• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUAH DARI MEMBACA

Dalam dokumen LITERASI DIRI, Tentang Aku dan Buku-bukuku (Halaman 125-130)

Gunawan

embaca merupakan salah satu perintah dalam Islam. Wahyu pertama yang turun dan diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah perihal perintah membaca---dalam arti yang luas. Hal ini disebabkan karena begitu pentingnya membaca. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh bila seseorang mau membaca, lebih khusus lagi membaca teks.

Keterampilan lain yang tak kalah penting juga adalah menulis. Teks bacaan yang orang-orang daras saat ini, misalnya dalam wujud buku, merupakan produk intelektual yang ditulis oleh penulis sebelumnya. Tanpa kontribusi seorang penulis, rasanya mustahil beragam buku bisa lahir dengan sendirinya.

Membaca buku yang diikuti dengan menuliskan hasil bacaannya tersebut memang bukanlah sesuatu yang mudah. Butuh usaha, komitmen, dan kesabaran untuk melakoni keduanya. Sekelas melahirkan karya tulis saja, tidak banyak yang menekuni secara serius. Sehingga, wajar jika menulis dan memproduksi bahan bacaan demi bahan bacaan itu dikatakan pekerjaan yang sunyi.

Apalagi, jika meresensi buku yang telah dibaca, saya kira tak begitu banyak yang melakukannya. Meresensi buku memang

[ Gunawan: Buah dari Membaca ]

[ 116 ]

membaca buku yang akan diresensinya itu. Namun, beda ceritanya dengan Dr. Ngainun Naim. Baginya, meresensi buku merupakan salah satu aktivitas dan kesukaannya.

Aktivitas meresensi buku sudah lama beliau lakukan. Semenjak menimba ilmu di bangku perguruan tinggi, hasil resensinya tersebut kemudian dikirim ke media massa. Tentu, dalam perjalanannya tidaklah selalu mulus. Di awal-awal mencoba, tulisannya tersebut kerap ditolak oleh media massa yang dituju. Akan tetapi, tak pernah menyerah. Lantas, dicoba dan terus dicoba, hingga akhirnya keberuntungan menyapanya. Hingga kini, ada ratusan resensi dan artikel yang pernah ditulisnya dan dimuat di media massa (h. iii).

Kebiasaan dan kesukaannya meresensi buku, membuat beliau rajin membaca berbagai buku. Usai membaca, sebisa mungkin akan disulapnya menjadi catatan demi catatan secara bertahap. Jika menemukan kalimat yang menarik dan indah, akan beliau kutip dan catat di buku catatan, handphone, atau media lain yang tersedia (h. vii). Lalu, dikembangkan lagi. Sehingga, jadilah sebuah resensi.

Buah dari membaca buku, menghasilkan tulisan dan resensi. Sebaliknya, kebiasaan meresensi buku, menjadikan tradisi membacanya semakin meningkat. Keduanya saling bersinergi dan tak bisa dipisahkan. "Salah satu manfaat dari aktivitas menulis---khususnya menulis resensi buku---adalah terbangunnya tradisi membaca," demikian tulis Ngainun Naim di Pengantarnya. Kini, beberapa resensinya yang juga pernah dimuat di Blog pribadinya itu, beliau pilah dan sunting, lalu dijadikan buku.

Buku tersebut kemudian diberi judul Teraju: Strategi Membaca Buku dan Mengikat Makna. Saya amat beruntung karena mendapatkan buku tersebut langsung dari beliau. Buku inilah yang kemudian ingin saya ulas sedikit lewat tulisan sederhana ini.

[ Gunawan: Buah dari Membaca ]

Buku yang diterbitkan pertama kali oleh IAIN Tulungagung Press pada November 2017 dengan ketebalan 156 halaman tersebut, menurut saya amat langka. Amat langka, karena sejauh penelusuran saya, tidak banyak buku terbit yang berisi kumpulan resensi buku. Selain dari itu, buku ini juga merupakan bukti bahwa beliau benar-benar serius dalam "mencumbui" ragam ilmu pengetahuan. Membaca dan menulis merupakan tradisi yang selalu beliau laksanakan tiap saat.

Buku ini secara garis besar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi tentang Keislaman. Sementara bagian kedua, adalah perihal Humaniora. Bagian I terdiri dari 16 judul tulisan. Sedangkan Bagian II terdapat 15 resensi buku. Sehingga, secara keseluruhan, ada 31 resensi atau judul tulisan yang termuat di buku yang bersampul hitam ini.

Resensi-resensi yang termuat di buku ini ditulis secara bebas. Sehingga, jumlah kata dan halaman tiap judulnya berbeda-beda. Tulisan terpendeknya berjudul "Meraih Keberkahan dalam Hidup". Merupakan tulisan hasil resensi buku "Hidup Sepenuh Berkah" karya M. Husnaini. Hanya dua halaman dengan total lima paragraf pendek.

Sedangkan, tulisan terpanjangnya berjudul "Potret Enam Wajah Islam Indonesia". Ada 12 halaman. Tulisannya ini merupakan hasil resensi dari buku karya Aisyah Arsyad, dkk. yang berjudul "Muslim Subjectivity: Spektrum Islam Indonesia". Wajar saja jika jumlah halaman hasil terajunya berbeda. Sebab, beliau menulisnya secara "bebas", tanpa terikat aturan tertentu. Beliau melakukan ini agar tulisannya mengalir dengan sendirinya.

Di akhir paragraf dari sebagian tulisan di buku ini---lebih-lebih pada resensi buku yang jumlah halamannya satu sampai tiga halaman---terdapat kata dan/atau kalimat perintah untuk membaca buku yang sedang diresensinya tersebut. Hal ini memuat rasa penasaran. Menurut saya, ini menarik sekali. Agar

[ Gunawan: Buah dari Membaca ]

[ 118 ]

pembaca mau membaca dan menelaah lebih jauh lagi dari setiap buku yang telah di-review-nya tersebut.

Sebagian besar resensi yang termuat di buku ini ditulis menggunakan gaya berbicara. Menggunakan bahasa populer. Mengalir bebas. Sehingga, menurut saya, mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca. Saya pun menamatkan buku ini hanya lima kali duduk saja. Tidak membutuhkan waktu yang lama.

Sekali lagi, titik fokus buku ini adalah hasil atau buah dari membaca buku yang penulis lakukan. Melalui buku ini pula, secara tak langsung, penulis yang juga dosen IAIN Tulungagung ini hendak mengajak kepada pembaca sekalian agar tak sekadar membaca buku. Namun, supaya bagaimana buku yang telah didaras tersebut bisa diresensi, sehingga melahirkan tulisan demi tulisan. Jika hal ini bisa dilakukan oleh setiap pembaca dengan penuh cinta---membaca yang diikuti dengan menulis atau meresensi---, maka karya-karya baru akan terus bermunculan. Pada akhirnya, membaca tidaklah "sia-sia" dan tidak sebatas memahami teks semata, namun mampu menghadirkan teks baru. []

[ Gunawan: Buah dari Membaca ]

Gunawan, anak seorang petani. Sang pengembara. Penggiat literasi. Editor dan penulis buku. Dari Bumi Pajo, Bima.

8

Dalam dokumen LITERASI DIRI, Tentang Aku dan Buku-bukuku (Halaman 125-130)