• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Korporasi PT. PP. LONSUM Indoneseia, Tbk di Kantor Divisi Sei Merah Estate, Tanjung Morawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Budaya Korporasi PT. PP. LONSUM Indoneseia, Tbk di Kantor Divisi Sei Merah Estate, Tanjung Morawa"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Arus Akbar Silondae, Wirawan B. Ilyas. 2011. Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Elster, Jon. 2000. Marxisme : Analisis Kritis. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Ernawan, Erni. 2007. Business Ethics. Bandung: Alfabeta.

Haviland, William A. 1998. Antropologi, Edisi keempat jilid I. Jakarta: Erlangga.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika.

Hesel, Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT. GramediaWidiasarana

Indonesia.

Keesing, R.M. 1992. Antropologi Budaya, Suatu Perspektif Kontemporter. Jakarta:

Erlangga.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Koentjaraningrat. 2009. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta: UI-Press.

Kotter, John P. dan James L. Heskett. 1997. Dampak Budaya Perusahaan Terhadap

Kinerja. New York: The Free Press A Division Simon and Schuster Pte. Ltd.

Margono. 1997. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

(2)

Ndraha, Taliziduhu. 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Riduwan, 2004. Metode dan Teknik Menyusun Thesis. Bandung: Alfabeta.

Samovar, Larry A., Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel. 2010. Komunikasi

Lintas Budaya, Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika.

Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisas. Yogyakarta: UPM STIM-YKPN.

Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Tika, Pabundu. 2005. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wibisono, Dermawan. 2006. Manajemen Kinerja Konsep, Desain, dan Teknik

Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Bandung: Erlangga.

Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi : Teori Aplikasi dan Penelitian.

(3)

Sumber Internet :

http://www.londonsumatra.com/content.aspx?code=10000000 (kamis, 12-10-15 jam

15.10 WIB)

https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan#Jenis-jenis_perusahaan (kamis, 12-10-15

jam 16.04 WIB)

http://www.pengertianpakar.com/2015/04/pengertian-korporasi- menurut-pakar.html

(4)

BAB III

BUDAYA KORPORASI DAN PENERAPANNYA DI KANTOR DIVISI SEI MERAH PT. PP. LONSUM INDONESIA, Tbk.

Pada bab ini peneliti akan membahas rumusan masalah pertama mengenai

bagaimana budaya korporasi dan penerapannya di Kantor Divisi Sei Merah PT. PP.

LONSUM Indonesia, Tbk. Bagaimana para karyawan di kantor Divisi Sei Merah

tersebut bekerja sehari – hari akan menunjukkan suatu kebiasaan karyawan dalam

bekerja. Dalam bab ini akan menjabarkan jawaban dari rumusan masalah tersebut dari

struktur kerja karyawan perusahaan maupun buruh harian yang merupakan bagian

dari pekerja di kantor Divisi. Fungsi kerja dari masing – masing karyawan juga akan

dapat terlihat jelas.

3. 1. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 3. 1. 1. Visi Perusahaan

Visi dari Lonsum adalah To be the Leading 3C (Crops, Cost, Conditions)

and Research Driven Suistanble Agribusiness yaitu menjadi perusahaan

agribisnis terkemuka yang berkelanjutan dalam hal Tanaman – Biaya –

Lingkungan (3C) yang berbasis penelitian dan pengembangan. Visi ini di

rumuskan dari beberapa komponen yaitu :

(5)

a. Leading : Better than best, role mode (leaders/organization)

- Crops – quality plantations (estate performance), appropriate infrastructure

- Cost – low cost

- Condition – conducive working environment, conducive social environment

b. Research Driven – Breeding, consultative servise (External and Internal) c. Suistanble Agribusiness – Very Long Business

Visi perusahaan adalah sesuatu yang penting, karena visi merupakan

rangkaian kalimat yang menyatakan cita – cita atau impian sebuah organisasi atau

perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Secara singkat dapat dinyatakan,

visi adalah pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Perusahaan

membutuhkan visi yang dapat digunakan sebagai :

1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan.

2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya.

3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture)

3. 1. 2. Misi Perusahaan

Menurut Wheelen, Wibisono (2006) misi merupakan rangkaian kalimat

yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang

disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa

(Wheelen dalam Wibisono, 2006: 46). Tujuan dari pernyataan misi adalah

(6)

karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam suatu

bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh

semua pihak yang terkait.

Lonsum memiliki Misi : To add Value for stakeholders in Agribusiness

yakni menambah nilai bagi “stakeholders” di bidang agribisnis. Misi ini memiliki

beberapa komponen penting yaitu :

a. Add Kaizen (Incremental), yang terdiri dari : Leading (exponential) dan

Innovation.

b. Value Profit, yakni : People (Employee and Community) dan Planet

(Suistanable environment)

c. Stakeholders Shareholder : Employee, Community, and Suistanble

Environment.

d. Agribusiness – Suistanaible and integrated Agribusiness. 3. 1. 3. Nilai Perusahaan

Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan

menjungjung tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan

secara bersama – sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi

yang berkelanjutan.

Nilai – nilai perusahaan tersebut lah yang menjadi nilai dasar para karyawan

emban dalam bekerja sehari – hari. Nilai yang diciptakan oleh perusahaan akan

menjadi keharusan para karyawan gunakan sebagai acuan mereka dalam bekerja

maupun bersosialisasi sesama karyawan. Setiap kegiatan yang terjadi di ruang lingkup

perusahaan akan terus menjunjung tinggi nilai – nilai perusahaan yang telah

(7)

3. 2. Fungsi dan Struktur Organisasi PT. PP. LONSUM Indonesia, Tbk.

Berikut adalah pemaparan bagian dari struktur organisasi PT. PP. Lonsum

Indonesia, Tbk. serta fungsi dari bagiannya masing – masing dalam bekerja, yaitu:

1. Board of Commisioner

Dewan Komisaris adalah posisi yang tertinggi dalam struktur

organisasi di PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan. Posisi ini

dikuasai oleh pemegang saham yang pengangkatannya ditunjuk/disahkan

oleh pemegang saham. Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan

Komisaris adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi pekerjaan Direksi.

b. Berhak memeriksa dokumen, gedung dan kekayaan perusahaan.

c. Meminta berbagai keterangan dari Direksi yang berkenaan

dengan kepentingan perseroan.

d. Berhak memeriksa atas beban perusahaan serta meminta

bantuan ahli untuk melakukan pemeriksaan.

e. Berhak meminta agar Presiden Direktur memanggil para Persero

untuk menyelenggarakan Rapat Luar Biasa.

f. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan

program kerja tahunan yang diajukan Presiden Direktur.

g. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaa n

(8)

2. President Director

Presiden Direktur adalah pemimpin tertinggi yang berkuasa penuh

terhadap perusahaan dengan berkewajiban mengusai pekerjaan para

direktur. Presiden Direktur berkewajiban mempertanggung jawabkan

segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan kepada

Dewan Komisaris. Wewenang dan tanggung jawab dari Presiden Direktur

adalah sebagai berikut:

a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam perusahaan.

b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat

berjalan dengan lancar.

c. Merencakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang

dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran

belanja perusahaan.

3. Director Research

a. Mengadakan diskusi dan menemani para ahli dari kons ultasi

perusahaan selama kunjungan ke perusahaan.

b. Mengontrol produksi bibit sawit, karet, dan hasil pemeliharaan

bibit unggul.

4. Director Production

a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan

bidang produksi termasuk kelancaran proses produksi baik

kualitas maupun kuantitas.

(9)

5. Director Accounts

a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan dalam hal

pengadaan dana agar tidak terjadi suatu pemborosan atau

penggunaan uang yang tidak tepat.

b. Mengawasi dan mengatur karyawan bagian keuangan.

c. Bertanggung jawab terhadap pembukuan laporan keuangan.

d. Mengendalikan atau mengadakan pengawasan terhadap arus

uang masuk dan keluar.

6. Inspectorate

a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan.

b. Mengadakan percobaan – percobaan terhadap tanah, bibit dan

lain – lain baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.

7. Estate Departement

a. Membuat laporan bulanan dan tahunan.

b. Memperkirakan pengeluaran tahunan.

c. Menunjukkan hasil panen bulanan dan laporan hasil panen

tengah bulan.

d. Mengatur peredaran uang tunai.

e. Membuat laporan rutin ke pemerintah.

f. Membuat perbandingan harga tiap bulan.

g. Mengurus penjualan bibit.

(10)

j. Menganalisa daun tanaman.

8. Bahlias Research Station (North Sumatera and South Sumatera)

a. Meneliti dan mengawasi tanaman secara langsung ke lapangan.

b. Meneliti dan mengadakan percobaan – percobaan terhadapan

tanah, bibit, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.

9. Seed production section

Bertugas khusus untuk memproduksi benih seperti sawit, coklat dan

karet baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual.

10. Tissue Cultur

a. Melakukan pengembangan bibit dan menggunakan kultur

jaringan.

b. Melakukan penelitian atas bibit – bibit tersebut.

11. Management Departement

a. Mengadakan perencanaan tenaga kerja, training, kenaikan

pangkat sampai pada masalah pemberhentian maupun pensiun.

b. Mengurusi segala macam sekretariat, pengaturan perjalanan

tamu – tamu perusahaan, tiket, akomodasi, dll.

c. Mengurus hal – hal yang berhubungan dengan hukum, agraria,

perizinan, dan keamanan.

d. Bertindak sebagai public relation perusahaan.

e. Mengawasi masalah umum di dalam perusahaan baik itu

masalah karyawan, staf maupun masyarakat yang mempunyai

(11)

12. Training Section

a. Merencanakan training.

b. Mengadakan pelatihan – pelatihan kepada tenaga kerja yang

baru maupun yang lama baik staf maupun karyawan.

13. General and Home Affect

Menangani dan mengendalikan masalah, problem, dan gangguan yang

terjadi di rumah atau kediaman atau di mana saja untuk para Dewan

komisaris, Presiden Direktur dan Direktur.

14. Clinic Section

Menangani pengobatan para staf dan karyawan kantor di klinik – klinik

dan juga pelayanan yang diberikan oleh medis yang disediakan perusahaan.

15. Draffing Section

a. Membuat gambar bangunan dan pabrik.

b. Membuat peta – peta kebun Commodity Section.

c. Menerima pesanan konsumen terhadap hasil produksi yaitu

kelapa sawit, karet dan coklat.

d. Mengirimkan pesanan.

16. Estate Departement

a. Melakukan evaluasi terhadap tugas Inspector.

b. Melakukan pengontrolan data perkebunan.

c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan bidang tanaman.

(12)

17. Development Officer

Bertanggung jawab atas lahan yang akan dipergunakan untuk

penanaman bibit.

18. Personnel Section

a. Mendokumentasikan kartu dan berkas staf dan karyawan.

b. Melakukan pengangkatan dan pemberhentian staf, karyawan dan

buruh.

c. Mengurus acara – acara keagamaan.

d. Mempersiapkan dokumen dan izin yang diperlukan baik untuk

karyawan maupun pihak luar.

e. Memeriksa dan mengontrol rekening pengobatan pada klinik

pada perusahaan.

19. Public relation / security

a. Sebagai utusan / perwakilan perusahaan untuk menghadiri

undangan baik dari perusahaan ataupun relasi.

b. Mewakili perusahaan dalam pameran dan promosi yang

dilakukan oleh perusahaan.

c. Menangani masalah – masalah yang terjadi baik di kantor

maupun di perkebunan seperti demonstrasi dan sekaligus juga

(13)

20. General Affairs Department

Berfungsi sebagai bagian umum yang tugasnya untuk memberikan

pelayanan bagian umum seperti membuat surat – surat dinas, surat

perjalanan dinas, cuti karyawan, kesehatan, keagamaan, olahraga, humas,

serta bidang- bidang umum lainnya.

3. 3. Tanggung Jawab Perusahaan

Perusahaan yang akuntabel akan memperhatikan tanggung jawab

perusahaan atau sering disebut CSR (Corporate Social Responsbility) nya

semaksimal mungkin yang akan didukung oleh semua insan perusahaan yang

bersih (good corporate governence). Lonsum menggabungkan fungsi

Lingkungan dan Komunitas menjadi satu Departemen yaitu Environment & CSR

Coordination untuk memastikan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan

dapat dikoordinasikan secara lebih baik dan efektif.

Disadari bahwa komunitas merupakan suatu pemangku kepentingan yang

berarti bagi bisnis Lonsum. Karena itu mereka yang tinggal di sekitar lingkungan

operasional Lonsum perlu mendapat perhatian dalam penentuan Kebijakan

Lingkungan Perusahaan dalam hal pengembangan program – program

kesejahteraan. Laporan CSR yang terpisah termasuk dalam agenda setiap rapat

direksi, dan seluruh proyek yang terkait dengan lingkungan dan komunitas telah

digabungkan dalam satu departemen CSR guna menjamin tercapainya tujuan –

(14)

Perseroan melanjutkan program – program pengembangan komunitas dalam

berbagai aspek yang meliputi pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, layanan

masyarakat, infrastruktur, dan bencana alam.

a. Pendidikan

Di tahun 2008, Lonsum memberikan 144 beasiswa bagi murid – murid

SD, SMP dan SMA di sekitar lingkungan perkebunan, termasuk memberikan

buku – buku dan sejumlah komputer. Perseroan juga melaksanakan rehabilitasi

sepuluh bangunan sekolah di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan

Timur. Sebuah program untuk meningkatkan wawasan para guru TK dilaksanakan

oleh Lonsum melalui kerjasama dengan Indonesian Heritage Foundation.

b. Kesehatan

Program pemeriksaan kesehatan untuk para ibu dan anak – anak

diselenggarakan di salah satu dari empat perkebunan kami di Sumatera Utara.

Program tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan ibu – ibu yang melahirkan dan

bayinya, pemeriksaan darah, USG, konsultasi kehamilan, dan pemberian susu dan

vitamin.

c. Kepedulian Sosial

Selama Lebaran dan Natal tahun 2008, Perseroan menyediakan 6.465

bingkisan bagi keluarga tidak mampu yang tinggal di sekitar perkebunan kami di

Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat

(15)

d. Ekonomi

Dalam Upaya untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan

komunitas di sekitar perkebunan, perusahaan membe rikan bimbingan penyuluhan

dalam peternakan kambing yang dilaksanakan di Sumatera Utara dan Selatan.

Program ini berlangsung sukses berkat tekniknya yang mudah, risiko kegagalan yang

rendah dan secara relatif hasilnya cepat dinikmati oleh masyarakat.

3. 4. Aktifitas Penerapan Budaya Korporasi

Lokasi penelitian yang ditempati oleh peneliti awalnya dari saran paman

teman peneliti. Awal penelitian ditujukan di kantor pusat Medan, namun dikarenakan

alasan banyak data yang bocor karena mahasiswa yang magang maka peneliti

diajukan untuk melakukan penelitian di kebun Sei Merah, Tanjung Morawa. Segala

persiapan surat pengantar dari kampus segera dipersiapkan oleh peneliti. Beliau

kemudian membuat surat pengantar dari kantor Medan untuk mendapatkan izin

melakukan penelitian di lokasi kebun tersebut. Beliau memberikan arahan bagaimana

peneliti bisa ke lokasi serta mendapatkan izin sah dari manajer Sei Merah Estate dan

rumah tinggal selama penelitian berlangsung.

Sesampainya peneliti di lokasi , peneliti mendatangi kantor satpam dan

kemudian peneliti dibawa ke suatu ruangan untuk bertemu dengan bapak manajer

kebun. Pak Eddy sesuai dengan paman teman pe neliti sampaikan sebelumnya di

Medan untuk dijumpai. Setelah berkenalan Pak Eddy kemudian memperkenalkan

(16)

rumah dinas Pak Ardy yang menjabat sebagai pengolah data kebun Sei Merah.

Pak Ardy kemudian mengantarkan peneliti ke rumah dinas yang beliau

tempati juga. sesampainya di rumah tersebut Pak Ardy yang kemudian beliau

mengatakan cukup panggil Abang saja dari pada Bapak menunjukan ruangan yang

menjadi kamar tidur peneliti. Bentuk rumah yang sederhana selayaknya rumah model

lama perkebunan yang di kelilingi tanaman sawit dengan jarak yang cukup jauh antar

rumah. Bahan rumah sudah permanen dengan bata dan semen dan peneliti akan

tinggal bersama bang Ardy kedepannya.

Pada hari kamis tanggal dua bulan oktober pukul lima pagi peneliti dan Bang

Ardy sudah bangun dan bergegas untuk memulai aktifitas masing – masing. Bang

Ardy kemudian mengantarkan peneliti ke kantor Divisi dan diperkenalkan kepada

asisten lapangan Sei Merah. Ir. M. Surya adalah nama beliau selaku as isten lapangan

(field assistant) kebun Sei Merah. Beliau sempat heran dengan peneliti karena paman

teman peneliti adalah keturunan India. Kemudian peneliti menjelaskan kepada beliau

bagaimana hubungan peneliti dengan Pak Silen yang adalah paman teman peneliti.

Sempat beliau tertawa karena tau peneliti adalah suku batak dan Pak Silen adalah

keturunan India. Beberapa pertanyaan mendasar beliau mengenai mak sud dan tujuan

peneliti ada di Kantor tersebut menjadi modal awal perkenalan peneliti dengan Bapak

asisten lapangan Sei Merah tersebut.

Suatu Ruangan yang sederhana dengan bangunan semi permanen merupakan

kantor dari Divisi Sei Merah tersebut. Dinding papan masih terlihat khas zaman dulu

tanpa ada perubahan yang berarti. ketika memasuki kantor Divisi, semua karyawan

akan menanggalkan alas kakinya di luar. Ruangan tersebut terlihat sangat sederhana

(17)

Kesan yang peneliti lihat dalam kantor Divisi tersebut sangatlah sederhana dan jauh

dari apa yang orang luar bayangkan tentang PT. PP. Lonsum sangatlah modern. Di

kantor hanya terdapat Pak Surya, seorang ibu karyawan , seorang bapak serta dua

muda – mudi yang sedang bekerja di dalam.

Pak Surya kemudian memperkenalkan peneliti kepada Buk Tuty selaku

Division Clerk untuk menunjukkan kegiatan sehari – hari yang akan peneliti lakukan. Peneliti pun kemudian berkenalan dengan Buk Tuty dan Pak Surya pergi untuk

bekerja ke lapangan. Peneliti juga berkenalan dengan dua orang PW (Piece Work)

Ganang dan Pinka. Buk Tuty menyuruh peneliti untuk mengikuti kegiatan dari Bang

Ganang dan Kak Pinka dalam bekerja. Pekerjaan mereka berdua adalah membantu

kerjaan Buk Tuty dalam mengisi data – data mentah yang masuk dari mandor sehari –

harinya.

Bang Ganang yang adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Medan.

Beliau bekerja di kantor Divisi sembari kuliah walaupun orangtuanya kurang setuju

akan kegiatannya. Bang Ganang bekerja menggunakan laptop miliknya sendiri untuk

mengolah data mentah yang akan diserahkan kemudian kepada bagian data Sei Merah

Estate. Peralatan komputer maupun printer yang seharusnya menjadi fasilitas kantor

tidak ada sama sekali disediakan oleh pihak perkebunan. Jadi beliau harus memiliki

laptop sendiri dan jika harus memprint data, beliau harus ke kantor Estate untuk

memprint hardcopy maupun menyerahkan flasdisk untuk mengirim data.

Kuliah Bang Ganang sudah diaturnya untuk masuk sore sampai malam agar

kerjanya tidak terganggu. Namun orangtuanya kurang setuju karena takut akan

(18)

hanya untung iseng – iseng saja mengisi waktu luang kuliah saja sekalian untuk bantu

– bantu uang kuliah beliau. Peneliti melihat sosok Bang Ganang sangat diperlukan

oleh Pak Surya dalam mempersiapkan data – data lapangan untuk kemudian Pak

Surya persentasikan di Sei Merah Estate. Entah kenapa fasilitas dari Estate masih saja

tidak ada yang mendukung kerjanya.

Peneliti hanya memperhatikan Bang Ganang mengetik data mentah yang

diolahnya ke laptopnya. Sampai pada jam Sembilan lewat tiga puluh menit pagi

mereka menghentikan kerjaan masing – masing. Jam istirahat mereka di kantor Divisi

dimulai. Peneliti ditawarin 4wolen oleh Buk Tuty dan karyawan lainya sembari

mengeluarkan bekal mereka masing – masing. Karena peneliti masih baru di sana

maka peneliti menolak ajakan mereka dengan alasan sudah sarapan pagi tadi sebelum

ke kantor dan mereka pun melanjutkan wolen mereka masing – masing. Peneliti

kembali kerumah tinggalnya yang terletak di belakang kantor Divisi untuk sekedar

melepas dahaga dan merebah sejenak.

Gambar 7. Kantor Divisi Sei Merah

(19)

Pagi jam sepuluh jadwal istirhat selesai dan peneliti kembali ke kantor Divisi.

Sesampainya di kantor Bang Ganang tidak terlihat di kantor. Buk Tuty mengatakan

bahwa Bang Ganang lagi di kantor Sei Merah Estate karena dipanggil Pak Surya.

Peneliti kemudian disuruh untuk membantu kerjaan Kak Pinka dalam mencatat data

mentah mandor ke buku. Awalnya peneliti hanya melihat – lihat apa yang dikerjakan

oleh Kak Pinka agar kerjanya tidak terganggu. Peneliti melihat begitu banyak data

mandor yang harus beliau pindahkan dan merumuskannya kembali sesuai ketetapan

perusahaan.

Kak Pinka adalah karyawan harian (PW) sama halnya Bang Ganang, tapi Kak

Pinka tidak ada kuliah lagi. Ayah beliau bekerja sebagai security di Sei Merah Estate.

Beliau pun dapat peluang bekerja di Sei Merah Estate karena rekomendasi ayah

beliau. Peneliti melihat tugas yang diberikan kepada beliau sendiri sangatlah banyak.

Apalagi beliau juga harus memindahkan data tersebut ke laptop yang juga merupakan

milikya pribadi tanpa ada fasilitas dari pihak perusahaan PT. PP. Lonsum. Mereka

seakan dibebani harus wajib memiliki laptop sendiri untuk mengerjakan kerjaan

mereka dengan beban data mentah yang cukup banyak.

Pada ke tujuh penelitian, selasa tanggal tujuh bulan Oktober Sei Merah Estate

kedatangan tamu dari LKBM Medan. Di Kantor Divisi Sei Merah terdapat Pak Surya

dan Pak Eddy yang sedang mempersiapkan denah lokasi lapangan. Pak Surya

mengajak peneliti untuk ikut serta kelapangan melihat kegiatan LKBM di lapangan.

Tibalah dua orang perempuan dan laki – laki dari bus selaku LKBM tersebut. Setelah

(20)

Kegiatan tersebut dibantu oleh mandor pestisida Bang Havis dan beberapa

anggotanya. Satu demi satu pokok sawit didata mereka sebagai simple data. Tim

LKBM adalah tim khusus yang dibentuk oleh PT. PP. Lonsum dari tamatan SMA

untuk disebar ke kebun – kebun Lonsum sebagai tim survei lapangan. Pak Eddy

mengatakan bahwa sekarang ini segala sesuatunya memang sudah mulai ketat. Hal itu

disebabkan IndoAgri adalah pemilik perusahaan PT. PP. LONSUM Indonesia, Tbk.

saat ini.

Gambar 8. Map tahun tanam Sei Merah Estate

Ketika di tengah perjalanan mendata pokok sawit, terdengar Pak Eddy sedang

menelepon seseorang. Kemudian Pak Eddy menceritakan kepada Peneliti bahwa ada

orang yang ketangkap oleh centeng kebun mencuri buah sawit di kebun. Pak Eddy

menyuruh centeng untuk membawa mereka ke Polres dan difoto untuk dokumentasi.

(21)

manajer di Sei Merah Estate. Biasanya pelaku akan dibawa ke Polre s untuk ditindak

lebih lanjut. Namun banyak dari mereka akan ditebus oleh pihak keluarga mereka

masing – masing. Menurut Pak Eddy warga sekitar kebun lah yang sering mengambil

buah sawit tersebut. Pengambilan buat sawit terkadang dilakukan secara paksa, di

mana buah sawit masih muda dan belum waktunya di panen. Hal tersebut dapat

mempengaruhi pertumbuhan pokok sawit yang bisa mengakibatkan buah yang

nantinya tumbuh lagi bisa cacat produksi. Tengah hari mereka kembali ke kantor

Divisi Sei Merah untuk rehat dan wolen di sana dan aktifitas akan dilanjutkan

kembali jam dua siang nanti.

Jam dua siang mereka dan peneliti memulai kembali kegiatan survei ke

lapangan yang berbeda. Lokasi yang mereka survei terlihat pokok yang sudah tinggi

dan lebih tua dari pokok sawit di lapangan sebelumnya. Pro ses pemeriksaan pohon

yang satu – satu secara detail membuat terasa lama. Ketika karyawan LKBM berada

di depan anggota Bang Havis, Pak Eddy mengatakan kepada mereka agar

mempercepat proses pendataan pokok sawit. Pak Eddy mengarahkan mereka agar

tidak terlalu jujur dalam memberikan data. Pihak perusahaan tidak pernah tau apa

yang sebenarnya dikerjakan di lapangan, jadi jika mereka memberikan informasi data

pokok sawit yang sebenarnya itu malah akan membuat rapot yang buruk bagi mereka.

Ibarat kuda di kota Berastagi, di mana mata kuda itu ditutup dari sisi kanan

dan kiri agar pandangannya fokus ke depan saja. Pak Eddy menjelaskan kepada

anggota pestisida Bang Havis supaya lebih menonjolkan pokok yang bagus dan

mengurangi pokok sawit yang kurang bagus. Tim LKBM memang hanya mencatat

(22)

lapangan kebun sawit. Sampai akhirnya jam e nam sore pendataan pokok sawit pun

selesai dan kembali ke kantor Divisi Sei Merah untuk pulang.

Pagi hari besoknya peneliti kembali ke kantor Divisi Sei Merah dengan

semangat akan mendapatkan pengalaman yang baru lagi. Terlihat beberapa mandor

dan angota-angotanya berkumpul di depan pintu kantor untuk melakukan briefing

sebelum melakukan pekerjaan mereka masing – masing pada hari itu. Kegiatan dipagi

hari seperti itu sudah merupakan hal wajib yang mereka lakukan untuk

menginstruksikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan di lapangan serta apa yang

mereka butuhkan untuk bekerja. Kegiatan tersebut dilakukan sek itar setengah jam

sampai masing – masing mandor dengan anggotanya b ubar. Peneliti kembali

membantu kerjaan Kak Pinka dan Bang Ganang yang diberikan oleh Buk Tuty.

Hari itu Kak Pinka mengerjai menghitung daily harvest cost masing – masing

mandor panen. Setiap pagi peneliti melihat seluruh mandor panen menyerahkan data

manen yang dikerjakan mereka. Kemudian Kak Pinka mengolah data lapangan

mandor panen ke buku besar Divisi Sei Merah. Setiap lapangan yang dipanen

memiliki rumus yang sudah ditentukan oleh pihak perusahaan untuk menghitung

(23)

Gambar 9. Buku pendataan Daily Harvesting Cost Sei Merah

Kak Pinka yang bertugas membantu mengerjakan pekerjaan Buk Tuty sering

kelihatan lelah karena beban tugas yang dirasanya begitu banyak. Setelah

penghitungan rumus DHC panen selesai, peneliti kemudian membantu beliau untuk

mencatat hasil penghitungannya ke mading depan kantor. Hasil yang ditulis didepan

mading bertujuan agar keterbukaan hasil upah yang akan diterima PW saat manen.

Dari hasil penghitungan tersebut mereka juga dapat tau siapa PW yang bekerja dan

yang tidak hadir pada hari kerja. Hasil upah yang mereka dapat sesuai dengan berat

jumlah janjang buah yang mereka panen di setiap lapangan pokok kelapa sawit. Siang

harinya peneliti bertemu dengan Mandor Suhaidi di kantor Divisi. Mandor Suhaidi

mengatakan saat memanen buah sawit, mereka tidak boleh sembarang manen buah.

Mandor melihat jatuhnya lima buah brondolan sawit yang menandakan buah sawit

(24)

Gambar 10. Papan Mading Daily Harvesting Cost Sei Merah

Setiap melakukan manen mandor panen selalu mengawasi anggotanya dalam

memanen dan mereka akan diawasi oleh Pak Satu sebutan bagi mandor satu yaitu Pak

Kusno. Hasil panen tiap lapangan akan dibagi oleh mandor. Mandor satu, mandor

panen, DRP panen, dan centeng. Mereka akan bekerja sama dalam menjaga hasil

panen yang banyak serta menjaga hasil buah yang akan diangkut dari orang – orang

yang hendak mencuri hasil buah.

Pak Suhaidi selaku mandor satu bercerita – cerita mengenai keluarganya

sembari mengerjai laporan tertulis mandor saat panen. Beliau me ngatakan kepada

peneliti bahwa ia memiliki seorang putra dan putri yang kuliah di Medan. Anak laki –

laki beliau sempat tidak mau kuliah karena lebih memilih untuk langsung kerja saja.

Namun karena Pak Suhaidi bekerja di situ juga tamatan sarjana maka beliau memaksa

putranya untuk kuliah sembari bekerja di kebun perusahaan. Beliau tidak mau

anaknya kerja tanpa ada ilmu yang bisa menjamin kehidupannya jika putranya tidak

(25)

akan putranya tersebut apakah putranya benar – benar mengikuti perkuliahannya di

Medan atau tidak.

Berbeda dengan putri Pak Suhaidi, beliau banyak menawari anaknya untuk

kerja tapi putrinya lebih memilih kuliah dari pada bekerja. Pak Suhaidi mengatakan

kalau orang yang kerja di kebun seperti ini sangat jarang anak – anaknya yang

memilih untuk melanjutkan jenjang sekolahnya ke bangku perkuliahan. Kebanyakan

dari mereka lebih memilih untuk bekerja menghasilkan uang yang kemudian membeli

sepeda motor lalu menikah. Pemikiran Pak Suhaidi yang peneliti lihat lebih maju dari

karyawan yang lainnya mungkin karena beliau adalah tamatan sarjana. Sehingga anak

– anaknya pun tidak mau seperti anak – anak yang lain yang hanya memikirkan

mendapatkan uang.

Putra beliau memang ikut bekerja di kebun perusahaan untuk menambah uang

jajan anaknya. Pak Suhaidi tetap bertanggung jawab akan uang kuliah putranya di

Medan dengan harapan anaknya akan lebih sukses darinya nanti. Istrinya membuka

warung makan di rumah mereka, dari pendapatan jual makan itu saja sudah bisa

memenuhi dapur mereka kata Pak Suhaidi kepada peneliti. Tidak terasa pembicaraan

tersebut telah jam dua siang, di mana jam segitu adalah jadwal berakhir jam kerja para

karyawan Divisi. Peneliti membantu mereka bersih – bersih serta menutup jendela

dan kemudian pulang sama – sama.

Pagi subuh seperti biasa peneliti datang ke kantor Divisi Sei Merah dan

melihat proses briefing dari Pak Eddy kepada seluruh karyawan Divisi sei Merah.

Pagi itu tanah memang becek dikarenakan gerimis yang turun. Terlihat tanah liat yang

(26)

mulai bersinar dan gerimis pun telah berhenti. Bang Ganang, Kak Pinka dan peneliti

membersihkan teras kantor yang kelihatan jorok oleh bekas pijakan tanah liat. Buk

Tuty, Pak Udin dan Bang Pion sibuk mengerjakan berkas yang akan mereka kerjakan

hari itu.

Setelah membersihkan pekarangan kantor mereka pun istirahat dan kemudian

wolen bersama. Ketika itu Pak Surya datang dengan membuka sepatunya di luar dan

masuk kantor tanpa sepatu. Pak Surya menawari peneliti untuk ikut dalam proses

pemupukan pokok sawit pagi itu. Kemudian Beliau mengantarkan peneliti ke gudang

sebelah kantor Divisi untuk bertemu dengan supir truk yang akan membawa pupuk ke

lapangan yang akan dipupuk. Peneliti pun berkenalan dengan supir truk tersebut di

dalam truk sembari pergi menuju lapangan yang nantinya dituntun oleh mandor

Mariono di sana.

Bang Toyo dulunya adalah kernek truk yang dibawanya de ngan status

karyawan PW. Setelah sekian lama Bang Toyo menjadi kernek truk hingga mahir

dalam mengoprasikannya. Sekarang Bang Toyo sudah diberi kepercayaan sebagai

operator truk dengan status sebagai karyawan DRP. Beliau telah berumah tangga dan

mendapati rumah tinggal dari pihak perusahaan. Peneliti dibawa keliling – keliling

kebun untuk mengantarkan pupuk yang ada di dalam bak truk. Di setiap titik yang

telah ditentukan, anggota mandor Parlindungan sudah ada yang menunggu untuk

menurunkan pupuk dari dalam bak truk. Terlihat banyak pekerja harian lepas yang

menunggu pupuk datang untuk disiangi secara manual.

Tengah hari pekerjaan mengantarkan pupuk pun berhenti sejenak untuk

istirahat. Bang Toyo serta beberapa anggota mandor Parlindungan yang menurunkan

(27)

wolen bersama mereka, namun peneliti menolaknya. Terlihat mereka begitu

menikmati bekal yang mereka bawa sambil berbincang – bincang ringan. Selesai

mereka wolen mereka menghisap rokok mereka sambil membereskan tempat bekal

mereka dan bersiap – siap untuk melanjutkan kerjaan melangsir pupuk di dalam bak

truk ke lapangan pokok sawit lainya. Setelah selesai melangsir pupuk tersebut peneliti

pun di antar kembali ke kantor Divisi. Sesampainya di kantor Divisi, peneliti

kemudian izin pulang karena sudah jam dua siang waktunya selesai bekerja.

Gambar 11. Gudang Divisi Sei Merah

Sesampainya peneliti di rumah tinggal, peneliti keluar rumah mencari

kede makan karena belum ada makan saat jam istirahat tadi. Tidak jauh dari rumah itu

ada rumah yang sekalian menjual makan di pekarangan rumahnya. Peneliti pun

memesan mie instan dan nasi putih untuk dimakan. Ibuk penjual pun masuk ke dapur

dan masak pesanan peneliti. Tinggal lah peneliti dan suami ibu itu di halaman rumah

(28)

Bapak itu adalah pensiunan karyawan DRP perusahaan dalam hal memanen

buat sawit di lapangan. Ayah dari Bapak itu perantauan dari pulau Jawa yang terikut

masa transmigrasi besar – besaran ke pulau Sumatera. Ayah beliau dulunya pekerja

PT. PP. Lonsum juga sebagai pemanen buah sawit. Sejak kecil bapak itu sudah diajak

bekerja memotong dahan pokok sawit serta menggunakan 5eggrek untuk alatnya.

Sehingga masa sekolah bapak itu sudah ikut bekerja di kebun bersama ayahnya

karena sudah terampil dan dipercaya oleh pihak mandor saat itu.

Datang ibu itu dengan membawa makan pesanan peneliti tadi dengan dib antu

putrinya sambil menggendong anak kecil. Peneliti kemudian menghabiskan makanan

yang dibuat ibu tadi dengan lahapnya karena sudah menahan lapar dari jam istirahat.

Sehabis makan peneliti pun kembali berbicara dengan bapak itu tadi untuk

melanjutkan ceritanya tadi yang sempat terputus. Bapak itu kini sudah menjadi

pengangguran di situ dan rumah tinggal yang seharusnya mereka tinggalkan diberi

kompensasi oleh pihak perusahaan sembari menunggu putranya menyelesaikan

sekolah tahun ini. Bapak itu sudah mengajukan permohonan ke kantor Estate untuk

mempekerjakan putranya di situ agar rumah yang mereka tempati sekarang mendapat

izin untuk lanjut ditinggali. Namun pihak perusahaan tidak memberikan jalan untuk

anaknya bisa bekerja di perusahaan.

Pagi yang cerah kembali menyambut hari peneliti di lokasi. Peneliti sudah

terbiasa mengerjakan menghitung Daily Harvesting Cost tugasnya Kak Pinka dengan

rumus yang dicatatnya. Setelah menghitung peneliti juga akan mencatatnya kembali

ke papan tulis mading agar karyawan DRP dan PW bisa mengetahui jumlah cost yang

dihasilkan. Seperti biasa pagi itu kami wolen bersama di kantor dan saling berbagi

5

(29)

lauk. Hari itu Pak Surya ikut wolen bersana di kantor sembari menawarkan peneliti

agar selepas itu untuk ikut mereka mupuk di lapangan dengan mesin jonder. Peneliti

kemudian bergegas ke rumah tinggal untuk mengganti sepatu agar mudah dilapangan

nantinya.

Gambar 12. Mesin jonder dengan alat spin

Peneliti menuju lokasi ditemani oleh Bang Zulfirman karena beliau juga akan

mengawasi proses pemupukannya. Sewaktu menunggu mesin jonder dan pupuk

peneliti berbincang – bincang seputaran kebun di perusahaan itu. Beliau mengatakan

bahwa banyak pokok sawit yang mati dikarenakan ulah warga sekitar kebun.

Pensiunan dari perusahaan tersebut juga ada yang ikut meracun pokok sawit agar

mati. Sebagian lahan kebun PT. PP. Lonsum di Sei Merah Estate ini ada yang

disengketakan oleh warga sekitar kebun. Mereka mengklaim bahwa lahan mereka

(30)

besaran ke kantor Sei Merah Estate sehingga pihak perusahaan meningkatkan

penjagaan di lahan sengketa tersebut.

Pada waktu dulu ada masa dimana pokok sawit banyak diserang oleh jamur

dari dalam pokok sawit. Setelah dilakukan penelitian, oleh pihak perusahaan

melobangi pokok sawit yang terserang penyakit untuk memasukkan obat kedalam

pokok sawit. Hasil dari pelobangan itu mengakibatkan pokok sawit berlobang dan

dari situ lah warga kembali memasukkan racun ke dalam pokok sawit agar mati.

Setelah mengetahui itu kemudian pihak perusahaan memberikan semen ke pokok

sawit yang masih hidup. Pokok sawit yang sudah terkena racun akan ditebang dan

dilakukan penanaman ulang pokok sawit.

Mesin jonder tersebut kemudian datang dengan truk pembawa pupuk beser ta

Pak Satu. Kemudian mereka merencanakan alur penggunaan mesin tersebut. Mesin

jonder digunakan untuk pemupukan pokok sawit dengan kontur lahan yang

bergelombang dan tidak rata. Pemupukan dengan mesin jonder dan alat spin memang

sangat membantu dalam pemupukan di lokasi tersebut. Bang Zul sebagai kerne t dan

Pak Yono pengemudi terlihat sangat mahir dalam menjalankan mesin jonder tersebut.

Peneliti senyum – senyum dengan Pak Satu melihat kemahiran Pak Yono yang sudah

tua itu lihai di lokasi yang terjal dalam mengoperasikan mesin jonder tersebut.

Sewaktu proses pemupukan berlangsung Pak Surya pun datang untuk melihat proses

pemupukan dengan mesin jonder berlangsung. Pak Surya mengatakan bahwa sangat

disayangkan kalau tahun depan Pak Yono sudah harus pensiun dari perusahaan.

Dikarenakan keahlian beliau dalam mengoperasikan mesin jonder di tanah yang terjal

(31)

mengatakan bahwa dirinya juga akan pensiun tahun depan jadi beliau tidak perlu

pening – pening mencari pengganti Pak Yono sebagai operator mesin jonder.

Gambar 13. Proses pemupukan

Peneliti menayakan mengenai lahan Sei Merah Estate yang akan

digunakan pihak pemerintah untuk dijadikan jalan tol. Pihak perusahaan PT. PP.

Lonsum di Sei Merah Estate baru saja memperpanjang HGU (Hak Guna Usaha)

selama seratus tahun. Pemerintah mencanangkan memberikan ganti rugi pokok yang

akan ditebang pada areal yang akan digunakan sebagai jalan tol nantinya. Pihak

perusahaan awalnya memberi harga empat juta per pokok sebagai ganti rugi yang

akan ditanggung pemerintah. Hasil dari negoisasi antara pihak perusahaan PT. PP.

LONSUM Indonesia, Tbk. dengan pemerintah mencapai kesepakatan diharga dua juta

per pokok kelapa sawit. Tentu itu sangat merugikan pihak perusahaan dikarenakan

[image:31.596.117.517.163.414.2]
(32)

Surya menyuruh peneliti untuk melihat ke lokasi yang akan dijadikan jalan tol oleh

pemerintah.

Gambar 14. Areal perusahaan yang dialihfungsikan jalan tol

Sepulang peneliti dari lokasi pembangunan jalan tol kemudian menjumpai Pak

Surya kembali di lokasi lapangan yang sedang di jonder. Peneliti melihat beberapa

pokok sawit yang terlihat rapuh dan ditumbuhi oleh jamur. Pak Surya menjelaskan

bahwa itu adalah penyakit bagi pokok sawit yang disebut ganoderma. Pak Surya

menjelaskan kepada peneliti bahwa ganoderma adalah suatu penyakit bagi pokok

kelapa sawit yang diibaratkan seperti penyakit kanker. Tumbuhnya jamur pada pokok

sawit tersebut akan perlahan menggrogoti jaringan pada pokok dan kemudian akan

rapuh serta mati dengan sendirinya. Sampai saat ini penyakit itu masik belum

ditemukan obatnya, jadi jika ada pokok kelapa sawit yang terkena genoderma akan

[image:32.596.121.514.161.422.2]
(33)

Gambar 15. Pokok kelapa sawit yang terkena ganoderma

Penebaran pupuk dengan mesin jonder sudah selesai dikerjakan siang itu.

Peneliti dan yang lainnya berkumpul untuk pulang menuju kantor Divisi Sei Merah.

Sesampainya peneliti di kantor Divisi, terlihat semua sibuk akan kerjaannya masing –

masing. Mandor Arief kemudian terdengar mengeluh akan banyaknya catatan mandor

setiap hari yang dicatat. “sampai – sampai nyentuh istriku aja enggak sempat di

rumah”, kata Pak Arief memecah suasana sibuk di dalam kantor. Seketika seluruh

karyawan di dalam kantor melihat Pak Arief sambil tertawa melepas penat.

Berasan di kantor Divisi Sei Merah dilakukan setiap pertengahan bulan. Siang

itu ketika kerjaan di kantor sudah hampir rampug datang lah beberapa orang yang

membersihkan teras kantor. Terpal ditebar lebar di teras kantor dan tidak lama satu

mobil truk sedang datang membawa beberapa karung. Peneliti melihat keadaan di

luar kantor dan Kak Pinka memberitahu bahwa akan ada berasan. Pekerjaan yang

[image:33.596.132.501.107.342.2]
(34)

itu. Sebagian karung beras diambil dari sisa berasan sebelumnya di gudang belakang

kantor. Setelah semua disusun rapi di teras kantor timbangan pun digantung.

Gambar 16. Suasana berasan di kantor Divisi Sei Merah

Sembari menunggu Buk Tuty datang dari kantor Sei Merah Estate para

karyawan dibariskan rapi di teras kantor. Buk Tuty datang dengan membawa buku

untuk mendata jatah para karyawan yang akan mendapatkan jatah berasan.

Kebanyakan yang datang untuk mengambil jatah berasan adalah istri dan anak – anak

dari karyawan. Pembagian beras pun dilakukan dari barisan paling depan. Awal

barisan masih rapi dan beraturan, namun karena merasa lama mengantri yang

mengantri di belakang mulai mendesak kedepan sehingga yang mengantri mulai

berdesakan. Dikarenakan mereka saling mengenal jadi kejadian itu mereka anggap

sebagai candaan tanpa ada yang marah karena berdesakan mengantri jatah beras.

Peneliti melihat beras yang dibagikan adalah jenis beras catu yang jarang sekali

[image:34.596.119.513.162.393.2]
(35)

Minggu terakhir peneliti di Divisi Sei Merah pun akan berakhir. Peneliti

mendapat kesempatan untuk mengikuti Pak Arief untuk mengikuti proses memanen

buah sawit. Pagi itu peneliti kembali kerumah untuk mengganti sepatu lapa ngan dan

membawa kendaraan sendiri. Pak Arief sudah bersiap di depan kantor Divisi Sei

Merah dan tidak menunggu lama langsung menuju kebun tempat lapangan yang akan

di panen. Di lokasi panen para karyawan manen sedang menunggu kehadiran mandor

panen mereka untuk mendapatkan pengarahan terdahulu. Setelah mendapatkan

pengarahan dari Pak Arief mereka pun langsung mengambil bagiannya

masing-masing di lapangan.

Para pemanen terlihat sudah mahir dalam mengeggrek buah sawit dari

pokoknya. Peneliti melihat kekompakan setiap tim pemanen, ada yang mengeggrek

buah ada yang memantau pokok, ada yang melihat pokok sawit yang sudah produktif

serta yang menganggkut janjang buah ke lokasi penjemputan truk. Disela – sela para

pemanen terlihat dua orang anak kecil yang masih SD ikut ambil bagian dalam

memanen. Tugas mereka hanya mengumpulkan brondolan sawit yang jatuh beserakan

disekitar pokok sawit yang telah dieggrek pemanen. Peneliti mendapatkan informasi

dari para pemanen bahwa anak SD yang ikut memanen tersebut adalah keluarga salah

(36)

Gambar 17. Anak kecil yang ikut mengumpulkan brondolan sawit

Buah sawit yang jatuh dieggrek oleh pemanen kemudian diangkat ke

pinggiran lapangan untuk dikumpulin disatu tempat beserta brondola n sawit yang

dikumpulin. Tidak lama beberapa orang akan datang untuk menimbang berat buah

yang dikumpulin serta mengangkutnya ke dalam truk. Hasil timbangan buah itulah

yang akan dicatat oleh mandor sebagai data mentah di kantor Divisi Sei Merah

nantinya. Peneliti melihat mereka mengangkut janjang buah sawit kedalam truk

dengan besi berbentuk mata pancing dengan pundak mereka sebagai tumpuannya.

Truk akan terus berjalan dan para pengangkut buah sawit akan berlari ketempat yang

ada buah sawitnya dengan ditemani Bang Pion untuk mencatat berat panen di setiap

lapangan.

Upah harian para karyawan manen tergantung dari jumlah panen yang mereka

kumpulkan dihari itu dibagi dengan centeng sebagai penjaga buah sawit yang

dikumpulin. Pak Arief mengatakan bahwa buah sawit juga tidak bisa sembarangan

dipanen. Para pemanen dan mandor melihat tingkat CPO yang disetejui oleh pihak

[image:36.596.147.491.107.323.2]
(37)

hasilnya tidak akan dihitung dan pihak pemanen akan mengganti rugi buah yang

dipanen. Mereka akan memanen buah dari pokok sawit setelah melihat lebih dari lima

buah brondolan yang jatuh. Hal tersebut menandakan bahwa buah sawit siap untuk

dipanen karena memiliki kandungan CPO yang sesuai dengan kriteria perusahaan.

[image:37.596.140.494.212.438.2]
(38)

BAB. IV

BUDAYA KORPORASI PT. PP. LONSUM INDONESIA, Tbk. DAN AKTIFITAS KARYAWAN DI KANTOR DIVISI

MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI

4. 1. Globalisasi

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang

bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia

global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat

akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting

kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang

harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan

kehidupan di era globalisasi ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial budaya

pada suatu bangsa. Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup

keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya

batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring dan dikontrol.

Globalisasi merupakan hal yang bisa sangat mengerikan jika dapat merubah

semua tatanan kehidupan dengan meninggalkan nilai – nilai luhur bangsa. Globalisasi

dapat memperluas wawasan budaya, meningkatkan kemampuan asing, meningkatkan

pengetahuan, mengubah sikap mental ke arah yang lebih, meningkatkan produktivitas

kerja, dan memberikan arah dalam perilaku. Indonesia sebagai bagian dari masyarakat

(39)

perubahan itu justru memunculkan dampak dan manfaat bagi negara Indonesia.

Globalisasi menyumbangkan pengaruh besar yang mencakup berbagai aspek dalam

kehidupan, baik dalam aspek ekonomi, informasi dan teknologi, budaya, ilmu

pengetahuan maupun hukum. Dengan sendirinya tantangan – tantangan pun hadir

untuk dihadapi.

Perusahaan PT. PP. LONSUM Indonesia, Tbk. melihat dari sejarahnya pada

bab yang sebelumnya banyak mendapatkan perubahan – perubahan dari pemiliknya.

Budaya korporasi yang ditanamkan diperusahaan tersebut pun memiliki perubahan –

perubahan baik itu dari budaya luar maupun dari budaya di sekitarnya. Perusahaan

perkebunan yang berkembang di bawah pimpinan bangsa Eropa khusunya Inggris ini

masih menggunakan budaya perusahaan asing yang akan terus berubah untuk

mengikuti arus globalisasi saat ini. IndoAgri selaku pemegang saham terbesar di

perusahaan PT. PP. Lonsum tersebut juga terjadi perubahan – perubahan yang berarti,

semata – mata untuk melayani perubahan – perubahan globalisasi sampai dewasa ini.

Segala bentuk budaya korporasi yang telah ditanamkan akan sembari menc ari budaya

korporasi baru yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan tersebut.

Pemegang saham PT. PP. Lonsum yang mayoritas dimiliki oleh etnis cina

memiliki budaya korporasi yang berbeda dari sebelumnya. Etos kerja tinggi yang

umumnya dimiliki oleh etnis cina menjadi suatu permasalahan bagi beberapa

karyawan perusahaan khusunya di kantor Divisi Sei Merah Estate. Penggabungan

beberapa budaya lokal dengan budaya asing menjadi tantangan tersendiri bagi

perusahaan untuk dapat mengikuti arus globalisasi yang semakin menderas. Suatu

(40)

korporasi yang terjadi pasti memiliki sikap yang berbeda – beda bagi karyawan dalam

menaggapinya. Namun, budaya korporasi yang dirancang oleh perusahaan PT. PP.

Lonsum tentunya dirancang untuk dapat menjawab tantangan – tantangan globalisasi

saat ini.

4. 2. Penerapan Nilai Budaya Korporasi

Setiap perusahaan akan menemukan nilainya sendiri dari budaya korporasi

yang mereka ciptakan dan gunakan dalam kehidupan sehari – hari untuk bekerja.

Inovasi yang berkelanjutan dan unggul yang secara bersama – sama dibangun antara

pemangku kepentingan dengan menjunjung tinggi integritas. Perusahaan tersebut

menjalankan usahanya dengan integritas yang tinggi di mana disiplin adalah kata

kunci bagi falsafah perusahaan PT. PP. LONSUM Indonesia, Tbk. Perusahaan dengan

pemangku kepentingan akan terus menggali inovasi – inovasi yang terbaru. Integritas

yang tinggi seakan hal yang wajib bagi perusahaan untuk dimatangkan mengikuti arus

di era globalisasi saat ini. Penerapan nilai tersebut menjadi budaya yang digunakan

oleh setiap karyawan.

Disiplin adalah nilai yang ditanamkan perusahaan kepada setiap karyawan di

perusahaan tersebut. Nilai yang menjadi budaya bagi perusahaan tersebut akan terus

diturunkan kepada setiap karyawan di perusahaan. Bagi karyawan yang baru budaya

disiplin ini akan diberikan kepada mereka dan akan diteruskan kepada setiap

karyawan yang baru. Setiap divisi perusahaan akan menyebarkan disiplin yang

diturunkan dari pemimpin perusahaan. Hal tersebut akan mereka sebar melalui

pertemuan – pertemuan maupun pelatihan – pelatihan bagi seluruh karyawan

(41)

Peneliti melihat kegiatan briefing yang setiap pagi dilakukan di Kantor sei

Merah sebelum mereka melakukan pekerjaan mereka di hari itu. Pertemuan yang

mereka langsungkan dipimpin oleh Pak Eddy selaku manajer Sei Merah Estate dan

Pak Surya kemudian akan meneruskan pertemuan sesama karyawan kebun dengan

para mandor. Kebiasaan melakukan briefing setiap pagi sudah menjadi kebiasaan para

karyawan di Kantor Divisi. Pertemuan itu dilakukan sebelum jam masuk kerja

dimulai selama lebih kurang tiga puluh menit. Hal tersebut dilakukan agar setiap

karyawan tau apa – apa saja yang harus mereka kerjakan di hari itu dan apa – apa saja

alat – alat yang diperlukan. Tidak jarang pertemuan mereka juga sebagai waktu di

mana para karyawan menyampaikan kebutuhan mereka selama bekerja se rta

hambatan – hambatan yang terjadi di lapangan.

Disiplin mengenai waktu juga menjadi hal mutlak yang harus setiap karyawan

perusahaan miliki. Disiplin waktu juga telah menjadi budaya yang ditanam

perusahaan. Jam masuk kerja, istirahat, bahkan jam pulang kerja karyawan.

Perusahaan kini telah menggunakan mesin fingerprint untuk mengawasi jam kerja

para karyawan bekerja di lapangan sehingga mereka menggunakan waktu secara

efektif. Para karyawan di Divisi Sei Merah awalnya tidak adanya pengawasan jam

kerja, hanya adanya karyawan yang bertugas mengawasi absen para karyawan kebun

dan para mandor untuk mengawasi kinerja setiap karyawan kebun di lapangan.

Nilai yang menjadi budaya korporasi perusahaan tersebut akan menjadi suatu

integritas yang tinggi. Menjunjung suatu integritas yang tinggi adalah hasil dari

kerjasama antar sesama pemangku kepentingan dengan para karyawan perusahaan.

(42)

yang lain. Disiplin kerja yang baik dan mendapatkan hasil yang sesuai target akan

memberikan pengaruh sendirinya bagi karyawan. Setiap aspek perusahaan akan terus

menjaga dan mengembangkan yang menjadi kebanggaan perusaan saat ini. Menjaga

kualitas hasil buah yang akan di panen serta loyalitas kerja bagi seluruh pegawai

Divisi Sei Merah.

Ketika para karyawan kebun bekerja, mandor satu dan Pak Surya bahkan Pak

Eddy sering ikut mengawasi kerja para karyawannya. Setiap kerjaan yang d ilakukan

karyawan kebun akan selalu diperhatikan cara kerja mereka dan akan terus melakukan

inovasi – inovasi yang unggul dalam hal berkebun. Karyawan kebun dikasih

kebebasan untuk terus menemukan inovasi yang dapat mereka gunakan saat bekerja.

Seperti halnya mandor Havizh dan anggotanya menemukan ramuan baru dalam

mengurangi wabah kumbang yang sering merusak bibit pokok kelapa sawit di

kawasan replanting. Penemuaan mereka kemudian akan disebar ke berbagai divisi

yang ada untuk dijadikan penangkal hama kumbang.

Pak Surya yang menjabat sebagai asisten lapangan di Kantor Divisi Sei Merah

yang sebelumnya menjabat sebagai asisten lapangan di kota Palembang. Sistem rotasi

yang ditanamkan perusahaan bersifat lima tahun sekali. Hal tersebut membuat seluruh

Divisi di Indonesia akan mendapatkan pemimpin Divisi yang baru dan segar. Setiap

asisten lapangan yang mereka miliki pasti mempunyai kemampuan yang berbeda –

beda. Untuk menyeimbangkan serta pembaruan di setiap Kantor Divisi maka

perusahaan akan terus merotasi asisten lapangannya. Asisten lapangan yang bagus

kinerjanya menurut perusahaan akan ditempatkan di lokasi Divisi yang mengalami

kemunduran dan sebaliknya bagi asisten lapangan yang prestasinya biasa – biasa saja

(43)

menjelaskan bahwa lokasi Divisi yang akan didapat setiap aisten lapangan tergantung

kedekatan mereka kepada manajer kebun.

Sei Merah Estate memiliki dua lokasi Divisi, yaitu Divisi Sei Merah yang

peneliti lakukan penelitian dan Divisi Kalitawang. Peneliti berjumpa dengan asisten

lapangan Divisi Kalitawang bernama Pak Doddy ketika malam pertama peneliti di Sei

Merah. Pak Doddy asisten Divisi Kalitawang yang masih muda dan berbadan besar.

Beliau asisten lapangan kebun PT. PP. Lonsum di kota Palembang. Perpindahan

beliau dipercepat karena serangan orang tidak dikenal ketika lagi makan di warung.

Mereka mengatakan bahwa warga kebun kota Palembang banyak yang jahat.

Serangan tersebut menyebabkan banyak luka tusukan di perut dan badan lainnya.

Sistem absensi karyawan biasanya dilakukan manual dipagi hari. setelah absen

mereka akan kembali bekerja ke lapangan. Meskipun ada karyawan yang telat mereka

akan mengisi jam masuk selanjutnya dari absen jam sebelumnya. Pulang kerja jam

dua siang mereka langsung pulang kerumah langsung. Pak Udin lah yang bertugas

mengecek apakah benar mereka berada di lapangan saat jam kerja berlangsung.

Biasanya jika kerjaan mereka sudah selesai sebelum jam dua siang, mereka akan

langsung pulang ke rumah masing – masing sebelum jam pulang kerja. Hanya saja

para mandor akan kembali ke Kantor Divisi Sei Merah untuk menyelesaikan catatan

tentang kerjaan mereka. Para mandor akan melaporkan kegiatan mereka selama di

lapangan dan para anggotanya yang bekerja. Penilaian d ari para mandor kepada

anggotanya yang masih baru dan berstatus buruh harian lepas (BHL) akan

(44)

PT. PP. LONSUM Indonesia, Tbk. membuat sistem absensi baru dengan alat

fingerprint agar lebih efektif mengenai data absensi setiap karyawan. Siang itu

karyawan dari PT. PP. Lonsum di Medan dengan ditemani karyawan data ke

karyawanan Sei Merah Estate datang ke Kantor Divisi Sei Merah untuk

mensosialisasikan penggunaan fingerprint. Pagi hari ketika briefing sudah

disampaikan Pak Surya untuk hadir jam dua siang dalam rangka mensosialisasikan

sistem absensi yang terbaru. Sistem absensi dengan fingerprint akan memberikan data

yang akurat bagi perusahaan agar para karyawannya tidak ada yang melakukan

kecurangan pada jam kerja. Para karyawan yang lembur juga akan jelas terdata jadwal

pulangnya dan tidak ada karyawan yang mengisi absen karyawan yang lainnya.

Tidak biasa siang itu Kantor Divisi Sei Merah sudah dikerumuni oleh para

karyawan lapangan dan para mandor. Mereka menunggu jam dua untuk mengabsen

jam pulang dengan alat fingerprint. Sebelumnya setiap karyawan Divisi Sei Merah

mendatangi kantor Sei Merah Estate untuk memasukkan data jari karyawan ke alat

tersebut. Jam menunjukkan dua siang dan mereka mulai berdesak – desakan mencoba

alat tersebut agar jam yang mereka absen tidak kelewatan. Perempuan maupun laki –

laki semua gabung berdesakan ingin cepat melakukan absen pulang lalu pulang

(45)

Gambar 19. Para karyawan melakukan absensi dengan alat fingerprint

Besok paginya para karyawan sudah berkumpul di depan jendela kantor untuk

berdesakan mengisi absen karena takut telat akan membuat gaji mereka terpotong.

Alat fingerprint yang cumin satu buah yang membuat proses absensi menjadi lama.

Pagi itu Kak Pinka ditelepon pihak Sei Merah Estate untuk mengantarkan buku

laporan Divisi Sei Merah dan membawa flashdisk yang ada di alat fingerprint.

Peneliti menemani Kak Pinka ke kantor Sei Merah Estate dan menyerahkan buku

laporan dan flashdisk absen. Mereka memberikan satu unit alat fingerprint untuk

Divisi Sei Merah agar proses pengabsenan dapat lebih cepat dilakukan. Laporan dari

Pak Surya bahwa satu alat absen yang ada di Kantor Divisi Sei Merah membuat para

karyawan lapangan berdesakan untuk mengabsen.

Proses pengabsenan dengan alat fingerprint memang masih banyak

kekurangannya, beberapa karyawan yang mengabsen masih tidak terdata identitasnya.

Karyawan yang namanya tidak teridentifikasi di alat fingerprint menjadi panik karena

[image:45.596.139.496.108.323.2]
(46)

perempuan dan laki – laki yang berpisah membantu proses pengabsenan lebih cepat

dan tidak berdesakan. Para karyawan terlihat sudah rapi dan bersih karena lepas

bekerja mereka pulang kerumah dahulu sembari menunggu jam dua siang untuk absen

pulang.

Menurut para karyawan lapangan Sei Merah dengan dibuatnya absen

menggunakan fingerprint tidak begitu berguna. Mereka pagi – pagi akan mengisi

absen dengan fingerprint di Kantor Divisi Sei Merah dan berangkat ke lapangan untuk

bekerja. Untuk mengetahui apakah mereka memang betul – betul ada bekerja

dilapangan adalah tugas Pak Udin yang memantaunya di lapangan. Pekerj aan yang

mereka lakukan bisa saja dilakukan dengan cepat sebelum jam pulang kerja. Para

karyawan umumnya memiliki kebun mereka sendiri, jadi mereka mempercepat

pekerjaan mereka di lapangan dan setelah itu mereka akan bekerja di kebun milik

mereka sendiri. Sepulang dari kerja di lapangan sebagian pulang kerumah mereka

untuk berintirahat dan mandi. Jam tengah dua siang mereka kembali datang ke Kantor

Divisi Sei Merah untuk mengisi absen pulang dengan alat fingerprint.

Para karyawan di Sei Merah Estate sudah menggunakan absen dengan alat

fingerprint. Bang Ardy karyawan data Sei Merah Estate yang tinggal bersama peneliti

sering pulang kerja sampai malam jam sembilan. Bang Ardy mengatakan kalau

bekerja di situ harus seperti makan dengan lauk dan sayurnya juga. Beliau

mengatakan kalau bekerja di perusahaan tersebut hanya mengandalkan gaji saja tidak

lah cukup. Karyawan diberikan upah tambahan jika lembur jam pulang kerja.

Bagaimana caranya agar beliau bisa pulang sampai malam agar mendapatkan jam

kerja yang lebih. Mengulur kerjaan dengan menyelesaikannya pelan akan mengulur

(47)

Estate melakukan hal sedemikian. Mendapatkan penghasilan lebih dari hasil jam

lembur membuat mereka lebih lama bekerja di kantor,

Manajer, asisten kebun, dan asisten lapangan terkecuali mendapatkan jam

lembur karena mereka tergolong staf di PT. PP. Lonsum. Satu hari dua puluh empat

jam adalah jam kerja para staf yang diberikan perusahaan. Kategori staf memang

memiliki fasilitas yang lebih ketimbang para karyawan yang lainnya. Rumah tinggal

yang permanen, asisten rumah tangga sendiri, tukang taman sendiri dan fasilitas

rumah lainnya yang membuat kenyamanan bagi para staf. Kapan perusahaan

membutuhkan mereka untuk dipanggil haruslah siap sedia mau jam berapa pun itu.

Meskipun jam pulang kerja sudah selesai namun mereka harus tetap mengawasi

bagaimana keadaan kebun sekitarnya.

Supir bus yang membawa tim LKBM dari medan bertugas membawa anak

sekolah pagi – pagi dan menjemput mereka sepulang sekolah. Ketika siang hari di

kebun saat mensurvei lapangan, supir pergi untuk menjemput anak sekolah yang akan

pulang. Anak sekolah yang merupakan anak dari karyawan PT. PP. Lonsum Divisi

Sei Merah lah yang dijemput. Pak Amin yang merupakan supir bus di Sei Merah

Estate hanya bekerja menjemput dan mengantarkan anak – anak karyawan Divisi Sei

Merah bersekolah sehari – harinya. Hari itu beliau mendapatkan tugas tambahan

dengan membawa tim LKBM tersebut. Hari sudah mulai gelap dan melewati jam

pulang kerja Sei Merah Estate pukul empat sore. Pak Amin terlihat nyantai saja meski

waktu bekerja sudah lewat jamnya. Beliau mengatakan kalau tim LKBM belum

pulang tidak menjadi masalah mau sampai jam berapa pun. Jam kerja beliau sudah

(48)

Upah lembur sesuatu yang sangat diharapkan oleh setiap karyawan di Sei

Merah Estate untuk menambah penghasilan mereka. Lewat dari jam pulang kerja

terhitung lembur setiap jamnya. Dalam satu jam mereka mendapatkan upah lima belas

ribu dan jika lebih dari tiga jam akan dikalikan dua ratus persen. Keuntungan persen

yang sampai dua ratus persen yang membuat karyawan bela – belain untuk kerja

lembur. Berbeda dengan karyawan PW seperti Kak Pinka dan Bang Ganang yang

tidak akan mendapat jam lembur sampai mereka menjadi karyawan. Peneliti sering

menemani Kak Pinka di Kantor Divisi Sei Merah sampai Buk Tuty pulang kantor

lewat jam pulang kerja. Buk Tuty yang pulangnya lama akan mendapatkan jam

lembur sedangkan Kak Pinka yang harus menunggu Buk Tuty pulang tidak

mendapatkan upah jam lembur sama sekali. Kak Pinka di Kantor Divisi Sei Merah

bekerja seakan lebih mendapatkan beban kerja yang banyak karena beliau masih baru

bekerja di Divisi Sei Merah. Karyawan PW yang tidak hadir bekerja tidak akan

dibayar kerjanya namun jika beban jam kerja yang berlebih akan dihitung sebagai

loyalitas bekerja saja.

Peneliti pernah ikut dalam proses melangsir pupuk dengan mobil truk. Bang

Pitoyo yang dulunya hanya kernek truk berstatus karyawan PW kini menjadi supir

utama truk dengan status karyawan DRP. Beliau kini tinggal bersama istri dan

anaknya di rumah tinggal yang disediakan oleh pihak perkebunan. Ketika menjadi

kernek truk, beliau diajak oleh supir utama truk untuk membantunya melangsir pupuk

ke lapangan. Dari situ Bang Pitoyo terus belajar bagaimana mengoperasikan truk dan

akhirnya mendapatkan kepercayaan oleh pihak perusahaan untuk menjadi supir

cadangan. Selama perjalanan melangsir pupuk, Bang Pitoyo terlihat sangat akrab

(49)

pupuk pun dihabiskan dengan berbincang – bincang seputar pekerjaan di kebun Sei

Merah Estate.

Bang Pitoyo bisa menjadi supir truk karena telah terjadi suatu hal pada sup ir

yang sebelumnya. Beliau bisa menjadi supir utama truk itu karena supir yang

sebelumnya telah dipecat oleh pihak PT. PP. Lonsum Sei Merah Estate. Supir yang

sebelumnya telah ketahuan oleh pihak perusahaan telah melakukan kecurangan.

Ketika membawa buah sawit hasil panen, supir tersebut ketahuan menurunkan

beberapa jenjang buah di pinggir jalan dan nantinya sepulang dari gudang quality

control akan diambilnya kembali. Hal tersebut sudah kategori pencurian oleh orang

dalam. Pihak perusahaan PT. PP. Lonsum tidak mentolerir yang namanya kasus

pencurian. Oleh sebab itulah supir tersebut dipidanakan oleh pihak Sei Merah Estate

ke kantor polisi Tanjung Morawa. Keluarga supir tersebut pun dikeluarkan dari rumah

tinggal perusahaan tersebut karena pemecatan langsung yang diberikan kepadanya.

Perusahaan PT. PP. LONSUM Indonesia, Tbk. menyediakan fasilitas seperti

rumah tinggal yang akan diberikan kepada para karyawannya. Rumah tinggal yang

didapat hanya diperuntukkan oleh karyawan DRP dan staf kebun tersebut. Rumah

tinggal karyawan kebun bersifat sementara hanya ketika mereka masih aktif bekerja

di Divisi Sei Merah. Pada umumnya para karyawan yang tinggal di rumah tinggal

pihak perusahaan tidak memilik rumah lagi diluar kebun. Jika mereka dipecat ataupun

pensiun tidak memiliki rumah pribadi yang mereka tempati nantinya. Oleh sebab itu

anak dari karyawan Divisi Sei Merah dari mudanya sudah diproyeksikan be

Gambar

Gambar 7. Kantor Divisi Sei Merah
Gambar 8. Map tahun tanam Sei Merah Estate
Gambar 9. Buku pendataan Daily Harvesting Cost Sei Merah
Gambar 10. Papan Mading Daily Harvesting Cost Sei Merah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pegawai A telah melakukan pelanggaran yaitu tidak memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan. Setelah melalui pemeriksaan telah

Bagi seorang atlit sepakbola mutlak bahwa jiwa nasionalisme harus dimilikinya untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah air, karena ketika atlit

Pada hari ini Jumat tanggal Tujuh bulan Oktober tahun 2016, yang bertanda tangan dibawah ini Pokja ULP Barang/Jasa Pembangunan Pondasi Pagar Keliling Madrasah Aliyah

percepatan sudut (c) gerak menggelinding benda tegar pada bidang miring (d) hukum kekekalan momentum. Setelah soal tes disusun, kemudian soal tersebut

dan mikropartikel cangkang telur tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kecernaan lemak, massa lemak daging, bobot relatif lemak abdominal dan bobot akhir ayam broiler. dan

Faktor amplifikasi tanah disekitar kecamatan Tembalang yang dihitung dengan pen- dekatan HVSR ternyata hampir sama dengan pen- dekatan SSA.Jika dilihat dari biaya

Tujuan daripada penulisan ini adalah menganalisa besarnya energi yang dipakai pada proses peleburan skrap aluminium didalam tungku yang dilengkapi dengan

Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan : harta yang dihibahkan, bantuan atau