uang perseroan di bank)
b. Mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan hutang atau melapaskan hak atas harta kekayaan perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) wajib pula diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar di tempat kedudukan perseroan paling lama 30 (tiga puluh) hari terhutung sejak dilakukan perbuatan hukum tersebut.
d. Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan yang diatur dalam surat kuasa.
e. Pambagian tugas dan wewenang yang setiap anggota direksi ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham dan wewenang tersebut pleh rapat umum pemegang saham dapat dilimpahkan kepada komisaris.
f. Dalam hal perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggta direksi, mak perseroan akan diwakili oleh anggota direksi dan dalam hal perseroan
mempunyai kepantingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota direksi, maka dalam hal ini perseroan diwakili oleh komisaris.
3) Komisaris
Adapun tugas dan wewenang komisaris adalah sebagai berikut:Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasehat kepada direksi.
a. Komisaris baik bersama-sama ataupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh perseroan dan berhak memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi.
b. Direksi dan setiap anggota direksi wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh komisaris.
c. Komisaris setiap waktu berhak memperhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota direksi, apabila anggota tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan dan disertai alasannya.
e. Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah pemberhentian sementara itu, komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan rapat umum pemegang saham, yang memutuskan apakah anggota direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kedudukannya semula.
f. Rapat tersebut dipimpin oleh komisaris utama dan apabila ia tidak hadir, oleh seorang anggota komisaris lainnya dan apabila tidak ada seorangpun anggota komisari yang hadir, maka rapat dipimpin oleh seseorang yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir.
g. Apabila rapat umum pemegang saham tersebut diadakan dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka maka pemberhentian sementara itu menjadi batal dan demi hukum yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semula.
h. Apabila seluruh anggota direksi diberhentikan sementara dan perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota direksi, maka untuk sementara komisaris diwajibkan untuk mengurus perseroan.
Dalam hal demikian komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara mereka atau tanggungan mereka bersama.
i. Dalam hal hanya ada seorang komisaris maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada komisaris utama atau anggota komisaris dalam Anggaran dasar berlaku baginya.
B. Dasar Hukum dan Mekanisme Kepesertaan Pekerja PT. Torganda pada BPJS Ketenagakerjaan
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengelolaan perusahaan yang baik dilakukan dengan pemberian perlindungan kepada para pekerjanya. Pemberian perlindungan hukum ini salah satunya diberikan melalui pemberian jaminan sosial. Jaminan sosial ini dilakukan oleh pihak PT. Torganda sebagai pihak pengusaha dengan cara mendafatarkan semua karyawannya dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini sebagai perwujudan dari prinsip tanggung jawab perusahaan yang ada dalam prinsip- prinsip pengelolaan perusahaan yang baik.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan suatu program yang bila mengacu pada UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional di selenggarakan oleh pemerintah yang bergerak di bidang jaminan sosial yang bertujuan untuk menjamin dan memberikan kehidupan yang lebih baik kepada masyarakat terkait dalam hal jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Ketenagakerjaan dapat dilihat pengertiannya seperti di bawah ini: 114 a. Merupakan program pemerintah yang menitikberatkan pada pelayanan
jaminan sosial terkhusus kepada tenaga kerja atau pegawai baik pegawai negeri maupun swasta.
b. BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dimana BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan kepada seluruh pekerja Indonesia baik
114 Putri Asih Eka, Paham BPJS, Jakarta: Friedrich Ebert Stiftung, 2015, hal. 56
sektor formal maupun informal dan orang asing yang bekerja di Indonesia sekurang-kurangnya 6 bulan. Perlindungan yang diberikan berupa : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).
c. Khusus pada jaminan Pensiun (JP) baru berlaku mulai Juli 2015.
d. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan adalah pengganti BPJS .
e. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) adalah program SJSN yang dikhususkan untuk pelayanan bagi tenaga kerja atau karyawan dalam bentuk jaminan asuransi hari tua. Jadi intinya BPJS (Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan fokus untuk jaminan pensiunan bagi para pekerja atau karyawan.
f. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan adalah program khusus untuk tenaga kerja atau pegawai, baik pegawai negeri maupun swasta.
Dengan pengertian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa BPJS (Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan bisa dibilang asuransi hari tua bagi pekerja atau pegawai negeri maupun swasta atau pemegang kartu jamsostek yang lama. Dengan beroperasinya BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan diharapkan cakupan semesta kepesertaan jaminan sosial dan pemberian manfaat yang lebih baik kepada peserta dan anggota keluarganya dapat diwujudkan dalam rangka memenuhi hak konstitusional penduduk atas jaminan sosial.115
115 Ibid.
Hasil penelitian di kantor PT. Torganda pada bulan Juli 2019, diperoleh hasil bahwa pendaftaran kepesertaan kepada lembaga BPJS Ketenagakerjaan dilakukan setelah pekerja yang bersangkutan telah bekerja minimal setahun dan telah melalui proses training. Proses training di PT. Torganda dilaksanakan dalam tiga tahapan. Dalam satu tahun, calon pekerja akan diangkat menjadi pekerja tetap atau pekerja yang telah menandatangani kontrak. Setelah pada tahapan inilah kemudian, pekerja akan didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Pendaftaran akan ditanggung oleh pihak perusahaan PT. Torganda. 116
Pembayaran iuan BPJS Ketenagakerjaan setiap karyawan dibayar secara pembagian tanggung jawab. Perusahaan PT. Torganda akan membayarkan sebesar 70% dari nominal BPJS Ketenagakerjaan, sedangkan sisanya akan dibebankan kepada karyawan yang terdaftar sebagai BPJS Ketenagakerjaan tersebut.
Pembayaran dilakukan secara lancar setiap bulannya, dan dapat diklaim apabila karyawan mengalami kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaannya. Setelah pensiun, dana BPJS Ketenagakerjaan ini dapat diklaim dan dapat ditarik oleh pekerja yang pensiun tersebut. Penarikan ini dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan- persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan pihak BPJS Ketenagakerjaan.117
Kebijakan perusahaan PT. Torganda untuk mendaftarkan karyawannya dilakukan sebagai penerapan penerapan pengelolaan perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG). Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa
116 Hasil Wawancara dengan Hasudungan Sitorus, Selaku Kepala Personalia PT.
Torganda Medan tanggal 3 Juni 2019
117 Ibid.
prinsip penerapan GCG ini salah satunya adalah tanggung jawab. Tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab pihak perusahaan untuk melindungi kepentingan perusahaan dan juga kepentingan para pekerja perusahaan tersebut.
Dengan terdaftarnya para pekerja dalam BPJS Ketenagakerjaan tentunya membawa keuntungan tersendiri bagi perusahaan karena kewajiban tersebut sama halnya dengan asuransi. 118
C. Analisis Pelaksanaan Tersedianya BPJS Ketenagakerjaan Sebagai Penerapan Pengelolaan Perusahaan yang Baik di PT. Torganda
Ketersediaan BPJS Ketenagakerjaan pada perusahaan PT. Torganda diwujudkan sebagai langkah tanggung jawab sosial perusahaan kepada para pekerjanya. Seperti diketahui tujuan dari prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut, yaitu:
a. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham
b. Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non pemegang saham
c. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham
d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan
e. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.
Melalui penyediaan BPJS Ketenagakerjaan bagi karyawan PT. Torganda ini, diharapkan ke depannya mampu mencapai tujuan- tujuan pengelolaan
118 Ibid.
perusahaan yang baik yang telah diseutkan di atas. Terjaminnya kesehatan pekerja dan keselamatan pekerja di PT. Torganda tentunya akan menjadi motivasi tersendiri dalam pelaksanaan perusahaan. Hal ini dikarenakan perlindungan hukum juga dapat diberikan kepada pihak keluarga pekerja. Oleh karena itu pemberi kerja dan pekerja wajib ikut serta dalam program BPJS Ketenagakerjaan.
Dalam Pasal 15 ayat (2) dijelaskan bahwa: Pemberi Kerja, dalam melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memberikan data dirinya dan pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar kepada BPJS. Oleh karena itu pengusaha wajib memiliki daftar pekerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan-perubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri, selain itu pengusaha juga wajib menyempatkan data ketenagakerjaan dan data perusahaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan program jaminan tenaga kerja kepada badan penyelenggara. Pemberi kerja pun harus mendaftarkan pekerjanya kepada program jaminan sosial. Dalam pasal 15 ayat (1) pemberi kerja disebutkan bahwa secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian fasilitas BPJS Ketenagakerjaan di PT.
Torganda merupakan perwujudan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance) yaitu prinsip tanggung jawab perusahaan kepada pekerjanya. Prinsip ini dilaksanakan dengan maksud melindungi sosial hak para pekerja. Pelaksanaan ini juga sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
BPJS yaitu pada pasal 15 ayat (1) yang memerintahkan kepada para pemilik usaha untuk mendaftarkan pekerjanya dalam lembaga BPJS Ketenagakerjaan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian- uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut:
1. Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan Good Corporate Governance menggunakan tahapan berikut:
a. Tahap Persiapan b. Tahap Implementasi c. Tahap Evaluasi
Belum optimalnya pelaksanaan GCG pada perusahaan disebabkan sistem GCG yang ada dalam hukum Indonesia diantaranya UU No. 19 Tahun 2003 dan UU No. 40 Tahun 2007, bersifat soft law (lunak).
Tidak ada sanksi pidana yang dijatuhkan pada Persero atau pun Perseroan Terbatas yang tidak melaksanakan GCG. Sebagai contoh, Pasal 97 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2007 hanya menjatuhkan sanksi berupa tanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan kepada setiap anggota Direksi yang terbukti bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya.
2. Kesejahteraan pekerja tidak hanya diukur dari fasilitas yang telah disediakan perusahaan, tetapi juga adanya keikutsertaan buruh dalam
program jamsostek atau sekarang diganti menjadi program BPJS Ketenagakerjaan. Pegertian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial, sedangkan ketentuan pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS menyebutkan pengertian jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Berdasarkan ketentuan pasal 15 ayat (1) UU BPJS yang menyatakan bahwa pemberi kerja wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti. Apabila pemberi kerja/pengusaha tidak mendaftarkan pekerjanya dalam program BPJS maka dapat dikenai sanksi administratif yang berupa: teguran tertulis, denda, dan/atau tidak mendapat pelayanan publik tertentu. UU BPJS menyebutkan adanya 4 (empat) program dalam BPJS Ketenagakerjaan yang meliputi: (1) Jaminan kecelakaan kerja, (2) Jaminan Hari Tua (JHT), (3) Jaminan Pensiun, dan (4) Jaminan Kematian (JKM).
3. pemberian fasilitas BPJS Ketenagakerjaan di PT. Torganda merupakan perwujudan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance) yaitu prinsip tanggung jawab perusahaan kepada pekerjanya. Prinsip ini dilaksanakan dengan maksud melindungi sosial hak para pekerja. Pelaksanaan ini juga sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang BPJS yaitu pada pasal 15 ayat (1) yang memerintahkan kepada para pemilik usaha untuk mendaftarkan pekerjanya dalam lembaga BPJS Ketenagakerjaan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, diberikan saran- saran sebagai berikut:
1. Diperlukannya sebuah lembaga yang bertugas mengawasi para perusahaan yang tidak menerapkan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.
2. Sanksi yang bersifat lunak selama ini kepada para perusahaan yang tidak menjalankan pengelolaan perusahaan yang baik tidak efektif.
Sehingga diperlukan pemberian sanksi yang lebih tergas agar mampu memberikan efek jera kepada para perusahaan.
3. Pihak PT. Torganda sebaiknya memberikan fasilitas kesehatan lainnya kepada pekerja perusahaan guna meningkatkan penerapan pengelolaan perusahaan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku
Astanti, Dhiah Indah. 2007. Implementasi Good Corporate Governance pada Perusahaan Asuransi, Universitas Diponegoro,Semarang
Asyhadie, Zaeni. 2013. Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja , Cet. III, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada
Asyhadie, Zaeni. 2013. Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja , Cet. III, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada