• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bridge Procedures Guide dibagi menjadi tiga bagian dan

mencakup standar, resolusi dan saran yang disepakati secara internasional yang diberikan oleh International Maritime Organization (IMO). Bridge and emergency checklists telah dimasukkan untuk digunakan sebagai panduan bagi para master dan perwira navigasi.

Di atas semua panduan ini mencoba untuk menyatukan praktik baik pelaut dengan tujuan meningkatkan keselamatan navigasi dan melindungi lingkungan laut. kebutuhan untuk memastikan pemeliharaan dinas jaga navigasi yang aman setiap saat, didukung oleh tingkat penjagaan yang aman di kapal, adalah prinsip dasar yang dipatuhi dalam panduan ini.

Akhirnya, bagian penting dari bridge organisation adalah prosedur, yang harus ditetapkan dalam bahasa yang jelas persyaratan operasional dan metode yang harus diadopsi saat menavigasi. Bridge Prosedures Guide ini telah berusaha untuk mengkodifikasikan

praktik-praktik utama dan menyediakan kerangka kerja di mana pemilik, operator, masters, perwira dan pandu dapat bekerja sama untuk mencapai kinerja yang konsisten dan dapat diandalkan.

Bagian A : Guidance to masters and navigating officers

a. Bridge organisation

1) Ikhtisar

2) Bridge resource management and the bridge team

a) Komposisi dinas jaga navigasi di bawah STCW 1978 (Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers)

b) Aransemen dinas jaga di bawah STCW 1978 (Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers)

c) Menilai kembali (Reassessing) berjaga selama perjalanan layar d) Pengamatan tunggal

e) The bridge team

f) The bridge team and the master

g) Bekerja dengan tim anjungan (bridge team) h) Personel baru dan sosialisasi

i) Pencegahan kelelahan

j) Menggunakan bahasa inggris k) The bridge team and the pilot

3) Kebijakan navigasi dan prosedur perusahaan a) Master’s standing orders

b. Rencana pelayaran (Passage planning)

1) Ikhtisar

2) Tanggung jawab untuk rencana pelayaran

3) Catatan dalam rencana pelayaran a) Merencanakan penilaian b) Peta-peta dan publikasi c) Perencanaan rute pelayaran

d) Rencana pelayaran dan sistem navigasi elektronik

4) Catatan dalam rencana pelayaran di samudera

5) Catatan dalam rencana pelayaran di daerah pesisir atau perairan terbatas

a) Mengawasi perencanan rute pelayaran

6) Rencana pelayaran dan pemanduan a) Perencanaan sebelum kedatangan

b) Bertukar informasi dengan pandu sebelum kedatangan c) Pandu di atas kapal

d) Mempersiapkan perencanaan pandu meninggalkan kapal

7) Rencana pelayaran dan rute kapal

8) Rencana pelayaran dan sistem pelaporan kapal

9) Rencana pelayaran dan lalu lintas kapal (Vessel Traffic Services)

c. Tugas perwira dinas jaga

1) Ikhtisar

a) Wakil Master b) Tugas utama

(1) Dinas jaga (2) Navigasi

(3) Komunikasi Radio

c) Untuk menunjang tugas-tugas utama

(1) Mengendalikan kecepatan dan arah kapal

(2) Pencegahan pencemaran, laporan, dan keadaan darurat d) Tugas tambahan

e) Kehadiran di anjungan

2) Dinas jaga

a) Mempertahankan pengamatan (1) Pengamatan tunggal b) Pengawasan umum

c) Dinas jaga dan P2TL (Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut) (1) Lampu, sosok benda, dan sinyal suara

(2) Tindakan menghindari tubrukan (3) Deteksi penghindaran tubrukan

d) Mencatat aktivitas di anjungan

e) Pemeriksaan berkala pada peralatan navigasi f) Pergantian jam jaga

g) Calling the master

3) Navigasi

a) Prinsip-prinsip umum

(1) Menyimpang dari atau meninggalkan rencana pelayaran (2) Memonitor perkembangan kapal

(3) Menentukan posisi dari sistem pengaturan posisi elektronik b) Bernavigasi di pesisir atau perairan terbatas

c) Bernavigasi dengan pandu di atas kapal (1) Tanggung jawab

(2) Pandu naik/turun ke kapal

(3) Master/pandu bertukar informasi di atas kapal (4) Memonitor pandu

d) Saat berlabuh jangkar

4) Mengendalikan kecepatan dan arah kapal a) Menggunakan mesin

(1) Kecepatan aman

(2) Kontrol, dan perbedaan tipe mesin b) Kontrol kemudi

5) Komunikasi Radio a) General (Umum)

b) Keselamatan dinas jaga dalam GMDSS (Global Maritime Distress adn Safety System) kapal

(1) VHF (Very High Frequency) watchkeeping

(2) MF (Medium Frequency) (300 - 3000 kHz) watchkeeping (3) HF (High Frequency) (3000 kHz – 30 MHz) watchkeeping (4) Satelit watchkeeping

(5) Informasi keamanan maritim c) Menjaga catatan

d) Menguji peralatan dan peringatan salah

6) Pencegahan pencemaran a) Kewajiban melapor

7) Keadaan darurat a) General (Umum) b) Melapor

c) Search and rescue (lihat di bagian checklist C7) d) Pengoperasian helikopter

e) Perompakan

d. Pengoperasian dan perawatan peralatan di anjungan

1) General (Umum)

2) Radar

a) Praktik penggunaan radar yang baik b) Radar dan pencegahan tubrukan c) Radar dan navigasi

d) Perangkat elektronik untuk menentukan posisi

3) Alat kemudi dan automatic pilot a) Percobaan alat kemudi b) Kontrol kemudi c) Off-course alarm

4) Sistem kompas a) Kompas magnet

b) Kompas giro (gyro compass) c) Kompas rusak

d) Tingkat belokan (rate of turn)

5) Kecepatan dan catatan jarak ukur a) Pengukuran tipe kecepatan b) Pengukuran arah kecepatan c) Rekaman jarak tempuh

6) Echo Sounders

7) Sistem elektronik pengaturan posisi a) Sistem penentuan posisi hiperbolik

b) Global navigation satellite system (GNSS)

(1) GPS (Global Positioning System) dan DGPS (Differential Global Positioning System)

c) Menggunakan sistem elektronik pengaturan posisi

8) Integrated bridge systems (IBS)

a) Workstations, bridge design and layout b) Peralatan IBS (Integrated bridge systems)

(1) Sistem manajemen navigasi (2) Sistem alarm

(3) Conning display

c) IBS dan otomatisasi fungsi navigasi

d) Menggunakan IBS (Integrated bridge systems)

9) Peta, ECDIS (Electronic Chart Display and Information System), dan nautical publications

a) Membawa peta dan nautical publications b) Peta nautika resmi

c) Menggunakan peta dan nautical publications

d) Peta elektronik dan ECDIS (Electronic Chart Display and Information System)

10) Komunikasi Radio

a) Fungsi komunikasi radio GMDSS (Global Maritime Distress adn Safety System)

b) Peralatan GMDSS (Global Maritime Distress adn Safety System)

c) Komunikasi darurat

(1) Peringatan bahaya, pesan bahaya dan menyampaikan bahaya

(2) Urgency messages (Pesan urgensi)

(3) Safety messages (Pesan keamanan) (4) Emergency over (Darurat berakhir) d) Komunikasi umum

(1) Komunikasi rutin menggunakan DSC (Digital Selective Calling)

(2) Komunikasi rutin menggunakan telepon radio (3) Komunikasi rutin menggunakan radio telex

Bagian B : Bridge Checklists

a. Bagian B1 Pengenalan dengan peralatan di anjungan b. Bagian B2 Persiapan untuk berlayar

c. Bagian B3 Persiapan untuk tiba di pelabuhan d. Bagian B4 Pemanduan

e. Bagian B5 Penilaian rencana pelayaran f. Bagian B6 Navigasi di daerah pesisir

g. Bagian B7 Navigasi di daerah perairan terbatas

h. Bagian B8 Berlabuh jangkar dan jaga saat berlabuh jangkar i. Bagian B9 Navigasi di daerah penglihatan terbatas

j. Bagian B10 Navigasi di cuaca buruk atau di daerah badai tropis k. Bagian B11 Navigasi di es

l. Bagian B12 Pergantian jam jaga

m. Bagian B13 Calling the master (Menelpon master)

Bagian C : Darurat Checklist Disarikan dari Bridge Prosedures Guide

a. Bagian C1 Kegagalan Kemudi Tindakan yang harus dilakukan :

1) Menginformasikan Master

2) Mengambil tindakan untuk manuver kapal menjauh dari bahaya 3) Bersiap untuk berlabuh jika di perairan dangkal

4) Memperlihatkan sosok benda atau lampu “tidak dapat diolah gerak”

5) Mulai memberi sinyal suara

6) Menyiarkan pesan URGENCY ke kapal di sekitarnya, jika perlu 7) Ubah pesan status AIS (Automatic Identification System) untuk

mengkomunikasikan informasi yang relevan

8) Menginformasikan VTS (Vessel Traffic Services) atau otoritas pelabuhan jika di perairan yang diawasi atau dipantau

Dalam kasus kegagalan steering : a) Menginformasikan ruang mesin b) Libatkan kemudi darurat

c) Siapkan mesin untuk manuver d) Ambil jalan keluar dari kapal

b. Bagian C2 Tubrukan

Tindakan yang harus dilakukan :

1) Menyalakan alarm darurat umum, dan kerahkan kru untuk memeriksa personil yang hilang atau terluka

2) Tutup pintu kead air dan pintu kebakaran otomatis

3) Manuver kapal sehingga dapat meminimalkan efek tabrakan tanpa membahayakan kapal-kapal lain

4) Nyalakan lampu dek di malam hari

5) Alihkan VHF (Very High Frequency) ke saluran (channel) 16 6) Mengumpulkan penumpang di Muster Station

7) Buat posisi kapal tersedia untuk ruang radio/stasiun GMDSS (Global Maritime Distress adn Safety System), terminal satelit, dan lainnya pemancar gangguan otomatis dan pembaruan seperlunya 8) Tangki-tangki dan got-got disounding

9) Periksa kebakaran/kerusakan

10) Mengambil tindakan pengendalian kerusakan yang tepat 11) Penawaran bantuan ke kapal lainnya

12) Menginformasikan Pemerintah Negara Pesisir jika sesuai

13) Pertahankan catatan VDR (Voyage Data Recorder) atau S-VDR (Simplified-Voyage Data Recorder) jika tidak terlindungi secara otomatis

14) Broadcast DISTRESS ALERT dan MESSAGE jika kapal sedang berada dalam bahaya serius dan segera bantuan diperlukan, jika tidak disiarkan pesan URGENCY ke kapal sekitarnya

c. Bagian C3 Terdampar atau Kandas Tindakan yang harus dilakukan : 1) Hentikan mesin

2) Nyalakan general emergency alarm (alarm darurat umum), dan kerahkan kru untuk memeriksa personil yang hilang atau terluka

3) Pertimbangkan penggunaan jangkar 4) Tutup pintu kedap air (jika dipasang)

5) Beralih ke asupan air pendingin tinggi (high cooling water intake) 6) Atur VHF (Very High Frequency) di channel 16 dan jika sesuai di channel 13

7) Perlihatkan lampu atau sosok benda dan membuat sinyal suara yang tepat

8) Nyalakan lampu dek di malam hari 9) Periksa kerusakan kapal

10) Tangki-tangki dan got-got disounding

11) Periksa kompartemen secara visual, jika memungkinkan 12) Tentukan arah mana air yang dalam

13) Tentukan sifat dasar laut

14) Dapatkan informasi tentang arus lokal dan pasang surut, terutama perincian naik turunnya arus

15) Pertimbangkan untuk mengurangi draft kapal

16) Pertimbangkan mengambil ballast tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak diinginkan

17) Buat posisi kapal tersedia untuk ruang radio/stasiun GMDSS (Global Maritime Distress adn Safety System), terminal satelit dan lainnya secara otomatis, pemancar gangguan dan perbarui seperlunya

18) Menginformasikan Pemerintah Negara Pesisir jika sesuai

19) Pertahankan catatan VDR (Voyage Data Recorder) atau S-VDR (Simplified-Voyage Data Recorder) jika tidak terlindungi secara otomatis

20) Broadcast DISTRESS ALERT dan MESSAGE jika kapal sedang berada dalam bahaya serius dan segera bantuan diperlukan, jika tidak disiarkan pesan URGENCY ke kapal sekitarnya

d. Bagian C4 Man Over Board Tindakan yang harus dilakukan :

1) Lepaskan pelampung dengan sinyal cahaya dan asap disamping anggota kru yang jatuh ke laut

2) Segera ambil tindakan menghindari agar tidak menabrak orang yang jatuh ke laut

3) Perhatikan posisi kapal, kecepatan dan arah angin, dan waktu 4) Aktifkan GPS (Global Positioning System) untuk menandai orang yang jatuh ke laut

5) Membunyikan tiga suara peluit berkepanjangan dan ulangi seperlunya

6) Perhatikan pandangan keluar dengan teropong ke arah jatuhnya orang ke laut

7) Libatkan kemudi tangan, jika juru mudi tersedia 8) Mulai manuver pencarian, seperti Williamson turn

9) Informasikan kepada Master (Kapten), jika belum di anjungan 10) Informasikan ruang mesin

11) Perlihatkan sinyal bendera “O”

12) Posisikan mesin di standby

13) Berkumpulnya tim sekoci penyelamat, kapten dan jurumudi, dan bersama-sama menilai risiko peluncuran

14) Siapkan sekoci (perahu penyelamat) untuk kemungkinan peluncuran

15) Pertimbangkan cara alternatif pemulihan MOB jika peluncuran/pemulihan penyelamatan kapal dianggap menjadi risiko yang berlebihan

16) Distribusikan radio VHF (Very High Frequency) portable untuk komunikasi

17) Memasang tangga pandu/jaring untuk membantu pemulihan

18) Buat posisi kapal tersedia untuk ruang radio/stasiun GMDSS (Global Maritime Distress adn Safety System)

19) Meyiarkan pesan URGENCY ke kapal sekitarnya

20) Pertahankan catatan VDR (Voyage Data Recorder) atau S-VDR (Simplified-Voyage Data Recorder) jika tidak terlindungi secara otomatis

21) Asumsikan peran On Scene Co-ordinator

e. Bagian C5 Kebakaran

Tindakan yang harus dilakukan : 1) Nyalakan alarm kebakaran

2) Memberitahu kapten jika tidak ada di anjungan dan memberitahu ke ruang mesin

3) Seluruh kru berkumpul di Muster Station

4) Menjalin komunikasi

5) Periksa awak kapal yang terluka dan hilang

6) Jika menemukan api, beritahu semua yang ada di atas lokasi itu 7) Jika ada api di ruang mesin, bersiap untuk kerusakan mesin dan

manuver kapal menjauh dari bahaya 8) Menilai dan Menentukan api :

a) Kelas api

b) Bahan pemadam yang sesuai c) Metode pemadaman yang tepat d) Bagaimana mencegah penyebaran api

e) Personil yang dibutuhkan dan metode pemadaman kebakaran 9) Tutup kipas ventilasi, kaca atap dan semua pintu yang terjadi

kebakaran dan pintu kedap air 10) Nyalakan lampu dek di malam hari

11) Buat posisi kapal tersedia untuk ruang radio/stasiun GMDSS (Global Maritime Distress adn Safety System)

12) Pertahankan catatan VDR (Voyage Data Recorder) atau S-VDR (Simplified-Voyage Data Recorder) jika tidak terlindungi secara otomatis

13) Broadcast DISTRESS ALERT dan MESSAGE jika kapal sedang berada dalam bahaya serius dan segera bantuan diperlukan, jika tidak disiarkan pesan URGENCY ke kapal sekitarnya

f. Bagian C6 Kebocoran

Tindakan yang harus dilakukan

1) Nyalakan alarm darurat umum (general emergency alarm) 2) Tutup pintu kedap air, jika dipasang

3) Tangki-tangki dan got-got disounding 4) Identifikasi lokasi masuknya air

5) Potong semua daya listrik yang mengalir melalui area tersebut 6) Pindahkan area ke atas untuk membendung aliran air

7) Periksa pompa lambung kapal untuk operasi

8) Periksa pompa tambahan untuk operasi back-up, sesuai kebutuhan 9) Buat posisi kapal tersedia untuk ruang radio/stasiun GMDSS

(Global Maritime Distress adn Safety System), terminal satelit dan lainnya secara otomatis, pemancar gangguan dan perbarui seperlunya

10) Menginformasikan Pemerintah Negara Pesisir jika sesuai

11) Broadcast DISTRESS ALERT dan MESSAGE jika kapal sedang berada dalam bahaya serius dan segera bantuan diperlukan, jika tidak disiarkan pesan URGENCY ke kapal sekitarnya

g. Bagian C7 Pencarian dan Penyelamatan Tindakan yang harus dilakukan

1) Bawalah pesan marabahaya jika pencari arah radio dipasang 2) Mengirim ulang pesan marabahaya

3) Menjaga penglihatan dan pendengaran terus menerus pada semua frekuensi marabahaya

4) Lihat panduan IAMSAR Manual (International Aeronautical and Maritime Search And Rescue)

5) Membangun komunikasi dengan semua unit darat lainnya dan pesawat SAR (Search And Rescue) yang terlibat dalam operasi SAR (Search And Rescue)

6) Plot posisi, haluan dan kecepatan unit bantuan lainnya

7) Memantau radar X-band untuk mencari sinyal sekoci penyelamat transponder SART (Search And Rescue Transponder) dengan menggunakan skala 6 atau 12 rentang mil nautika

8) Kerahkan ekstra pengawasan untuk mengamati suar dan sinyal pyrotechnic lainnya

h. Bagian C8 Meninggalkan Kapal Tindakan yang harus dilakukan

1) Siarkan DISTRESS ALERT dan MESSAGE pada orotitas kapten 2) Intruksikan anggota kru kapal untuk memakai lifejackets dan

memakai pakaian yang memadai dan hangat

3) Instruksikan anggota kru kapal untuk mengenakan immersion suits, jika diperlukan, dan jika suhu air di bawah 16° C

4) Perintahkan kru kapal menuju ke stasiun sekoci 5) Bersiap untuk meluncurkan sekoci/liferafts

6) Pastikan bahwa peluncur sekoci melekat pada kapal

7) Memulai semua kru kapal di sekoci/liferaft dan peluncuran

8) Pastikan sekoci/liferaft tetap berada pada jarak yang aman dengan kapal dan dalam kontak satu sama lain

Dokumen terkait