• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

H. Buah Naga Merah

Gambar 5. Buah Naga Merah (Gunawan, 2013)

1. Nama daerah

Banyak orang mengira buah naga (Gambar 5) ini berasal dari Cina. Buah yang dianggap membawa berkah ini hampir selalu hadir di setiap upacara pemujaan mereka. Buah naga adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Asal buah ini dari Amerika Latin yang kemudian menyebar ke Israel, Australia, Cina, dan negara Asia Timur lainnya, Srilanka, dan akhirnya Asia Tenggara. Di Amerika Latin, buah naga dikenal dengan nama phitahaya, orang Inggris menyebutnya pitaya, di Vietnam dikenal sebagai thanh long, sementara orang Cina menyebutnya hu long gu atau long zhu gu (Wardayati dan Tatik, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Sistematika tanaman buah naga

Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae dan Subfamili Hylocereanea. Dalam subfamili ini terdapat

beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam genus Hylocereus. Genus ini pun terdiri dari sekitar 16 spesies, dua diantaranya memiliki buah yang komersial, yaitu Hylocereus undatus (berdaging putih) dan Hylocereus purpusii (buah berdaging merah). Adapun klasifikasi buah naga tersebut

sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Trachcobionta Super Division : Spermatophyta Dision : Magnoliophyta Kelas : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida (Dicotyledon) Ordo : Caryophyllales

Famili : Cactaceae Sub Famili : Cactoideae Suku : Hylocereae Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereus spp. (Waristo, 2007). 3. Morfologi buah naga

Akar tanaman buah naga bersifat epifit, yaitu merambat dan menempel pada batang tanaman lain. Perakaran tanaman buah naga sangat tahan dengan

26

kekeringan dan tidak tahan genangan yang cukup lama. Kalaupun tanaman ini di cabut dari tanah, tanaman ini masih hidup terus sebagai tanaman epifit

karena menyerap air dan mineral melalui akar udara yang ada pada batangnya (Kristanto, 2008).

Batang tanaman buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Warnanya hijau kebiru-biruan atau ungu, batang tersebut berukuran panjang dan bentuknya siku atau segi tiga. Batang tanaman ini banyak tumbuh cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan batang. Batang dan cabang ini berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi. Batang dan cabang mengandung kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Batang dan cabang ditumbuhi duri-duri yang keras, tetapi sangat pendek sehingga tidak mencolok. Biasanya jumlah duri disetiap titik tumbuh pada batang sekitar 4-5 buah. Letak duri tersebut pada tepi siku-siku batang maupun cabang. Ukuran tanaman buah naga sangat pendek maka tanaman ini sering dianggap sebagai kaktus tidak berduri (Kristanto, 2008).

Kuncup bunga yang sudah berukuran panjang sekitar 30 cm akan mulai mekar pada sore hari. Ini terjadi karena pada siang hari kuncup bunga dirangsang untuk mekar oleh sinar matahari dan perubahan suhu yang agak tajam antara siang dan malam hari. Bunga ini mekar penuh pada sekitar tengah malam. Itulah sebabnya tanaman ini dijuluki sebagai night blooming cereus. Bunga pada saat mulai mekar penuh akan menyebarkan bau yang

harum sehingga mengundang kelelawar untuk hinggap dan menyerbukkan bunganya (Kristanto, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Buah berbentuk bulat panjang serta berdaging warna merah dan sangat tebal. Letak buah pada umumnya mendekati ujung cabang atau batang. Cabang atau batang dapat ditumbuhi lebih dari satu buah, kadang bersamaan atau berhimpitan. Bentuk buah bulat lonjong. Ketebalan kulit buah 2-3 cm.

permukaan kulit buah terdapat jumbai atau jambul berukuran 1-2 cm (Kristanto, 2008).

Biji berbentuk bulat berukuran kecil dengan warna hitam. Kulit biji sangat tipis, tetapi keras. Biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Biji merupakan organ perkembangbiakan, tetapi jarang digunakan. Umumnya biji hanya digunakan dikalangan peneliti dalam upaya mencari varietas baru karena dibutuhkan waktu relative lama untuk mendapatkan tanaman bereproduksi. Setiap buah terdapat sekitar 1200-2300 biji (Kristanto, 2008).

4. Kandungan kimia buah naga

Berbagai hasil penelitian ilmiah menunjukkan buah naga berfaedah bagi kesehatan. Berdasarkan Journal of Agricultural and Food Chemistry tahun 2006, telah dibandingkan tanaman tropis buah naga merah dan putih yang tumbuh di Florida, dibandingkan buah-buahan lain seperti apel, blueberi, peach, dan sebagainya. Buah tropis ini memiliki lebih banyak kapasitas antioksidan, vitamin C, serat dibandingkan buah-buahan tersebut. Itulah sebabnya buah naga sangat baik dikonsumsi oleh penderita DM untuk membantu mengontrol kadar gula darah (Ide, 2009).

28

I. Interaksi Obat

Interaksi obat merupakan suatu peristiwa yang terjadi saat efek suatu obat diubah oleh keberadaan obat lain, obat herbal, makanan, minuman, atau beberapa zat kimia lingkungan (Baxter, 2006). Interaksi obat di dalam tubuh dapat terjadi melalui berbagai mekanisme. Pada dasarnya ada dua jenis mekanisme interaksi obat, yaitu mekanisme interaksi farmakokinetik dan interaksi farmakodinamik. 1. Interaksi farmakokinetik

Interaksi farmakokinetik merupakan interaksi yang mempengaruhi proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat di dalam tubuh (Baxter, 2006). Interaksi ini biasanya diukur dari perubahan satu atau lebih parameter farmakokinetik, seperti konsentrasi serum maksimum, AUC (Area Under Curve), half-life, dan jumlah obat yang disekresikan dalam urin (Tarto,

2001).

2. Interaksi farmakodinamik

Interaksi farmakodinamik terjadi dimana suatu obat memacu perubahan respon pasien terhadap obat lain tanpa mengubah farmakokinetik obat objek. Oleh karena itu, suatu interaksi obat dapat terjadi tanpa perubahan konsentrasi obat dalam plasma (Tatro, 2001). Interaksi farmakodinamik terjadi saat efek dari suatu obat diubah oleh keberadaan obat lain pada tempat aksinya. Efek dari interaksi farmakodinamik ini dapat bersifat sinergis (aditif) atau antagonis (Baxter, 2006).

Dua obat yang mempunyai efek farmakologi yang sama maka efeknya dapat bersifat aditif. Sebagai contohnya adalah alkohol yang sifatnya menekan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sistem saraf pusat bila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak bersama obat lain seperti obat sedatif dalam rentang dosis terapetik akan menyebabkan drowsiness yang berlebihan (Baxter, 2006). Sebaliknya, jika dua obat

menghasilkan efek farmakodinamik yang berbeda (antagonis), akan mengurangi respon salah satu atau kedua obat. Sebagai contohnya obat-obat yang cenderung menaikkan tekanan darah seperti NSAID (Nonsteroid Anti-inflammatory Drugs) dapat menghambat efek obat-obat antihipertensi seperti

ACE-Inhibitor (Hansten and Horn, 2003).

Dokumen terkait