• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.4 Metode Pelaksanaan

3.4.5 Budidaya Thalassiosira sp

Budidaya Thalassiosira sp yang dilakukan dengan cara bertingkat dimana dimulai dari skala laboratorium, intermediet sampai massal.

Kultur Stok Murni (Laboratorium)

Tahap laboratorium dikenal dengan skala kecil yang bertujuan menjaga ke murnian dan kelestarian alga. Budidaya skala laboratorium ini pada umumnya di lakukan dalam ruangan tertutup dengan kondisi lingkungan terkontrol pada setiap wadah budidayanya.

Pada kultur Thalassiosira di PT. Central Pertiwi Bahari Takalar untuk kultur skala laboratorium menggunakan wadah dengan volume bertingkat.

Kultur Media Agar

Kultur media agar merupakan suatu proses penanaman atau penumbuhan bibit yang dilakukan pada cawan petri. Tahapan dalam pembuatan media agar yaitu menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, batco ditimbang sebanyak 15-20 gram kemudian bacto agar, magnetik steril dan air laut ke dalam erlenmeyer volume 100 ml, bacto agar dipanaskan hingga mendidih di atas hot plat kemudian menambahkan pupuk Epyzim, silik, vitamin mix. Kemudian dipindahkan dalam cawan petri. Media agar dan bibit untuk kultur (testub elenmeyar dan botol) disia pakan. Sekeliling petridis dipaskan dengan bunsen sebelum membuka dan menu tup, bibit dituang pada media agar dan disimpan pada lemari kultur dengan pencahayaan yang cukup. Setelah 5-7 hari akan mengering dan menghasilkan bibit yang warnanya cerah dan tidak terkontaminasi.

Kultur Skala Testub

Kultur skala Testub merupakan proses kultur dari transfer media agar. Bibit yang sudah tumbuh diambil pada media agar, kemudian bunsen disiapkan jarum ose dibakar hingga panas dan didinginkan. Petridish dan mulut ampul Difiksasi sebelum dan sesudah kultur. Bibit Thalassiosira sp dipindahka dalam Botol testub, yang berisi media 15 ml, kemudian ampul ditutup menggunakan aluminiumfoil dan disimpan pada lemari kultur dengan intensitas cahaya.

Kemudian dihogenkan setiapa hari. Bibit Thalassiosira sp siap dipindahkan ke media erlenmeyer. Standar kriteria bibit yang siap dipanen yaitu warna terlihat coklat cerah atau coklat keemasan, isi sel hampir penuh dinding sel jelas dan kokoh.

Kultur Skala 100 ml ( Esrlenmeyer)

Kultur skala erlenmeyer adalah proses kultur yang dilakukan setelah kultur testub. Sebelum dipindahkan bibit dari testub dicek terlebih dahulu dengan menggunakan mikroskop. Sebelum melakukan kultur, terlebih dahulu meja laminari disemprot dengan menggunakan alkohol dan pastikan tangan selalu di semprot dengan alkohol 96% selama proses kultur, mulut testub dan erlenmeyer terlebih dahulu difiksasi sebelum bibit tersebut dipindahka dari testub ke erlenm eyer. Hal ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme setelah proses pemind ahan selesai meja laminari disemprot dengan alkohol, letakkan bibit pada lemari kultur dengan pencahayaan konstan dan homogenkan setiap hari. Agar bibit dan nutrisi dalam media dihomogen, pemanenan dilakukan setelah hari ke 1-5 yang telah melalui proses pengecekan dengan mikroskop. Standar kriteria

pemeliharaan bibit adalah bebas dari kontan minan (kompotiror dan predator), warna sel coklat cerah atau coklat keemasan, isi sel hampir penuh, dinding sel jelas dan kokoh.

Kultur Skala 1 Liter (Botol)

Kultur skala botol merupakan lanjutan dari skala erlenmeyer kultur skala botol ada 2 yaitu, boto 1 (bibit berasal dari erlenmeyer) dan botol 2 (B2) (bibit yang berasal dari botol B1). Bibit yang telah siap dikultur telah melalui proses pengecekan dimicroskop. Bibit ditrasnfer dilakukan secara steril. Air yang di masukkan ke dalam botol 1 volume liter sebanyak 700 ml dan diberi bibit 2 erle nmeyer yang volume 80 ml. Sedangkan untuk botol 2 (B2) bibit yang digunakan berasal dari botol B1 dengan pemberian bibit sebanyak 215000 ml. Setelah tahapan kultur selesai dilakukan pemberian aerasi. Pada botol 1 pemanenan dilakukan setelah hari ke 3, dan botol B2 pemanenan dilakukan pada hari ke 3. Stadar kriteria pemeliharaan bibit untuk botol 1 dan botol 2 adalah bebas dari kontaminasi, warna sel coklat cerah atau coklat keemasan. Isi sel hampir penuh, dinding sel jelas dan kokoh.

Kultur Skala 15 Liter (Galon)

Kultur skala galon 15 liter merupakan transfer dari botol 1 liter, tiap galon diberi bibit sebanyak 2 botol. Kultur skala 15 liter dilakukan dengan cara mensterilkan peralatan dengan alkohol kemudian mengisi galon dengan air laut yang dialirkan dibak penampungan sebanyak 13 liter. Selang aerasi dan sedotan

dipasang pada galon kemudian dinyalakan, kemudian pemberian tiosufat untuk menetralisir kandungan kaporit kemudian cek menggunakan clorint test merek oto, jika air berwarna kuning maka media galon masih belum netral, akan tetapi jika air bening maka media sudah netral dan dilakukan pemupukan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk EDTA sebanyak 3,75 ml, silikat sebanyak 7,5 ml dan AGP sebanyak 7,5 ml. Kemudian bibit dimasukkan ke dalam galon dan di berikan pencahayaan konstan, pemanenan di lakukan setelah 3 hari. Kegiatan kultur Thalassiosira sp pada skala laboratorium dapat dilihat pada Lampiran 1. Skema kultur Thalassiasira sp pada volume bertingkat skala laboratorium dapat dilihat pada Gambar 7.

Media agar Testube vol. 20 ml Erlenmeyer vol. 100 ml

Galon vol.15 liter Botol vol.1 liter Botol vol. 1 Liter

Kultur Skala Intermedet

Kultur Thalassiosira sp skala intermediet adalah kelanjutan dari kultur skala laboratorium. Kultur skala intermediet dilakukan di ruangan terbuka dengan wadah kultur berupa bak fiber volume 1 ton dan bak beton dengan volume 15 ton. Kultur intermedit dilakukan di bawah sinar matahari pada bak beton. Suhu pada kultur skala intermediet tidak bisa dikontrol dengan mudah mengingat tempat kultur yang berada di luar ruangan, sehingga teknik kultur yang dilakukan berbeda dengan kultur skala laboratorium. Pada skala intermediet di butuhkan kecermatan terhadap kondisi cuaca harian, kondisi bibit dan kondisi air. (Penjelasan teknisi lapangan)

Kultur Skala Bak Fiber

kultur skala bak fiber merupakan transfer digalon 15 liter, bak fiber digunakan berkapasitas 1 ton dan bibit yang diberikan sebanyak 2 galon (30 liter). Setelah itu dilakukan pemberian pupuk NaNO3 60 gram, DSP 5 gram, Urea 10 gram, Silikat 11 gram dan AGP 5 ml lalu diberi aerasi. Bibit yang diberiakan telah melalui proses pengecekan dimikroskop dan pemanenan atau di transfer ke intermedit selama 24 jam.

Kultur Skala Intermedit Volume 15 Ton (Bak Beton)

Kultur intermedit bibit berasal dari bak fiber sebelum dilakukan transfer bibit air media dinetralisasi dengan Tiosulfat untuk menetralkan kandungan kaporit. Setelah netral dilakukan pemupukan diberi pupuk NaNO3 sebanyak 720 gram, DSP 60 gram, urea 120 gram, silikat 132 gram, dan AGP 60 ml kemudian

bibit ditransfer dari bak intermedit ke bak massal sebanyak 15 ton dan dipelihara selama 24 jam sebelum dikultur pada bak massal. Kegiatan kultur pada volume bertinkat Thalassiosira sp dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Volume wadah kultur Thalassiosira sp pada skala intermedit

Gambar Wadah Jenis Wadah Keterangan

Bak Fiber bulat, volume 1 ton

Setengah sampai satu hari dikultur di wadah volume 1 ton, dan ditransfer dikultur ke volume 15 ton

Bak Beton, vol. 15 ton

Setengah sampai 1 hari dikultur di wadah volume 15 ton, dan ditransfer dikultur ke volume 50 ton

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017

Kultur Skala Massal

Kultur Skala Massal Volume 50 Ton

Kultur skala massal pada prinsipnya sama dengan kultur skala

intermediet, namun yang membedakan adalah ukuran bak yang digunakan. Bak kultur yang digunakan pada kultur skala massal adalah bak dengan volume 50 ton, selain itu pada kultur skala massal adalah kultur tahap terakhir Thalassiosira sp yang dapat dikonsumsi oleh larva udang vaname sedangkan kultur skala intermediet itu belum bisa dipanen karena belum mencukupi kebutuhan pakan

yang ada dilarva. Lokasi yang digunakan hampir sama dengan kultur intermedit yaitu kultur massal dilakukan di lokasi terbuka matahari dan hujan dapat masuk dengan mudah ke dalam bak– bak kultur. Alat dan bahan yang digunakan dikultur skala massal tidak banyak, hampir sama dengan skala massal intermediet, yaitu pipa, air, kaporit, pupuk, Tio sulfat, dan aerasi.

Dalam kultur massal yang dilakukan adalah mencuci bak kultur massal dengan menyemprotkan air dan dinding bak dan dasar bak disikat. Setelah bersih, dikeringkan selama 1 hari dengan memanfaatkan sinar matahari. Untuk mencapai volume bak kultur massal sebanyak 50 ton, lakukan pengisian air sebanyak 35 ton, karena Thalassiosira sp yang akan di transfer dari bak intermediet

sebanyak 15 ton. Setelah diisi air diberikan kaporit sebanyak 40 ppm setelah itu diamkan selama 6 jam dan aerasi untuk mengaduk kaporit. setelah 6 jam diberikan Tiosulfat untuk menetralkan kaporit. Setelah 24 jam diberikan pupuk NaNO3 3000 gram, DSP 250 gram, Urea 500 gram, silikat 550 gram dan AGP 250 ml, aerasi yang dipasang akan mengaduk pupuk hingga rata.

Kemudian transfer plankton dari intermediet ke massal dengan menggunakan pipa transfer, setelah semua plankton dibak internediet habis. Selanjutnya cuci kembali bak intermediet agar bisa digunakan lagi tunggu hingaa 2 hari. Kegiatan kultur Thalassiosira sp pada skala intemediet dan massal dapat dilihat pada Lampiran 2. Kegiatan kultur pada skala massal Thalassiosir sp dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Volume wadah kultur Thalassiosira sp pada skala massal

Gambar Wadah Jenis Wadah Keterangan

Bak Fiber bulat, volume 50 ton

Setelah sampai 3 hari dikultur di wadah volume 50 ton, dan ditransfer dikultur ke bak larva

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017

Dokumen terkait