• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDAYA KORPORASI DAN PENERAPANNYA DI KANTOR DIVISI SEI MERAH PT. PP. LONSUM INDONESIA, Tbk.

Pada bab ini peneliti akan membahas rumusan masalah pertama mengenai bagaimana budaya korporasi dan penerapannya di Kantor Divisi Sei Merah PT. PP. LONSUM Indonesia, Tbk. Bagaimana para karyawan di kantor Divisi Sei Merah tersebut bekerja sehari – hari akan menunjukkan suatu kebiasaan karyawan dalam bekerja. Dalam bab ini akan menjabarkan jawaban dari rumusan masalah tersebut dari struktur kerja karyawan perusahaan maupun buruh harian yang merupakan bagian dari pekerja di kantor Divisi. Fungsi kerja dari masing – masing karyawan juga akan dapat terlihat jelas.

3. 1. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 3. 1. 1. Visi Perusahaan

Visi dari Lonsum adalah To be the Leading 3C (Crops, Cost, Conditions)

and Research Driven Suistanble Agribusiness yaitu menjadi perusahaan

agribisnis terkemuka yang berkelanjutan dalam hal Tanaman – Biaya – Lingkungan (3C) yang berbasis penelitian dan pengembangan. Visi ini di rumuskan dari beberapa komponen yaitu :

a. Leading : Better than best, role mode (leaders/organization)

- Crops – quality plantations (estate performance), appropriate infrastructure

- Cost – low cost

- Condition – conducive working environment, conducive social environment

b. Research Driven – Breeding, consultative servise (External and Internal) c. Suistanble Agribusiness – Very Long Business

Visi perusahaan adalah sesuatu yang penting, karena visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita – cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Secara singkat dapat dinyatakan, visi adalah pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Perusahaan membutuhkan visi yang dapat digunakan sebagai :

1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan.

2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya. 3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture)

3. 1. 2. Misi Perusahaan

Menurut Wheelen, Wibisono (2006) misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa (Wheelen dalam Wibisono, 2006: 46). Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi tentang

karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam suatu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait.

Lonsum memiliki Misi : To add Value for stakeholders in Agribusiness yakni menambah nilai bagi “stakeholders” di bidang agribisnis. Misi ini memiliki beberapa komponen penting yaitu :

a. Add Kaizen (Incremental), yang terdiri dari : Leading (exponential) dan

Innovation.

b. Value Profit, yakni : People (Employee and Community) dan Planet

(Suistanable environment)

c. Stakeholders Shareholder : Employee, Community, and Suistanble

Environment.

d. Agribusiness – Suistanaible and integrated Agribusiness. 3. 1. 3. Nilai Perusahaan

Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjungjung tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama – sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.

Nilai – nilai perusahaan tersebut lah yang menjadi nilai dasar para karyawan emban dalam bekerja sehari – hari. Nilai yang diciptakan oleh perusahaan akan menjadi keharusan para karyawan gunakan sebagai acuan mereka dalam bekerja maupun bersosialisasi sesama karyawan. Setiap kegiatan yang terjadi di ruang lingkup perusahaan akan terus menjunjung tinggi nilai – nilai perusahaan yang telah diciptakan untuk mendapatkan tujuan suatu perusahaan.

3. 2. Fungsi dan Struktur Organisasi PT. PP. LONSUM Indonesia, Tbk.

Berikut adalah pemaparan bagian dari struktur organisasi PT. PP. Lonsum Indonesia, Tbk. serta fungsi dari bagiannya masing – masing dalam bekerja, yaitu:

1. Board of Commisioner

Dewan Komisaris adalah posisi yang tertinggi dalam struktur organisasi di PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan. Posisi ini dikuasai oleh pemegang saham yang pengangkatannya ditunjuk/disahkan oleh pemegang saham. Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi pekerjaan Direksi.

b. Berhak memeriksa dokumen, gedung dan kekayaan perusahaan. c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan

dengan kepentingan perseroan.

d. Berhak memeriksa atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan pemeriksaan.

e. Berhak meminta agar Presiden Direktur memanggil para Persero untuk menyelenggarakan Rapat Luar Biasa.

f. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja tahunan yang diajukan Presiden Direktur.

g. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaa n kekayaan menurut cara pandang yang baik.

2. President Director

Presiden Direktur adalah pemimpin tertinggi yang berkuasa penuh terhadap perusahaan dengan berkewajiban mengusai pekerjaan para direktur. Presiden Direktur berkewajiban mempertanggung jawabkan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan kepada Dewan Komisaris. Wewenang dan tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah sebagai berikut:

a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam perusahaan. b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat

berjalan dengan lancar.

c. Merencakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja perusahaan.

3. Director Research

a. Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari kons ultasi perusahaan selama kunjungan ke perusahaan.

b. Mengontrol produksi bibit sawit, karet, dan hasil pemeliharaan bibit unggul.

4. Director Production

a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan bidang produksi termasuk kelancaran proses produksi baik kualitas maupun kuantitas.

5. Director Accounts

a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal pengadaan dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau penggunaan uang yang tidak tepat.

b. Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan. c. Bertanggung jawab terhadap pembukuan laporan keuangan. d. Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus

uang masuk dan keluar. 6. Inspectorate

a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan. b. Mengadakan percobaan – percobaan terhadap tanah, bibit dan

lain – lain baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual. 7. Estate Departement

a. Membuat laporan bulanan dan tahunan. b. Memperkirakan pengeluaran tahunan.

c. Menunjukkan hasil panen bulanan dan laporan hasil panen tengah bulan.

d. Mengatur peredaran uang tunai. e. Membuat laporan rutin ke pemerintah. f. Membuat perbandingan harga tiap bulan. g. Mengurus penjualan bibit.

j. Menganalisa daun tanaman.

8. Bahlias Research Station (North Sumatera and South Sumatera)

a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan. b. Meneliti dan mengadakan percobaan – percobaan terhadapan

tanah, bibit, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual. 9. Seed production section

Bertugas khusus untuk memproduksi benih seperti sawit, coklat dan karet baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.

10. Tissue Cultur

a. Melakukan pengembangan bibit dan menggunakan kultur jaringan.

b. Melakukan penelitian atas bibit – bibit tersebut. 11. Management Departement

a. Mengadakan perencanaan tenaga kerja, training, kenaikan pangkat sampai pada masalah pemberhentian maupun pensiun. b. Mengurusi segala macam sekretariat, pengaturan perjalanan

tamu – tamu perusahaan, tiket, akomodasi, dll.

c. Mengurus hal – hal yang berhubungan dengan hukum, agraria, perizinan, dan keamanan.

d. Bertindak sebagai public relation perusahaan.

e. Mengawasi masalah umum di dalam perusahaan baik itu masalah karyawan, staf maupun masyarakat yang mempunyai hubungan dengan perusahaan.

12. Training Section

a. Merencanakan training.

b. Mengadakan pelatihan – pelatihan kepada tenaga kerja yang baru maupun yang lama baik staf maupun karyawan.

13. General and Home Affect

Menangani dan mengendalikan masalah, problem, dan gangguan yang terjadi di rumah atau kediaman atau di mana saja untuk para Dewan komisaris, Presiden Direktur dan Direktur.

14. Clinic Section

Menangani pengobatan para staf dan karyawan kantor di klinik – klinik dan juga pelayanan yang diberikan oleh medis yang disediakan perusahaan. 15. Draffing Section

a. Membuat gambar bangunan dan pabrik.

b. Membuat peta – peta kebun Commodity Section.

c. Menerima pesanan konsumen terhadap hasil produksi yaitu kelapa sawit, karet dan coklat.

d. Mengirimkan pesanan. 16. Estate Departement

a. Melakukan evaluasi terhadap tugas Inspector. b. Melakukan pengontrolan data perkebunan.

c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan bidang tanaman.

17. Development Officer

Bertanggung jawab atas lahan yang akan dipergunakan untuk penanaman bibit.

18. Personnel Section

a. Mendokumentasikan kartu dan berkas staf dan karyawan.

b. Melakukan pengangkatan dan pemberhentian staf, karyawan dan buruh.

c. Mengurus acara – acara keagamaan.

d. Mempersiapkan dokumen dan izin yang diperlukan baik untuk karyawan maupun pihak luar.

e. Memeriksa dan mengontrol rekening pengobatan pada klinik pada perusahaan.

19. Public relation / security

a. Sebagai utusan / perwakilan perusahaan untuk menghadiri undangan baik dari perusahaan ataupun relasi.

b. Mewakili perusahaan dalam pameran dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan.

c. Menangani masalah – masalah yang terjadi baik di kantor maupun di perkebunan seperti demonstrasi dan sekaligus juga sebagai pihak yang menggunakan situasi.

20. General Affairs Department

Berfungsi sebagai bagian umum yang tugasnya untuk memberikan pelayanan bagian umum seperti membuat surat – surat dinas, surat perjalanan dinas, cuti karyawan, kesehatan, keagamaan, olahraga, humas, serta bidang- bidang umum lainnya.

3. 3. Tanggung Jawab Perusahaan

Perusahaan yang akuntabel akan memperhatikan tanggung jawab perusahaan atau sering disebut CSR (Corporate Social Responsbility) nya semaksimal mungkin yang akan didukung oleh semua insan perusahaan yang bersih (good corporate governence). Lonsum menggabungkan fungsi Lingkungan dan Komunitas menjadi satu Departemen yaitu Environment & CSR Coordination untuk memastikan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan dapat dikoordinasikan secara lebih baik dan efektif.

Disadari bahwa komunitas merupakan suatu pemangku kepentingan yang berarti bagi bisnis Lonsum. Karena itu mereka yang tinggal di sekitar lingkungan operasional Lonsum perlu mendapat perhatian dalam penentuan Kebijakan Lingkungan Perusahaan dalam hal pengembangan program – program kesejahteraan. Laporan CSR yang terpisah termasuk dalam agenda setiap rapat direksi, dan seluruh proyek yang terkait dengan lingkungan dan komunitas telah digabungkan dalam satu departemen CSR guna menjamin tercapainya tujuan – tujuan secara integral.

Perseroan melanjutkan program – program pengembangan komunitas dalam berbagai aspek yang meliputi pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, layanan masyarakat, infrastruktur, dan bencana alam.

a. Pendidikan

Di tahun 2008, Lonsum memberikan 144 beasiswa bagi murid – murid SD, SMP dan SMA di sekitar lingkungan perkebunan, termasuk memberikan buku – buku dan sejumlah komputer. Perseroan juga melaksanakan rehabilitasi sepuluh bangunan sekolah di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Sebuah program untuk meningkatkan wawasan para guru TK dilaksanakan oleh Lonsum melalui kerjasama dengan Indonesian Heritage Foundation.

b. Kesehatan

Program pemeriksaan kesehatan untuk para ibu dan anak – anak diselenggarakan di salah satu dari empat perkebunan kami di Sumatera Utara. Program tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan ibu – ibu yang melahirkan dan bayinya, pemeriksaan darah, USG, konsultasi kehamilan, dan pemberian susu dan vitamin.

c. Kepedulian Sosial

Selama Lebaran dan Natal tahun 2008, Perseroan menyediakan 6.465 bingkisan bagi keluarga tidak mampu yang tinggal di sekitar perkebunan kami di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur.

d. Ekonomi

Dalam Upaya untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan komunitas di sekitar perkebunan, perusahaan membe rikan bimbingan penyuluhan dalam peternakan kambing yang dilaksanakan di Sumatera Utara dan Selatan. Program ini berlangsung sukses berkat tekniknya yang mudah, risiko kegagalan yang rendah dan secara relatif hasilnya cepat dinikmati oleh masyarakat.

3. 4. Aktifitas Penerapan Budaya Korporasi

Lokasi penelitian yang ditempati oleh peneliti awalnya dari saran paman teman peneliti. Awal penelitian ditujukan di kantor pusat Medan, namun dikarenakan alasan banyak data yang bocor karena mahasiswa yang magang maka peneliti diajukan untuk melakukan penelitian di kebun Sei Merah, Tanjung Morawa. Segala persiapan surat pengantar dari kampus segera dipersiapkan oleh peneliti. Beliau kemudian membuat surat pengantar dari kantor Medan untuk mendapatkan izin melakukan penelitian di lokasi kebun tersebut. Beliau memberikan arahan bagaimana peneliti bisa ke lokasi serta mendapatkan izin sah dari manajer Sei Merah Estate dan rumah tinggal selama penelitian berlangsung.

Sesampainya peneliti di lokasi , peneliti mendatangi kantor satpam dan kemudian peneliti dibawa ke suatu ruangan untuk bertemu dengan bapak manajer kebun. Pak Eddy sesuai dengan paman teman pe neliti sampaikan sebelumnya di Medan untuk dijumpai. Setelah berkenalan Pak Eddy kemudian memperkenalkan peneliti kepada Pak Agy selaku Kepala Seksi untuk menjelaskan lokasi penelitian dan

rumah dinas Pak Ardy yang menjabat sebagai pengolah data kebun Sei Merah.

Pak Ardy kemudian mengantarkan peneliti ke rumah dinas yang beliau tempati juga. sesampainya di rumah tersebut Pak Ardy yang kemudian beliau mengatakan cukup panggil Abang saja dari pada Bapak menunjukan ruangan yang menjadi kamar tidur peneliti. Bentuk rumah yang sederhana selayaknya rumah model lama perkebunan yang di kelilingi tanaman sawit dengan jarak yang cukup jauh antar rumah. Bahan rumah sudah permanen dengan bata dan semen dan peneliti akan tinggal bersama bang Ardy kedepannya.

Pada hari kamis tanggal dua bulan oktober pukul lima pagi peneliti dan Bang Ardy sudah bangun dan bergegas untuk memulai aktifitas masing – masing. Bang Ardy kemudian mengantarkan peneliti ke kantor Divisi dan diperkenalkan kepada asisten lapangan Sei Merah. Ir. M. Surya adalah nama beliau selaku as isten lapangan

(field assistant) kebun Sei Merah. Beliau sempat heran dengan peneliti karena paman

teman peneliti adalah keturunan India. Kemudian peneliti menjelaskan kepada beliau bagaimana hubungan peneliti dengan Pak Silen yang adalah paman teman peneliti. Sempat beliau tertawa karena tau peneliti adalah suku batak dan Pak Silen adalah keturunan India. Beberapa pertanyaan mendasar beliau mengenai mak sud dan tujuan peneliti ada di Kantor tersebut menjadi modal awal perkenalan peneliti dengan Bapak asisten lapangan Sei Merah tersebut.

Suatu Ruangan yang sederhana dengan bangunan semi permanen merupakan kantor dari Divisi Sei Merah tersebut. Dinding papan masih terlihat khas zaman dulu tanpa ada perubahan yang berarti. ketika memasuki kantor Divisi, semua karyawan akan menanggalkan alas kakinya di luar. Ruangan tersebut terlihat sangat sederhana tanpa ada alat komunikasi seperti telepon, internet atau bahkan komputer sekalipun.

Kesan yang peneliti lihat dalam kantor Divisi tersebut sangatlah sederhana dan jauh dari apa yang orang luar bayangkan tentang PT. PP. Lonsum sangatlah modern. Di kantor hanya terdapat Pak Surya, seorang ibu karyawan , seorang bapak serta dua muda – mudi yang sedang bekerja di dalam.

Pak Surya kemudian memperkenalkan peneliti kepada Buk Tuty selaku

Division Clerk untuk menunjukkan kegiatan sehari – hari yang akan peneliti lakukan. Peneliti pun kemudian berkenalan dengan Buk Tuty dan Pak Surya pergi untuk bekerja ke lapangan. Peneliti juga berkenalan dengan dua orang PW (Piece Work) Ganang dan Pinka. Buk Tuty menyuruh peneliti untuk mengikuti kegiatan dari Bang Ganang dan Kak Pinka dalam bekerja. Pekerjaan mereka berdua adalah membantu kerjaan Buk Tuty dalam mengisi data – data mentah yang masuk dari mandor sehari – harinya.

Bang Ganang yang adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Medan. Beliau bekerja di kantor Divisi sembari kuliah walaupun orangtuanya kurang setuju akan kegiatannya. Bang Ganang bekerja menggunakan laptop miliknya sendiri untuk mengolah data mentah yang akan diserahkan kemudian kepada bagian data Sei Merah Estate. Peralatan komputer maupun printer yang seharusnya menjadi fasilitas kantor tidak ada sama sekali disediakan oleh pihak perkebunan. Jadi beliau harus memiliki laptop sendiri dan jika harus memprint data, beliau harus ke kantor Estate untuk memprint hardcopy maupun menyerahkan flasdisk untuk mengirim data.

Kuliah Bang Ganang sudah diaturnya untuk masuk sore sampai malam agar kerjanya tidak terganggu. Namun orangtuanya kurang setuju karena takut akan mengganggu kuliahnya. Apalagi gaji yang diterima nya tidaklah sebanding dengan

hanya untung iseng – iseng saja mengisi waktu luang kuliah saja sekalian untuk bantu – bantu uang kuliah beliau. Peneliti melihat sosok Bang Ganang sangat diperlukan oleh Pak Surya dalam mempersiapkan data – data lapangan untuk kemudian Pak Surya persentasikan di Sei Merah Estate. Entah kenapa fasilitas dari Estate masih saja tidak ada yang mendukung kerjanya.

Peneliti hanya memperhatikan Bang Ganang mengetik data mentah yang diolahnya ke laptopnya. Sampai pada jam Sembilan lewat tiga puluh menit pagi mereka menghentikan kerjaan masing – masing. Jam istirahat mereka di kantor Divisi dimulai. Peneliti ditawarin 4wolen oleh Buk Tuty dan karyawan lainya sembari

mengeluarkan bekal mereka masing – masing. Karena peneliti masih baru di sana maka peneliti menolak ajakan mereka dengan alasan sudah sarapan pagi tadi sebelum ke kantor dan mereka pun melanjutkan wolen mereka masing – masing. Peneliti kembali kerumah tinggalnya yang terletak di belakang kantor Divisi untuk sekedar melepas dahaga dan merebah sejenak.

Gambar 7. Kantor Divisi Sei Merah

Pagi jam sepuluh jadwal istirhat selesai dan peneliti kembali ke kantor Divisi. Sesampainya di kantor Bang Ganang tidak terlihat di kantor. Buk Tuty mengatakan bahwa Bang Ganang lagi di kantor Sei Merah Estate karena dipanggil Pak Surya. Peneliti kemudian disuruh untuk membantu kerjaan Kak Pinka dalam mencatat data mentah mandor ke buku. Awalnya peneliti hanya melihat – lihat apa yang dikerjakan oleh Kak Pinka agar kerjanya tidak terganggu. Peneliti melihat begitu banyak data mandor yang harus beliau pindahkan dan merumuskannya kembali sesuai ketetapan perusahaan.

Kak Pinka adalah karyawan harian (PW) sama halnya Bang Ganang, tapi Kak Pinka tidak ada kuliah lagi. Ayah beliau bekerja sebagai security di Sei Merah Estate. Beliau pun dapat peluang bekerja di Sei Merah Estate karena rekomendasi ayah beliau. Peneliti melihat tugas yang diberikan kepada beliau sendiri sangatlah banyak. Apalagi beliau juga harus memindahkan data tersebut ke laptop yang juga merupakan milikya pribadi tanpa ada fasilitas dari pihak perusahaan PT. PP. Lonsum. Mereka seakan dibebani harus wajib memiliki laptop sendiri untuk mengerjakan kerjaan mereka dengan beban data mentah yang cukup banyak.

Pada ke tujuh penelitian, selasa tanggal tujuh bulan Oktober Sei Merah Estate kedatangan tamu dari LKBM Medan. Di Kantor Divisi Sei Merah terdapat Pak Surya dan Pak Eddy yang sedang mempersiapkan denah lokasi lapangan. Pak Surya mengajak peneliti untuk ikut serta kelapangan melihat kegiatan LKBM di lapangan. Tibalah dua orang perempuan dan laki – laki dari bus selaku LKBM tersebut. Setelah mereka briefing sesaat lalu bertolak ke lapangan yang akan tim LKBM survei

Kegiatan tersebut dibantu oleh mandor pestisida Bang Havis dan beberapa anggotanya. Satu demi satu pokok sawit didata mereka sebagai simple data. Tim LKBM adalah tim khusus yang dibentuk oleh PT. PP. Lonsum dari tamatan SMA untuk disebar ke kebun – kebun Lonsum sebagai tim survei lapangan. Pak Eddy mengatakan bahwa sekarang ini segala sesuatunya memang sudah mulai ketat. Hal itu disebabkan IndoAgri adalah pemilik perusahaan PT. PP. LONSUM Indonesia, Tbk. saat ini.

Gambar 8. Map tahun tanam Sei Merah Estate

Ketika di tengah perjalanan mendata pokok sawit, terdengar Pak Eddy sedang menelepon seseorang. Kemudian Pak Eddy menceritakan kepada Peneliti bahwa ada orang yang ketangkap oleh centeng kebun mencuri buah sawit di kebun. Pak Eddy menyuruh centeng untuk membawa mereka ke Polres dan difoto untuk dokumentasi. Beliau memang sudah banyak menangkapi pencuri buah sawit selama menjabat

manajer di Sei Merah Estate. Biasanya pelaku akan dibawa ke Polre s untuk ditindak lebih lanjut. Namun banyak dari mereka akan ditebus oleh pihak keluarga mereka masing – masing. Menurut Pak Eddy warga sekitar kebun lah yang sering mengambil buah sawit tersebut. Pengambilan buat sawit terkadang dilakukan secara paksa, di mana buah sawit masih muda dan belum waktunya di panen. Hal tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan pokok sawit yang bisa mengakibatkan buah yang nantinya tumbuh lagi bisa cacat produksi. Tengah hari mereka kembali ke kantor Divisi Sei Merah untuk rehat dan wolen di sana dan aktifitas akan dilanjutkan kembali jam dua siang nanti.

Jam dua siang mereka dan peneliti memulai kembali kegiatan survei ke lapangan yang berbeda. Lokasi yang mereka survei terlihat pokok yang sudah tinggi dan lebih tua dari pokok sawit di lapangan sebelumnya. Pro ses pemeriksaan pohon yang satu – satu secara detail membuat terasa lama. Ketika karyawan LKBM berada di depan anggota Bang Havis, Pak Eddy mengatakan kepada mereka agar mempercepat proses pendataan pokok sawit. Pak Eddy mengarahkan mereka agar tidak terlalu jujur dalam memberikan data. Pihak perusahaan tidak pernah tau apa yang sebenarnya dikerjakan di lapangan, jadi jika mereka memberikan informasi data pokok sawit yang sebenarnya itu malah akan membuat rapot yang buruk bagi mereka.

Ibarat kuda di kota Berastagi, di mana mata kuda itu ditutup dari sisi kanan dan kiri agar pandangannya fokus ke depan saja. Pak Eddy menjelaskan kepada anggota pestisida Bang Havis supaya lebih menonjolkan pokok yang bagus dan mengurangi pokok sawit yang kurang bagus. Tim LKBM memang hanya mencatat seluruh apa yang mereka lihat langsung tanpa peduli bagaimana proses pokok sawit

lapangan kebun sawit. Sampai akhirnya jam e nam sore pendataan pokok sawit pun selesai dan kembali ke kantor Divisi Sei Merah untuk pulang.

Pagi hari besoknya peneliti kembali ke kantor Divisi Sei Merah dengan

Dokumen terkait